Kamis, 05 April 2012

[Fanfiction] My Kindheart Boy


Jika aku dapat membaca takdir,akankah aku bisa mengerti tentang apa yg ingin ku pahami ?? Airmata,cinta,dan sesuatu yg memberi kehidupan.


Author  P.O.V
Seorang gadis berambut coklat sebahu nampak berjalan dengan sangat terburu-buru. Sesekali di tengoknya keadaan di belakang,berharap tak ada orang yg mengikuti ataupun melihatnya. Dieratkannya lagi jaket kulit yg menutupi separuh tinggi tubuh berukuran sekitar 170 cm. Tiba-tiba,BRUK !! seorang laki-laki terlihat dengan sengaja menabrak gadis itu hingga membuatnya terhuyung dan jatuh.

“aww,,!!” pekik gadis itu keras. Ia berusaha bangun dan membersihkan pakaiannya yg kelihatan kotor sehabis terjatuh.

“Hana-ya ??” kata laki-laki yg sekarang ini berdiri di hadapan gadis itu. Yg dipanggil mendongak lalu selanjutnya mengeluarkan ekspresi keterkejutan saat  tahu siapa lelaki yg menabraknya.

“JiHoon oppa ?” sahut gadis itu,Jung HaNa.

“sedang apa kau disini ?” Tanya jihoon,kakaknya.

“errr,,, anni,,anniya oppa. Aku sedang berjalan-jalan tadi” jawab Hana asal seraya berusaha bersikap sewajarnya,wajahnya yg terlihat gugup menandakan jika ia tak ingin kakaknya tahu apa yg sedang dilakukannya saat itu. Mendengar jawaban dari adik perempuannya,Jihoon menatap Hana seakan berusaha mencari kebenaran di kedua bola mata gadis itu. Diamatinya penampilan Hana mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Perlahan namun pasti sebuah tamparan melayang ke wajah indah Hana. Tak begitu keras namun cukup membuat gadis itu meringis kesakitan.

“Kenapa oppa menamparku ?” Tanya Hana gusar,tangan kanannya mengusap  pipi yg di tampar oleh Jihoon.

“sudah berapa kali kukatakan jangan pernah balapan lagi. Kau ingin mati hah !” bentak Jihoon kasar.

“kenapa memangnya ?? kenapa aku selalu dilarang melakukan apa yg ku inginkan ? aku ini manusia
oppa bukan boneka yg bisa kau atur sekehendak hatimu.

“karna kau wanita. Dunia balapan itu bukan untukmu !” nada suara Jihoon semakin naik.

“lalu maksud oppa aku harus terus-menerus berdiam dirumah melayani nenek sihir  kesayanganmu itu??” sahut Hana kasar.

“nenek sihir ?? siapa yg kau maksud ?”

“perlu kuberitahu siapa namanya ??”

“Victoria maksudmu ?”

“rupanya sekarang kau telah menyadarinya,oppa. “

PLAK !!!!
Sekali lagi sebuah tamparan manis melayang ke wajah Hana,mungkin karna terlalu keras hingga membuat gadis itu terjatuh untuk kedua kalinya. Desisan pelan terdengar keluar dari mulut hana.

“berhenti kau menyebutnya seperti itu atau aku akan membunuhmu !” ancam Jihoon seraya bersiap meninggalkan Hana yang sedang berusaha bangun. Belum sempat Jihoon melangkah, Hana telah berhasil bangun dan berteriak.

“kau jahat oppa. Kau tidak pantas menjadi seorang kakak, kau selalu melarangku sekehendak hatimu. Kau hanya mementingkan kepentinganmu dan kekasihmu itu. Sadarlah oppa, aku ini adikmu sedangkan dia itu bukan siapa-siapa. Victoria itu hanyalah gadis murahan yg datang hanya untuk mengacaukan hidupmu.” Teriak Hana sambil menahan air mata yg berlomba ingin keluar dari kedua matanya.

 Jihoon berbalik dengan wajah memerah seakan ia sedang menahan marah yg siap dilampiaskan pada Hana. Di dekatinya Hana,dengan sekuat tenaga di pukulnya,ditamparnya,dan ditendangnya gadis malang itu. Wajah Hana tampak memar, namun itu semua tak membuat Jihoon menghentikan aksinya. Ia semakin kalap mengeroyok adiknya,Hana yg mungkin sudah lemas hanya bisa pasrah menerima pukulan demi pukulan yg diberikan oleh kakaknya. Kepala Hana membentur tembok,lantas ia pun terjatuh tersungkur di hadapan Jihoon. Tetesan darah segar keluar dari salah satu sudut dahinya, ia mendongakan kepalanya. Sesaat kemudian pandangan Hana menjadi samar,semakin samar,dan gelap. Ia pun jatuh pingsan.

“oppa,hentikan!” teriak seorang gadis yg sedang berlari ke arah Jihoon. Gadis itu lalu menenangkan Jihoon yang sedang mengamuk.

“Hyekyo-ya ? sedang apa kau disini ?” Tanya Jihoon begitu tahu Hyekyo menghampirinya.

“seharusnya aku yg bertanya,apa yg kau lakukan pada Hana ?” jawab Hyekyo.

“aku hanya sedang mengajarinya bagaimana bersikap sopan dengan orang yg lebih tua !”

“tapi dia adikmu. Sadarlah oppa!”

“aku tak perduli dia adikku atau bukan” sinis Jihoon dan bersiap melangkah pergi.

“tunggu!” Hyekyo menahan tangan Jihoon. Refleks,laki-laki itu pun menoleh kearah Hyekyo. Hyekyo melepas tangan Jihoon dan menghela nafas panjang,tak lama kemudian ia membalas tatapan Jihoon.Mata mereka bertemu untuk sesaat,ada seberkas rasa sakit yang menjalari hati Hyekyo saat ia menatap mata Jihoon.

“saranghae oppa !” kata Hyekyo dengan mata berkaca-kaca, sedetik kemudian air mata Hyekyo tumpah membasahi pipi putihnya. Satu persatu memori kenangannya bersama Jihoon muncul tanpa di minta. Tentang bagaimana dulu ia bersama Jihoon menghabiskan waktu seharian di taman, bagaimana mereka bertukar kado pada saat valentine,dan bagaimana pertemuan pertama kali antara Jihoon dan Hyekyo di bus umum beberapa tahun yg lalu.
Sangat indah dan begitu indah. Tapi,sekarang semua itu hanya kenangan. Yah, kenangan pahit dan sakit apabila Hyekyo mengingatnya. Saat-saat yg indah itu hancur ketika seorang gadis bernama Victoria memfitnah Hyekyo di hadapan Jihoon. Sayangnya, Jihoon termakan hasutan gadis licik itu. Dengan begitu Victoria berhasil menghancurkan mimpi indah yg terlanjur dirajut oleh Jihoon dan Hyekyo.

Hyekyo menghapus airmatanya dan berjalan menghampiri Hana yg tergeletak pingsan sejak beberapa menit yg lalu. Melihat semua itu Jihoon mengernyitkan alisnya,tak tahu harus berbuat bagaimana. Hyekyo membopong tubuh Hana menuju mobilnya dan meletakkan Hana di dalam. Ia sendiri pun masuk dan menjalankan mobilnya.

Dari kejauhan nampak seorang wanita mengamati kejadian itu dari dalam mobil sambil tersenyum penuh kemenangan.

“permainan yg sempurna” ujarnya tersenyum sinis. Mobil yg dikendarai wanita itu pun berjalan meninggalkan tempat yg menjadi saksi bisu adegan pengeroyokan Jung Jihoon kepada adiknya sendiri.

********
“hahahahahahahaha” Victoria tertawa licik.  Jia yg menjadi sahabat Victoria pun memandang kebingungan.

“ada kemenangan apalagi yg membuatmu tertawa seperti itu ?” Tanya Jia heran.

“kau tahu ? aku berhasil membuat Jihoon memukuli adiknya sendiri” jawab Victoria dengan evilsmirknya.

“bagaimana bisa ?”

“mudah saja. Aku kemarin tak sengaja melihat jadwal pertandingan di management yg menaungi Hana. Ku lihat ada nama Jung HaNa yg terdaftar sebagai peserta,karna aku tahu jika Jihoon tak setuju Hana mengikuti balapan,ku adukan saja pada Jihoon.”

“kau selalu mengintai Hana ? jadi maksudmu,kau menghasut Hana kepada Jihoon,agar kau bisa melihat Hana di pukuli ?”

“ehem..”

“sudah berapa kejahatan yg kau lakukan kepada mereka ?”

“ini hanya permulaan,aku belum puas jika keluarga Jung itu belum mati seperti kedua orangtuaku.”

“dasar licik !!”

“hahahaha…”

Victoria melangkah menuju kamarnya,sedangkan Jia hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu. Tak ingin membuang waktu untuk memikirkan hal itu,Jia pun kembali membaca majalah yg sejak tadi di pegangnya.


Keesokkan harinya. .

Hana menggeliatkan badannya,tulang-tulangnya terasa ngilu saat ini. Terutama di punggung dan di sekitar dahinya. Matanya mengerjap pelan,pandangannya sedikit samar dan sakit tiba-tiba menyerang
kepalanya.

“hana-ya,,,” Hyekyo pun menghampiri ranjang Hana begitu melihat gadis itu sadar.

“eonnie . .” sahut Hana lirih seraya berusaha untuk bangun dan bersandar pada sisi ranjang itu.

“kau sudah sadar ? syukurlah, sebentar eonnie panggilkan dokter”


Hana menahan tangan Hyekyo.


“tidak eonnie. Aku tak apa-apa.” Kata Hana sambil tersenyum manis dan beberapa detik kemudian dibalas senyuman juga oleh Hyekyo.

“kau yakin keadaanmu baik-baik saja ?” Tanya hyekyo meyakinkan.

“tentu eonnie, aku akan selalu baik-baik saja. Bukankah aku gadis yg kuat ? bahkan eonnie pernah mengatakan aku seperti itu. “

Hyekyo tersenyum mendengar perkataan dari Hana. Seorang gadis berumur 20 tahun yg begitu disayanginya. Terlebih lagi,Hyekyo juga menyayangi  Jihoon,kakak laki-laki dari Hana. Hyekyo kemudian duduk disamping Hana dan membelai rambut Hana pelan.

“bisa kau ceritakan kenapa Jihoon oppa memukulimu tadi malam Hana-ya ?”


Tak ada jawaban. .


Hening. .


Semenit kemudian Hana mengerang pelan, di rabanya sedikit kepala yg dibalut sebuah perban putih. Terasa sakit.


“kau balapan lagi ?” tebak Hyekyo.

“mungkin gadis jalang itu lagi yg mengadu pada jihoon oppa” Geram Hana.


Hyekyo mengacak-acak rambut Hana, tampak sebuah senyuman manis terlukis kembali di wajah indahnya.


“kau tidak boleh berkata seperti itu Hana-ya. Gadis jalang bukan sebutan yg pantas untuk Victoria”

“lalu ?? aku harus menyebutnya apa ? Nenek sihir ? tengkorak ? oh atau aku harus memanggilnya penyihir tua ?”

“panggilah dia dengan sebutan eonnie juga.”

“cih,jangan pernah berharap aku akan memanggilnya eonnie.”


Sekali lagi Hyekyo tersenyum mendengar perkataan Hana. Tak disangkanya gadis yg begitu polos seperti Hana ternyata juga bisa marah dan berkata kasar seperti itu.


“eonnie membeli makanan dulu sebentar. Kau istirahat saja” ucap hyekyo.


Hyekyo pun beranjak pergi meninggalkan Hana dan berjalan keluar.


 ********


HaNa P.O.V

“kau yakin ?” Tanya Chaerin,temanku. Sekarang ini aku sedang memperbaiki mesin mobilku yg sedikit rusak karna ku pakai saat balapan beberapa hari yg lalu. Kau tahu kejadian itu ? yah, pada saat pulang balapan aku dikeroyok oleh Jihoon oppa,kakak laki-lakiku. Tak usah heran, karna aku sudah biasa dipukuli seperti itu. Bahkan, aku pernah di pukuli lebih menggenaskan daripada waktu itu. Jadi peristiwa kemarin lusa itu bukan apa-apa. Untunglah, semalam aku di tolong oleh Hyekyo eonnie. Gadis berwajah dan berhati malaikat yg menjadi mantan kekasih jihoon oppa,sebelum jihoon oppa berpacaran dengan nenek sihir bernama Victoria.

Orang tuaku sudah meninggal 2 tahun yg lalu karna kecelakaan saat pulang berlibur dari luar negeri. Sekarang ini aku tinggal bersama kakak laki-lakiku bernama Jung Jihoon. Awalnya hubungan kami baik-baik saja,tak ada konflik. Begitu tenang penuh kedamaian,semuanya berjalan seperti aliran air tanpa hambatan sama sekali. Namun, keadaan berbalik setelah beberapa bulan Jihoon oppa berpacaran dengan Victoria,sifatnya berubah menjadi sangat kasar dan mudah marah,aku menjadi tidak kerasan tinggal di rumah. Akhirnya,Aku pun lebih memilih tinggal di apartemen Chaerin,temanku sesama pembalap. Yah, aku ini seorang pembalap wanita. Walaupun aku jarang ikut pertandingan, tapi setidaknya aku pernah meraih beberapa kemenangan di ajang bergengsi kota Seoul,aku juga sering memenangkan balapan tingkat nasional Negara Korea Selatan.

“hey nyonya jung. Aku tak menyuruhmu melamun” Chaerin menjentikkan jarinya di depan wajahku.Sontak, aku pun terkejut dan menjitak kepalanya.

“appo. .!” ringis chaerin.

“aku tak menyuruhmu mengagetkanku nyonya lee “ sahutku tanpa menoleh padanya.

“baiklah, sekarang jawab pertanyaanku. “

“pertanyaan yg mana ?”

“yakkk. .jadi kau tak mendengarkanku ?”

“ne, kau lihatkan aku sedang sibuk ? mana mungkin aku bisa mendengar omonganmu yg tak penting itu !”

“kau bilang apa ?? yak. .!” sekarang Chaerin yg gantian menjitakku. Astaga,, kurang ajar anak ini  -____-

“kau berani menjitakku ? kau mau mati hah ?!!” ancamku dengan tang besi yg ada di tanganku.

“baiklah, kita damai. Sekarang aku akan bertanya ulang, apa kau yakin tetap ingin ikut balapan minggu depan ?” kata Chaerin dengan wajah yg sok imut,ingin sekali ku lemparkan tang besi ini ke wajahnya.

“kenapa tidak ?” tanyaku dengan tatapan yg errr lumayan mematikan untuknya.

“kau tahu, dia itu juara di kota Ilsan. Bahkan pembalap-pembalap dari Busan pun akan berfikir dua kali jika ingin bertanding dengannya.” Jelas chaerin panjang lebar, Ya Tuhan telingaku panas. Ingin sekali aku melempar gadis ini ke Namsan tower. Dia meragukan kemampuan balapku ? Apa maksudnya ? Baiklah !! tenang Jung Hana,jangan terpancing emosi dengan kekonyolan temanmu itu !!!.

“aku tak takut dengannya.” Jawabku ketus. Aku pun meraih handuk yg terletak di atas mobilku. Peluhku sudah banyak bercucuran, sepertinya aku perlu minum kopi untuk memulihkan tenagaku saat ini. Ku ambil jaket yg menggantung di sudut bengkel dan mulai memasangnya.

“kau mau kemana ?” Tanya Chaerin sambil berjalan menghampiriku.

“kemana pun asal aku bisa meminum apa yg kumau.” Jawabku sambil terus memperhatikan penampilanku pada sebuah cermin kecil yg berada tepat di hadapanku.

“coffe ?” Tanya Chaerin lagi.

“ne, wae ? kau mau ku bawakan ??” tawarku.

“anniya. Kurasa soju lebih nikmat.” Ejek Chaerin.

“kalau begitu beli saja sendiri.” Timpalku kemudian berlalu di hadapannya.

“sialan!” umpat Chaerin dengan wajah yg seakan ingin memangsaku saat itu.

Aku hanya tertawa mendengar umpatan Chaerin. Walaupun terkadang menyebalkan ternyata dia juga humoris dan gampang sekal dibuat kesal,sehingga aku suka membuatnya jengkel.hehe

Aku menyusuri jalanan kota seoul . Butiran salju berjatuhan menutupi pohon-pohon yg ada di sepanjang jalan. Sekarang ini memang telah memasuki musim dingin. Butiran es putih berguguran di mana-mana. Ku eratkan jaketku,udara terasa sangat dingin saat ini.
Aku menghentikan langkahku ketika sebuah taman tampak menyambut penglihatanku. Pohon-pohon di taman itu nampak berdaunkan salju. Ku langkahkan kakiku kesana,keadaan tampak lengang, mungkin orang-orang lebih memilih untuk tidur di rumah sekarang daripada bermain di taman pada saat udara sedingin ini.

“mau kopi ?” tegur seorang laki-laki. Aku pun menoleh,ia tersenyum sambil menyodorkan satu cup hot coffe padaku.

“kau siapa ?” tanyaku heran. Lelaki yg kutanyai itu hanya tertawa lepas. Cukup lama, sampai aku pun berfikir akan meninggalkan lelaki yg hobi tertawa ini. Menyebalkan !!!

“namaku Lee DongHae. “ katanya seraya mengulurkan tangan kanannya.

“Jung HaNa.” Balasku sambil menyambut uluran tanganku.

“kau seorang pembalap ?” tanyanya spontan.  Apakah dia malaikat ? tak mungkin jika dia tau siapa aku secepat ini. Atau dia itu salah satu fansku ? baiklah,jangan konyol !! aku tak mungkin memiliki fans setampan dia.

“darimana kau tahu ?” tanyaku kemudian meneguk hot coffe pemberiannya.

“siapa yg tak mengenal seorang Jung HaNa ? kau tanyalah semua orang di Mokpo,mereka pasti mengenalmu.” Jawabnya sambil tertawa.ish,laki-laki ini !!

“kau tinggal di Mokpo ?”

“menurutmu ?”

“aku tidak tahu,mungkin iya.”

“aku pernah tinggal disana. Aku seorang HaNaStar”

“HaNaStar ? nama apa itu ?”

Donghae tertawa lagi. Sebenarnya dia ini kenapa ? kalau dia terus tertawa tidak jelas seperti itu,aku mulai berfikiran yg tidak-tidak. Jangan-jangan malah nanti aku mengira jika dia itu pasien rumah sakit jiwa yg baru saja keluar.

“Jangan pura-pura bodoh nonna,kau tahu ? orang yg menjadi fansmu di luar sana menamakan diri mereka HaNaStar.”

“mwo ?? berarti kau adalah fansku ?”

“iya memang kenapa ??”

“errrr,anniya. Sudahlah jangan di bahas.”

 “kau yakin,hm~ ?? bagaimana kalau ku tebak jika kau tadi ingin menanyakan kalau aku ini bercanda atau tidak. Ya kan ?”

“tidak. Siapa yg bilang begitu ?”

“matamu. .”

DEGH!!
Jantungku seakan ingin berhenti saat ini. Ada apa ini ? Ya tuhan apa ini,,, ehmm,,tidak !!  jangan biarkan ini terjadi. Tenang Jung HaNa,semuanya akan baik-baik saja. Kau baru bertemu laki-laki aneh ini sekali,tidak mungkin kau menyukainya begitu saja.

“kau bisa membaca mataku ?” tanyaku selanjutnya. Sekali lagi aku menyesap hot coffe yg ada di tanganku.

“semua orang juga akan bisa melakukannya. Tapi, kau saja yg tak menyadarinya.” Jawabnya.

“oh ya ? bagaimana mungkin ?”

“dengan keyakinan dan kemauan. .”

“omonganmu semakin tak bisa ku mengerti tuan. Sepertinya aku harus kembali ke bengkel,sampai bertemu kembali dan terimakasih atas kopimu” kataku mengakhiri pembicaraan dengan lelaki aneh yg ku temui dan beranjak pergi dari situ.

“tunggu!” teriak donghae

Aku pun berbalik dan menatap donghae yg berdiri di depanku.

“Airmata,cinta,dan sesuatu yg memberi kehidupan. Kau ingat kata-kata itu ?” Tanya donghae sambil berjalan menghampiriku. Tiba-tiba aliran darahku seakan berhenti,tubuhku terpaku ke bumi. Darimana donghae tahu kata-kata itu ? siapa dia sebenarnya ?

“sebenarnya kau siapa ?” tanyaku pelan.

“haha, tenang saja. Yg jelas aku sering mendengar kata-kata itu saat kau smp.”

“kau mengenalku ?”

“sudah ku katakan mungkin hampir semua orang telah mengenalmu, tapi akan lebih baik lagi jika kau mencari tahu sendiri siapa aku sebenarnya”

“tap. .tapi_”

“sebaiknya kau pulang. Hari sudah mulai gelap. Salju juga semakin banyak turun, daripada kau kedinginan disini lebih baik kau pulang”

“tapi aku ingin tahu siapa kau sebenarnya !”

“namaku Lee DongHae. Apa itu belum cukup ?”

“belum!”

Donghae melangkah meninggalkanku. Astaga, apa dia ingin membuatku penasaran malam ini ?. ingin rasanya aku menimpuknya dengan sendal yg kubawa,tapi itu tak mungkin karna donghae sudah jauh meninggalkanku.Aku menghela nafas panjang dan melangkah pulang. Tak kusangka jika malam ini aku mendapatkan teman lelaki aneh seperti dia. Owoo,,, bukan teman. Dia hanya kenalanku, yah kenalan yg aneh. Bayangkan saja dia sudah banyak tahu tentangku. Padahal seingatku,aku hanya kali ini bertemu dengannya. Mendengar namanya pun hanya kali ini, aku yakin.
Tapi kata-kata “Airmata,cinta dan sesuatu yg memberi kehidupan” itu memang sering ku ucapkan saat aku smp. Bagaimana donghae bisa tahu ? apakah dia mengenalku sejak smp. Tapi,kenapa aku tak mengenalnya ?


**********


Author P.O.V

Ssssssttt…  sebuah mobil sport berwarna hitam metalik tampak menembus angin dan berhenti di garis finish. Hana keluar sambil melepas helmnya dan melihat ke arah penonton seraya tersenyum. Gemuruh tepuk tangan dari orang-orang yg melihat pertandingan terdengar sangat nyaring. Seorang lelaki yg menjadi  lawan balapan Hana nampak menghampirinya. Ia mengulurkan tangan kearah Hana dan langsung di sambut oleh gadis itu.

“kau benar-benar hebat nonna” puji laki-laki itu,Lee HyukJae.

“thanks, kau juga sangat hebat. Catatan waktumu tak terlalu jauh ketinggalan” jawab Hana dengan ramahnya.

“ehem.baiklah,sampai bertemu dilain waktu. .”

Hyukjae pergi meninggalkan Hana, Hana pun berbalik dan berjalan ke tempat chaerin yg sedang melambaikan tangan ke arahnya.

“MENGAGUMKAN Hana-ya, you’re so amazing” puji Chaerin. 

“kau terlalu berlebihan !” sahut Hana seraya meneguk air mineral yg di berikan petugas.

“anniya. Catatan waktumu meningkat drastis,aku bahkan tak menyangka jika kau bisa melampaui target yg kutebak.”

“hahahaha,,bukankah kau selalu meremehkan kemampuanku ? sudah sepantasnya jika aku bisa melampaui tebakanmu yg selalu memasang target rendah padaku.”

“baiklah,,,jangan terlalu besar kepala”

Hana terkekeh pelan mendengar cibiran Chaerin. Ia kembali meneguk air minumnya,namun tak disangka sebuah tangan kekar merampas botol yg ada di tangan Hana dan menyiram air itu ke wajahnya. Chaerin ternganga sambil memandang cemas.

“ssstt,, brengsek. Kau_” kata-kata Hana menggantung.

“kau ingin merasakan menginap di rumah sakit lagi,HAH !!” teriak laki-laki yg berdiri di hadapan Hana.

“Jihoon oppa .. aku_” Hana tak melanjutkan kata-katanya saat melihat wajah sinis Victoria yg melihat dari kejauhan.

“apa ?? kau memang tak pantas menjadi adik Hana-ya,kau terlalu susah diatur.” Bentak Jihoon

Hana menahan airmatanya yg tiba-tiba ingin keluar tanpa di ketahui penyebabnya. Ia tak terima jika kakaknya sendiri menganggap ia tak pantas menjadi seorang adik. Di kepalkannya sebelah tangannya lalu Hana berjalan kearah Victoria dan dengan segera kepalan tinju melayang ke wajah Victoria. Tubuh Victoria ambruk seketika.
Jihoon menghampiri Hana yg sedang kalap,sebuah pisau lipat keluar dari saku jaketnya dan di hantamkannya langsung ke pinggang Hana. Hana berbalik menghadap Jihoon,di tumpunya kedua telapak tangannya pada pundak Jihoon. Ditatapnya wajah kakaknya yg tega menikamnya. Beberapa detik kemudian kaki Hana melemas kemudian ia pun jatuh tersungkur ke tanah,untuk beberapa saat keadaan menjadi tegang. Jihoon masih tak percaya dengan apa yg baru saa ia lakukan,di tatapnya sebelah tangannya yg di gunakan untuk menusuk Hana tadi.

BUK !!! sebuah tamparan tiba-tiba melayang ke wajah Jihoon. Chaerin menatap Jihoon seperti ingin membunuh laki-laki kekar itu. Badan Jihoon mundur dengan sendirinya,tetesan darah mengucur deras dari salah satu sudut bibirnya. Jihoon mengelap darah dengan punggung tangannya sebelum akhirnya Chaerin menarik kerah baju Jihoon dan memaksanya untuk bangun. Tangan chaerin bersiap memukul Jihoon lagi namun erangan suara Hana menghentikan aksinya.

“Cuukuupphhh chaerin-ah…” Suara Hana terdengan sangat pelan. Petugas yg ada disana pun mengangkat badan Hana dan memasukkannya ke mobil ambulance. Chaerin kembali menatap Jihoon.

“Kau,,, BRENGSEKKK !!” kata chaerin berapi-api sambil mendorong keras tubuh Jihoon dan segera menyusul masuk ke dalam mobil ambulance.

Jihoon ternganga dengan kejadian ini semua,ia masih tak percaya dengan apa yg ia lakukan beberapa menit yg lalu. Menusuk adiknya sendiri dengan pisau lipat andalannya,jika takdir menginginkan adiknya tak bertahan berarti Jihoon sudah membunuh adiknya sendiri.

“Mengagumkan !!”  kata Victoria licik sambil bertepuk tangan. Ia menghampiri Jihoon dan berdiri di hadapan laki-laki bertubuh kekar itu.

“apa maksudmu ?” Tanya Jihoon heran melihat tingkah Victoria.

“hahahaha,,sepertinya aku harus memberitahu siapa diriku sebenarnya.”

“aku tak mengerti,,”

“kau tahu ?? sebenarnya aku mendekatimu itu hanya untuk menghancurkan keluargamu. Menghancurkan semua impian manismu bersama hyekyo,dan membunuh salah satu diantara kau,Hana,atau Hyekyo dengan tanganku. Tapi,sepertinya aku tak perlu melakukan itu semua karna aku bisa melihat Hana dengan manisnya di bunuh oleh kakaknya sendiri.”

“Jadi_”

“kau terlalu bodoh Jihoon-ah,kau terlalu mudah untuk di bohongi.”

“tapi kenapa kau melakukan itu padaku ?”

“kau tidak perlu tahu kenapa,yg jelas Victoria takkan pernah berhenti sebelum apa yg di inginkannya tercapai.hahahaha.. selamat bersenang-senang melihat adikmu yg akan pergi ke surga Jihoon-ah”

Kaki Jihoon melemas,beberapa detik kemudian ia pun terjatuh. Tak disangkanya jika wanita yg selama ini dicintainya adalah seorang penipu yg ingin menghancurkan apa yg dimiliki Jihoon.

*******

Jihoon kembali meneguk soju yg terhidang dihadapannya. Entah sudah berapa botol soju yg di habiskan laki-laki itu malam ini. Fikirannya kalut untuk sesaat,efek soju memberikannya sakit kepala yg teramat sangat. Perlahan Jihoon mencoba berdiri dan keluar dari bar. Ia berjalan sempoyongan di tengah gelapnya malam,beberapa lampu jalanan sempat menyinari wajahnya yg pucat dan sedikit muram.

BRUUKKK !!! Jihoon terjatuh di trotoar jalan,mungkin kali ini Jihoon terlalu banyak minum sehingga ia pun mabuk berat. Mulutnya tak berhenti menyebut nama adiknya,Jung HaNa. Tak berapa lama pandangan Jihoon pun berubah menjadi gelap, ia pingsan.

Ke esokan harinya,,,
Jihoon mengerjapkan matanya pelan,pandangannya sedikit samar. Sakit di kepalanya masih saja ada walaupun tak separah semalam. Saat pandangannya jelas Jihoon terkejut karna sekarang ia berada di sebuah apartemen yg tak asing lagi baginya,apartemen Hyekyo.

“selamat pagi oppa,,, ma’af aku membawamu kesini. Semalam kau mabuk berat,aku ingin mengantarmu pulang tapi aku takut tak ada yg mengurusmu nanti. Jadi ku fikir lebih baik kau kubawa ke apartemenku” kata Hyekyo yg berjalan masuk sambil membawa nampan berisi makanan. Tak ada respon yg keluar dari mulut Jihoon,ia terdiam dan berusaha mengingat apa yg dilakukannya kemarin. Perlahan namun pasti airmata Jihoon jatuh tak terduga,ia menangis dan segera memeluk Hyekyo erat. Bayangan adegan tragis itu kembali menghantui fikirannya.

“aku membunuh adikku Hyekyo-ya,, aku kakak yg jahat” ucap Jihoon di sela-sela isakannya. Hyekyo yg tak siap mendapat pelukan itu hanya diam dan mengusap rambut Jihoon pelan.

“wanita itu jahat,, dia ingin menghancurkan aku dan Hana. Setelah berhasil,dengan wajah tak berdosa dia meninggalkanku” ucap Jihoon lagi.

“aku tahu seperti apa perasaan oppa,tenanglah. Tuhan tahu mana yg terbaik untuk kalian” kata Hyekyo menenangkan Jihoon.

“tapi aku membunuhnya,aku mengakhiri hidup adikku sendiri” sahut Jihoon seraya mengguncang tubuh Hyekyo yg duduk dihadapannya.

“oppa…aku yakin jika Hana bisa memahami keadaanmu saat itu. Kau tak perlu terlalu merasa bersalah seperti itu. Lagipula ia sudah berhasil melewati masa komanya di rumah sakit. Hanya saja ia belum sadar sampai saat ini.”

“mwo ?? darimana kau tahu.”

“semalam Chaerin menelponku dan menceritakan semuanya. Dia juga mengatakan jika Hana sudah mulai membaik.”

Kita harus ke rumah sakit sekarang. Kajja !!”

Jihoon menarik paksa tangan Hyekyo dan membawanya ke rumah sakit. Tak perlu waktu lama karna jarak rumah sakit lumayan dekat dengan apartemen Hyekyo. Sesampai disana Jihoon dan Hyekyo langsung menuju ruangan tempat Hana di rawat.
BRAKKK !!! pintu di buka paksa oleh Jihoon. Tampak ekspresi keterkejutan dari orang yg ada di kamar itu kecuali Chaerin yg memperhatikan Jihoon dengan tatapan membunuh.

“Hana-ya,,,” lirih Jihoon seraya menuju ranjang Hana dan berusaha membelai rambut gadis yg tampak terbaring lemah disana. Dengan segera Chaerin menepis tangan Jihoon yg hampir menyentuh pelipis Hana. Setelah itu ia mencengkram tangan Jihoon dan menarik paksa Jihoon keluar dari ruangan.

“untuk apa lagi oppa kesini,oppa belum puas dengan keadaan Hana yg sedang berjuang antara hidup dan mati seperti sekarang ini,HAH !!” bentak Chaerin kasar.

“tapi aku menyesal Chaerin-ah,,,aku benar-benar menyesal. Aku ingin minta maaf” ucap Jihoon lemah.

“maafmu tidak berguna lagi sekarang oppa. Kau sudah hampir membunuh Hana,sekarang sebaiknya kau pergi.”

“Tap,,tapi aku benar-ben_”

“PERGI  !!!”

Jihoon menatap chaerin dengan tatapan memelas sebelum akhirnya ia memilih melangkah gontai meninggalkan rumah sakit sedangkan Chaerin kembali masuk ke dalam ruangan. Airmata Jihoon kembali keluar,ia berjalan menuju taman yg ada di samping gedung rumah sakit. Udara yg dingin membuatnya sedikit menggigil. Satu persatu kejadian kemarin kembali datang,tentang bagaimana ia dengan mudahnya menusuk Hana,bagaimana erangan Hana sebelum di bawa ke rumah sakit,dan bagaimana Chaerin menonjoknya dengan penuh amarah. Semuanya benar-benar menyakitkan.

“akkhh,,,”

Jihoon mengacak-acak rambutnya frustasi. Di pijitnya pelipisnya dengan pelan,kepalanya tiba-tiba menjadi sangat pusing.

“oppa,,,” panggil seorang gadis yg menghampiri Jihoon di taman. Merasa di panggil Jihoon menoleh kepada gadis  itu.

“ hm~?  Ah Hyekyo-ya,,,sedang apa kau disini ?” Tanya Jihoon dingin. Suasana hatinya sedang tidak baik saat ini.

“seharusnya aku yg bertanya seperti itu. Sedang apa oppa disini ? udara sangat dingin,ku lihat oppa juga sudah mulai menggigil” jawab Hyekyo seraya mendekati Jihoon.

Jihoon mengedarkan pandangannya ke seluruh pemandangan taman. Hembusan nafasnya keluar berserta uap yg sedikit terlihat juga ikut keluar.

“aku seorang pembunuh Hyekyo-ya…” lirih Jihoon pelan.

“anniya,oppa. Kau melakukan itu saat kau sedang di kuasai emosi. Aku tahu itu,,, kau tak sepenuhnya salah !!” sahut Hyekyo lembut.

Jihoon kembali menatap Hyekyo,senyuman manis terlukis di wajah gadis baik hati itu. Jantung Jihoon berdegup tak karuan. Menyiratkan jika perasaan yg di rasakannya beberapa tahun silam saat pertamakali bertemu dengan Hyekyo kembali lagi. Perasaan ingin memiliki dan membahagiakan.

“aku,,,ehmm,,,ak,,aku,,aku mencintaimu Hyekyo-ya…” ucap Jihoon tiba-tiba. Hyekyo membalas tatapan Jihoon dengan sedikit ekspresi terkejut. Ia tak percaya dengan apa yg baru saja ia dengar. Laki-laki yg sangat dicintainya itu kembali mengucapkan kata-kata yg sangat ia rindukan.’aku mencintaimu Hyekyo-ya’ memang terdengar sederhana namun mempunyai banyak makna yg tak bisa di jabarkan dengan kata-kata. Seulas senyuman tercipta dari bibir tipis Hyekyo.

“aku juga mencintaimu,oppa” balas Hyekyo dengan keramahan.

Sebuah senyuman terukir di wajah Jihoon,ia segera memeluk gadis yg amat dicintainya itu. Memberikan kehangatan yg selama ini dirampas oleh Victoria,memberikan cinta sepenuhnya atas Hyekyo dan memberikan pelukan yg sempat beberapa kali di berikannya pada Victoria,wanita paling picik yg pernah dikenal oleh Jihoon dan Hana.


HaNa P.O.V

Aku melangkah memasuki halaman rumahku. Kemarin aku baru saja keluar dari rumah sakit setelah insiden penusukan di arena seminggu yg lalu seusai aku balapan. Kau tahu kejadian itu ? yap, insiden yg membuatku shock unrtuk beberapa hari kemarin.kakakku sendiri yg menancapkan pisau lipat itu dengan manisnya ke pinggangku. Kenapa ia ingin membunuhku ? aku juga kurang tahu. Seingatku sebelum dia menusukku dengan pisau,aku menonjok wajah nenek sihir yg selama ini ku benci. Setelah itu aku merasa terkejut dengan masuknya benda tajam ke pinggangku secara di sengaja,kakiku tiba-tiba saja lemas kemudian aku jatuh tersungkur ke tanah dan beberapa saat aku merasa seperti akan kehilangan nafasku. Ku lihat chaerin memukul Jihoon oppa, aku hanya bisa mengerang saat itu dan beberapa saat kemudian pandanganku menjadi gelap. Aku tak tahu lagi apa yg terjadi,karna sewaktu aku sadar aku sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Jihoon oppa yg kuharap menjengukku pun sama sekali tak pernah datang.

Aku menghela nafas panjang. Di rumah inilah dulu aku,jihoon oppa,kedua orang tuaku beserta hyekyo eonnie bercanda,menghabiskan waktu dengan tertawa. Benar-benar indah, perlahan air mataku jatuh. Ku akui memang,walaupun aku seorang yg bisa dikatakan sedikit tomboy,tp aku bukan gadis yg kuat menahan air mata. Terlebih jika mengingat kenangan tentang kedua orangtuaku.

Kicauan burung,hembusan angin,sinar matahari,dan lambaian daun pohon cemara yg ada di samping rumah masih tetap seperti yg dulu,tak pernah berubah. Tetap penuh dengan kelembutan dan keindahan. Walaupun aku jarang menengok keadaan rumah ini,aku tetap masih bisa mengingat memori-memori kejadian di sini. Saat ulang tahunku diadakan di taman belakang rumah, saat jihoon oppa menyatakan cintanya dgn hyekyo eonnie di taman belakang rumah juga, dan saat terakhir kalinya aku melihat kedua orangtuaku menjadi mayat.

“aku rasa tidak ada gunanya kau disini !” ucap suara gadis yg tiba-tiba ada di belakangku. Aku sangat hapal suara ini,maka dari itu aku malas melihat mukanya ke belakang.

“untuk apa kau mencampuri urusanku ?” tanyaku ketus

“aku baru ingat. Bukankah beberapa hari yg lalu kau ditikam oleh Jihoon ? kenapa kau masih saja bisa bernafas dan berdiri disini ?”

“karna Tuhan masih menyayangiku”

Victoria berjalan menghampiriku,memegang pundakku dan saat aku menoleh padanya ku lihat salah satu alisnya terangkat. Dia meremehkanku ? yg benar saja, gadis centil seperti dia sekali ku pukul mungkin sudah pingsan. Dia terus melempar senyum padaku. Jangan harap aku akan membalas senyumannya. Dia fikir aku bisa tertipu dengan senyuman palsunya itu. Tidak akan!

“kalau aku jadi kau, aku pasti akan malu sekali. Pergi meninggalkan rumah lalu kembali lagi” ucapnya sambil tersenyum sinis.

“dan kalau aku menjadi kau,aku juga akan malu sekali. Menghancurkan hubungan jihoon oppa lalu memintanya menjadi kekasih. Haha,, wanita macam apa kau ?” seketika tawaku meledak. Puas sekali aku bisa mengatainya seperti itu.

“berani sekali kau mengataiku seperti itu. Kau ingin satu tamparan gadis jelek ?” ancamnya, hah ?? yg benar saja. Dia fikir aku takut dengan ancaman murahan seperti itu ?

“kau yakin bisa menamparku ? coba saja” ledekku. Sedetik kemudian tangan Victoria mengarah ke wajahku,melihat kondisi seperti itu. Ku tahan tangannya dengan salah satu tanganku. Dan tanganku yg lain melayang ke wajahnya.

PLAK!! Bingo!! Satu tamparanku mengenai pipi kirinya. Hebat! Ku lihat ia meringis kesakitan,haha. Bukankah ini pertunjukkan yg menyenangkan ? setidaknya aku telah memberinya pelajaran agar jangan terlalu meremehkan orang lain. Tak ingin membuang  waktuku dengan wanita ini aku memilih pergi dari tempat itu.


**********


“hahahahahahaha…” tawa chaerin meledak seusai mendengar ceritaku. Saat ini kami berdua sedang ada di kafe. Yah,beginilah aktivitas kami. Jalan-jalan atau menghabiskan waktu seharian di bengkel. Mungkin kalian ingin bertanya kenapa aku tak kuliah ? jawabannya hanya satu. Aku tak berminat kuliah,lagipula walaupun tidak kuliah toh aku sudah menjadi pembalap seperti yg ku impikan sejak kecil. Lain hal dengan chaerin,dia memang kuliah namun dia hanya masuk 3 kali dalam seminggu. Kuliah apa ? aku juga tidak tau.

“aku tak menyangka kau berani menamparnya!” ejek chaerin,sialan!

“kenapa aku harus takut dengan wanita seperti Victoria ?” tanyaku geram.

“mollayo. Kau hanya menebak,aku fikir kau takut dengannya. Dia kan picik,bisa saja dia membalasmu dengan cara yg err bisa dibilang tersusun rapi” jawab chaerin

“aku tak takut  kepada siapapun. Kecuali tuhan dan kedua orangtuaku.”

“baguslah. . ehm. Aku pergi dulu sebentar ada harus ku urus di rumah temanku. Bye”

Chaerin meraih tasnya dan berjalan meninggalkanku. Aku menghirup sisa capuccinoku yg masih tertinggal di gelas. Kafe ini tak terlalu ramai,biarlah! Aku lebih suka tempat yg tidak terlalu ramai seperti ini. Penuh ketenangan. .

Ddrrrttt. .ddrrrrrtt

Ponselku bergetar dalam saku jaket coklat yg kukenakan. Ku ambil dan kubuka flipnya. Satu panggilan dari hyekyo eonnie, tumben sekali dia menghubungiku.

“yeoboseyo !!” kataku menyambut telpon.

“………..”

“mwo! Ne, aku akan segera kesana. Eonnie kirimkan alamatnya”

Tuttt. Panggilan terputus, ku masukkan ponselku ke saku dan bergegas ke rumah sakit. Ya tuhaaannn !! masalah apa lagi ini.

Author P.O.V

Hana keluar dari mobilnya dan berjalan tergesa-gesa ke dalam sebuah rumah sakit. Ia berlari sekuat yg ia bisa ke arah UGD. Sesampai di ruang UGD  terlihat olehnya di sana seorang gadis yg  sedang duduk sambil sesekali terisak.

“eonnie..!” tegur HaNa

“HaNa-ya !!” sahut gadis yg ternyata hyekyo itu.

Hyekyo segera memeluk hana. Menumpahkan semua emosi dan tangisannya,hana mengelus-elus rambut hyekyo. Selang beberapa menit hyekyo melepas pelukannya,wajahnya memerah dan isakan-isakan tangis masih keluar darinya.

“ada apa eonnie ? apa yg terjadi ?”

“jihoon oppa hana-ya…” jawab hyekyo menggantung.

“jihoon oppa ?? kenapa dia eonnie ?? jawab aku!!”

“jihoon oppa di keroyok sekumpulan pria, aku juga tak tahu pasti karna waktu dia menelponku suaranya sudah melemah..”

“jihoon oppa menelpon eonnie ? oMONA … kenapa dia tak menelponku ? siapa yg berani melakukan ini semua pada jihoon oppa ??”

“mollayo. .”

Kembali hyekyo terisak dan tenggelam dalam tangisannya. Sedangkan,hana terlarut dalam lamunannya. Tangannya mengepal  tanda ia sedang marah. Sampai seorang dokter terlihat keluar dari ruangan, Secepat kilat hyekyo bangun dari tempat duduknya.

“bagaimana dengan keadaan pasien dok ?” Tanya hyekyo gemetar.

Dokter  tak menjawab,hanya gelengan kepala yg tampak guna menjawab pertanyaan hyekyo. Wajahnya menyiratkan kekecewaan dan kegagalan. Hana mendekati dokter itu dan mencengkram kerah baju dokter. Di dorongnya lelaki yg berpakaian putih itu ke tembok dengan keras.

“katakan bagaimana keadaan kakakku” kata hana keras membuat sang dokter ketakutan.

“hana-ya,cukup! Lepaskan dokter. Biar semuanya jelas” ucap hyekyo menenangkan hana.
Hana melonggarkan kemudian melepaskan cengkraman tangannya di kerah baju dokter.

“Pasien mengalami luka yg sangat serius di beberapa bagian tubuhnya. Kepalanya mengalami pendarahan hebat,dan salah satu sudut pinggangnya robek akibat hantaman benda tumpul. Saya sarankan, segera bawa pasien berobat ke jepang karena peralatan di sana lebih lengkap dan lebih modern. Semoga saja pasien bisa segera sembuh” jelas dokter itu panjang lebar.

“kapan pasien sebaiknya di bawa dok ?” Tanya hyekyo

“secepatnya. Karna jika tidak,di khawatirkan luka yg di derita pasien semakin parah yg dapat memperburuk keadaannya.” Jawab dokter.

Hyekyo memandang hana dengan wajah meyakinkan. Sekelabat memori tentang jihoon kembali menghantui hana, walaupun sudah berulang kali jihoon bersikap sangat kasar pada hana,walaupun kemarin Jihoon hampir membunuh Hana namun gadis itu tetap menyayangi kakaknya. Tetap menganggap Jihoon sebagai kakaknya,harta satu-satunya yg ia miliki setelah orangtuanya meninggal 2 tahun yg lalu.

“aku akan membawanya ke jepang.” Kata hyekyo sungguh-sungguh.

“ne,aku akan menjual  mobilku untuk biaya jihoon oppa disana.” Jawab hana mantap.

“tak perlu hana-ya. Biar aku yg menanggung semuanya. Mobilmu itu merupakan impianmu sejak kecil dan aku tak ingin kau mengorbankannya untuk jihoon jika aku masih mampu menanggungnya.”

“eonnie,,,” airmata hana sesaat kemudian jatuh membanjiri  kedua pipinya. Tak pernah ia sangka jika hana akan bertemu dengan seorang malaikat yg rela mengorbankan segalanya demi  keselamatan orang lain.

“dokter, besok aku akan membawa pasien ke jepang. Tolong dokter buatkan surat rujukan kesana.” Ucap hyekyo mantap dan disambut oleh anggukan dokter. Tak lama kemudian dokter kembali ke ruangannya.

Ke esokkan harinya,,,

Hana memeluk Hyekyo sambil berurai airmata. Matanya terus-menerus menatap Jihoon di ranjang dorong yg di bawa oleh pihak rumah sakit. Di lepaskannya pelukan hyekyo dan menghampiri ranjang itu.

“oppa. . kau bisa mendengarku ?” Tanya Hana sesegukan, ada sedikit harapan yg muncul dihatinya agar Jihoon bisa membuka mata untuk melihat dirinya walaupun hanya sekejap. Tetapi,hasilnya nihil. Mata  Jihoon  tetap tertutup rapat,nafasnya yg terdengar pelan membuat hati hana semakin sakit membayangkan keadaan kakaknya saat itu. Perban putih yg membalut dahi Jihoon,beberapa kapas yg menyumbat luka Jihoon di pinggang agar darah tak mengalir lagi,dan wajah Jihoon yg sedikit membengkak membuat Hana seakan tak rela kakaknya dibuat celaka seperti ini.

Hana menggenggam tangan JiHoon erat,ingin rasanya ia ikut ke Jepang. Namun itu tak bisa di lakukannya karna ia tak ingin menambah beban hyekyo. Hyekyo sudah terlalu banyak membantu Hana dan Jihoon. Tak sepantasnya jika Hana menambah beban Hyekyo.
Keadaan yg terlihat itu sangat memilukan,hyekyo yg menyaksikan itu semua hanya bisa terus-menerus terisak.

 “maaf nona,pasien akan segera dibawa.” Tegur seorang petugas rumah sakit dan melepaskan tangan hana dari tangan jihoon kemudian memasukkan ranjang jihoon ke dalam ambulance. Mata hana masih saja memandang ke arah kakaknya.

“aku akan menjaganya dengan baik.” Ucap hyekyo sambil menepuk bahu hana. Hana menghapus airmatanya dan menatap hyekyo dengan tatapan pengharapan.

“aku percaya padamu eonnie. Tolong jaga dan rawat oppaku baik-baik” jawab hana pasrah. Sekali lagi hyekyo memeluk hana,adik dari laki-laki yg sangat dicintainya itu. Seusai berpelukan hyekyo menjalankan kopernya dan masuk ke dalam ambulance. Mobil ambulance pun mulai berjalan,meninggalkan hana yg masih diam membisu di tempatnya berdiri

*************

Hana menyusuri jalanan kota seoul,sesekali desahan lepas terdengar keluar dari mulutnya. Sesekali dilihatnya layar ponsel yg berada di salah satu tangannya.Sudah seminggu jihoon di bawa hyekyo berobat ke jepang. Namun, tak ada kabar sekali pun yg hana dapat dari mereka. Bahkan bagaimana keadaan jihoon setelah
mereka sampai di jepang pun hana tak tahu.

“selamat siang nyonya Jung” tegur seorang gadis bernama Victoria.

“kau ?? mau apa lagi kau ?” Tanya hana dingin.

“bagaimana kabarmu ?” Tanya Victoria dengan senyuman sinis.

“sebaiknya kau pergi sebelum aku melemparmu ke sungai Han” ancam hana.

“kau yakin bisa melemparku,heh ?”

“kau menantangku ? apa kau tidak salah mengambil keputusan  gadis sombong. .”

“tentu saja tidak, kakakmu saja bisa ku kalahkan sampai pingsan menggenaskan,apalagi kau. Hahaha,, sadarlah hana-ya kau itu hanya seorang gadis.”

“jihoon oppa ? kau yg membuatnya babak belur waktu itu ?”

“ups,,anni,bukan aku. Aku hanya membayar beberapa preman untuk mengeroyoknya,anggap saja sebagai balasan karna kau sudah menamparku waktu itu. Hahaha,, memangnya kenapa ?”

Hana tak dapat mengendalikan emosinya,di dorongnya Victoria ke tembok pinggir jalan. Dicekeknya leher gadis sombong itu. Hana memang seorang  wanita tapi keberaniannya bertindak di luar nalar tak dapat di cegah,apalagi dia mempunyai kestabilan emosi yg sangat buruk sehingga mudah terpancing dalam situasi yg menurutnya bertentangan dengan kehendaknya.

“Lepaskan aku !!” bentak Victoria

“kau harus mati gadis gila. Kau tahu,Dia hampir mati karna kau. Tak kusangka jika kau sangat tak punya perasaan” hardik hana sambil terus mencekek leher Victoria.

Namun, untunglah Victoria dapat melepaskan cengkraman hana dengan sedikit bersusah payah. Di tatapnya hana dengan tatapan tajam dan menakutkan. Seakan-akan ia mempunyai hasrat terpendam yg siap dilampiaskannya pada Hana.

“kau tahu kenapa aku menjadi seperti ini ??” teriak Victoria di depan wajah hana. Hana membalas tatapan Victoria seakan-akan ia ingin membunuh gadis itu. Gadis yg selama ini membuat hubungannya dengan Jihoon mendadak hancur dalam sesaat.

“kenapa memangnya ? kenapa kau menghancurkan jihoon oppa ? kenapa kau menghancurkan keluargaku ?? apa salah keluargaku padamu,huh ??” balas hana dengan teriakan pula.

“itu semua karna orangtuamu.”

“apa maksudmu ?”

Victoria menghela nafas sebentar,sedikit uap panas keluar dari mulutnya. Ia menatap langit dan mulai bercerita…..

#FlashBack
PRANG !!! suara pecahan guci terdengar mencekam di rumah itu. Seorang gadis kecil menangis di salah satu sudut kamar sambil menutup kedua telinganya. Teriakan demi teriakan terdengar di telinganya,begitu menakutkan untuk gadis berumur 10 tahun.
“sudah berapa kali ku bilang jangan dekati keluarga Jung itu.” Ucap ayahnya.
“kau yg seharusnya menjauh dari mereka. Kau fikir aku tidak tahu kalau kau berselingkuh dengan nyonya Jung ?” balas sang istri,ibu dari Victoria.
Victoria,gadis berumur 10 tahun. Terlahir dari sebuah keluarga yg mempunyai banyak masalah. Perselingkuhan,ketidakpercayaan,dan saling menuduh merupakan beberapa diantara masalah-masalah yg ada. Ayahnya seorang staf karyawan di perusahaan keluarga Jung,sedangkan ibunya seorang sekretaris di perusahaan yg sama.
Sudah beberapa bulan mereka saling menuduh siapa yg sebenarnya berselingkuh dengan atasan masing-masing. Hingga pada akhirnya keduanya di temukan tewas bunuh diri sehari setelah mereka bertengkar hebat,pertengkaran itu terjadi karna ibu Victoria tak sengaja menemukan foto suaminya bersama dengan nyonya Jung dalam saku kemeja yg akan di cucinya.
Victoria yg melihat mayat kedua orangtuanya hanya bisa menangis,sampai pada akhirnya ia bertekad untuk balas dendam.
#FlashBack End

“bagaimana cerita orang tuaku ? sangat mengesankan,bukan ? orangtuamu yg membuat keluargaku hancur terlebih dahulu jadi apakah aku salah jika ingin membalaskan dendam mereka” kata Victoria getir,sebenarnya ia ingin menangis namun air matanya tak bisa lagi keluar karna sudah terlalu banyak menangis.

“aku tidak tahu-menahu soal itu,bukankah kejadian itu sudah belasan tahun yg lalu ? lagipula orangtuaku juga sudah lama meninggal.” Bantah hana,ia tak menyangka ini menyebabkan Victoria ingin menghancurkan  keluarga Jung.

“hahaha,,, jangan bodoh hana-ya. Kau fikir cukup !! ayah dan ibuku meninggal karna orangtuamu. Jadi aku juga ingin membunuh keluargamu dengan tanganku sendiri,,,”

“baiklah,, aku minta ma’af karna kesalahan orangtuaku. Bisakah kita memulainya dari awal ?” tawar hana sambil berusaha tersenyum dan mengulurkan tangan. Namun,Victoria segera menepis tangan hana. Tatapan yg tadinya menakutkan berubah menjadi senyuman licik yg keluar dari wajah indahnya.

“aku takkan pernah memaafkanmu sampai  aku bisa membunuhmu.” Kata Victoria geram.

“maksudmu ?”

“kutantang kau Death Rise di arenaku minggu depan.”

“death Rise ?”

“apa kau takut ? aku akan memaafkanmu jika kau bisa memenangkan balapan itu”

Hana Nampak kebingungan memutuskan jawaban atas tawaran Victoria. Death Rise,balapan yg beresiko kematian. Balapan yg menggunakan jalanan pinggir jurang dan terletak di antara tebing yg curam.Hana menatap Victoria lagi untuk meyakinkan hatinya kali ini. Sungguh, tak disangka ia menganggukan kepalanya,Menerima tantangan itu dan menghadapi ambang kematian.


“apa ?!! kau menerima tantangan Victoria ?” Tanya chaerin saat hana menceritakan apa yg baru saja dialaminya.

“aku tak punya jalan lain lagi. Itu satu-satunya cara agar Victoria tak mengganggu keluargaku lagi, aku sudah terlalu lelah dengan keadaan seperti ini.” Runtuk hana sedikit pasrah.

“tapi kau juga harus tahu Death Rise itu tidak mudah,apa kau yakin bisa keluar dari arena dengan selamat. Fikirkanlah lagi” protes chaerin,ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

Hana menyesap dalam-dalam cappuccino yg yg terhidang di depannya sekarang.  Bayangan tentang  masa lalunya kembali datang. Satu-persatu kenangan indah itu bergentayangan di fikiran hana. Tak pernah ia sangka jika kedua orangtuanya yg menjadi  penyebab kematian orangtua Victoria. Hana memang sempat mengetahui jika ada dua orang karyawan orangtuanya yg mati bunuh diri. Namun, ia sama sekali tak menyangka jika itu adalah orangtua Victoria.

“bagaimana jika kau yg menggantikanku ?” goda hana pada chaerin.

“kau bilang apa ??” chaerin membelalakan matanya.

“aku hanya bercanda…”

Hana meraih mantel yg ia gantung di samping kursi begitu pula chaerin yg mengikuti langkah  hana pergi dari kafe itu. Keduanya menyusuri jalanan yg penuh dengan salju. Tak ada percakapan  yang terjadi antara mereka berdua. Diam dan hening.

“Hey,,,” panggil seorang laki-laki. Hana dan chaerin pun menoleh ke arah sumber suara.  Seorang lelaki dengan memakai jaket biru tua dan syal coklat melingkar manis di lehernya sedang berjalan ke arah hana dan chaerin.

“kau. .laki-laki yg waktu itu kan ?” Tanya hana bingung.

“namaku Lee Donghae. .” jawabnya sambil mengembangkan senyum di bibir indahnya.

“kenapa kau ada disini ?”

“anniya. Aku hanya jalan-jalan,kau sendiri ?”

“ne,aku juga sedang berjalan-jalan.”

“siapa dia ?” Tanya chaerin di tengah2 percakapan donghae dan hana.

“oh,dia itu temanku. Namanya lee donghae,,, dan kenalkan donghae ini sahabatku namanya Lee Chaerin" sahut hana sambil mengenalkan chaerin pada donghae. Donghae menundukkan badannya sedikit.

“naneun Lee Donghae imnida,kau bisa memanggilku Donghae. Bangapseumnida Chaerin-ah” donghae memperkenalkan dirinya.

“naneun Chaerin Lee,kau bisa memanggilku CL. Bangapseumnida Donghae-ya” balas chaerin.

“hana-ya,sepertinya aku harus pulang sekarang. Ada beberapa hal yg aku urus di bengkel.” sambung chaerin tiba-tiba.

 “urusan apa ?” Tanya hana. Chaerin hanya mengedipkan sebelah matanya lalu meninggalkan hana dan donghae. karena kurang peka terhadap apa yg difikirkan chaerin,hana pun tak dapat mencegah chaerin yg melarikan diri.

HaNa P.O.V

Donghae mengajakku ke sebuah danau yg indah. Disana aku dan donghae menikmati sunset, dengan penuh kedamaian dan keheningan. Setidaknya saat ini aku bisa sedikit melupakan masalahku dan bernafas dengan nyaman. Daun dari pohon pinus yg ada disekitar terdengar berserakan,tanda jika sepoian angin meniupnya. Begitu lembut.

“bagaimana dengan keadaan Jihoon Hyung?” Tanya donghae padaku. Jihoon hyung ?? apa dia mengenal kakakku ? tapi,darimana dia tahu tentang jihoon oppa.

“Darimana kau tahu tentang jihoon oppa ?”

“aku mengenalnya sejak lama. Apakah dia tak pernah cerita tentang aku ?”

“entahlah.. seingatku ia tidak pernah bercerita tentangmu, atau mungkin aku yg lupa.”

Donghae tak meresponku lagi. Dia memandang ke depan dengan tatapan kosong, ku pandangi wajah indahnya. mencoba mengingat siapa dia sebenarnya,kenapa dia begitu mengenalku dan banyak tahu tentang keluargaku. Saat aku sedang asyik mengingat semua itu,ku lihat ada darah keluar dari lubang hidungnya. aku tercekat dan segera menyadarkan donghae.

“donghae-ya…” donghae pun menoleh padaku. Aku hanya memberi isyarat dengan menunjuk kearah hidungku sendiri. Ia segera tersadar dan menghapus darah itu.

“mianhae..” ucapnya pelan seusai mengusap hidungnya.

“gweanchanaeyo…kau kenapa ?” tanyaku.

“anniya,, aku baik-baik saja. Aku sudah sering seperti ini. Mungkin hanya mimisan biasa” Ujarnya sambil 
tersenyum

DEGH!!! Tiba-tiba jantungku terasa aneh saat melihat senyum yg tercipta dari bibirnya, seakan-akan kali ini memompa darah lebih cepat. Tuhan.. perasaan apa ini ??Aku mengeratkan jaket dinginku berharap perasaan itu segera pergi,namun sepertinya tidak bisa. Salju semakin banyak turun. Hari sudah gelap sejak beberapa puluh menit yg lalu. Seharusnya aku pulang saat ini,tapi entah kenapa aku merasa nyaman bersama donghae.

“bagaimana jika aku mencintaimu ?” Tanya donghae pelan namun pasti membuat aku ingin pingsan saat ini. dia menyatakan perasaannya padaku. Apa ini tidak salah ? aku tidak bermimpi,kan ?
Aku memeluk lututku dan membenamkan kepalaku diantara keduanya. Aku bingung dengan ini,bagaimana mungkin aku bisa menjawabnya sekarang ? sedangkan hatiku masih bertanya-tanya siapa donghae sebenarnya.

“kau tidak harus menjawabnya sekarang. .aku akan menunggu sampai kapanpun” kata donghae dan membuatku bisa sedikit bernafas lega.

“aku akan menjawabnya seusai Death Rise. .” jawabku dibarengi senyum tiga jari.

“death Rise ??’’ wajah donghae kelihatan bingung. Yah, aku tahu dia pasti tak pernah berfikir aku bisa senekat ini. Ayolah… ini tidak terlalu serius. Aku hanya menganggap ini balapan biasa walaupun aku tahu tak pasti aku keluar dari arena dengan selamat.

“dengan siapa kau death rise ?” Tanya donghae

“Victoria,,,waeyo ? kau mau ikut ?” ejekku.

“ne, aku ikut.” Ujarnya mantap.

Mwo ?? dia bilang apa tadi ?? dia ingin ikut dalam balapan itu, tidak akan !!! aku tidak akan pernah mengizinkannya.

“andweee.kau tidak boleh ikut balapan itu.” Kataku tegas.

“waeyo ? bukankah kau yg mengajakku tadi ?” tanyanya denga wajah aegyo. Hahaha…. Aku baru tahu kalau dia juga bisa mengeluarkan jurus aegyonya walaupun aku sudah terlanjur menganggapnya laki-laki misterius.

“anniya. Aku hanya bercanda. .”

“tapi aku menganggapnya serius. Dan aku tak suka penolakan. .”

Aku tak menjawab perkataan donghae lagi,aku sudah melarangnya untuk ikut tapi jika tetap memaksa ingin ikut itu sudah di luar kendaliku.

Cukup lama aku dan donghae berada dalam keheningan. Aku tidak tahu harus bicara apalagi,keadaan tiba-tiba saja menjadi kikuk setelah donghae menembakku tadi.

“apa kau tidak ingin pulang ?” Tanya donghae memecahkan keheningan diantara aku dan dia. Aku hanya 
menggeleng pelan tanpa membalas tatapannya,rasa di hatiku sudah tak karuan. Aku bingung dan tidak tahu harus bersikap seperti apalagi. Kenapa di hadapan donghae sekarang ini aku seakan-akan menjadi feminim ? bukan gadis urakan yg biasa mengepalkan tinju kepada siapapun yg menentangku.

“baiklah aku pulang. Sampai bertemu lagi donghae-ya,terimakasih karna kau sudah mengajakku ke tempat seindah ini. Aku sungguh senang” jawabku lalu berbalik meninggalkan donghae. Namun tak ku duga tangan donghae menahan tanganku. Ia tersenyum dengan pandangan masih tetap ke depan. Aku menghadap ke tempat ia berdiri.

“besok sore kau harus menemuiku disini. Aku tak ingin mendengar alasan apapun yg membuat kau tak datang” kata donghae padaku. Aku hanya mengangguk pelan sambil memberikan senyumku terbaikku padanya.

Aku meneruskan langkahku. Jalanan sudah gelap,hanya beberapa orang yg ku lihat berlalu-lalang di jalan malam ini. Aku memandang  ke langit yg berwarna gelap,beberapa bintang Nampak menyapa penglihatanku. Bayangan jihoon oppa kembali memenuhi fikiranku,sedang apa dia disana ? bagaimana keadaannya ? bagaimana juga kabar hyekyo eonnie?

Author P.O.V                                                                                                                    

Hana memperhatikan penampilannya di depan cermin. Sebuah pita berwarna biru muda terpasang di atas 
kepalanya. Dress tali satu jari berwarna biru tua serta sepasang sepatu tanpa hak yg menutupi kakinya tampak membuat penampilan semakin sempurna hari ini.

“hana-ya ??” tegur chaerin ternganga begitu melihat penampilan hana di kamarnya. Hana menoleh ke arah pintu dan mendapati sahabatnya itu sedang kebingungan melihat dirinya.

“wae ?” Tanya hana seraya tersenyum. Chaerin tak menjawab pertanyaan hana,ia kemudian masuk dan memperhatikan hana dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sebelum akhirnya ia terduduk di ranjang hana.

“aku tak menyangka kau begitu cantik hana-ya” kata cherin seraya memberikan senyum terbaik yg ia miliki.

“benarkah ? kenapa kau baru saja menyadarinya,heh ?” goda hana lalu duduk di sebelah chaerin.

“memangnya kau mau kemana ?” Tanya chaerin lalu memasukkan satu bubble gum ke dalam mulutnya.

“errr,,, ke taman. Yah aku ingin ke taman,donghae mengajakku bertemu disana” jawab hana malu-malu.

“donghae ?? lelaki yg bertemu dengan kita kemarin ?”

“ne,rupanya kau masih ingat. Baiklah,,,aku pergi dulu chaerin-ah.”

Hana berdiri dan bersiap melangkah keluar.

“hana-ya…” suara chaerin kembali terdengar. Hana menghentikan langkahnya lalu berbalik.

“jangan terlalu lama,sore ini kau harus latihan untuk death rise nanti.” Sambung chaerin. Hana hanya tersenyum,mengangguk pelan,kemudian kembali berjalan keluar.

Suasana hari agak berbeda. Salju tak banyak turun,sedikit cahaya matahari terlihat samar di beberapa gedung tinggi. Walaupun hawa dingin masih tetap menyelimuti kota seoul.
tak berapa lama sampailah hana di tempat yg semalam menjadi saksi bisu kebahagiaannya bersama donghae. Ia mencoba menemukan sosok donghae disana,namun sayang tak ada tanda-tanda jika di tempat itu ada seseorang yg sedang menunggunya. Apa dia terlambat ? ah, itu tak mungkin. Arlojinya masih menunjukkan pukul 9, itu berarti hari belum terlalu siang. Lagi pula donghae tak meminta hana untuk datang di waktu tertentu,bukan ?. Hana mencoba menunggu donghae dengan duduk di bibir danau,riak air danau adalah satu-satunya suara yg terdengar saat itu.

10 menit….

15 menit…

30 menit…

40 menit…

55 menit…

sudah hampir satu jam hana menunggu donghae.namun, ia tak ada tanda-tanda melihat jika donghae akan datang. Apa donghae lupa jika ia menyuruh hana datang hari ini ? atau donghae sengaja membiarkan hana menunggunya ? menjengkelkan.

“baiklah…5 menit lagi. Jika tidak aku akan pergi,,,” kata hana pada dirinya sendiri.

Hana kembali menatap keadaan di sekeliling danau. Sepi. Bukankah menunggu seseorang di tempat yg sepi seperti itu sangat membosankan ? apalagi jika hana sangat membenci dengan hal yg berhubungan dengan kata ‘menunggu’ walaupun sebenarnya hana menyukai ketenangan dan keheningan seperti keadaan di danau itu sekarang.

10.00 KST

Hana beranjak berdiri,dia sudah menunggu donghae sejak sejam yg lalu.  Namun,tampaknya laki-laki itu tak akan datang. Seandainya hana tahu dimana rumah donghae mungkin ia akan langsung pergi kesana dan melabrak donghae. Lelaki yg sudah berani membuatnya jantungnya tak karuan namun saat ia berharap akan kehadiran lelaki itu ia harus menelan kenyataan pahit. DONGHAE TAKKAN PERNAH DATANG !!

Hana melepas pita rambutnya dengan kasar dan melemparnya ke dalam danau. Dua butir airmata tampak menggenangi pipinya. ia tak menyangka jika lelaki yg sudah bisa di percayainya malah mempermainkan perasaannya. Hana menghapus air mata di pipinya kemudian berbalik. Ia tertegun saat menyaksikan pemandangan di belakangnya, disana berdiri seorang laki-laki. DONGHAE !!!.
setangkai mawar indah tampak dibawa donghae di salah satu tangannya,sedangkan tangannya yg lain memegang balon berbentuk hati warna merah menyala dan bertulisan “SARANGHAE “.

“kau mau kemana ?” Tanya donghae sambil mengerling nakal.

“aku ingin pulang. Sudah satu jam aku disini,,,kau fikir itu menyenangkan ?”jawab hana ketus.

“mianhae,,,,membuatmu menunggu. sebenarnya aku sudah datang sebelum kau tiba disini. Tapi aku sengaja membiarkanmu menungguku. Kau tahu ada seorang pria yg memperhatikanmu di balik pohon itu. Apa kau tak menyadarinya ?”

“jadi kau sengaja membiarkanku menunggu disini ?? Kau benar-benar kejam tuan Lee” kata Hana tak percaya.kali ini hatinya semakin yakin jika dia hanya di permainkan oleh donghae.

Donghae mendekati  hana dan mencoba membelai rambut gadis yg sangat dicintainya itu. Namun sayang hana langsung menepis tangan donghae sebelum menyentuh rambutnya.

“mianhae,,,aku bukan tipe lelaki yg romantis. Aku hanya ingin memberimu kejutan dengan caraku sendiri. Aku fikir ini surprise,aku tak pernah bermaksud membuatmu marah” sesal donghae. Hana tak menjawab perkataan donghae,ia masih saja terisak. Tak berapa lama kemudian ia berlari meninggalkan donghae yg masih berdiri mematung.

Donghae P.O.V

Jung hana,,,yeoja berambut pirang sebahu,bermata coklat,dan bertubuh indah ini sudah membuatku  jatuh cinta saat pertamakali aku melihatnya. Sebenarnya aku sudah mengenalnya lama,tepatnya saat aku masih smp. Aku dan hana satu sekolah,bahkan ada satu saat ketika aku menabraknya yg sedang kerepotan membawa banyak buku dari songsaengnim park. Tapi sayang,aku tak sempat berkenalan dengannya karna orangtuaku mengajakku untuk pindah ke Mokpo. 10 tahun aku tak pernah mendengar kabar tentangnya lagi,sampai suatu ketika saat aku ikut dalam sebuah perkumpulan pembalap aku mendengar tentang seorang pembalap wanita yg hebat. Dan dia adalah Jung HaNa,yeoja yg sudah sekian lama menghantui fikiranku.
Aku bersyukur orangtuaku mengajak untuk pindah ke seoul lagi. Sejak saat itu aku mencari tahu tentangnya. Tak sulit karna nama Jung HaNa lumayan terkenal di kota itu,apalagi ia mempunyai kakak pengusaha material sukses bernama Jung JiHoon. Kakaknya itu pun adalah teman semasa kecilku,sayangnya walaupun begitu aku tak pernah punya kesempatan untuk dekat dengan Hana. Maka dari itulah dia tak tahu atau tak menyadari siapa aku sebenarnya.

Hari ini…aku mengecewakannya. Aku memang bukan laki-laki yg pintar memberi kejutan. Aku fikir dengan caraku tadi dia bisa menganggap ini sebuah surprise. Tapi,nampaknya itu tak terjadi. Aku membuatnya menangis karna menungguku. Kau tahu dia bahkan tak ingin mendengar kata-kataku dan malah pergi meninggalkanku.

Aku kembali ke mobilku,ku kejar hana. Berharap ia tak bisa berlari cepat. Tuhan maha adil,aku menemukannya sedang duduk di trotoar jalan sambil menangis terisak.ckck,, apa dia tak malu ? menangis di tengah jalan seperti itu. Atau mungkin ia tak sadar jika banyak orang yg memperhatikan tingkah anehnya itu. Dandanannya saja yg aku fikir tomboy,tapi perasaannya sangat sensitive daripada kapas.

“kau tidak malu menangis disini ?” tanyaku saat mulai berjalan menghampirinya. Dia menoleh padaku kemudian berdiri,melipat kedua tangannya di atas dada,lalu menatap tajam kepadaku dengan tatapan membunuh. Ayolah.. nyonya jung !! jangan seperti itu,ini lelucon konyol bagiku.
“untuk apa kau ke sini ?” tanyanya sinis dengan muka angkuh.

“memangnya tidak boleh aku mengejar orang yg ku cintai ?”

“cinta ? tidak usah menggombaliku lagi. Aku sudah muak dengan kata-kata gombalanmu itu.”

“benarkah ? bagaimana jika aku mengungkapkannya bukan dengan kata-kata ?”

“mwo ? maksudmu ?”

Aku memasang tampang smirk evil padanya,ku dekati gadis yg sangat kucintai ini. Seandainya saja aku sudah menikahinya ingin rasanya aku melahapnya sekarang juga. Ia berjalan mundur  untuk menjauhiku. 
 Hahaha,,, dia fikir bisa ? jangan harap kau bisa lepas dariku jung hana…
aku semakin mendekatinya,mengimpitnya ke tembok trotoar dan membiarkan kepalanya terkurung diantara dua tanganku. Ku lihat dia menutup mukanya yg memerah. Hahaha,,, ternyata kau menyerah denganku ya ?
dengan kasar  ku buka kedua tangan yg menutupi wajahnya. Memandangnya sebentar lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya. Hana tak berani menatapku,kenapa dia ? apa wajahku begitu menakutkan jika di lihat dari jarak dekat ?. . aku semakin mendekatkan wajahku ke wajah hana sampai wajah kami berdua hanya berjarak beberapa centi. Namun tak kuduga di bergerak mengelak ingin melepaskan kedua tanganku sehingga bibirnya menyentuhku. Ku rasa dia terkejut karna hana langsung melepaskan bibirnya dari bibirku. Hehehe,,, aku suka ini !!

“kenapa kau melepasnya ?”godaku dengan tatapan menggila.

“berani sekali kau menciumku. .kau tahu itu ciuman pertamaku.” Geramnya. Aku hanya bisa tertawa,bukankah tadi dia yg menciumku ? kenapa dia yg marah ? siapa suruh dia mengelak sehingga ciuman itu terjadi. Hey, itu kecelakaan! Kecelakaan yg menyenangkan menurutku.haha

“bukankah tadi itu kau yg mengelak sehingga ciuman itu terjadi ?” bantahku.

Hana tak menjawab lagi,tangannya mengepal dan beberapa detik kemudian sebuah pukulan keras melayang kewajahku. Lumayan keras dan cukup membuat bibirku berdarah. Aku meringis pelan kemudian mengelap darah dengan menggunakan punggung tanganku.

“kau adalah namja paling bajingan yg pernah kukenal seumur hidupku. Aku tak pernah bercanda dengan ucapanku,aku benar-benar menyesal telah mengenal namja seperti kau LEE DONGHAE !!” ucap hana dengan penuh penekanan ketika menyebut namaku,tak lama kemudian ia pun berlari meninggalkanku.

Aku menatap nanar kepergian hana,air mataku tiba-tiba saja keluar walaupun aku tak menghendakinya. 
Bukan karna merasa sakit di bibirku setelah mendapat pukulan dari hana, tapi hatiku sakit ketika aku sadar jika hana membenciku saat ini. Bahkan dia mengatakan jika aku adalah Bajingan,,,Gadis yg sangat ku cintai sejak smp membenciku karna aku mengecewakannya. Sadarlah lee donghae,,, kau menyakiti perasaannya walaupun maksudmu tadi hanya bercanda.

Aku berbalik melangkah pulang,menyimpan sejuta keputusasaan yg hadir memenuhi ruang hatiku. Air mataku memang telah berhenti mengalir,tapi rasa sakit hatiku semakin bertambah seiring kedua kaki yg ku langkahkan untuk pulang. Bodoh kau Lee DongHae, dulu kau sangat menginginkan dekat dengannya tapi apa yg sudah kau lakukan ketika mulai dekat dengannya ? kau malah membuatnya membencimu. Ck! Benar-benar bodoh !!!

Author P.O.V

“kau sudah datang ?” tanya chaerin begitu melihat hana menghambur masuk ke dalam bengkel. Pakaian yg tadi begitu anggun berganti menjadi baju balapan yg lumayan ganas kali ini. Bernuansa hitam dan sangat menonjolkan symbol kegelapan. Hana tak mejawab pertanyaan chaerin,dia melepas sendalnya dan melemparnya ke sembarang tempat kemudian mulai memasang sepatunya.

“kau kenapa hana-ya ?? apa yg terjadi ? oiya,bagaimana pertemuanmu dengan donghae tadi ?” sambung Chaerin

“BISAKAH KAU TIDAK MENYEBUT NAMANYA LAGI ? AKU SUDAH MUAK DENGANNYA !!!” gertak hana sesaat lalu melanjutkan kegiatan memasang sepatu yg belum selesai.

Chaerin yg merasa di gertak hanya bisa berdiam. Dia tahu betul jika hana sedang marah siapapun dan bagaimanapun caranya tak ada yg mempan meluluhkan hatinya kecuali jihoon oppa.Namun,jika mengharapkan kehadiran jihoon oppa pada saat ini,itu sangatlah tidak mungkin.

“latihan akan dimulai 15 menit lagi,ku harap kau tidak usah ke arena jika masih emosi.” Kata chaerin pelan namun menyiratkan ketegasan yg ia miliki. Chaerin paham hana perlu waktu sendiri untuk menstabilkan emosinya,ia lantas keluar dan meninggalkan hana sendiri.

Hana menatap dirinya di kaca kecil yg terdapat di dalam kamar bengkel,wajahnya tampak lumayan pucat belum lagi mata yg membengkak karna terlalu lama menangis. Ia menelan ludah ketika menyadari dirinya yg sangat egois dan terlalu sensitive.
Lima belas menit berselang,hana memasukkan satu bubble gum ke mulutnya dan berjalan keluar menuju arena. Helm hitam terletak manis diantara pinggang dan lengan kananya.Begitu sampai di arena ia menghampiri chaerin yg sibuk memeriksa keadaan mobil yg akan di pakai hana.

“Mianhae chaerin-ah…” kata hana pelan. Chaerin yg merasa dipanggil menoleh ke arah sumber suara seraya tersenyum.

“aku tak merasa jika kau melakukan kesalahan” jawab chaerin lalu kembali berkutat dengan mesin mobil yg ada di depannya.noda-noda hitam kelihatan sedikit mengotori wajahnya.

“aku tak pernah berniat menggertakmu tadi,aku sangat emosi chaerin-ah”

“tak usah merasa seperti itu. Aku tentu saja paham dengan apa yg kau rasakan,yah meskipun aku tidak tahu apa yg terjadi antara kau dan donghae”

Chaerin menutup bagian depan mobil lalu membersihkan kedua tangannya dengan handuk kecil yg ada di bahunya. Hana menatap kosong ke arah mobilnya. Akankah ia sanggup menghadapi death rise itu ??

“kenapa kau menatap mobilmu seperti itu ?”  Tanya chaerin. Hana terkejut dan langsung tersadar dari lamunannya.

“aku ragu dengan death rise itu.” Jawab hana.

“kenapa harus ragu ?? bukankah kau gadis yg kuat ? aku yakin kau dapat mengalahkan Victoria”

“benarkah ?!”

Chaerin mengangguk sebelum suara berat kepala management memanggil hana untuk segera latihan.

“hey chaerin-ah, ini sudah waktunya latihan. Jangan lagi mengajaknya berbicara,waktu sangat berharga jadi jgn di buang-buang” teriak ahjussi itu dari kejauhan. Chaerin mengacungkan kedua jempolnya kepada ahjussi itu seraya tersenyum.

“gara-gara kau aku kena semprot. Kau berhutang padaku nyonya Jung” goda chaerin

“ehem,, kau mau dibayar apa nyonya Lee” jawab hana dengan nada menggoda. Chaerin tertawa.

“tak banyak,2 gelas cappuccino di tambah cerita pertemuanmu dengan donghae tadi. Bagaimana ?” tanya chaerin seraya mengedipka sebelah matanya.

“baiklah. Sepulang latihan kita ke kafe. .”

Chaerin tertawa kemudian segera mendorong hana untuk latihan sebelum ahjussi kepala management tadi berteriak untuk yg kedua kalinya.

************
“oooo, jadi kau marah hanya gara-gara dia membiarkanmu menunggunya selama satu jam dan gara-gara ciuman itu ?” Tanya chaerin seusai mendengar cerita hana.

“aku tak suka dengan lelaki yg terlalu bermain-main denganku” jawab hana dingin.

“tapi kenapa kau tak memberinya kesempatan sama sekali ? siapa tahu dia memiliki tujuan yg lain”

“kesempatan itu sangat berharga,jadi kita perlu memilah-milah yg mana yg perlu di beri kesempatan dan yg mana tidak. Arraseo ?”

“ya sudahlah, toh itu juga sudah menjadi keputusanmu. Aku hanya mencoba menyarankan”

Chaerin mengaduk cappuccino latte yg terhidang di hadapannya. Sedangkan hana sibuk dengan ponselnya,tak ada pesan apapun. Sampai datanglah seorang wanita dengan pakaian yg cukup glamour,bertubuh tinggi dan berwajah angkuh mendatangi meja tempat duduk hana dan chaerin.

“selamat malam semuanya. .” sapa wanita yg bernama Victoria.Hana yg merasa di ganggu hanya tersenyum sinis mendengar sapaan sok akrab dari Victoria tanpa mengalihkan pandangan matanya dari ponsel yg ada di tangannya. Chaerin yg memahami keadaan itu juga tak menghiraukan kedatangan Victoria.

“hey, apa kalian tak mendengarku ?” Tanya Victoria yg masih berusaha sabar karna kedatangannya tak di gubris oleh dua gadis itu.

“kau berbicara dengan kami ?” chaerin bertanya balik dan mampu menciptakan muka kekesalan dari wajah Victoria.

“kau fikir aku berbicara dengan siapa,heh gadis jelek ?” geram Victoria.

 “kau bahkan tidak lebih cantik dari pada aku !” cibir chaerin.

“memangnya ada apa kau menemui kami ?” kata hana menengahi perdebatan antara chaerin dan Victoria.

“aku hanya mengingatkan kau saja jika kita akan bertanding 5 hari lagi. Apa kau sudah siap kalah ?” Victoria berkata seakan meremehkan hana.

“aku sudah siap kau kalahkan atau pun melihat kau kalah.puas ?”

“baguslah kalau begitu,gadis yg tak punya sopan-santun seperti kau memang sepantasnya kalah”

“HEY JAGA MULUTMU NONA SEBELUM AKU MEROBEKNYA.” Bentak chaerin sambil 
menggebrak meja. Ia tak terima jika sahabatnya dihina sebegitu rendahnya oleh Victoria. Melihat kemarahan chaerin,Victoria hanya terkekeh menertawakan. Masih tak terima dengan hal itu chaerin bersiap menghampiri Victoria,namun sayang tangan hana menahan langkahnya.

“selamat bertemu di arena nanti. Bersiaplah menghadapi kematianmu!” ancam Victoria kemudian beranjak pergi.

Hana kembali duduk, begitu juga chaerin yg tampak memasang ekspresi geram.

“kenapa kau menahanku ? aku sangat jengkel dengannya.”protes chaerin.

“untuk apa kau meladeni orang sepicik Victoria ? tidak akan membuatnya jera malah membuat masalah baru untukmu.”

Chaerin hanya memanyunkan bibirnya mendengar ucapan hana.

Beberapa hari kemudian,,,

“bagaimana catatan waktuku ?” Tanya Hana seraya melepas helm hitamnya. Chaerin memperhatikan buku yg ada di tangannya,mulai menghitung lalu menoleh kearah Hana.

“kau mampu mencapai finish 10 menit lebih awal dari beberapa hari yg lalu” sahut chaerin kemudian kembali menekuni catatannya.

Hana tak merespon chaerin lagi,ia hanya menatap kosong kearah jalan arena. Tiba-tiba seraut wajah donghae datang menyapa fikirannya.

“kau kenapa ?” Tanya chaerin mengejutkan Hana.

“eh,,eumm~anniya. Chaerin~ah,, boleh aku bertanya sesuatu ?”

“tentu saja. Kau ingin bertanya apa ?”

“menurutmu jika airmata dan cinta bergabung menjadi satu apakah bisa memberi kehidupan ?”

“tergantung. Jika cinta itu dilandasi ketulusan dan kepercayaan mungkin bisa. Memangnya kenapa ?”

“menurutmu donghae itu tulus ?”

“kau mencintainya ?”

“kau fikir ?”

“sudah ku katakan sebaiknya kau memberikannya kesempatan.”

“bagaimana jika dia mempermainkanku lagi ?”

“kau harus percaya hana-ya,,donghae itu menurutku pria yg baik dan lembut”

“benarkah ?”

“ehem …”

“tapi aku masih tak bisa mengubah rasa di hatiku,,ehmm,,,maksudku,,,eumm,, baiklah tak usah di bahas”

Hana melangkah masuk ke dalam ruang ganti untuk mengganti bajunya,chaerin hanya tersenyum sambil menggeleng pelan melihat tingkah sahabatnya itu.

*****

Chaerin melahap ramyeon di meja makan. Sinetron tivi tak ada yg seru saat ini dan itu menimbulkan kebosanan di hatinya. Sedangkan hana sedang sibuk tidur di kamar, dan sukses menambah tingkat kebosanan seorang chaerin

Ting tong,, Ting tong,,, suara bel apartemennya berbunyi. Dengan malas chaerin membuka pintu.begitu pintu di buka, Ia terperanjat ketika melihat siapa yg datang. Segera orang itu menarik chaerin keluar dan membawa chaerin menjauh dari pintu apartemennya.

“mau apa kau kesini ?” Tanya chaerin heran.

“dimana hana ?” jawab laki-laki yg ternyata donghae itu.

“dia ada di dalam. Kenapa ?”

“bolehkah aku menemuinya ?”

“aku rasa dia tak mungkin mau menemuimu.”

“aisshh,,bagaimana ini ? kau bisa membantuku ?”

“membantumu ? ehemmm,, bagaimana caranya ?”

“tolong berikan surat ini kepada hana,dan usahakan agar ia mau membacakannya. Jebal”

Donghae menyerahkan surat berwarna merah muda dan chaerin pun menerimanya. Bagi chaerin menyuruh hana membaca surat tidaklah susah karna hana merupakan gadis yg mempunyai kadar penasaran yg  tinggi.

“kamsahamnida chaerin~ah,,,” ucap donghae kemudian menundukkan badannya.

“Ne,,, aku mempunyai informasi tentang hana. Apa kau mau mendengarnya ?”

“tentu saja. Cepat katakan!”

“besok hana akan bertanding death rise di arena victoria,,,”

“aisshh,,benarkah ? dimana arena itu ?”

“nanti akan ku kabari. Mana no ponselmu ?”

Donghae menyerahkan selembar kartu namanya pada chaerin.

“ku harap kau bisa datang!” kata chaerin sambil tersenyum.

“pasti! Aku akan datang” jawab donghae.

Donghae melangkah meninggalkan apartemen chaerin. Sedangkan chaerin masuk kembali ke dalam apartemennya.

********

Hana menggeliatkan badannya begitu keluar dari kamar. Dilihatnya chaerin sedang sibuk dengan acara televisi dan semangkuk ramyeon.

“kau sudah bangun ?”tegur chaerin begitu melihat hana keluar dari kamar,hana hanya merespon dengan sedikit anggukan seraya menguap.

“ini untukmu..” ujar chaerin menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda. Hana mengernyitkan dahinya, sesaat kemudian ia meraih amplop pemberian Chaerin kemudian duduk di samping chaerin.

To : Jung HaNa
Hana~ya,,, mianhae. Jeongmal mianhae, aku tak bermaksud membuatmu marah kemarin. Aku bersumpah jika aku benar-benar menyesal. Kumohon  ma’afkan aku dan beri aku kesempatan lagi.
From : Lee Donghae

“donghae tadi kesini ?” Tanya Hana.

“ehem,,, kau memberitahu dimana apartemenku ?”

“anniya.”

“lalu dia tahu darimana ?”

“mollayo,, aku tak perduli.”

Hana meninggalkan Chaerin yg masih sibuk dengan ramyeonnya,ia melangkah menuju dapur dan masuk ke kamar mandi

Ke esokkan harinya,,,

Hana menatap ke sekeliling arena. Tebing yg curam,jurang,dan jalanan yg berkelok-kelok tak sedikit pun menciutkan nyalinya untuk menghadapi semua itu. Ini ia lakukan bukan karna ia ingin di kenal sebagai pembalap yg berani,tapi karna semata-mata untuk kakaknya. Ia ingin Jihoon bangga padanya walaupun jihoon belum tentu tahu apa yg kali ini hana hadapi.

“kau sudah siap ?” Tanya seseorang lalu mensejajarkan tubuhnya dengan hana. Hana menoleh kemudian melongo terkejut ketika melihat seorang donghae berdiri di sampingnya.

“kau ?? untuk apa kau kesini ?” Tanya hana ketus.

“ingin melihatmu bertanding . .apa kau melarangku untuk itu ?”

“aku tak mengizinkan atau pun melarangmu jadi terserah kau. .”

Hana berbalik dan bersiap meninggalkan donghae. Reflex,tangan donghae menahan tangan hana. Donghae tak ingin jika hana pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu.

“apa aku boleh menjelaskannya terlebih dahulu ?” Tanya donghae dengan tatapan dingin.

“menjelaskan apa lagi ? aku tak ingin mendengar apapun!”

“jebal. Kau harus mendengar penjelasanku dulu. Setelah itu,terserah kau mau melemparku ke jurang atau kau ingin membunuhku,aku tak perduli”

“kau jangan gila,, aku tak punya urusan apapun denganmu.”

Hana menepis tangan donghae lalu berlari meninggalkannya. Balapan akan di mulai 20 menit lagi, waktu itu terasa panjang bagi hana saat ini.
hana duduk di salah satu kursi yg ada di pos kelompoknya,ia meneguk secangkir kopi yg di sediakan oleh panitia disana. Berharap bisa menenangkan fikirannya yg sedang kacau,bahkan pada saat seperti ini pun harus ada masalah yg menghampirinya. Tiba-tiba chaerin mencengkram tangan hana dan menyeretnya paksa.

“yaakk chaerin-ah. Apa yg kau lakukan ?” Tanya hana terkejut.

“kau harus ikut aku,,,ini ada hubungannya dengan donghae.” Jawab chaerin

Hana melepaskan tangannya dari cengkraman chaerin dan menatap ketus kearah chaerin.

“kau fikir aku perduli dengan laki-laki itu ?” Tanya hana sinis.

“tapi_”

“SUDAH KU KATAKAN AKU TAK PERDULI DAN TAK ADA URUSAN APAPUN DENGANNYA” teriak hana dengan nada membentak.

“HANA-YA KAU TAHU DONGHAE SEKARANG SEDANG MEMPERSIAPKAN MOBILNYA UNTUK IKUT BERTANDING DI BALAPAN INI,BAHKAN DIA SUDAH MEMBERITAHU VICTORIA. SELAMA INI DIA TAK PERNAH ADA LATIHAN,ITU BERARTI  NYAWA DONGHAE SEDANG TERANCAM. KAU TEGA MELIHATNYA MATI,HAH!” balas chaerin dengan emosi yg sama.

“mwo ?? maksudmu dia…”

“selamatkan dia sekarang atau kau tidak akan melihatnya lagi. Aku tahu hana-ya,kau itu mencintainya tapi rasa egomu sudah terlalu menguasai dirimu.”

Hana menggeleng tak percaya dan segera pergi mencari donghae.  Ia hampir putus asa karena tak bisa menemukan donghae,namun di  sela keputusasaan itu ia melihat sosok donghae sedang duduk di depan mobilnya. Melihat itu semua,hana segera menghampiri donghae.

“BABO!” bentak hana pada donghae.

“apa maksudmu ?” Tanya donghae heran melihat kedatangan hana.

“kau fikir aku akan membiarkanmu mati di tengah arena. BATALKAN NIATMU UNTUK IKUT BALAPAN  INI.”

“shireo,,,untuk apa aku mendengarkan apa katamu sedangkan kau saja tak pernah mau mendengarkan kata-kataku.”

PLAK! Sebuah tamparan keras melayang di wajah donghae.

“batalkan niatmu jika kau masih mencintaiku.” Ucap hana pelan,hampir  tak terdengar.

“mwo ? kau bilang apa ?”

“anniya. Pokoknya kau harus membatalkannya.”

“hufth,, baiklah asal kau berjanji mau menjadi yeoja-ku.bagaimana ? jika tidak aku takkan membatalkan niatku”

“yak! Kenapa kau mengancamku seperti itu.”

“karna aku menyayangimu. .”

Hana tak menjawab . ia diam membisu,tak ada kata apapun yg keluar dari mulutnya. Hening. Donghae berdiri mensejajarkan dirinya dengan hana,diraihnya tangan hana dan ditatapnya hana dengan pandangan teduh.

“hana-ya,,,mianhae. Jebal !!”  ucap donghae lembut. Hana memejamkan matanya lalu mendesah pelan,mengeluarkan karbon dioksida yg sempat tersumbat karna perdebatannya dengan donghae tadi. Ia menatap donghae dan tersenyum kemudian mengangguk pelan.
Hati donghae terasa lega,ia melonjak girang di depan hana. Hana hanya menatap donghae dengan pandangan risih.

“aku senang sekali hana-ya,,eummm,,maksudku chaggiya !” kata donghae dengan senyum yg masih mengembang di bibirnya.

“mwo ? kau memanggilku apa ?” Tanya hana tak percaya.

“chaggiya. .apa itu salah ?”

“yak!! Aku bukan yeojachingumu. .”

“memang bukan,tapi calon. Aku bahkan bisa membaca saat selesai pertandingan nanti kau akan menerimaku.”

“siapa bilang begitu ?? percaya diri sekali kau donghae-ya”

“heishh,kau tidak boleh memanggilku donghae lagi. Kau harus memanggilku oppa. Arasseo ?”

“memangnya aku mau ?”

“aku tak perduli, kau harus mau. Atau aku akan …”

Donghae mendekat kearah hana,mengurung hana diantara mobil dan tubuhnya. hana  menatap donghae dengan tatapan mengancam.namun tampaknya tak dihiraukan sama sekali oleh donghae.

“baiklah oppa,, aku akan memangilmu oppa. Kau puas ?? sekarang menjauhlah dariku.” Jawab hana mengalah.

Donghae mengeluarkan smirk evilnya lalu mengecup bibir hana sekilas kemudian menjauh seraya tertawa dengan penuh kemenangan.

“yakkk !! aku memanggilmu oppa atau pun donghae kau tetap saja menciumku” protes hana

“tapi kau harus memanggilku oppa sesuai janjimu. .” jawab donghae

“YAKKK !! HANA-YA !!!” teriak chaerin yg tiba-tiba muncul. Hana menoleh. .

“mwo chaerin-ah ?” Tanya hana.

“mengganggu saja. .” kesal donghae.

“balapan sudah mau dimulai.kau harus masuk mobil sekarang,,kajja!” kata chaerin berapi-api.

Hana menatap kembali lelaki yg ada dihadapanya. Lelaki yg bisa membuatnya luluh hanya dengan sekali menatap. Walaupun hatinya masih bertanya siapa sebenarnya donghae.
donghae membelai kepala hana sambil tersenyum,menyiratkan jika ia mendukung apapun yg dilakukan oleh gadis itu.

“doakan aku oppa!” ucap hana lembut lalu dibalas anggukan dari donghae.

“Fighting my panda.saranghae !”

“boleh aku mendengar panggilan itu lagi ?”

“MY PANDA !!!”

“jangan pernah lupakan aku oppa jika aku tak bisa menjadi pemenang hari ini !”

“shireo,, kau harus menang hari ini. Aku tak ingin melihat kekalahanmu.berjanjilah”

“ne,aku berjanji !!”

Hana melangkah meninggalkan donghae menuju arena. Jantungkan tak karuan saat ini,bayangan jihoon timbul di fikirannya. Begitu pula hyekyo dan kedua orangtuanya.

‘lakukan semuanya dengan hati hana-ya !!’ batin hana berkata  demikian

Hana sudah sampai di depan mobilnya. Ditatapnya lawannya yg berdiri di seberang, Victoria memandang hana dengan tatapan yg penuh dendam. Ia segera masuk ke dalam mobilnya,melihat itu hana pun masuk ke dalam mobilnya. Di pasangnya sabuk pengaman dan helm yg selama ini menjadi sahabat bisunya.

“hana-ya…” donghae menggedor kaca mobil hana. Kaca itu pun membuka.

“oppa…” lirih hana.

“SARANGHAE… SARANGHAE JUNG HANA.”

Hana meneteskan air matanya. Ia memang juga sangat mencintai donghae,namun ia masih tak tahu nasibnya setelah balapan ini. Ini bukan balapan sembarang,menang atau terlempar ke jurang.

“nado saranghae oppa. .” jawab hana kemudian langsung menutup mobilnya.ia tak sanggup menangis lebih dari ini,Donghae masih menggedor kaca mobil hana,berharap gadis itu membuka untuk kedua kalinya. Namun itu takkan terjadi,karna di dalam mobil hana menangis.

Lampu arena sudah menunjukka cahaya hijau dan mobil hana pun langsung melesat berjalan.

“saranghae hana-ya,,, kau harus kembali untukku !!” teriak donghae.

Mobil hana sekarang berada di depan mobil peach white milik Victoria. Keduanya melaju dengan ganasnya, namun itu tak bertahan lama karna sepuluh menit kemudian mobil Victoria lah yg berada di depan. Hana kalut saat itu,memori-memorinya bersama orantuanya kembali muncul dan membuat kepalanya sakit. Ia berusaha menyelip Victoria,memang berhasil namun sakit kepalanya semakin bertambah. Mobilnya pun oleng namun syukurlah tak mengarah ke jurang. Donghae yg melihat itu melalu kamera cctv hanya bisa tegang. Fikirannya juga tiba-tiba kalut. Sedangkan chaerin menyipitkan kedua matanya untuk menghindari ketegangan yg berlebihan.

Hana terus melaju di tengah arena,tikungan tajam di laluinya dengan mudah. Victoria yg melihat semua itu tampak gusar. Ia bermaksud memanfaatkan keadaan olengnya mobil hana untuk kemenangannya. Di injaknya gas mobilnya dengan ganas sehingga menabrak bagian jok belakang mobil hana. Mobil  Hana yg tak siap menerima serangan itu terimpit ke pinggir menciptakan goresan-goresan tajam di bagian kanannya. Victoria tetap melanjutkan keganasannya,ia terus menghimpit mobil hana ke pinggir. Kondisi hana yg tak stabil karna sakit kepala yg tiba-tiba datang membuatnya tak bisa melawan. Tak merasa ada perlawanan Victoria menabrakan mobilnya ke mobil hana, dan BRAAAKKKK !!! mobil hana terguling dan terbalik.

“ANDWEEEEE !!!!!…”teriak donghae ketika menyaksikan pemandangan yg terjadi di kamera.

“hana-yaaa…” chaerin juga ikut terkejut.

Di dalam mobil Victoria tertawa keras karna berhasil menyingkirkan lawannya. Dendamnya terbalaskan sudah,ia begitu puas. Namun kesenangan itu Nampak hanya datang sesaat sebab ia tak menyadari jika mobilnya melaju ke arah jurang.

“ANDWEeeee..” teriak Victoria.

Sssttt .. BRAAAKKKKK,,,,DUMBBBBBB . kobaran api Nampak terlihat di bawah jurang. Para petugas 
segera melakukan evakuasi terhadap mobil hana maupun mobil Victoria. Di pos kelompok hana Nampak donghae tersandar di dinding. Ia memegang dadanya yg terasa sangat sesak. Sedangkan chaerin,ia tertunduk membisu.

“doakan aku oppa!”

“jangan pernah lupakan aku oppa jika aku tak bisa menjadi pemenang hari ini !”

“nado saranghae oppa. .”

Kata-kata hana sebelum balapan tadi terngiang di telinga donghae. Ia mengacak acak rambutnya frustasi,gadis berambut coklat itu gugur di arena. Akankah keajaiban datang kali ini ??

*******

Hana di larikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan pertama. Donghae dan chaerin datang menyusul setelah hana masuk ruangan. Satu jam,dua jam,sudah hampir 3 jam,namun tak seorang petugas pun yg Nampak keluar dari ruang UGD.
chaerin membisu saat itu,ia terus-terusan memijit kepalanya tanda jika fikirannya sedang kacau. Sampai pada akhirnya seorang dokter keluar dengan  dari ruangan sambil melepas masker yg menutupi separuh wajahnya. Donghae dan chaerin langsung mendekati dokter itu.

“Bagaimana keadaan pasien dok ?” Tanya chaerin singkat namun memerlukan jawaban sesegera mungkin.
Dokter menunduk lesu menyiratkan tanda kekecewaan dari hatinya. Ia menggeleng lemah dan menatap donghae-chaerin bergantian.

“puji tuhan. Pasien telah melalui masa kritisnya,tapi_” jawab dokter menggantung.

“tapi apa dok ?” Tanya donghae tak sabar. Dia perlu kepastian saat ini.

Dokter menghela nafas panjang sebelum menyampaikan sesuatu yg membuat keterkejutan di hati donghae dan chaerin.

“dia terancam mengalami kebutaan. .” jawab dokter.

Koor !!! tampaklah wajah-wajah kecewa dari orang-orang yg ada disana. Terlebih dari wajah donghae dan chaerin.

Beberapa hari kemudian. .

“buka matamu pelan-pelan hana-ya” ucap sang dokter.

Hana membuka matanya sedikit demi sedikit. Donghae menatap nanar kepada hana. begitu pula chaerin, bahkan ia sudah terisak sejak tadi.

“kenapa semuanya menjadi gelap dokter ?” Tanya hana polos. Donghae menghambur ke pelukan hana,ia memeluk hana begitu erat.

“hana-ya tenanglah,semuanya akan baik-baik saja.” Bisik donghae lirih.

“apa yg terjadi oppa,kenapa aku tak bisa melihat ? apa aku buta ?”

Donghae tak menjawab pertanyaan hana,ia semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan kepalanya di bahu hana.ia menangis dan menumpahkan emosinya di sana. Hana yg merasakan kesedihan donghae akhirnya paham dengan apa yg terjadi. Ia mengalami kebutaan,meskipun masih ada harapan untuk sembuh jika ada orang yg mendonorkan matanya untuk hana.


Setahun Kemudian,,,

“chaggiya… kau dimana ?” teriak donghae di sekitar taman.

“aw,,,” pekik seorang gadis yg berada di bawah sebuah pohon. Donghae segera menghampiri gadis itu dan membantunya berdiri.

“oppa ?? kau kah itu ?” Tanya hana.

“ne, sudah ku katakan jangan pernah pergi jika tak ada aku. Kalau terjadi apa-apa bagaimana ?”

“aku gadis yg kuat oppa.”

“kau selalu saja menganggap dirimu seperti itu.”

Hana menunduk lesu setelah mendengar perkataan donghae. Memang benar,dia selalu menganggap dirinya gadis yg kuat. Ia tak pernah sadar akan kelemahannya saat ini. Donghae yg menyaksikan hana berubah pun segera berusaha meralat ucapannya.

“chaggiya aku_”

“tak usah merasa bersalah oppa. Memang benar apa yg kau katakan,aku selalu tak sadar dengan kelemahanku. Aku memang gadis sombong yg tak tahu diri. Ma’afkan aku oppa”

“tapi chaggiya bukan itu  maksudku. Aku hanya khawatir jika terjadi sesuatu denganmu,aku tak ingin kehilanganmu lagi.,Walaupun hanya sementara.”

Hana tersenyum mendengar perkataan donghae. Kemudian donghae mengajaknya duduk di sebuah kursi.

“oppa,apa kau bisa jelaskan sekarang pemandangan apa yg ada di depan kita ?” Tanya hana.

“tentu. Di depan kita ada kumpulan bunga tulip berwarna merah,dan di sebelah kanan kita ada jejeran pohon cemara. Sekarang musim semi chaggiya dan pohon-pohon cemara itu sedang berbunga. Sangat indah.”

“seandainya aku dapat menikmati keindahan itu oppa. .”

“tentu saja bisa. Kau tinggal memejamkan matamu lalu bayangkanlah gambaran bunga dan pohon-pohon itu.”

Hana mengangguk kemudian memejamkan matanya. Menikmati sensasi yg timbul dari alam khayalnya. Sementara itu donghae menatap wajah indah gadis yg sedang duduk di sebelahnya.

Uhuk…uhuk… donghae terbatuk. Ia menutup mulutnya dan betapa terkejutnya ia melihat telapak tangannya penuh dengan darah. Di rabanya bagian mulut dan hidungnya,penuh dengan benda berwarna merah segar itu. Itu menghapusnya dengan syal yg kebetulan ia bawa. Dada donghae terasa sesak ia menahannya agar hana tak tahu apa yg terjadi. Donghae tak ingin mengganggu konsentrasi gadis itu.

*********

“anda menderita kanker darah stadium 4 tuan Lee,apa anda tidak mengetahuinya selama ini ?” Tanya dokter yg baru saja selesai mengambil tes kesehatan donghae di laboratorium. Donghae hanya menggeleng pelan,menunjukkan jika tak tahu apa-apa selama ini.

“penyakitmu sudah terlalu parah,ku tangguhkan umurmu hanya sisa beberapa minggu lagi. Ma’afkan kami yg tak bisa berbuat apa-apa.” Ujar dokter dengan mimik wajah kecewa. Sembari menyerahkan hasil tes kepada donghae. Donghae menerimanya dan melangkah lesu keluar.

Donghae berjalan di pinggiran kota seoul. Ia tak menyangka jika ia menderita penyakit seperti ini,karena selama ini ia tak pernah mengalami keluhan apapun kecuali sesak nafas yg beberapa kali datang mengganggunya. Donghae mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.

“yeoboseyo..” jawab orang yg di hubungi donghae.

“chaerin-ah,,aku ingin bertemu denganmu malam ini. Kau bisa ?”

“sebaiknya besok,karna malam ini aku sedang menemani hana periksa ke rumah sakit.”

“baiklah. Besok ku tungggu di kafe,usahakan jangan sampai hana tahu tentang pertemuan kita ini”

“kenapa ?”

“kau akan tahu nanti…”

“baiklah,,sudah dulu ya. Hana sudah selesai,bye”

Tut.telpon terputus.

Besoknya. .

Chaerin melipat kedua tangannya di depan dada. Sedangkan donghae terus-menerus melamun, ,

“apakah eommamu sudah menegetahuinya ?”  Tanya chaerin memecahkan keheningan yg sejak tadi terjadi antara donghae dah dirinya. Donghae menggeleng pelan dengan pandangan terus ke depan.

“chaerin-ah”

“hm?”

“bolehkah aku meminta bantuanmu ?”

“katakan saja. .”

“aku mohon jangan beritahu hana tentang masalah ini,aku tak ingin melihatnya sedih.kumohon~!!”

“tapi dia harus tahu oppa, jika tidak dia tak bisa menerima kau pergi nanti.”

“aku akan berusaha. Beberapa hari lagi aku akan berangkat ke Jepang. Mudah-mudahan saja operasiku berjalan lancar. Setidaknya aku masih bisa bertahan sampai tanggal 22 februari nanti.”

“tapi apa yg harus ku katakan jika ia menanyakan kepergianmu ? aku tak janji bisa berbohong dengannya.”

“apapun,katakankanlah aku pergi untuk mendatangi appaku disana. Atau kau boleh mengatakan jika aku kuliah di sana.”

“kau GILA oppa,mana mungkin hana percaya.”

“aku mohon. Bantulah aku chaerin-ah!”

Chaerin menghela nafas berat. Ia pasrah dengan keputusan donghae,baginya donghae sudah cukup dewasa untuk menentukan jalan hidup yg menurutnya terbaik untuk hana dan donghae sendiri.

“hana-ya ..”

“hm? Kenapa oppa ?”

“saranghae,,,”

Hana tersenyum mendengar kata-kata donghae. Sekarang ini mereka ada ditaman,tempat pertamakali mereka pernah bertemu setahun yg lalu.

“kenapa kau tidak membalas kata-kataku hana-ya ? apa kau tak mencintaiku ?” protes donghae.

“hehehe,, aku sangat mencintaimu oppa. Aku akan selalu bersamamu sampai kapanpun,karna kau adalah laki-laki terbaik yg kumiliki selain appaku dan jihoon oppa.”

“jihoon hyung ? astagaaa,,lama sekali aku tak mendengar kabar tentang jihoon hyung. Dimana dia sekarang ?”

Mata hana mulai berkaca-kaca,mungkin sebentar lagi aliran sungai kecil akan terbentuk dari kedua bola matanya. Donghae menatap hana bingung,memang apa yg terjadi ?

“hana-ya,,mianhae.. aku tak bermaksud membuatmu sedih !”

“anniyo oppa. Kau memang harus tahu ini, sebenarnya jihoon oppa berangkat ke jepang setahun yg lalu untuk menjalani operasi. Dia berangkat bersama hyekyo eonnie,,, namun sampai sekarang mereka berdua tak pernah mengirim kabar padaku. Aku tidak tahu apakah mereka masih disana atau sudah pulang ke korea.”

“memang jihoon hyung mempunyai penyakit apa ?”

“seminggu sebelum aku ditantang Victoria untuk bertanding death rise. Jihoon oppa di pukuli oleh sekelompok lelaki suruhan Victoria. Mungkin saat itu ia tak bisa melawan, hingga ia pun mengalami pendarahan di otak dan pinggangnya yg sebelah kanan robek.”

Hana terisak pelan,donghae mencerna cerita hana dengan seksama. Donghae memeluk gadis yg sekarang ada di sampingnya itu dengan erat. Memberikan semua kehangatan yg ia miliki untuk hana seorang.

“kau yakin jika jihoon hyung masih hidup ?” Tanya donghae.

“hm ? aku yakin oppa, aku tahu jihoon oppa adalah laki-laki yg kuat. Hanya saja aku menunggu sebuah keajaiban yg membuatku bisa bertemu dengannya.” Jawab hana.

“aku akan mencarinya ke jepang.”

“mwo ?? jangan oppa, aku tak ingin kau tinggalkan sendiri disini.”

“anniyo. Aku hanya pergi mencarinya dan setelah aku menemukannya aku akan membawanya pulang untuk bertemu denganmu.”

“oppa_”

“ku mohon biarkanlah aku membuatmu bahagia,itu semua ku lakukan karna aku mencintaimu hana-ya. Aku ingin kau bahagia karna aku”

“bersama denganmu saja sudah membuat kebahagiaan untukku oppa. Aku yakin jika nanti aku akan bertemu dengan jihoon oppa,kami berdua tinggal menunggu waktu saja.”

“aku tak suka penolakan. Aku akan tetap mencarinya.”

“baiklah jika kau bersikeras untuk mencarinya. Kamsahamnida oppa, aku sungguh beruntung mendapatkan laki-laki sepertimu oppa. Saranghae.”

“nado saranghae chaggiya !”

**********

Donghae menghempaskan tubuhnya ke sofa berwarna putih di rumahnya. Sayup-sayup terdengar suara televisi dari ruang keluarga. Ia beranjak dari sofa dan melangkah ke ruang keluarga.

“eomma, ,”

“hm ? ada apa donghae-ya ?”

“anni,aku hanya ingin menonton tivi bersama eomma.”

“hahaha,,kau ini seperti anak kecil donghae-ya. Astaga,, sudah jam berapa ini ? eomma harus kerumah park ahjumma dulu ya ?”

Eomma donghae segera berlari ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Donghae hanya menggeleng pelan melihat kepanikan dari eommanya.

“Selamat siang pemirsa. Kali ini kami bersama dengan seorang warga Korea bernama Jung JiHoon yg telah berhasil dan sukses menjadi seorang penyanyi solo di Jepang. Selain itu,dalam 3 bulan terakhir dia berhasil membintangi beberapa film garapan sutradara papan atas dari negeri pendidikan tersebut. ” ucap host acara di channel televisi dari jepang.

Donghae memandang seakan tak percaya dengan apa yg dia lihat. Bukankah itu jihoon kakak dari hana ?

“aku sangat senang dengan keberhasilanku ini,ini semua tak lepas dari tuhan dan gadis yg sangat ku cintai,Song Hyekyo. Selain itu aku juga mempunyai seorang gadis lagi yg sangat berperan dalam karirku. Kegigihannya dalam mengarungi kehidupan membuatku termotivasi untuk berbuat baik terhadap orang yg sudah memberiku semangat dalam kehidupan ” ucap laki-laki gagah yg ada di layar televisi.

“siapa dia ? apakah yeojachingumu yg kedua ?” gurau host acara itu.

“anniyo,dia adalah Jung Hana. Adik kecilku yg ada di korea. Sudah hampir setahun aku tak tahu bagaimana kabarnya. Rencananya dalam waktu dekat ini aku akan menjenguknya ke korea.”

“benarkah ? apa yg akan kau lakukan pertamakali saat bertemu dengannya.” Tanyanya  lagi.

“entahlah,, yang pasti aku akan memeluknya dan menumpahkan semua kerinduanku yg terpendam.”

“kira-kira kapan kau akan ke Korea ?”

“setelah launching album pertamaku di paris.”

“oooo,,, berarti kau tak launching di Jepang ?”

“sepertinya tidak,karna aku hanya melakukan comeback di jepang. Tapi lihat saja nanti”

“kapan kau akan ke paris ? dan kapan launching albummu ?”

“aku akan keparis besok namun launching album 2 minggu lagi.”

“berarti masih ada waktu untuk para cloud yg ingin bertemu denganmu sebelum launching.”

“mungkin iya,itu pun jika mereka bisa mengenaliku.hahahha ”

“jika boleh ku tahu kenapa kau memakai nama public Bi Rain ? kenapa tidak Jung Jihoon saja ? bisa kau jelaskan ?”

“aku memilih nama Bi Rain karna rain berarti hujan,aku ingin seperti hujan yg membawa rahmat dari tuhan. Aku ingin kehadiranku membawa kesejukan bagi orang-orang yg mendengarkan laguku”

“ooo,begitu rupanya.baiklah,pemirsa di rumah itulah perbincangan saya dan bintang tamu hari. Besok kami akan kembali dengan superstar lainnya. Sampai jumpa”

Donghae tak berkedip memandang layar televisi di depannya,sampai ia pun tak menyadari jika ibunya sudah pergi beberapa menit yg lalu. Hembusan nafas pelan tampak keluar dari hidungnya. Seulas senyum terukir di wajah donghae. Sekarang ia tahu bagaimana cara mempertemukan Hana dan Jihoon.

********

“kau suka lagunya ?” Tanya donghae seraya melepas headphonenya dari telinga hana.

“ehem,,,aku suka lagunya. Suaranya sangat bagus oppa.” Komentar hana.

“kau tau itu suara siapa ?”

“tentu saja. Bukankah itu suara Bi Rain ??”

“memang,, apa kau sudah tau siapa Bi Rain ?”

“kau tenang saja oppa,aku tahu siapa dia”

“Mwo ?? kau sudah tahu ?”

“kau tidak usah terlalu berlebihan begitu oppa, tentu saja aku mengenalnya. Chaerin bilang ada seorang penyanyi terkenal dari jepang bernama Bi Rain,dan kemarin dia menunjukkan lagu ini padaku.”

“tapi kau tidak tahu siapa nama asli Bi Rain itu ?”

“anniya,, yang ku tahu namanya Bi Rain atau Rain Bi.”

“kau sudah pernah mendengar lagu ini sebelumnya ?”

“baru kemarin…hehehe”

“kenapa tidak bilang padaku tadi ?”

“hahaha,,, aku hanya tidak ingin mengecewakan oppa tadi. Jadi tetap saja ku dengarkan”

“kau mulai nakal nyonya Lee…”

“mwo nyonya Lee ? jangan sembarangan mengganti nama margaku oppa.”

“aku tak menggantinya,bukankah sekarang kau milikku ? jadi namaku sekarang bukan Jung HaNa melainkan Lee HaNa… bagus,kan ?”

“tapi kita belum menikah oppa,jadi namaku tetap Jung Hana”

Hana mencibir pada donghae. Donghae mencubit kedua pipi hana karna gemas. Seandainya saja ia bisa lebih lama bersama dengan hana.

“oppa..”

“hm ?”

“kau mau mengajariku bermain piano ?”

“tentu saja my panda. Memangnya Kau ingin diajari lagu apa ?”

“Love Song..lagu dari Bi Rain itu oppa. Aku sangat suka dengannya,mungkin aku mengaguminya sekarang.”

“……..”

“kenapa oppa diam ?”

“aku cemburu ..”

“cemburu ? kenapa ?”

“aku cemburu jika yeojaku menyukai laki-laki lain selain aku.”

“hahaha,jadi oppa cemburu dengan Bi Rain itu ? ckck, oppa aku hanya menyukai dan mengaguminya bukan mencintainya.”

“lalu kau mencintai siapa ?”

“siapapun … memangnya kenapa ?”

“kau selalu saja gengsi mengatakan jika kau mencintaiku.”

“hahaha,,baiklah. Aku mencintaimu oppa,saranghae”

“anniya,,,”

“wae ?”

“katakan jika kau mencintai seorang Lee DongHae,lelaki paling tampan saat ini di kota seoul”

“kau terlalu berlebihan oppa”

“aku tak mau tau,kau harus mengatakan itu”

“hufth,,,baiklah! Aku mencintai seorang Lee DongHae,lelaki tertampan saat ini di kota seoul”

“hahaha,,,, bagus. Aku juga mencintai seorang Jung HaNa,gadis tercantik saat ini di kota seoul”

Hana tertawa mendengar guyonan dari donghae. Seorang lelaki berwajah dan berhati malaikat yg pernah di temuinya.

“ayo kita mulai bermain piano. .!” ajak donghae.

“dimana oppa ?”

“di rumahku, aku punya piano di rumah.”

“baiklah. .”

Donghae pun menuntun hana berjalan kearah mobilnya dan membantu hana masuk. Mereka berdua pun melesat menuju rumah donghae.

10 hari kemudian…

Dentingan lembut nada dari piano memenuhi sudut kamar music donghae. Donghae berdiri disamping hana yg sedang duduk sambil menekan tuts tuts piano dengan jarinya. Walaupun buta,ternyata hana mampu menghapal dan mengingat nada-nada yg diajarkan donghae. Suara lembut hana pun mulai terdengar.

Oneuldo seosongineun noye jib hwaga naneun geol
Naneun himdeunde naneun himdeunde ireohke
Hajiman naneun eojjol su eobseo
Ni mameul dolligin neomu neujeun geol
Kkeutnaboryeosso eojjol su eobseo ijen

*Han sungan nae mome iksokhaetdeon ni sone nal mironae
 Naneun eotthoke,,,,naneun eotthoke
 Oneuldo ddeonagan boye sumkyeor ajikdo neol saranghae
Naneun eotthoke,,naneun eotthoke

Nawa majuchideon geu nunbicheuro
Geudaen nareuo dashi bwayo geu nunbit
Naege mareul haejullae,,, ajikdo saranghandago

Jebal,,,oh~jebal,,dorawa

Prok prok prok… donghae menepuk kedua tangannya dengan keras. Ia tersenyum senang dengan kemampuan gadisnya itu. Hana hanya bisa tersipu malu begitu mendengar tepukan tangan donghae. Donghae merengkuh hana dalam pelukannya,membiarkan yeoja itu memeluknya erat. Namun,tiba-tiba donghae merasa ada yg mengalir keluar dari hidungnya. Sebuah cairan berwarna merah segar,darah donghae keluar dengan derasnya dari lubang hidungnya. Seakan memberi isyarat jika jatah hidupnya semakin pendek.

‘aku harus segera menemukan jihoon hyung sebelum semuanya terlambat’ batin donghae.

*******

“hati-hati oppa,jaga dirimu baik-baik. Dan sampaikan salamku pada jihoon oppa jika kau berhasil menemukannya. Katakan jika aku merindukannya.arraseo ?” kata hana saat mengantar donghae ke bandara bersama chaerin.

“pasti chaggiya. Kau juga hati-hati,oh iya ini ada selembar surat yg ku buat malam tadi. Aku ingin kau buka jika aku tak kembali”

“oppa,kau harus kembali. Aku tak ingin kau pergi seperti halnya jihoon oppa, aku tak ingin kehilangan untuk yg kedua kalinya.”

“arraseo. Lihat saja nanti,aku akan membuat jihoon hyung kembali padamu.”

“hyekyo eonnie juga. .”

“akan ku usahakan chaggiya.”

Donghae mengecup puncak kepala hana dengan lembut,hana merasakan ada kejanggalan yg dengan kecupan donghae kali ini. Donghae mengcup keningnya seakan ini kecupan terakhir yg ia berikan. Dalam dan penuh dengan kelembutan,perlahan hana merasakan ada setitik air membasahi keningnya. Donghae menangis. .

“oppa menangis ?” Tanya hana.

“anniya. Oppa tidak menangis,,” jawab donghae menahan mulutnya dengan tangannya agar suara tangisannya tak terdengar oleh hana.

‘perhatian kepada para penumpang pesawat AirGold no 773 harap segera memasuki pintu bandara. Pesawat akan segera lepas landas. Terimakasih.’ Suara pemberitahuan dari petugas membuat donghae mau tidak mau melepaskan genggamannya dari tangan hana.

“oppa… kau harus berjanji padaku jika kau akan pulang!” ucap hana polos. Ia tak tahu jika ini adalah kebersamaannya yg terakhir bersama donghae.

“ne, aku berjanji chaggiya. Saranghae,, neomu saranghae Jung HaNa.” Ucap donghae kemudian mulai melangkah meninggalkan hana,namun beberapa langkah ia terhenti dan berbalik menatap hana dan chaerin yg tetap berdiri pada posisi masing-masing. Chaerin mengacungkan salah satu jari kelingkingnya symbol jika ia berjanji akan menjaga hana.

*******

Next week,,,

“chaerin kau darimana saja ? aku mencarimu,,,” ucap hana saat mendengar suara pintu apartemen dibuka oleh seseorang. Chaerin menggenggam tangan hana dan terisak pelan.

“kau menangis ??” Tanya hana heran.

“aku menangis bahagia hana-ya,, ada seseorang yg ingin mendonorkan matanya untukmu.” Jawab chaerin berbohong. Sebenarnya chaerin menangis karna baru saja mendapat telpon dari jihoon jika donghae meninggal dunia seusai bertemu dengan jihoon,donghae tak mampu bertahan sampai tanggal ulang tahun hana karna penyakitnya yg sudah sangat terlalu parah. Ibu donghae tadi menemui chaerin dan mengabarkan jika mayat anaknya akan dikirm besok.

“jinjja ? siapa dia chaerin-ah ?” Tanya hana senang.

“dia… ehmm.. dia lelaki yg paling baik hati hana-ya.”

“tentu saja,aku sangat berterimakasih padanya. Kapan operasinya dilaksanakan ?”

“besok,kau besok sudah bisa operasi.”

“apa donghae oppa sudah tahu jika ada orang yg inginmendonorkan matanya untukku ?”

“….”

“chaerin..chaerin-ah kenapa kau diam ??”

“anniya. Sudahlah,sebaiknya kau segera  tidur. Persiapkan dirimu untuk besok dan berdoalah.”

Hana mengangguk dan berjalan pelan ke kamarnya. Hatinya sangat senang malam itu, ia tak menyadari jika sebenarnya lelaki yg baik hati itu adalah donghae. Lelaki yg sangat dicintai oleh hana.
 Lain dengan chaerin,malam itu chaerin menangis sejadi-jadinya. Berulang kali chaerin tak sengaja terisak keras. Ia tak tahu bagaimana perasaan hana ketika mengetahui jika donghae sudah pergi untuk selamanya.

*******

Chaerin mendorong kursi hana ke ruang dokter. Dokter yg melihat pasiennya tersenyum senang.

“operasi akan dimulai setengah jam lagi. Jadi kau masih punya waktu untuk melakukan apa yg kau mau hana-ya.” Ucap sang dokter.

“terimakasih dokter. Oiya,aku mau bertanya apakah rumah sakit ini mempunyai ruang music. Aku ingin bermain piano sebentar”

“ruang music memang tak ada. Tapi kami mempunyai aula yg cukup besar di belakang rumah sakit ini,disana ada piano. Kau bisa memainkannya.”

“baiklah.terimakasih dokter.”

Chaerin membawa hana ke aula belakang rumah sakit,aula ini luas namun terlalu remang. Chaerin membantu hana duduk di depan piano.

Ddrrrttt ,,dddrrtt.. ponsel  chaerin bergetar.

From : JiHoon oppa
aku sudah ada di depan rumah sakit. Jenazah Donghae sudah masuk ruangan,kau dimana ?

To : Jihoon oppa
di aula,, aku bersama hana disini

Chaerin memencet tombol ‘send’ dan memastikan pesan itu sampai ke ponsel jihoon. Ia menatap hana yg ada di depannya. Dentingan piano mulai terdengar,nada-nada yg mengalun indah dan  tak berapa lama suara hana terdengar menyanyi.

Oneuldo seosongineun noye jib hwaga naneun geol
Naneun himdeunde naneun himdeunde ireohke
Hajiman naneun eojjol su eobseo
Ni mameul dolligin neomu neujeun geol
Kkeutnaboryeosso eojjol su eobseo ijen

*Han sungan nae mome iksokhaetdeon ni sone nal mironae
 Naneun eotthoke,,,,naneun eotthoke
 Oneuldo ddeonagan boye sumkyeor ajikdo neol saranghae
Naneun eotthoke,,naneun eotthoke

Nawa majuchideon geu nunbicheuro
Geudaen nareuo dashi bwayo geu nunbit
Naege mareul haejullae,,, ajikdo saranghandago

Jeb_

“CUKUPPPP !!!” teriak  suara berat seorang laki-laki. Hana menghaentikan dentingan pianonya. Chaerin menoleh kearah pintu aula dan melihat jihoon dan hyekyo berdiri disana. Jihoon terkejut melihat keadaan adiknya sekarang,walaupun ia sempat di ceritakan oleh donghae sebelum donghae meninggal tetap saja ia merasa tak menyangka jika nasibnya semalang ini.

“donghae oppa ? kau kah itu ?” tebak hana. Membuat hati jihoon semakin teriris perih. Hyekyo berjalan ke arah chaerin dan memeluk chaerin yg menangis sejak tadi.

“Han sungan nae mome iksokhaetdeon ni sone nal mironae
 Naneun eotthoke,,,,naneun eotthoke
 Oneuldo ddeonagan boye sumkyeor ajikdo neol saranghae
Naneun eotthoke,,naneun eotthoke” jihoon bernyanyi dengan penuh  penghayatan.

“Bi Rain !!” ucap hana seakan tak percaya jika idolanya selama ini sedang berada di depannya.

“Ne,, aku Bi rain. Kau cloud ?” Tanya jihoon

“ne,,, aku sangat mengagumimu oppa.”

“kau mau tahu siapa namaku sebenarnya ?”

“tentu saja, aku belum tahu siapa namamu. Siapa nama aslimu oppa ?”

“Jung JiHoon !!!!”

DEGH !!! jantung hana seakan melemah saat ini. Ia tak percaya dengan takdir yg di hadapinya saat ini. Jung Jihoon,nama kakak laki-lakinya yg sudah setahun meninggalkannya di korea.Senang dan bingung bergumul jadi satu di dalam hatinya.

“kau bercanda…” kata hana pelan.

“anniya. Hana-ya apakah kau masih mengenali suaraku ?” Tanya hyekyo dari kejauhan.

“Hyekyo eonnie” jawab hana mantap.

Tanpa banyak bicara lagi jihoon berlari memeluk hana. Ia menumpah segala kerinduan yg di pendamnya saat ini. Begitu pula hana,ia memeluk jihoon begitu erat. Rasa rindu di hatinya terbayar sudah,berulang kali ia mengucap syukur kepada tuhan. Hana melepas pelukannya dan meraba wajah jihoon. Tak ada kebohongan yg terasa saat hana meraba wajah kakaknya. Karna Bi Rain itu memanglah JiHoon,dan JiHoon memanglah Bi Rain. Dan terungkap sudah jika selama ini hana mengagumi kakaknya sendiri.

“kenapa oppa tak pernah mengirim kabar padaku ?” Tanya hana dengan mimik wajah cemberut. Jihoon mencubit kedua pipi hana gemas.

“aku sudah sangat sering mengirimimu surat dan kiriman barang padamu. Apa little rose-ku ini tak pernah menerimanya ?” Tanya jihoon bingung.

“aku tak pernah menerima apapun darimu.”

“ya sudah. Yg penting semuanya berkumpul kita seharusnya senang dengan ini semua.” Kata hyekyo.

“oiya.. apa oppa bertemu dengan donghae oppa ? bagaimana keadaannya ?”

“……”

Diam.

Hening.

“oppa.. kenapa kau diam ?” Tanya hana lagi. Mendengar itu airmata chaerin tak sengaja keluar,ia tak mampu membendungnya lebih lama dari itu. Chaerin menghapus air matanya dan melangkah menghampiri Jihoon dan hana.

“donghae akan baik-baik saja hana-ya. Sekarang lebih baik kita segera ke ruang operasi. Dokter pasti sudah menunggumu.”

“hm,, baiklah. Kajja !!!”

Chaerin pun membantu hana duduk di korsi roda kemudian membawanya keluar. Jihoon mendatangi hyekyo dan meraih tangan kekasihnya itu.

“aku tak tahu bagaimana jadinya nanti.” Ucap jihoon pelan.

“aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Karna setahuku hana adalah gadis yg kuat” jawab hyekyo sambil tersenyum.

Jihoon meraih tangan hyekyo,mengajaknya menyusul chaerin dan hana yg sudah lebih dulu ke ruang operasi.
Jihoon berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan. Hatinya gelisah menunggu hasil operasi,sesekali dilihatnya pintu ruangan yg sebenarnya ada disampingnya sejak tadi. Sudah hampir 2 jam hana memasuki ruangan,namun tak satu pun petugas yg keluar. Chaerin duduk bersama hyekyo di kursi yg terletak di tembok sebelah kanan ruang operasi. Dari tadi ia hanya diam,ini adalah kali ketiga ia termenung di depan sebuah ruangan yg di dalamnya hana berjuang untuk hidup. Chaerin teringat kembali dengan kejadian satu setengah tahun yg lalu,saat ia menunggu operasi HaNa setelah ditikam oleh Jihoon dan dimana ia dan donghae resah saat menunggu di depan ruang UGD seusai  hana mengalami kecelakaan di arena balapan Victoria.

Dua jam kemudian,lampu hijau yg ada di atas pintu ruang operasi tiba-tiba menyala. Secepat kilat jihoon menghampiri seorang dokter yg keluar dari sana.

“bagaimana keadaan adik saya dok ?” Tanya jihoon singkat namun jelas.

“selamat tuan Jung. Operasi berhasil,adik anda mampu bertahan selama operasi. Dia memang gadis yg kuat.” Jawab dokter seraya tersenyum sumringah.

Jihoon menatap hyekyo dan berlari ke pelukan hyekyo. Chaerin tak henti-hentinya menghembuskan perasaan lega. Ia menangkupkan kedua telapak tangannya dan meletakkannya di depan mulutnya. Awan hitam yg selama ini menyelimuti hana seakan berganti menjadi awan biru yg cerah esok hari.
Mayat donghae Nampak di bawa keluar oleh petugas. Jihoon yg melihat itu langsung menghampirinya. Disibaknya kain putih yg menutupi seluruh tubuh donghae.

“gomawo,,jeongmal gomawo,,,kau telah memberi adikku kehidupan yg indah. Aku takkan pernah melupakanmu.” Ucap jihoon tulus.

Tuan dan nyonya Lee datang dengan wajah yg lumayan berantakan. Tangisan dan isakan mereka terus terdengar. Namun di sela-sela itu mereka sempat melemparkan senyum kepada jihoon seakan mengatakan bahwa mereka takkan marah kepada jihoon maupun hana,karna mereka tahu ini adalah keputusan yg diambil donghae untuk orang yg dicintainya.


******

“buka matamu pelan-pelan hana-ya.” Kata dokter seusai melepas lilitan perban yg menutupi mata hana. Hana membuka matanya pelan,dan mengerjapkannya beberapa kali. Sekarang ia dapat melihat dengan jelas,di ruangan itu ada jihoon,hyekyo,chaerin dan dua orang paruh baya yg tak dikenalnya.

“sempurna. Kalau begitu saya permisi dulu” dokter pun keluar ruangan.

“oh ternyata gadis cantik ini bernama Jung Hana.” Ucap wanita paruh usia yg ada dikamar itu, ia pun mendekati hana dan membelai rambutnya.

“tak salah jika donghae mencintamu sayang” lanjutnya lagi.

“dimana donghae oppa ?” Tanya hana bingung karna ia tak melihat donghae dari tadi. Keadaan kembali hening,jihoon dan hyekyo yg saling bertatapan dan chaerin yg terus menunduk di sudut ruangan membuat hana semakin penasaran dengan apa yg terjadi dengan donghae.

“aku harap kau tak terkejut hana-ya. .”kata chaerin tiba-tiba. Semua mata yg ada disana langsung memandang chaerin.

“apa yg terjadi ?” Tanya hana untuk yg kesekian kalinya.

“sebenarnya,,, “ chaerin menggantungkan kalimat. Ia memandang Jihoon,jihoon hanya bisa mengangguk pelan.

“jawab aku chaerin-ah..”

“sebenarnya mata yg menggantikan matamu itu adalah mata donghae oppa. Di sudah pergi ke surga hana-ya”

JEGEEERRR !!!! petir seakan menembus kepala hana saat ini. Bayangan donghae tiba-tiba muncul di fikirannya. Saat mereka tertawa,saat donghae mengejar mobil hana di arena balapan,dan saat donghae mengecup kepala hana waktu di bandara. Hana menatap jihoon,meminta kepastian atas hal yg sangat dibencinya. Ia sangat membenci kebohongan.
Jihoon hanya mengangguk lesu,seakan mengatakan jika chaerin tidak berbohong. Hana menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Ia tak bisa menerima semua ini. Jihoon segera menghampiri hana,ia memeluk adik perempuannya itu erat berharap hana bisa tenang dan melepaskan donghae dengan ikhlas.

********

HaNa P.O.V

Aku membuka surat yg terakhir di berikan donghae oppa padaku. Ku hembuskan nafasku pelan,menahan airmataku yg meminta keluar dari tempatnya.


To  : My HaNa

Apa kabar sayang ? kau sehat ?? waktu kau membaca surat ini mungkin aku sudah tersenyum di surga. Aku senang jika kau bisa melihat lagi. Kau lihat kan dunia itu sangat indah ? awan yg biru cerah,matahari yg tersenyum,dan chaerin yg menyebalkan. Hahaha…
Aku mohon selama tak ada penggantiku kau harus jaga dirimu dan senyummu. Kau tak boleh banyak menangis lagi,arra ? aku tak ingin matamu itu semakin tak kelihatan gara-gara terlalu banyak menangis. Jangan salahkan siapapun atas kematianku,karna aku yg menyuruh chaerin merahasiakan penyakitku. Bagaimana perasaanmu setelah bertemu dengan ‘Bi Rain’ ?? hahaha… dia itu kakakmu chaggiya. Aku sudah lama tahu,hanya saja aku ingin memberimu kejutan. Apa kau marah lagi karna kejutanku ini ? mianhae…. Oiya terimakasih karna sudah menjadi gadis istimewa yg mengisi hari-hariku. Aku senang karna bisa mewujudkan impian yg ku pendam sejak smp. Menghabiskan hari-hariku dengan tawamu dan menjadikanmu milikku. Aku senang hana-ya. Kau ingat laki-laki yg menabrakmu dengan sepeda warna merah saat pertama kita masuk sekolah ? itu aku sayang, namaku Lee DongHae.kekekke.
Ya sudah. Ingat semua pesanku,tetap tersenyum dan jangan menangis. Jadilah hana yg kuat,gadis berambut coklat yg tegar. Karna dengan begitu berarti kau telah membuatku bahagia. Saranghae Jung Hana,, neomu saranghanda my HaNa.

From : Your Love handsome, Lee DongHae*

Airmataku mengucur deras. Oppa … kenapa kau ingkar janji padaku ? bukankah kau berjanji akan pulang ke sini lg ?? kenapa kau malah pergi disaat aku senang karna ke pulangan Jihoon oppa ??

Aku mengusap air mataku dan memandang foto yg terselip diantara surat donghae. Fotoku ketika buta,dan donghae yg tersenyum seraya merangkulku. Dia mengambil foto ini diam-diam.
Aku sedikit tersenyum atas kekonyolan wajahnya di foto ini. Langit biru nan cerah menjadi saksi bisu air mataku yg jatuh kali ini. Bisakah aku menjalani kehidupan tanpa seorang Lee donghae ?? entahlah….

Ku langkahkan kakiku keluar dari kafe, menghirup oksigen sebanyak mungkin sebelum suara chaerin terdengar memanggilku.

“Hana-ya,,,!!” teriak chaerin seraya bejalan ke arahku. Di tak sendiri rupanya,seorang laki-laki dengan memakai  swetter berwarna biru laut Nampak berjalan mengikuti chaerin.

“kenalkan,,ini temanku ! Kim Ryeowook.” Ucap chaerin sambil tersenyum.

“Johneun Kim Ryeowook imnida,,,bangaptja.” Ucap laki-laki manis itu seraya menunduk.

“Naneun Jung HaNa imnida,nado Bangaptja” balasku.

“dia akan menjadi asistenmu Hana-ya,,,”

“MWO ???”


FIN 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar