Jika aku dapat
membaca takdir,akankah aku bisa mengerti tentang apa yg ingin ku pahami ?? Airmata,cinta,dan
sesuatu yg memberi kehidupan.
Author P.O.V
Seorang gadis berambut coklat sebahu nampak berjalan
dengan sangat terburu-buru. Sesekali di tengoknya keadaan di belakang,berharap
tak ada orang yg mengikuti ataupun melihatnya. Dieratkannya lagi jaket kulit yg
menutupi separuh tinggi tubuh berukuran sekitar 170 cm. Tiba-tiba,BRUK !!
seorang laki-laki terlihat dengan sengaja menabrak gadis itu hingga membuatnya terhuyung
dan jatuh.
“aww,,!!” pekik gadis itu keras. Ia berusaha bangun dan membersihkan
pakaiannya yg kelihatan kotor sehabis terjatuh.
“Hana-ya ??” kata laki-laki yg sekarang ini berdiri di
hadapan gadis itu. Yg dipanggil mendongak lalu selanjutnya mengeluarkan
ekspresi keterkejutan saat tahu siapa
lelaki yg menabraknya.
“JiHoon oppa ?” sahut gadis itu,Jung HaNa.
“sedang apa kau disini ?” Tanya jihoon,kakaknya.
“errr,,, anni,,anniya oppa. Aku sedang berjalan-jalan
tadi” jawab Hana asal seraya berusaha bersikap sewajarnya,wajahnya yg terlihat
gugup menandakan jika ia tak ingin kakaknya tahu apa yg sedang dilakukannya
saat itu. Mendengar jawaban dari adik perempuannya,Jihoon menatap Hana seakan
berusaha mencari kebenaran di kedua bola mata gadis itu. Diamatinya penampilan
Hana mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Perlahan namun pasti sebuah tamparan
melayang ke wajah indah Hana. Tak begitu keras namun cukup membuat gadis itu
meringis kesakitan.
“Kenapa oppa menamparku ?” Tanya Hana gusar,tangan
kanannya mengusap pipi yg di tampar oleh
Jihoon.
“sudah berapa kali kukatakan jangan pernah balapan lagi.
Kau ingin mati hah !” bentak Jihoon kasar.
“kenapa memangnya ?? kenapa aku selalu dilarang melakukan
apa yg ku inginkan ? aku ini manusia
oppa bukan boneka yg bisa kau atur sekehendak hatimu.
“karna kau wanita. Dunia balapan itu bukan untukmu !”
nada suara Jihoon semakin naik.
“lalu maksud oppa aku harus terus-menerus berdiam dirumah
melayani nenek sihir kesayanganmu itu??”
sahut Hana kasar.
“nenek sihir ?? siapa yg kau maksud ?”
“perlu kuberitahu siapa namanya ??”
“Victoria maksudmu ?”
“rupanya sekarang kau telah menyadarinya,oppa. “
PLAK !!!!
Sekali lagi sebuah tamparan manis melayang ke wajah Hana,mungkin
karna terlalu keras hingga membuat gadis itu terjatuh untuk kedua kalinya.
Desisan pelan terdengar keluar dari mulut hana.
“berhenti kau menyebutnya seperti itu atau aku akan
membunuhmu !” ancam Jihoon seraya bersiap meninggalkan Hana yang sedang
berusaha bangun. Belum sempat Jihoon melangkah, Hana telah berhasil bangun dan
berteriak.
“kau jahat oppa. Kau tidak pantas menjadi seorang kakak,
kau selalu melarangku sekehendak hatimu. Kau hanya mementingkan kepentinganmu
dan kekasihmu itu. Sadarlah oppa, aku ini adikmu sedangkan dia itu bukan
siapa-siapa. Victoria itu hanyalah gadis murahan yg datang hanya untuk
mengacaukan hidupmu.” Teriak Hana sambil menahan air mata yg berlomba ingin
keluar dari kedua matanya.
Jihoon berbalik
dengan wajah memerah seakan ia sedang menahan marah yg siap dilampiaskan pada Hana.
Di dekatinya Hana,dengan sekuat tenaga di pukulnya,ditamparnya,dan ditendangnya
gadis malang itu. Wajah Hana tampak memar, namun itu semua tak membuat Jihoon
menghentikan aksinya. Ia semakin kalap mengeroyok adiknya,Hana yg mungkin sudah
lemas hanya bisa pasrah menerima pukulan demi pukulan yg diberikan oleh kakaknya.
Kepala Hana membentur tembok,lantas ia pun terjatuh tersungkur di hadapan
Jihoon. Tetesan darah segar keluar dari salah satu sudut dahinya, ia
mendongakan kepalanya. Sesaat kemudian pandangan Hana menjadi samar,semakin
samar,dan gelap. Ia pun jatuh pingsan.
“oppa,hentikan!” teriak seorang gadis yg sedang berlari
ke arah Jihoon. Gadis itu lalu menenangkan Jihoon yang sedang mengamuk.
“Hyekyo-ya ? sedang apa kau disini ?” Tanya Jihoon begitu
tahu Hyekyo menghampirinya.
“seharusnya aku yg bertanya,apa yg kau lakukan pada Hana
?” jawab Hyekyo.
“aku hanya sedang mengajarinya bagaimana bersikap sopan dengan
orang yg lebih tua !”
“tapi dia adikmu. Sadarlah oppa!”
“aku tak perduli dia adikku atau bukan” sinis Jihoon dan
bersiap melangkah pergi.
“tunggu!” Hyekyo menahan tangan Jihoon. Refleks,laki-laki
itu pun menoleh kearah Hyekyo. Hyekyo melepas tangan Jihoon dan menghela nafas
panjang,tak lama kemudian ia membalas tatapan Jihoon.Mata mereka bertemu untuk sesaat,ada seberkas rasa sakit yang menjalari hati Hyekyo saat ia menatap mata Jihoon.
“saranghae oppa !” kata Hyekyo dengan mata berkaca-kaca,
sedetik kemudian air mata Hyekyo tumpah membasahi pipi putihnya. Satu persatu
memori kenangannya bersama Jihoon muncul tanpa di minta. Tentang bagaimana dulu
ia bersama Jihoon menghabiskan waktu seharian di taman, bagaimana mereka
bertukar kado pada saat valentine,dan bagaimana pertemuan pertama kali antara
Jihoon dan Hyekyo di bus umum beberapa tahun yg lalu.
Sangat indah dan begitu indah. Tapi,sekarang semua itu hanya
kenangan. Yah, kenangan pahit dan sakit apabila Hyekyo mengingatnya. Saat-saat
yg indah itu hancur ketika seorang gadis bernama Victoria memfitnah Hyekyo di
hadapan Jihoon. Sayangnya, Jihoon termakan hasutan gadis licik itu. Dengan
begitu Victoria berhasil menghancurkan mimpi indah yg terlanjur dirajut oleh
Jihoon dan Hyekyo.
Hyekyo menghapus airmatanya dan berjalan menghampiri Hana
yg tergeletak pingsan sejak beberapa menit yg lalu. Melihat semua itu Jihoon
mengernyitkan alisnya,tak tahu harus berbuat bagaimana. Hyekyo membopong tubuh
Hana menuju mobilnya dan meletakkan Hana di dalam. Ia sendiri pun masuk dan
menjalankan mobilnya.
Dari kejauhan nampak seorang wanita mengamati kejadian itu dari
dalam mobil sambil tersenyum penuh kemenangan.
“permainan yg sempurna” ujarnya tersenyum sinis. Mobil yg
dikendarai wanita itu pun berjalan meninggalkan tempat yg menjadi saksi bisu
adegan pengeroyokan Jung Jihoon kepada adiknya sendiri.
********
“hahahahahahahaha” Victoria tertawa licik. Jia yg menjadi sahabat Victoria pun memandang
kebingungan.
“ada kemenangan apalagi yg membuatmu tertawa seperti itu ?”
Tanya Jia heran.
“kau tahu ? aku berhasil membuat Jihoon memukuli adiknya
sendiri” jawab Victoria dengan evilsmirknya.
“bagaimana bisa ?”
“mudah saja. Aku kemarin tak sengaja melihat jadwal
pertandingan di management yg menaungi Hana. Ku lihat ada nama Jung HaNa yg
terdaftar sebagai peserta,karna aku tahu jika Jihoon tak setuju Hana mengikuti
balapan,ku adukan saja pada Jihoon.”
“kau selalu mengintai Hana ? jadi maksudmu,kau menghasut
Hana kepada Jihoon,agar kau bisa melihat Hana di pukuli ?”
“ehem..”
“sudah berapa kejahatan yg kau lakukan kepada mereka ?”
“ini hanya permulaan,aku belum puas jika keluarga Jung itu
belum mati seperti kedua orangtuaku.”
“dasar licik !!”
“hahahaha…”
Victoria melangkah menuju kamarnya,sedangkan Jia hanya
menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu. Tak ingin membuang waktu untuk
memikirkan hal itu,Jia pun kembali membaca majalah yg sejak tadi di pegangnya.
Keesokkan harinya. .
Hana menggeliatkan badannya,tulang-tulangnya terasa ngilu
saat ini. Terutama di punggung dan di sekitar dahinya. Matanya mengerjap
pelan,pandangannya sedikit samar dan sakit tiba-tiba menyerang
kepalanya.
“hana-ya,,,” Hyekyo pun menghampiri ranjang Hana begitu
melihat gadis itu sadar.
“eonnie . .” sahut Hana lirih seraya berusaha untuk
bangun dan bersandar pada sisi ranjang itu.
“kau sudah sadar ? syukurlah, sebentar eonnie panggilkan
dokter”
Hana menahan tangan Hyekyo.
“tidak eonnie. Aku tak apa-apa.” Kata Hana sambil
tersenyum manis dan beberapa detik kemudian dibalas senyuman juga oleh Hyekyo.
“kau yakin keadaanmu baik-baik saja ?” Tanya hyekyo
meyakinkan.
“tentu eonnie, aku akan selalu baik-baik saja. Bukankah
aku gadis yg kuat ? bahkan eonnie pernah mengatakan aku seperti itu. “
Hyekyo tersenyum mendengar perkataan dari Hana. Seorang
gadis berumur 20 tahun yg begitu disayanginya. Terlebih lagi,Hyekyo juga
menyayangi Jihoon,kakak laki-laki dari
Hana. Hyekyo kemudian duduk disamping Hana dan membelai rambut Hana pelan.
“bisa kau ceritakan kenapa Jihoon oppa memukulimu tadi
malam Hana-ya ?”
Tak ada jawaban. .
Hening. .
Semenit kemudian Hana mengerang pelan, di rabanya sedikit
kepala yg dibalut sebuah perban putih. Terasa sakit.
“kau balapan lagi ?” tebak Hyekyo.
“mungkin gadis jalang itu lagi yg mengadu pada jihoon
oppa” Geram Hana.
Hyekyo mengacak-acak rambut Hana, tampak sebuah senyuman manis
terlukis kembali di wajah indahnya.
“kau tidak boleh berkata seperti itu Hana-ya. Gadis
jalang bukan sebutan yg pantas untuk Victoria”
“lalu ?? aku harus menyebutnya apa ? Nenek sihir ?
tengkorak ? oh atau aku harus memanggilnya penyihir tua ?”
“panggilah dia dengan sebutan eonnie juga.”
“cih,jangan pernah berharap aku akan memanggilnya
eonnie.”
Sekali lagi Hyekyo tersenyum mendengar perkataan Hana.
Tak disangkanya gadis yg begitu polos seperti Hana ternyata juga bisa marah dan
berkata kasar seperti itu.
“eonnie membeli makanan dulu sebentar. Kau istirahat
saja” ucap hyekyo.
Hyekyo pun beranjak pergi meninggalkan Hana dan berjalan
keluar.
********
HaNa P.O.V
“kau yakin ?” Tanya Chaerin,temanku. Sekarang ini aku
sedang memperbaiki mesin mobilku yg sedikit rusak karna ku pakai saat balapan
beberapa hari yg lalu. Kau tahu kejadian itu ? yah, pada saat pulang balapan
aku dikeroyok oleh Jihoon oppa,kakak laki-lakiku. Tak usah heran, karna aku
sudah biasa dipukuli seperti itu. Bahkan, aku pernah di pukuli lebih
menggenaskan daripada waktu itu. Jadi peristiwa kemarin lusa itu bukan apa-apa.
Untunglah, semalam aku di tolong oleh Hyekyo eonnie. Gadis berwajah dan berhati
malaikat yg menjadi mantan kekasih jihoon oppa,sebelum jihoon oppa berpacaran
dengan nenek sihir bernama Victoria.
Orang tuaku sudah meninggal 2 tahun yg lalu karna
kecelakaan saat pulang berlibur dari luar negeri. Sekarang ini aku tinggal bersama
kakak laki-lakiku bernama Jung Jihoon. Awalnya hubungan kami baik-baik saja,tak
ada konflik. Begitu tenang penuh kedamaian,semuanya berjalan seperti aliran air
tanpa hambatan sama sekali. Namun, keadaan berbalik setelah beberapa bulan
Jihoon oppa berpacaran dengan Victoria,sifatnya berubah menjadi sangat kasar
dan mudah marah,aku menjadi tidak kerasan tinggal di rumah. Akhirnya,Aku pun lebih
memilih tinggal di apartemen Chaerin,temanku sesama pembalap. Yah, aku ini
seorang pembalap wanita. Walaupun aku jarang ikut pertandingan, tapi setidaknya
aku pernah meraih beberapa kemenangan di ajang bergengsi kota Seoul,aku juga sering memenangkan balapan tingkat nasional Negara Korea Selatan.
“hey nyonya jung. Aku tak menyuruhmu melamun” Chaerin menjentikkan
jarinya di depan wajahku.Sontak, aku pun terkejut dan menjitak kepalanya.
“appo. .!” ringis chaerin.
“aku tak menyuruhmu mengagetkanku nyonya lee “ sahutku
tanpa menoleh padanya.
“baiklah, sekarang jawab pertanyaanku. “
“pertanyaan yg mana ?”
“yakkk. .jadi kau tak mendengarkanku ?”
“ne, kau lihatkan aku sedang sibuk ? mana mungkin aku
bisa mendengar omonganmu yg tak penting itu !”
“kau bilang apa ?? yak. .!” sekarang Chaerin yg gantian
menjitakku. Astaga,, kurang ajar anak ini
-____-
“kau berani menjitakku ? kau mau mati hah ?!!” ancamku
dengan tang besi yg ada di tanganku.
“baiklah, kita damai. Sekarang aku akan bertanya ulang,
apa kau yakin tetap ingin ikut balapan minggu depan ?” kata Chaerin dengan
wajah yg sok imut,ingin sekali ku lemparkan tang besi ini ke wajahnya.
“kenapa tidak ?” tanyaku dengan tatapan yg errr lumayan
mematikan untuknya.
“kau tahu, dia itu juara di kota Ilsan. Bahkan
pembalap-pembalap dari Busan pun akan berfikir dua kali jika ingin bertanding
dengannya.” Jelas chaerin panjang lebar, Ya Tuhan telingaku panas. Ingin sekali
aku melempar gadis ini ke Namsan tower. Dia meragukan kemampuan balapku ? Apa
maksudnya ? Baiklah !! tenang Jung Hana,jangan terpancing emosi dengan
kekonyolan temanmu itu !!!.
“aku tak takut dengannya.” Jawabku ketus. Aku pun meraih
handuk yg terletak di atas mobilku. Peluhku sudah banyak bercucuran, sepertinya
aku perlu minum kopi untuk memulihkan tenagaku saat ini. Ku ambil jaket yg
menggantung di sudut bengkel dan mulai memasangnya.
“kau mau kemana ?” Tanya Chaerin sambil berjalan
menghampiriku.
“kemana pun asal aku bisa meminum apa yg kumau.” Jawabku sambil terus memperhatikan penampilanku pada sebuah cermin kecil yg
berada tepat di hadapanku.
“coffe ?” Tanya Chaerin lagi.
“ne, wae ? kau mau ku bawakan ??” tawarku.
“anniya. Kurasa soju lebih nikmat.” Ejek Chaerin.
“kalau begitu beli saja sendiri.” Timpalku kemudian
berlalu di hadapannya.
“sialan!” umpat Chaerin dengan wajah yg seakan ingin
memangsaku saat itu.
Aku hanya tertawa mendengar umpatan Chaerin. Walaupun
terkadang menyebalkan ternyata dia juga humoris dan gampang sekal dibuat
kesal,sehingga aku suka membuatnya jengkel.hehe
Aku menyusuri jalanan kota seoul . Butiran salju
berjatuhan menutupi pohon-pohon yg ada di sepanjang jalan. Sekarang ini memang
telah memasuki musim dingin. Butiran es putih berguguran di mana-mana. Ku
eratkan jaketku,udara terasa sangat dingin saat ini.
Aku menghentikan langkahku ketika sebuah taman tampak
menyambut penglihatanku. Pohon-pohon di taman itu nampak berdaunkan salju. Ku
langkahkan kakiku kesana,keadaan tampak lengang, mungkin orang-orang lebih
memilih untuk tidur di rumah sekarang daripada bermain di taman pada saat udara
sedingin ini.
“mau kopi ?” tegur seorang laki-laki. Aku pun menoleh,ia tersenyum
sambil menyodorkan satu cup hot coffe padaku.
“kau siapa ?” tanyaku heran. Lelaki yg kutanyai itu hanya
tertawa lepas. Cukup lama, sampai aku pun berfikir akan meninggalkan lelaki yg
hobi tertawa ini. Menyebalkan !!!
“namaku Lee DongHae. “ katanya seraya mengulurkan tangan
kanannya.
“Jung HaNa.” Balasku sambil menyambut uluran tanganku.
“kau seorang pembalap ?” tanyanya spontan. Apakah dia malaikat ? tak mungkin jika dia
tau siapa aku secepat ini. Atau dia itu salah satu fansku ? baiklah,jangan
konyol !! aku tak mungkin memiliki fans setampan dia.
“darimana kau tahu ?” tanyaku kemudian meneguk hot coffe
pemberiannya.
“siapa yg tak mengenal seorang Jung HaNa ? kau tanyalah
semua orang di Mokpo,mereka pasti mengenalmu.” Jawabnya sambil
tertawa.ish,laki-laki ini !!
“kau tinggal di Mokpo ?”
“menurutmu ?”
“aku tidak tahu,mungkin iya.”
“aku pernah tinggal disana. Aku seorang HaNaStar”
“HaNaStar ? nama apa itu ?”
Donghae tertawa lagi. Sebenarnya dia ini kenapa ? kalau dia
terus tertawa tidak jelas seperti itu,aku mulai berfikiran yg tidak-tidak.
Jangan-jangan malah nanti aku mengira jika dia itu pasien rumah sakit jiwa yg
baru saja keluar.
“Jangan pura-pura bodoh nonna,kau tahu ? orang yg menjadi
fansmu di luar sana menamakan diri mereka HaNaStar.”
“mwo ?? berarti kau adalah fansku ?”
“iya memang kenapa ??”
“errrr,anniya. Sudahlah jangan di bahas.”
“kau yakin,hm~ ??
bagaimana kalau ku tebak jika kau tadi ingin menanyakan kalau aku ini bercanda
atau tidak. Ya kan ?”
“tidak. Siapa yg bilang begitu ?”
“matamu. .”
DEGH!!
Jantungku seakan ingin berhenti saat ini. Ada apa ini ?
Ya tuhan apa ini,,, ehmm,,tidak !! jangan biarkan ini terjadi. Tenang Jung
HaNa,semuanya akan baik-baik saja. Kau baru bertemu laki-laki aneh ini sekali,tidak
mungkin kau menyukainya begitu saja.
“kau bisa membaca mataku ?” tanyaku selanjutnya. Sekali
lagi aku menyesap hot coffe yg ada di tanganku.
“semua orang juga akan bisa melakukannya. Tapi, kau saja
yg tak menyadarinya.” Jawabnya.
“oh ya ? bagaimana mungkin ?”
“dengan keyakinan dan kemauan. .”
“omonganmu semakin tak bisa ku mengerti tuan. Sepertinya
aku harus kembali ke bengkel,sampai bertemu kembali dan terimakasih atas
kopimu” kataku mengakhiri pembicaraan dengan lelaki aneh yg ku temui dan
beranjak pergi dari situ.
“tunggu!” teriak donghae
Aku pun berbalik dan menatap
donghae yg berdiri di depanku.
“Airmata,cinta,dan sesuatu yg memberi kehidupan. Kau
ingat kata-kata itu ?” Tanya donghae sambil berjalan menghampiriku. Tiba-tiba
aliran darahku seakan berhenti,tubuhku terpaku ke bumi. Darimana donghae tahu
kata-kata itu ? siapa dia sebenarnya ?
“sebenarnya kau siapa ?” tanyaku pelan.
“haha, tenang saja. Yg jelas aku sering mendengar
kata-kata itu saat kau smp.”
“kau mengenalku ?”
“sudah ku katakan mungkin hampir semua orang telah
mengenalmu, tapi akan lebih baik lagi jika kau mencari tahu sendiri siapa aku
sebenarnya”
“tap. .tapi_”
“sebaiknya kau pulang. Hari sudah mulai gelap. Salju juga
semakin banyak turun, daripada kau kedinginan disini lebih baik kau pulang”
“tapi aku ingin tahu siapa kau sebenarnya !”
“namaku Lee DongHae. Apa itu belum cukup ?”
“belum!”
Donghae melangkah meninggalkanku. Astaga, apa dia ingin
membuatku penasaran malam ini ?. ingin rasanya aku menimpuknya dengan sendal yg
kubawa,tapi itu tak mungkin karna donghae sudah jauh meninggalkanku.Aku
menghela nafas panjang dan melangkah pulang. Tak kusangka jika malam ini aku
mendapatkan teman lelaki aneh seperti dia. Owoo,,, bukan teman. Dia hanya
kenalanku, yah kenalan yg aneh. Bayangkan saja dia sudah banyak tahu tentangku.
Padahal seingatku,aku hanya kali ini bertemu dengannya. Mendengar namanya pun
hanya kali ini, aku yakin.
Tapi kata-kata “Airmata,cinta
dan sesuatu yg memberi kehidupan” itu memang sering ku ucapkan saat aku
smp. Bagaimana donghae bisa tahu ? apakah dia mengenalku sejak smp. Tapi,kenapa
aku tak mengenalnya ?
**********
Author P.O.V
Ssssssttt… sebuah mobil sport berwarna hitam metalik
tampak menembus angin dan berhenti di garis finish. Hana keluar sambil melepas
helmnya dan melihat ke arah penonton seraya tersenyum. Gemuruh tepuk tangan
dari orang-orang yg melihat pertandingan terdengar sangat nyaring. Seorang
lelaki yg menjadi lawan balapan Hana
nampak menghampirinya. Ia mengulurkan tangan kearah Hana dan langsung di sambut
oleh gadis itu.
“kau benar-benar hebat nonna” puji
laki-laki itu,Lee HyukJae.
“thanks, kau juga sangat hebat.
Catatan waktumu tak terlalu jauh ketinggalan” jawab Hana dengan ramahnya.
“ehem.baiklah,sampai
bertemu dilain waktu. .”
Hyukjae pergi meninggalkan
Hana, Hana pun berbalik dan berjalan ke tempat chaerin yg sedang melambaikan
tangan ke arahnya.
“MENGAGUMKAN Hana-ya, you’re so
amazing” puji Chaerin.
“kau terlalu berlebihan !”
sahut Hana seraya meneguk air mineral yg di berikan petugas.
“anniya. Catatan waktumu
meningkat drastis,aku bahkan tak menyangka jika kau bisa melampaui target yg
kutebak.”
“hahahaha,,bukankah kau selalu
meremehkan kemampuanku ? sudah sepantasnya jika aku bisa melampaui tebakanmu yg
selalu memasang target rendah padaku.”
“baiklah,,,jangan terlalu besar
kepala”
Hana terkekeh pelan mendengar
cibiran Chaerin. Ia kembali meneguk air minumnya,namun tak disangka sebuah
tangan kekar merampas botol yg ada di tangan Hana dan menyiram air itu ke
wajahnya. Chaerin ternganga sambil memandang cemas.
“ssstt,, brengsek. Kau_”
kata-kata Hana menggantung.
“kau ingin merasakan menginap
di rumah sakit lagi,HAH !!” teriak laki-laki yg berdiri di hadapan Hana.
“Jihoon oppa .. aku_” Hana tak
melanjutkan kata-katanya saat melihat wajah sinis Victoria yg melihat dari
kejauhan.
“apa ?? kau memang tak pantas
menjadi adik Hana-ya,kau terlalu susah diatur.” Bentak Jihoon
Hana menahan airmatanya yg
tiba-tiba ingin keluar tanpa di ketahui penyebabnya. Ia tak terima jika
kakaknya sendiri menganggap ia tak pantas menjadi seorang adik. Di kepalkannya
sebelah tangannya lalu Hana berjalan kearah Victoria dan dengan segera kepalan
tinju melayang ke wajah Victoria. Tubuh Victoria ambruk seketika.
Jihoon menghampiri Hana yg
sedang kalap,sebuah pisau lipat keluar dari saku jaketnya dan di hantamkannya
langsung ke pinggang Hana. Hana berbalik menghadap Jihoon,di tumpunya kedua
telapak tangannya pada pundak Jihoon. Ditatapnya wajah kakaknya yg tega
menikamnya. Beberapa detik kemudian kaki Hana melemas kemudian ia pun jatuh
tersungkur ke tanah,untuk beberapa saat keadaan menjadi tegang. Jihoon masih
tak percaya dengan apa yg baru saa ia lakukan,di tatapnya sebelah tangannya yg
di gunakan untuk menusuk Hana tadi.
BUK !!! sebuah tamparan
tiba-tiba melayang ke wajah Jihoon. Chaerin menatap Jihoon seperti ingin
membunuh laki-laki kekar itu. Badan Jihoon mundur dengan sendirinya,tetesan
darah mengucur deras dari salah satu sudut bibirnya. Jihoon mengelap darah
dengan punggung tangannya sebelum akhirnya Chaerin menarik kerah baju Jihoon
dan memaksanya untuk bangun. Tangan chaerin bersiap memukul Jihoon lagi namun
erangan suara Hana menghentikan aksinya.
“Cuukuupphhh chaerin-ah…” Suara
Hana terdengan sangat pelan. Petugas yg ada disana pun mengangkat badan Hana
dan memasukkannya ke mobil ambulance. Chaerin kembali menatap Jihoon.
“Kau,,, BRENGSEKKK !!” kata
chaerin berapi-api sambil mendorong keras tubuh Jihoon dan segera menyusul
masuk ke dalam mobil ambulance.
Jihoon ternganga dengan
kejadian ini semua,ia masih tak percaya dengan apa yg ia lakukan beberapa menit
yg lalu. Menusuk adiknya sendiri dengan pisau lipat andalannya,jika takdir
menginginkan adiknya tak bertahan berarti Jihoon sudah membunuh adiknya
sendiri.
“Mengagumkan !!” kata Victoria licik sambil bertepuk tangan.
Ia menghampiri Jihoon dan berdiri di hadapan laki-laki bertubuh kekar itu.
“apa maksudmu ?” Tanya Jihoon
heran melihat tingkah Victoria.
“hahahaha,,sepertinya aku harus
memberitahu siapa diriku sebenarnya.”
“aku tak mengerti,,”
“kau tahu ?? sebenarnya aku
mendekatimu itu hanya untuk menghancurkan keluargamu. Menghancurkan semua
impian manismu bersama hyekyo,dan membunuh salah satu diantara kau,Hana,atau
Hyekyo dengan tanganku. Tapi,sepertinya aku tak perlu melakukan itu semua karna
aku bisa melihat Hana dengan manisnya di bunuh oleh kakaknya sendiri.”
“Jadi_”
“kau terlalu bodoh
Jihoon-ah,kau terlalu mudah untuk di bohongi.”
“tapi kenapa kau melakukan itu
padaku ?”
“kau tidak perlu tahu kenapa,yg
jelas Victoria takkan pernah berhenti sebelum apa yg di inginkannya
tercapai.hahahaha.. selamat bersenang-senang melihat adikmu yg akan pergi ke
surga Jihoon-ah”
Kaki Jihoon melemas,beberapa
detik kemudian ia pun terjatuh. Tak disangkanya jika wanita yg selama ini
dicintainya adalah seorang penipu yg ingin menghancurkan apa yg dimiliki
Jihoon.
*******
Jihoon kembali meneguk soju yg
terhidang dihadapannya. Entah sudah berapa botol soju yg di habiskan laki-laki
itu malam ini. Fikirannya kalut untuk sesaat,efek soju memberikannya sakit
kepala yg teramat sangat. Perlahan Jihoon mencoba berdiri dan keluar dari bar.
Ia berjalan sempoyongan di tengah gelapnya malam,beberapa lampu jalanan sempat
menyinari wajahnya yg pucat dan sedikit muram.
BRUUKKK !!! Jihoon terjatuh di
trotoar jalan,mungkin kali ini Jihoon terlalu banyak minum sehingga ia pun
mabuk berat. Mulutnya tak berhenti menyebut nama adiknya,Jung HaNa. Tak berapa
lama pandangan Jihoon pun berubah menjadi gelap, ia pingsan.
Ke esokan harinya,,,
Jihoon mengerjapkan matanya
pelan,pandangannya sedikit samar. Sakit di kepalanya masih saja ada walaupun
tak separah semalam. Saat pandangannya jelas Jihoon terkejut karna sekarang ia
berada di sebuah apartemen yg tak asing lagi baginya,apartemen Hyekyo.
“selamat pagi oppa,,, ma’af aku
membawamu kesini. Semalam kau mabuk berat,aku ingin mengantarmu pulang tapi aku
takut tak ada yg mengurusmu nanti. Jadi ku fikir lebih baik kau kubawa ke
apartemenku” kata Hyekyo yg berjalan masuk sambil membawa nampan berisi makanan.
Tak ada respon yg keluar dari mulut Jihoon,ia terdiam dan berusaha mengingat
apa yg dilakukannya kemarin. Perlahan namun pasti airmata Jihoon jatuh tak
terduga,ia menangis dan segera memeluk Hyekyo erat. Bayangan adegan tragis itu
kembali menghantui fikirannya.
“aku membunuh adikku
Hyekyo-ya,, aku kakak yg jahat” ucap Jihoon di sela-sela isakannya. Hyekyo yg
tak siap mendapat pelukan itu hanya diam dan mengusap rambut Jihoon pelan.
“wanita itu jahat,, dia ingin
menghancurkan aku dan Hana. Setelah berhasil,dengan wajah tak berdosa dia
meninggalkanku” ucap Jihoon lagi.
“aku tahu seperti apa perasaan
oppa,tenanglah. Tuhan tahu mana yg terbaik untuk kalian” kata Hyekyo
menenangkan Jihoon.
“tapi aku membunuhnya,aku
mengakhiri hidup adikku sendiri” sahut Jihoon seraya mengguncang tubuh Hyekyo
yg duduk dihadapannya.
“oppa…aku yakin jika Hana bisa
memahami keadaanmu saat itu. Kau tak perlu terlalu merasa bersalah seperti itu.
Lagipula ia sudah berhasil melewati masa komanya di rumah sakit. Hanya saja ia
belum sadar sampai saat ini.”
“mwo ?? darimana kau tahu.”
“semalam Chaerin menelponku dan
menceritakan semuanya. Dia juga mengatakan jika Hana sudah mulai membaik.”
Kita harus ke rumah sakit
sekarang. Kajja !!”
Jihoon menarik paksa tangan
Hyekyo dan membawanya ke rumah sakit. Tak perlu waktu lama karna jarak rumah
sakit lumayan dekat dengan apartemen Hyekyo. Sesampai disana Jihoon dan Hyekyo
langsung menuju ruangan tempat Hana di rawat.
BRAKKK !!! pintu di buka paksa
oleh Jihoon. Tampak ekspresi keterkejutan dari orang yg ada di kamar itu
kecuali Chaerin yg memperhatikan Jihoon dengan tatapan membunuh.
“Hana-ya,,,” lirih Jihoon
seraya menuju ranjang Hana dan berusaha membelai rambut gadis yg tampak
terbaring lemah disana. Dengan segera Chaerin menepis tangan Jihoon yg hampir
menyentuh pelipis Hana. Setelah itu ia mencengkram tangan Jihoon dan menarik
paksa Jihoon keluar dari ruangan.
“untuk apa lagi oppa
kesini,oppa belum puas dengan keadaan Hana yg sedang berjuang antara hidup dan
mati seperti sekarang ini,HAH !!” bentak Chaerin kasar.
“tapi aku menyesal
Chaerin-ah,,,aku benar-benar menyesal. Aku ingin minta maaf” ucap Jihoon lemah.
“maafmu tidak berguna lagi
sekarang oppa. Kau sudah hampir membunuh Hana,sekarang sebaiknya kau pergi.”
“Tap,,tapi aku benar-ben_”
“PERGI !!!”
Jihoon menatap chaerin dengan
tatapan memelas sebelum akhirnya ia memilih melangkah gontai meninggalkan rumah
sakit sedangkan Chaerin kembali masuk ke dalam ruangan. Airmata Jihoon kembali
keluar,ia berjalan menuju taman yg ada di samping gedung rumah sakit. Udara yg
dingin membuatnya sedikit menggigil. Satu persatu kejadian kemarin kembali
datang,tentang bagaimana ia dengan mudahnya menusuk Hana,bagaimana erangan Hana
sebelum di bawa ke rumah sakit,dan bagaimana Chaerin menonjoknya dengan penuh
amarah. Semuanya benar-benar menyakitkan.
“akkhh,,,”
Jihoon mengacak-acak rambutnya
frustasi. Di pijitnya pelipisnya dengan pelan,kepalanya tiba-tiba menjadi
sangat pusing.
“oppa,,,” panggil seorang gadis
yg menghampiri Jihoon di taman. Merasa di panggil Jihoon menoleh kepada
gadis itu.
“ hm~? Ah Hyekyo-ya,,,sedang apa kau disini ?” Tanya
Jihoon dingin. Suasana hatinya sedang tidak baik saat ini.
“seharusnya aku yg bertanya
seperti itu. Sedang apa oppa disini ? udara sangat dingin,ku lihat oppa juga
sudah mulai menggigil” jawab Hyekyo seraya mendekati Jihoon.
Jihoon mengedarkan pandangannya
ke seluruh pemandangan taman. Hembusan nafasnya keluar berserta uap yg sedikit
terlihat juga ikut keluar.
“aku seorang pembunuh
Hyekyo-ya…” lirih Jihoon pelan.
“anniya,oppa. Kau melakukan itu
saat kau sedang di kuasai emosi. Aku tahu itu,,, kau tak sepenuhnya salah !!”
sahut Hyekyo lembut.
Jihoon kembali menatap
Hyekyo,senyuman manis terlukis di wajah gadis baik hati itu. Jantung Jihoon berdegup
tak karuan. Menyiratkan jika perasaan yg di rasakannya beberapa tahun silam
saat pertamakali bertemu dengan Hyekyo kembali lagi. Perasaan ingin memiliki
dan membahagiakan.
“aku,,,ehmm,,,ak,,aku,,aku
mencintaimu Hyekyo-ya…” ucap Jihoon tiba-tiba. Hyekyo membalas tatapan Jihoon
dengan sedikit ekspresi terkejut. Ia tak percaya dengan apa yg baru saja ia
dengar. Laki-laki yg sangat dicintainya itu kembali mengucapkan kata-kata yg
sangat ia rindukan.’aku mencintaimu Hyekyo-ya’ memang terdengar sederhana namun
mempunyai banyak makna yg tak bisa di jabarkan dengan kata-kata. Seulas
senyuman tercipta dari bibir tipis Hyekyo.
“aku juga mencintaimu,oppa”
balas Hyekyo dengan keramahan.
Sebuah senyuman terukir di
wajah Jihoon,ia segera memeluk gadis yg amat dicintainya itu. Memberikan
kehangatan yg selama ini dirampas oleh Victoria,memberikan cinta sepenuhnya
atas Hyekyo dan memberikan pelukan yg sempat beberapa kali di berikannya pada
Victoria,wanita paling picik yg pernah dikenal oleh Jihoon dan Hana.
HaNa P.O.V
Aku melangkah memasuki halaman
rumahku. Kemarin aku baru saja keluar dari rumah sakit setelah insiden
penusukan di arena seminggu yg lalu seusai aku balapan. Kau tahu kejadian itu ?
yap, insiden yg membuatku shock unrtuk beberapa hari kemarin.kakakku sendiri yg
menancapkan pisau lipat itu dengan manisnya ke pinggangku. Kenapa ia ingin
membunuhku ? aku juga kurang tahu. Seingatku sebelum dia menusukku dengan
pisau,aku menonjok wajah nenek sihir yg selama ini ku benci. Setelah itu aku
merasa terkejut dengan masuknya benda tajam ke pinggangku secara di sengaja,kakiku
tiba-tiba saja lemas kemudian aku jatuh tersungkur ke tanah dan beberapa saat
aku merasa seperti akan kehilangan nafasku. Ku lihat chaerin memukul Jihoon
oppa, aku hanya bisa mengerang saat itu dan beberapa saat kemudian pandanganku
menjadi gelap. Aku tak tahu lagi apa yg terjadi,karna sewaktu aku sadar aku
sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Jihoon oppa yg kuharap menjengukku pun
sama sekali tak pernah datang.
Aku menghela nafas panjang. Di
rumah inilah dulu aku,jihoon oppa,kedua orang tuaku beserta hyekyo eonnie
bercanda,menghabiskan waktu dengan tertawa. Benar-benar indah, perlahan air mataku
jatuh. Ku akui memang,walaupun aku seorang yg bisa dikatakan sedikit tomboy,tp
aku bukan gadis yg kuat menahan air mata. Terlebih jika mengingat kenangan
tentang kedua orangtuaku.
Kicauan burung,hembusan
angin,sinar matahari,dan lambaian daun pohon cemara yg ada di samping rumah
masih tetap seperti yg dulu,tak pernah berubah. Tetap penuh dengan kelembutan
dan keindahan. Walaupun aku jarang menengok keadaan rumah ini,aku tetap masih
bisa mengingat memori-memori kejadian di sini. Saat ulang tahunku diadakan di
taman belakang rumah, saat jihoon oppa menyatakan cintanya dgn hyekyo eonnie di
taman belakang rumah juga, dan saat terakhir kalinya aku melihat kedua
orangtuaku menjadi mayat.
“aku rasa tidak ada gunanya kau
disini !” ucap suara gadis yg tiba-tiba ada di belakangku. Aku sangat hapal
suara ini,maka dari itu aku malas melihat mukanya ke belakang.
“untuk apa kau mencampuri
urusanku ?” tanyaku ketus
“aku baru ingat.
Bukankah beberapa hari yg lalu kau ditikam oleh Jihoon ? kenapa kau masih saja
bisa bernafas dan berdiri disini ?”
“karna Tuhan masih
menyayangiku”
Victoria berjalan
menghampiriku,memegang pundakku dan saat aku menoleh padanya ku lihat salah
satu alisnya terangkat. Dia meremehkanku ? yg benar saja, gadis centil seperti
dia sekali ku pukul mungkin sudah pingsan. Dia terus melempar senyum padaku.
Jangan harap aku akan membalas senyumannya. Dia fikir aku bisa tertipu dengan
senyuman palsunya itu. Tidak akan!
“kalau aku jadi kau, aku pasti
akan malu sekali. Pergi meninggalkan rumah lalu kembali lagi” ucapnya sambil
tersenyum sinis.
“dan kalau aku menjadi kau,aku
juga akan malu sekali. Menghancurkan hubungan jihoon oppa lalu memintanya
menjadi kekasih. Haha,, wanita macam apa kau ?” seketika tawaku meledak. Puas
sekali aku bisa mengatainya seperti itu.
“berani sekali kau mengataiku
seperti itu. Kau ingin satu tamparan gadis jelek ?” ancamnya, hah ?? yg benar
saja. Dia fikir aku takut dengan ancaman murahan seperti itu ?
“kau yakin bisa menamparku ?
coba saja” ledekku. Sedetik kemudian tangan Victoria mengarah ke
wajahku,melihat kondisi seperti itu. Ku tahan tangannya dengan salah satu
tanganku. Dan tanganku yg lain melayang ke wajahnya.
PLAK!! Bingo!! Satu tamparanku
mengenai pipi kirinya. Hebat! Ku lihat ia meringis kesakitan,haha. Bukankah ini
pertunjukkan yg menyenangkan ? setidaknya aku telah memberinya pelajaran agar
jangan terlalu meremehkan orang lain. Tak ingin membuang waktuku dengan wanita ini aku memilih pergi
dari tempat itu.
**********
“hahahahahahaha…” tawa chaerin
meledak seusai mendengar ceritaku. Saat ini kami berdua sedang ada di kafe.
Yah,beginilah aktivitas kami. Jalan-jalan atau menghabiskan waktu seharian di
bengkel. Mungkin kalian ingin bertanya kenapa aku tak kuliah ? jawabannya hanya
satu. Aku tak berminat kuliah,lagipula walaupun tidak kuliah toh aku sudah
menjadi pembalap seperti yg ku impikan sejak kecil. Lain hal dengan chaerin,dia
memang kuliah namun dia hanya masuk 3 kali dalam seminggu. Kuliah apa ? aku
juga tidak tau.
“aku tak menyangka kau berani
menamparnya!” ejek chaerin,sialan!
“kenapa aku harus takut dengan
wanita seperti Victoria ?” tanyaku geram.
“mollayo. Kau hanya menebak,aku
fikir kau takut dengannya. Dia kan picik,bisa saja dia membalasmu dengan cara
yg err bisa dibilang tersusun rapi” jawab chaerin
“aku tak takut kepada siapapun. Kecuali tuhan dan kedua
orangtuaku.”
“baguslah. . ehm. Aku pergi
dulu sebentar ada harus ku urus di rumah temanku. Bye”
Chaerin meraih tasnya dan berjalan
meninggalkanku. Aku menghirup sisa capuccinoku yg masih tertinggal di gelas.
Kafe ini tak terlalu ramai,biarlah! Aku lebih suka tempat yg tidak terlalu
ramai seperti ini. Penuh ketenangan. .
Ddrrrttt. .ddrrrrrtt
Ponselku bergetar dalam saku
jaket coklat yg kukenakan. Ku ambil dan kubuka flipnya. Satu panggilan dari
hyekyo eonnie, tumben sekali dia menghubungiku.
“yeoboseyo !!” kataku menyambut telpon.
“………..”
“mwo! Ne, aku akan segera kesana. Eonnie kirimkan alamatnya”
Tuttt. Panggilan terputus, ku masukkan ponselku ke saku dan
bergegas ke rumah sakit. Ya tuhaaannn !! masalah apa lagi ini.
Author P.O.V
Hana keluar dari mobilnya dan berjalan tergesa-gesa ke dalam
sebuah rumah sakit. Ia berlari sekuat yg ia bisa ke arah UGD. Sesampai di ruang
UGD terlihat olehnya di sana seorang
gadis yg sedang duduk sambil sesekali
terisak.
“eonnie..!” tegur HaNa
“HaNa-ya !!” sahut gadis yg ternyata hyekyo itu.
Hyekyo segera memeluk hana. Menumpahkan semua emosi dan
tangisannya,hana mengelus-elus rambut hyekyo. Selang beberapa menit hyekyo
melepas pelukannya,wajahnya memerah dan isakan-isakan tangis masih keluar
darinya.
“ada apa eonnie ? apa yg terjadi ?”
“jihoon oppa hana-ya…” jawab hyekyo menggantung.
“jihoon oppa ?? kenapa dia eonnie ?? jawab aku!!”
“jihoon oppa di keroyok sekumpulan pria, aku juga tak tahu
pasti karna waktu dia menelponku suaranya sudah melemah..”
“jihoon oppa menelpon eonnie ? oMONA … kenapa dia tak
menelponku ? siapa yg berani melakukan ini semua pada jihoon oppa ??”
“mollayo. .”
Kembali hyekyo terisak dan tenggelam dalam tangisannya.
Sedangkan,hana terlarut dalam lamunannya. Tangannya mengepal tanda ia sedang marah. Sampai seorang dokter terlihat
keluar dari ruangan, Secepat kilat hyekyo bangun dari tempat duduknya.
“bagaimana dengan keadaan pasien dok ?” Tanya hyekyo
gemetar.
Dokter tak menjawab,hanya
gelengan kepala yg tampak guna menjawab pertanyaan hyekyo. Wajahnya menyiratkan
kekecewaan dan kegagalan. Hana mendekati dokter itu dan mencengkram kerah baju
dokter. Di dorongnya lelaki yg berpakaian putih itu ke tembok dengan keras.
“katakan bagaimana keadaan kakakku” kata hana keras membuat
sang dokter ketakutan.
“hana-ya,cukup! Lepaskan dokter. Biar semuanya jelas” ucap
hyekyo menenangkan hana.
Hana melonggarkan kemudian melepaskan cengkraman tangannya
di kerah baju dokter.
“Pasien mengalami luka yg sangat serius di beberapa bagian
tubuhnya. Kepalanya mengalami pendarahan hebat,dan salah satu sudut pinggangnya
robek akibat hantaman benda tumpul. Saya sarankan, segera bawa pasien berobat
ke jepang karena peralatan di sana lebih lengkap dan lebih modern. Semoga saja
pasien bisa segera sembuh” jelas dokter itu panjang lebar.
“kapan pasien sebaiknya di bawa dok ?” Tanya hyekyo
“secepatnya. Karna jika tidak,di khawatirkan luka yg di
derita pasien semakin parah yg dapat memperburuk keadaannya.” Jawab dokter.
Hyekyo memandang hana dengan wajah meyakinkan. Sekelabat
memori tentang jihoon kembali menghantui hana, walaupun sudah berulang kali
jihoon bersikap sangat kasar pada hana,walaupun kemarin Jihoon hampir membunuh
Hana namun gadis itu tetap menyayangi kakaknya. Tetap menganggap Jihoon sebagai
kakaknya,harta satu-satunya yg ia miliki setelah orangtuanya meninggal 2 tahun
yg lalu.
“aku akan membawanya ke jepang.” Kata hyekyo sungguh-sungguh.
“ne,aku akan menjual
mobilku untuk biaya jihoon oppa disana.” Jawab hana mantap.
“tak perlu hana-ya. Biar aku yg menanggung semuanya. Mobilmu
itu merupakan impianmu sejak kecil dan aku tak ingin kau mengorbankannya untuk
jihoon jika aku masih mampu menanggungnya.”
“eonnie,,,” airmata hana sesaat kemudian jatuh membanjiri kedua pipinya. Tak pernah ia sangka jika hana
akan bertemu dengan seorang malaikat yg rela mengorbankan segalanya demi keselamatan orang lain.
“dokter, besok aku akan membawa pasien
ke jepang. Tolong dokter buatkan surat rujukan kesana.” Ucap hyekyo mantap dan
disambut oleh anggukan dokter. Tak lama kemudian dokter kembali ke ruangannya.
Ke esokkan harinya,,,
Hana memeluk Hyekyo sambil
berurai airmata. Matanya terus-menerus menatap Jihoon di ranjang dorong yg di
bawa oleh pihak rumah sakit. Di lepaskannya pelukan hyekyo dan menghampiri
ranjang itu.
“oppa. . kau bisa mendengarku ?”
Tanya Hana sesegukan, ada sedikit harapan yg muncul dihatinya agar Jihoon bisa
membuka mata untuk melihat dirinya walaupun hanya sekejap. Tetapi,hasilnya
nihil. Mata Jihoon tetap tertutup rapat,nafasnya yg terdengar
pelan membuat hati hana semakin sakit membayangkan keadaan kakaknya saat itu.
Perban putih yg membalut dahi Jihoon,beberapa kapas yg menyumbat luka Jihoon di
pinggang agar darah tak mengalir lagi,dan wajah Jihoon yg sedikit membengkak
membuat Hana seakan tak rela kakaknya dibuat celaka seperti ini.
Hana menggenggam tangan JiHoon
erat,ingin rasanya ia ikut ke Jepang. Namun itu tak bisa di lakukannya karna ia
tak ingin menambah beban hyekyo. Hyekyo sudah terlalu banyak membantu Hana dan
Jihoon. Tak sepantasnya jika Hana menambah beban Hyekyo.
Keadaan yg terlihat itu sangat
memilukan,hyekyo yg menyaksikan itu semua hanya bisa terus-menerus terisak.
“maaf nona,pasien akan segera dibawa.” Tegur
seorang petugas rumah sakit dan melepaskan tangan hana dari tangan jihoon
kemudian memasukkan ranjang jihoon ke dalam ambulance. Mata hana masih saja
memandang ke arah kakaknya.
“aku akan menjaganya dengan
baik.” Ucap hyekyo sambil menepuk bahu hana. Hana menghapus airmatanya dan
menatap hyekyo dengan tatapan pengharapan.
“aku percaya padamu eonnie.
Tolong jaga dan rawat oppaku baik-baik” jawab hana pasrah. Sekali lagi hyekyo
memeluk hana,adik dari laki-laki yg sangat dicintainya itu. Seusai berpelukan
hyekyo menjalankan kopernya dan masuk ke dalam ambulance. Mobil ambulance pun
mulai berjalan,meninggalkan hana yg masih diam membisu di tempatnya berdiri
*************
Hana menyusuri jalanan kota
seoul,sesekali desahan lepas terdengar keluar dari mulutnya. Sesekali
dilihatnya layar ponsel yg berada di salah satu tangannya.Sudah seminggu jihoon
di bawa hyekyo berobat ke jepang. Namun, tak ada kabar sekali pun yg hana dapat
dari mereka. Bahkan bagaimana keadaan jihoon setelah
mereka sampai di jepang
pun hana tak tahu.
“selamat siang nyonya Jung” tegur seorang gadis bernama
Victoria.
“kau ?? mau apa lagi kau ?” Tanya hana dingin.
“bagaimana kabarmu ?” Tanya Victoria dengan senyuman sinis.
“sebaiknya kau pergi sebelum aku melemparmu ke sungai Han”
ancam hana.
“kau yakin bisa melemparku,heh ?”
“kau menantangku ? apa kau tidak salah mengambil
keputusan gadis sombong. .”
“tentu saja tidak, kakakmu saja bisa ku kalahkan sampai
pingsan menggenaskan,apalagi kau. Hahaha,, sadarlah hana-ya kau itu hanya
seorang gadis.”
“jihoon oppa ? kau yg membuatnya babak belur waktu itu ?”
“ups,,anni,bukan aku. Aku hanya membayar beberapa preman
untuk mengeroyoknya,anggap saja sebagai balasan karna kau sudah menamparku
waktu itu. Hahaha,, memangnya kenapa ?”
Hana tak dapat mengendalikan emosinya,di dorongnya Victoria
ke tembok pinggir jalan. Dicekeknya leher gadis sombong itu. Hana memang
seorang wanita tapi keberaniannya
bertindak di luar nalar tak dapat di cegah,apalagi dia mempunyai kestabilan emosi
yg sangat buruk sehingga mudah terpancing dalam situasi yg menurutnya
bertentangan dengan kehendaknya.
“Lepaskan aku !!” bentak Victoria
“kau harus mati gadis gila. Kau tahu,Dia hampir mati karna
kau. Tak kusangka jika kau sangat tak punya perasaan” hardik hana sambil terus
mencekek leher Victoria.
Namun, untunglah Victoria dapat melepaskan cengkraman hana
dengan sedikit bersusah payah. Di tatapnya hana dengan tatapan tajam dan
menakutkan. Seakan-akan ia mempunyai hasrat terpendam yg siap dilampiaskannya
pada Hana.
“kau tahu kenapa aku menjadi seperti ini ??” teriak Victoria
di depan wajah hana. Hana membalas tatapan Victoria seakan-akan ia ingin
membunuh gadis itu. Gadis yg selama ini membuat hubungannya dengan Jihoon
mendadak hancur dalam sesaat.
“kenapa memangnya ? kenapa kau menghancurkan jihoon oppa ?
kenapa kau menghancurkan keluargaku ?? apa salah keluargaku padamu,huh ??”
balas hana dengan teriakan pula.
“itu semua karna orangtuamu.”
“apa maksudmu ?”
Victoria menghela nafas sebentar,sedikit uap panas keluar
dari mulutnya. Ia menatap langit dan mulai bercerita…..
#FlashBack
PRANG !!! suara
pecahan guci terdengar mencekam di rumah itu. Seorang gadis kecil menangis di
salah satu sudut kamar sambil menutup kedua telinganya. Teriakan demi teriakan
terdengar di telinganya,begitu menakutkan untuk gadis berumur 10 tahun.
“sudah berapa kali ku
bilang jangan dekati keluarga Jung itu.” Ucap ayahnya.
“kau yg seharusnya
menjauh dari mereka. Kau fikir aku tidak tahu kalau kau berselingkuh dengan
nyonya Jung ?” balas sang istri,ibu dari Victoria.
Victoria,gadis
berumur 10 tahun. Terlahir dari sebuah keluarga yg mempunyai banyak masalah.
Perselingkuhan,ketidakpercayaan,dan saling menuduh merupakan beberapa diantara
masalah-masalah yg ada. Ayahnya seorang staf karyawan di perusahaan keluarga
Jung,sedangkan ibunya seorang sekretaris di perusahaan yg sama.
Sudah beberapa bulan
mereka saling menuduh siapa yg sebenarnya berselingkuh dengan atasan
masing-masing. Hingga pada akhirnya keduanya di temukan tewas bunuh diri sehari
setelah mereka bertengkar hebat,pertengkaran itu terjadi karna ibu Victoria tak
sengaja menemukan foto suaminya bersama dengan nyonya Jung dalam saku kemeja yg
akan di cucinya.
Victoria yg melihat
mayat kedua orangtuanya hanya bisa menangis,sampai pada akhirnya ia bertekad
untuk balas dendam.
#FlashBack End
“bagaimana cerita orang tuaku ? sangat mengesankan,bukan ?
orangtuamu yg membuat keluargaku hancur terlebih dahulu jadi apakah aku salah
jika ingin membalaskan dendam mereka” kata Victoria getir,sebenarnya ia ingin
menangis namun air matanya tak bisa lagi keluar karna sudah terlalu banyak
menangis.
“aku tidak tahu-menahu soal itu,bukankah kejadian itu sudah
belasan tahun yg lalu ? lagipula orangtuaku juga sudah lama meninggal.” Bantah
hana,ia tak menyangka ini menyebabkan Victoria ingin menghancurkan keluarga Jung.
“hahaha,,, jangan bodoh hana-ya. Kau fikir cukup !! ayah dan
ibuku meninggal karna orangtuamu. Jadi aku juga ingin membunuh keluargamu
dengan tanganku sendiri,,,”
“baiklah,, aku minta ma’af karna kesalahan orangtuaku. Bisakah
kita memulainya dari awal ?” tawar hana sambil berusaha tersenyum dan
mengulurkan tangan. Namun,Victoria segera menepis tangan hana. Tatapan yg
tadinya menakutkan berubah menjadi senyuman licik yg keluar dari wajah
indahnya.
“aku takkan pernah memaafkanmu sampai aku bisa membunuhmu.” Kata Victoria geram.
“maksudmu ?”
“kutantang kau Death Rise di arenaku minggu depan.”
“death Rise ?”
“apa kau takut ? aku akan memaafkanmu jika kau bisa
memenangkan balapan itu”
Hana Nampak kebingungan
memutuskan jawaban atas tawaran Victoria. Death Rise,balapan yg beresiko
kematian. Balapan yg menggunakan jalanan pinggir jurang dan terletak di antara
tebing yg curam.Hana menatap Victoria lagi untuk meyakinkan hatinya kali ini.
Sungguh, tak disangka ia menganggukan kepalanya,Menerima tantangan itu dan
menghadapi ambang kematian.
“apa ?!! kau menerima tantangan Victoria ?” Tanya chaerin
saat hana menceritakan apa yg baru saja dialaminya.
“aku tak punya jalan lain lagi. Itu satu-satunya cara agar
Victoria tak mengganggu keluargaku lagi, aku sudah terlalu lelah dengan keadaan
seperti ini.” Runtuk hana sedikit pasrah.
“tapi kau juga harus tahu Death Rise itu tidak mudah,apa kau
yakin bisa keluar dari arena dengan selamat. Fikirkanlah lagi” protes
chaerin,ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
Hana menyesap dalam-dalam cappuccino yg yg terhidang di
depannya sekarang. Bayangan tentang masa lalunya kembali datang. Satu-persatu
kenangan indah itu bergentayangan di fikiran hana. Tak pernah ia sangka jika
kedua orangtuanya yg menjadi penyebab
kematian orangtua Victoria. Hana memang sempat mengetahui jika ada dua orang
karyawan orangtuanya yg mati bunuh diri. Namun, ia sama sekali tak menyangka
jika itu adalah orangtua Victoria.
“bagaimana jika kau yg menggantikanku ?” goda hana pada
chaerin.
“kau bilang apa ??” chaerin membelalakan matanya.
“aku hanya bercanda…”
Hana meraih mantel yg ia gantung di samping kursi begitu
pula chaerin yg mengikuti langkah hana
pergi dari kafe itu. Keduanya menyusuri jalanan yg penuh dengan salju. Tak ada
percakapan yang terjadi antara mereka
berdua. Diam dan hening.
“Hey,,,” panggil seorang laki-laki. Hana dan chaerin pun
menoleh ke arah sumber suara. Seorang
lelaki dengan memakai jaket biru tua dan syal coklat melingkar manis di
lehernya sedang berjalan ke arah hana dan chaerin.
“kau. .laki-laki yg waktu itu kan ?” Tanya hana bingung.
“namaku Lee Donghae. .” jawabnya sambil mengembangkan senyum
di bibir indahnya.
“kenapa kau ada disini ?”
“anniya. Aku hanya jalan-jalan,kau sendiri ?”
“ne,aku juga sedang berjalan-jalan.”
“siapa dia ?” Tanya chaerin di tengah2 percakapan donghae
dan hana.
“oh,dia itu temanku. Namanya lee donghae,,, dan kenalkan
donghae ini sahabatku namanya Lee Chaerin" sahut hana sambil mengenalkan
chaerin pada donghae. Donghae menundukkan badannya sedikit.
“naneun Lee Donghae imnida,kau bisa memanggilku Donghae. Bangapseumnida
Chaerin-ah” donghae memperkenalkan dirinya.
“naneun Chaerin Lee,kau bisa memanggilku CL. Bangapseumnida
Donghae-ya” balas chaerin.
“hana-ya,sepertinya aku harus pulang sekarang. Ada beberapa
hal yg aku urus di bengkel.” sambung chaerin tiba-tiba.
“urusan apa ?” Tanya
hana. Chaerin hanya mengedipkan sebelah matanya lalu meninggalkan hana dan
donghae. karena kurang peka terhadap apa yg difikirkan chaerin,hana pun tak
dapat mencegah chaerin yg melarikan diri.
HaNa P.O.V
Donghae mengajakku ke sebuah danau yg indah. Disana aku dan
donghae menikmati sunset, dengan penuh kedamaian dan keheningan. Setidaknya
saat ini aku bisa sedikit melupakan masalahku dan bernafas dengan nyaman. Daun
dari pohon pinus yg ada disekitar terdengar berserakan,tanda jika sepoian angin
meniupnya. Begitu lembut.
“bagaimana dengan keadaan Jihoon Hyung?” Tanya donghae
padaku. Jihoon hyung ?? apa dia mengenal kakakku ? tapi,darimana dia tahu
tentang jihoon oppa.
“Darimana kau tahu tentang jihoon oppa ?”
“aku mengenalnya sejak lama. Apakah dia tak pernah cerita
tentang aku ?”
“entahlah.. seingatku ia tidak pernah bercerita tentangmu,
atau mungkin aku yg lupa.”
Donghae tak meresponku lagi. Dia memandang ke depan dengan
tatapan kosong, ku pandangi wajah indahnya. mencoba mengingat siapa dia
sebenarnya,kenapa dia begitu mengenalku dan banyak tahu tentang keluargaku.
Saat aku sedang asyik mengingat semua itu,ku lihat ada darah keluar dari lubang
hidungnya. aku tercekat dan segera menyadarkan donghae.
“donghae-ya…” donghae pun menoleh padaku. Aku hanya memberi
isyarat dengan menunjuk kearah hidungku sendiri. Ia segera tersadar dan
menghapus darah itu.
“mianhae..” ucapnya pelan seusai mengusap hidungnya.
“gweanchanaeyo…kau kenapa ?” tanyaku.
“anniya,, aku baik-baik saja. Aku sudah sering seperti ini.
Mungkin hanya mimisan biasa” Ujarnya sambil
tersenyum
DEGH!!! Tiba-tiba jantungku terasa aneh saat melihat senyum
yg tercipta dari bibirnya, seakan-akan kali ini memompa darah lebih cepat.
Tuhan.. perasaan apa ini ??Aku mengeratkan jaket dinginku berharap perasaan itu
segera pergi,namun sepertinya tidak bisa. Salju semakin banyak turun. Hari
sudah gelap sejak beberapa puluh menit yg lalu. Seharusnya aku pulang saat
ini,tapi entah kenapa aku merasa nyaman bersama donghae.
“bagaimana jika aku mencintaimu ?” Tanya donghae pelan namun
pasti membuat aku ingin pingsan saat ini. dia menyatakan perasaannya padaku.
Apa ini tidak salah ? aku tidak bermimpi,kan ?
Aku memeluk lututku dan membenamkan kepalaku diantara
keduanya. Aku bingung dengan ini,bagaimana mungkin aku bisa menjawabnya
sekarang ? sedangkan hatiku masih bertanya-tanya siapa donghae sebenarnya.
“kau tidak harus menjawabnya sekarang. .aku akan menunggu
sampai kapanpun” kata donghae dan membuatku bisa sedikit bernafas lega.
“aku akan menjawabnya seusai Death Rise. .” jawabku
dibarengi senyum tiga jari.
“death Rise ??’’ wajah donghae kelihatan bingung. Yah, aku
tahu dia pasti tak pernah berfikir aku bisa senekat ini. Ayolah… ini tidak
terlalu serius. Aku hanya menganggap ini balapan biasa walaupun aku tahu tak
pasti aku keluar dari arena dengan selamat.
“dengan siapa kau death rise ?” Tanya donghae
“Victoria,,,waeyo ? kau mau ikut ?” ejekku.
“ne, aku ikut.” Ujarnya mantap.
Mwo ?? dia bilang apa tadi ?? dia ingin ikut dalam balapan
itu, tidak akan !!! aku tidak akan pernah mengizinkannya.
“andweee.kau tidak boleh ikut balapan itu.” Kataku tegas.
“waeyo ? bukankah kau yg mengajakku tadi ?” tanyanya denga
wajah aegyo. Hahaha…. Aku baru tahu kalau dia juga bisa mengeluarkan jurus
aegyonya walaupun aku sudah terlanjur menganggapnya laki-laki misterius.
“anniya. Aku hanya bercanda. .”
“tapi aku menganggapnya serius. Dan aku tak suka penolakan.
.”
Aku tak menjawab perkataan donghae lagi,aku sudah
melarangnya untuk ikut tapi jika tetap memaksa ingin ikut itu sudah di luar
kendaliku.
Cukup lama aku dan donghae berada dalam keheningan. Aku
tidak tahu harus bicara apalagi,keadaan tiba-tiba saja menjadi kikuk setelah
donghae menembakku tadi.
“apa kau tidak ingin pulang ?” Tanya donghae memecahkan
keheningan diantara aku dan dia. Aku hanya
menggeleng pelan tanpa membalas
tatapannya,rasa di hatiku sudah tak karuan. Aku bingung dan tidak tahu harus
bersikap seperti apalagi. Kenapa di hadapan donghae sekarang ini aku
seakan-akan menjadi feminim ? bukan gadis urakan yg biasa mengepalkan tinju
kepada siapapun yg menentangku.
“baiklah aku pulang. Sampai bertemu lagi
donghae-ya,terimakasih karna kau sudah mengajakku ke tempat seindah ini. Aku
sungguh senang” jawabku lalu berbalik meninggalkan donghae. Namun tak ku duga
tangan donghae menahan tanganku. Ia tersenyum dengan pandangan masih tetap ke
depan. Aku menghadap ke tempat ia berdiri.
“besok sore kau harus menemuiku disini. Aku tak ingin
mendengar alasan apapun yg membuat kau tak datang” kata donghae padaku. Aku hanya
mengangguk pelan sambil memberikan senyumku terbaikku padanya.
Aku meneruskan langkahku. Jalanan sudah gelap,hanya beberapa
orang yg ku lihat berlalu-lalang di jalan malam ini. Aku memandang ke langit yg berwarna gelap,beberapa bintang
Nampak menyapa penglihatanku. Bayangan jihoon oppa kembali memenuhi
fikiranku,sedang apa dia disana ? bagaimana keadaannya ? bagaimana juga kabar
hyekyo eonnie?
Author P.O.V
Hana memperhatikan penampilannya
di depan cermin. Sebuah pita berwarna biru muda terpasang di atas
kepalanya.
Dress tali satu jari berwarna biru tua serta sepasang sepatu tanpa hak yg
menutupi kakinya tampak membuat penampilan semakin sempurna hari ini.
“hana-ya ??” tegur chaerin
ternganga begitu melihat penampilan hana di kamarnya. Hana menoleh ke arah
pintu dan mendapati sahabatnya itu sedang kebingungan melihat dirinya.
“wae ?” Tanya hana seraya
tersenyum. Chaerin tak menjawab pertanyaan hana,ia kemudian masuk dan memperhatikan
hana dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sebelum akhirnya ia terduduk di
ranjang hana.
“aku tak menyangka kau begitu cantik
hana-ya” kata cherin seraya memberikan senyum terbaik yg ia miliki.
“benarkah ? kenapa kau baru saja
menyadarinya,heh ?” goda hana lalu duduk di sebelah chaerin.
“memangnya kau mau kemana ?”
Tanya chaerin lalu memasukkan satu bubble gum ke dalam mulutnya.
“errr,,, ke taman. Yah aku ingin
ke taman,donghae mengajakku bertemu disana” jawab hana malu-malu.
“donghae ?? lelaki yg bertemu
dengan kita kemarin ?”
“ne,rupanya kau masih ingat.
Baiklah,,,aku pergi dulu chaerin-ah.”
Hana berdiri dan bersiap
melangkah keluar.
“hana-ya…” suara chaerin kembali
terdengar. Hana menghentikan langkahnya lalu berbalik.
“jangan terlalu lama,sore ini kau
harus latihan untuk death rise nanti.” Sambung chaerin. Hana hanya
tersenyum,mengangguk pelan,kemudian kembali berjalan keluar.
Suasana hari agak berbeda. Salju
tak banyak turun,sedikit cahaya matahari terlihat samar di beberapa gedung
tinggi. Walaupun hawa dingin masih tetap menyelimuti kota seoul.
tak berapa lama sampailah hana di tempat yg semalam menjadi saksi bisu kebahagiaannya bersama donghae. Ia mencoba menemukan sosok donghae disana,namun sayang tak ada tanda-tanda jika di tempat itu ada seseorang yg sedang menunggunya. Apa dia terlambat ? ah, itu tak mungkin. Arlojinya masih menunjukkan pukul 9, itu berarti hari belum terlalu siang. Lagi pula donghae tak meminta hana untuk datang di waktu tertentu,bukan ?. Hana mencoba menunggu donghae dengan duduk di bibir danau,riak air danau adalah satu-satunya suara yg terdengar saat itu.
tak berapa lama sampailah hana di tempat yg semalam menjadi saksi bisu kebahagiaannya bersama donghae. Ia mencoba menemukan sosok donghae disana,namun sayang tak ada tanda-tanda jika di tempat itu ada seseorang yg sedang menunggunya. Apa dia terlambat ? ah, itu tak mungkin. Arlojinya masih menunjukkan pukul 9, itu berarti hari belum terlalu siang. Lagi pula donghae tak meminta hana untuk datang di waktu tertentu,bukan ?. Hana mencoba menunggu donghae dengan duduk di bibir danau,riak air danau adalah satu-satunya suara yg terdengar saat itu.
10 menit….
15 menit…
30 menit…
40 menit…
55 menit…
sudah hampir satu jam hana menunggu donghae.namun, ia tak ada tanda-tanda melihat jika donghae akan datang. Apa donghae lupa jika ia menyuruh hana datang hari ini ? atau donghae sengaja membiarkan hana menunggunya ? menjengkelkan.
“baiklah…5 menit lagi. Jika tidak
aku akan pergi,,,” kata hana pada dirinya sendiri.
Hana kembali menatap keadaan di
sekeliling danau. Sepi. Bukankah menunggu seseorang di tempat yg sepi seperti
itu sangat membosankan ? apalagi jika hana sangat membenci dengan hal yg
berhubungan dengan kata ‘menunggu’ walaupun sebenarnya hana menyukai ketenangan
dan keheningan seperti keadaan di danau itu sekarang.
10.00 KST
Hana beranjak berdiri,dia sudah
menunggu donghae sejak sejam yg lalu.
Namun,tampaknya laki-laki itu tak akan datang. Seandainya hana tahu
dimana rumah donghae mungkin ia akan langsung pergi kesana dan melabrak donghae.
Lelaki yg sudah berani membuatnya jantungnya tak karuan namun saat ia berharap
akan kehadiran lelaki itu ia harus menelan kenyataan pahit. DONGHAE TAKKAN
PERNAH DATANG !!
Hana melepas pita rambutnya
dengan kasar dan melemparnya ke dalam danau. Dua butir airmata tampak menggenangi
pipinya. ia tak menyangka jika lelaki yg sudah bisa di percayainya malah
mempermainkan perasaannya. Hana menghapus air mata di pipinya kemudian
berbalik. Ia tertegun saat menyaksikan pemandangan di belakangnya, disana
berdiri seorang laki-laki. DONGHAE !!!.
setangkai mawar indah tampak dibawa donghae di salah satu tangannya,sedangkan tangannya yg lain memegang balon berbentuk hati warna merah menyala dan bertulisan “SARANGHAE “.
setangkai mawar indah tampak dibawa donghae di salah satu tangannya,sedangkan tangannya yg lain memegang balon berbentuk hati warna merah menyala dan bertulisan “SARANGHAE “.
“kau mau kemana ?” Tanya donghae
sambil mengerling nakal.
“aku ingin pulang. Sudah satu jam
aku disini,,,kau fikir itu menyenangkan ?”jawab hana ketus.
“mianhae,,,,membuatmu menunggu.
sebenarnya aku sudah datang sebelum kau tiba disini. Tapi aku sengaja
membiarkanmu menungguku. Kau tahu ada seorang pria yg memperhatikanmu di balik
pohon itu. Apa kau tak menyadarinya ?”
“jadi kau sengaja membiarkanku
menunggu disini ?? Kau benar-benar kejam tuan Lee” kata Hana tak percaya.kali
ini hatinya semakin yakin jika dia hanya di permainkan oleh donghae.
Donghae mendekati hana dan mencoba membelai rambut gadis yg sangat
dicintainya itu. Namun sayang hana langsung menepis tangan donghae sebelum
menyentuh rambutnya.
“mianhae,,,aku bukan tipe lelaki
yg romantis. Aku hanya ingin memberimu kejutan dengan caraku sendiri. Aku fikir
ini surprise,aku tak pernah bermaksud membuatmu marah” sesal donghae. Hana tak
menjawab perkataan donghae,ia masih saja terisak. Tak berapa lama kemudian ia
berlari meninggalkan donghae yg masih berdiri mematung.
Donghae P.O.V
Jung hana,,,yeoja berambut pirang
sebahu,bermata coklat,dan bertubuh indah ini sudah membuatku jatuh cinta saat pertamakali aku melihatnya.
Sebenarnya aku sudah mengenalnya lama,tepatnya saat aku masih smp. Aku dan hana
satu sekolah,bahkan ada satu saat ketika aku menabraknya yg sedang kerepotan
membawa banyak buku dari songsaengnim park. Tapi sayang,aku tak sempat
berkenalan dengannya karna orangtuaku mengajakku untuk pindah ke Mokpo. 10
tahun aku tak pernah mendengar kabar tentangnya lagi,sampai suatu ketika saat
aku ikut dalam sebuah perkumpulan pembalap aku mendengar tentang seorang
pembalap wanita yg hebat. Dan dia adalah Jung HaNa,yeoja yg sudah sekian lama
menghantui fikiranku.
Aku bersyukur orangtuaku mengajak
untuk pindah ke seoul lagi. Sejak saat itu aku mencari tahu tentangnya. Tak sulit
karna nama Jung HaNa lumayan terkenal di kota itu,apalagi ia mempunyai kakak
pengusaha material sukses bernama Jung JiHoon. Kakaknya itu pun adalah teman
semasa kecilku,sayangnya walaupun begitu aku tak pernah punya kesempatan untuk
dekat dengan Hana. Maka dari itulah dia tak tahu atau tak menyadari siapa aku
sebenarnya.
Hari ini…aku mengecewakannya. Aku
memang bukan laki-laki yg pintar memberi kejutan. Aku fikir dengan caraku tadi
dia bisa menganggap ini sebuah surprise. Tapi,nampaknya itu tak terjadi. Aku
membuatnya menangis karna menungguku. Kau tahu dia bahkan tak ingin mendengar
kata-kataku dan malah pergi meninggalkanku.
Aku kembali ke mobilku,ku kejar
hana. Berharap ia tak bisa berlari cepat. Tuhan maha adil,aku menemukannya
sedang duduk di trotoar jalan sambil menangis terisak.ckck,, apa dia tak malu ?
menangis di tengah jalan seperti itu. Atau mungkin ia tak sadar jika banyak
orang yg memperhatikan tingkah anehnya itu. Dandanannya saja yg aku fikir
tomboy,tapi perasaannya sangat sensitive daripada kapas.
“kau tidak malu menangis disini
?” tanyaku saat mulai berjalan menghampirinya. Dia menoleh padaku kemudian
berdiri,melipat kedua tangannya di atas dada,lalu menatap tajam kepadaku dengan
tatapan membunuh. Ayolah.. nyonya jung !! jangan seperti itu,ini lelucon konyol
bagiku.
“untuk apa kau ke sini ?”
tanyanya sinis dengan muka angkuh.
“memangnya tidak boleh aku
mengejar orang yg ku cintai ?”
“cinta ? tidak usah menggombaliku
lagi. Aku sudah muak dengan kata-kata gombalanmu itu.”
“benarkah ? bagaimana jika aku
mengungkapkannya bukan dengan kata-kata ?”
“mwo ? maksudmu ?”
Aku memasang tampang smirk evil
padanya,ku dekati gadis yg sangat kucintai ini. Seandainya saja aku sudah
menikahinya ingin rasanya aku melahapnya sekarang juga. Ia berjalan mundur untuk menjauhiku.
Hahaha,,, dia fikir bisa ?
jangan harap kau bisa lepas dariku jung hana…
aku semakin mendekatinya,mengimpitnya ke tembok trotoar dan membiarkan
kepalanya terkurung diantara dua tanganku. Ku lihat dia menutup mukanya yg
memerah. Hahaha,,, ternyata kau menyerah denganku ya ?
dengan kasar ku buka kedua tangan yg menutupi wajahnya. Memandangnya sebentar lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya. Hana tak berani menatapku,kenapa dia ? apa wajahku begitu menakutkan jika di lihat dari jarak dekat ?. . aku semakin mendekatkan wajahku ke wajah hana sampai wajah kami berdua hanya berjarak beberapa centi. Namun tak kuduga di bergerak mengelak ingin melepaskan kedua tanganku sehingga bibirnya menyentuhku. Ku rasa dia terkejut karna hana langsung melepaskan bibirnya dari bibirku. Hehehe,,, aku suka ini !!
dengan kasar ku buka kedua tangan yg menutupi wajahnya. Memandangnya sebentar lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya. Hana tak berani menatapku,kenapa dia ? apa wajahku begitu menakutkan jika di lihat dari jarak dekat ?. . aku semakin mendekatkan wajahku ke wajah hana sampai wajah kami berdua hanya berjarak beberapa centi. Namun tak kuduga di bergerak mengelak ingin melepaskan kedua tanganku sehingga bibirnya menyentuhku. Ku rasa dia terkejut karna hana langsung melepaskan bibirnya dari bibirku. Hehehe,,, aku suka ini !!
“kenapa kau melepasnya ?”godaku
dengan tatapan menggila.
“berani sekali kau menciumku.
.kau tahu itu ciuman pertamaku.” Geramnya. Aku hanya bisa tertawa,bukankah tadi
dia yg menciumku ? kenapa dia yg marah ? siapa suruh dia mengelak sehingga
ciuman itu terjadi. Hey, itu kecelakaan! Kecelakaan yg menyenangkan
menurutku.haha
“bukankah tadi itu kau yg
mengelak sehingga ciuman itu terjadi ?” bantahku.
Hana tak menjawab lagi,tangannya
mengepal dan beberapa detik kemudian sebuah pukulan keras melayang kewajahku.
Lumayan keras dan cukup membuat bibirku berdarah. Aku meringis pelan kemudian
mengelap darah dengan menggunakan punggung tanganku.
“kau adalah namja paling bajingan
yg pernah kukenal seumur hidupku. Aku tak pernah bercanda dengan ucapanku,aku
benar-benar menyesal telah mengenal namja seperti kau LEE DONGHAE !!” ucap hana
dengan penuh penekanan ketika menyebut namaku,tak lama kemudian ia pun berlari
meninggalkanku.
Aku menatap nanar kepergian
hana,air mataku tiba-tiba saja keluar walaupun aku tak menghendakinya.
Bukan
karna merasa sakit di bibirku setelah mendapat pukulan dari hana, tapi hatiku
sakit ketika aku sadar jika hana membenciku saat ini. Bahkan dia mengatakan
jika aku adalah Bajingan,,,Gadis yg sangat ku cintai sejak smp membenciku karna
aku mengecewakannya. Sadarlah lee donghae,,, kau menyakiti perasaannya walaupun
maksudmu tadi hanya bercanda.
Aku berbalik melangkah
pulang,menyimpan sejuta keputusasaan yg hadir memenuhi ruang hatiku. Air mataku
memang telah berhenti mengalir,tapi rasa sakit hatiku semakin bertambah seiring
kedua kaki yg ku langkahkan untuk pulang. Bodoh kau Lee DongHae, dulu kau
sangat menginginkan dekat dengannya tapi apa yg sudah kau lakukan ketika mulai
dekat dengannya ? kau malah membuatnya membencimu. Ck! Benar-benar bodoh !!!
Author P.O.V
“kau sudah datang ?” tanya
chaerin begitu melihat hana menghambur masuk ke dalam bengkel. Pakaian yg tadi
begitu anggun berganti menjadi baju balapan yg lumayan ganas kali ini.
Bernuansa hitam dan sangat menonjolkan symbol kegelapan. Hana tak mejawab
pertanyaan chaerin,dia melepas sendalnya dan melemparnya ke sembarang tempat
kemudian mulai memasang sepatunya.
“kau kenapa hana-ya ?? apa yg
terjadi ? oiya,bagaimana pertemuanmu dengan donghae tadi ?” sambung Chaerin
“BISAKAH KAU TIDAK MENYEBUT
NAMANYA LAGI ? AKU SUDAH MUAK DENGANNYA !!!” gertak hana sesaat lalu
melanjutkan kegiatan memasang sepatu yg belum selesai.
Chaerin yg merasa di gertak hanya
bisa berdiam. Dia tahu betul jika hana sedang marah siapapun dan bagaimanapun
caranya tak ada yg mempan meluluhkan hatinya kecuali jihoon oppa.Namun,jika mengharapkan
kehadiran jihoon oppa pada saat ini,itu sangatlah tidak mungkin.
“latihan akan dimulai 15 menit
lagi,ku harap kau tidak usah ke arena jika masih emosi.” Kata chaerin pelan
namun menyiratkan ketegasan yg ia miliki. Chaerin paham hana perlu waktu
sendiri untuk menstabilkan emosinya,ia lantas keluar dan meninggalkan hana
sendiri.
Hana menatap dirinya di kaca
kecil yg terdapat di dalam kamar bengkel,wajahnya tampak lumayan pucat belum
lagi mata yg membengkak karna terlalu lama menangis. Ia menelan ludah ketika
menyadari dirinya yg sangat egois dan terlalu sensitive.
Lima belas menit berselang,hana
memasukkan satu bubble gum ke mulutnya dan berjalan keluar menuju arena. Helm
hitam terletak manis diantara pinggang dan lengan kananya.Begitu sampai di
arena ia menghampiri chaerin yg sibuk memeriksa keadaan mobil yg akan di pakai
hana.
“Mianhae chaerin-ah…” kata hana
pelan. Chaerin yg merasa dipanggil menoleh ke arah sumber suara seraya
tersenyum.
“aku tak merasa jika kau
melakukan kesalahan” jawab chaerin lalu kembali berkutat dengan mesin mobil yg
ada di depannya.noda-noda hitam kelihatan sedikit mengotori wajahnya.
“aku tak pernah berniat menggertakmu
tadi,aku sangat emosi chaerin-ah”
“tak usah merasa seperti itu. Aku
tentu saja paham dengan apa yg kau rasakan,yah meskipun aku tidak tahu apa yg
terjadi antara kau dan donghae”
Chaerin menutup bagian depan
mobil lalu membersihkan kedua tangannya dengan handuk kecil yg ada di bahunya.
Hana menatap kosong ke arah mobilnya. Akankah ia sanggup menghadapi death rise
itu ??
“kenapa kau menatap mobilmu
seperti itu ?” Tanya chaerin. Hana
terkejut dan langsung tersadar dari lamunannya.
“aku ragu dengan death rise itu.”
Jawab hana.
“kenapa harus ragu ?? bukankah
kau gadis yg kuat ? aku yakin kau dapat mengalahkan Victoria”
“benarkah ?!”
Chaerin mengangguk sebelum suara
berat kepala management memanggil hana untuk segera latihan.
“hey chaerin-ah, ini sudah waktunya
latihan. Jangan lagi mengajaknya berbicara,waktu sangat berharga jadi jgn di
buang-buang” teriak ahjussi itu dari kejauhan. Chaerin mengacungkan kedua
jempolnya kepada ahjussi itu seraya tersenyum.
“gara-gara kau aku kena semprot.
Kau berhutang padaku nyonya Jung” goda chaerin
“ehem,, kau mau dibayar apa
nyonya Lee” jawab hana dengan nada menggoda. Chaerin tertawa.
“tak banyak,2 gelas cappuccino di
tambah cerita pertemuanmu dengan donghae tadi. Bagaimana ?” tanya chaerin
seraya mengedipka sebelah matanya.
“baiklah. Sepulang latihan kita
ke kafe. .”
Chaerin tertawa kemudian segera
mendorong hana untuk latihan sebelum ahjussi kepala management tadi berteriak
untuk yg kedua kalinya.
************
“oooo, jadi kau marah hanya
gara-gara dia membiarkanmu menunggunya selama satu jam dan gara-gara ciuman itu
?” Tanya chaerin seusai mendengar cerita hana.
“aku tak suka dengan lelaki yg
terlalu bermain-main denganku” jawab hana dingin.
“tapi kenapa kau tak memberinya
kesempatan sama sekali ? siapa tahu dia memiliki tujuan yg lain”
“kesempatan itu sangat
berharga,jadi kita perlu memilah-milah yg mana yg perlu di beri kesempatan dan
yg mana tidak. Arraseo ?”
“ya sudahlah, toh itu juga sudah
menjadi keputusanmu. Aku hanya mencoba menyarankan”
Chaerin mengaduk cappuccino latte
yg terhidang di hadapannya. Sedangkan hana sibuk dengan ponselnya,tak ada pesan
apapun. Sampai datanglah seorang wanita dengan pakaian yg cukup
glamour,bertubuh tinggi dan berwajah angkuh mendatangi meja tempat duduk hana
dan chaerin.
“selamat malam semuanya. .” sapa
wanita yg bernama Victoria.Hana yg merasa di ganggu hanya tersenyum sinis
mendengar sapaan sok akrab dari Victoria tanpa mengalihkan pandangan matanya
dari ponsel yg ada di tangannya. Chaerin yg memahami keadaan itu juga tak
menghiraukan kedatangan Victoria.
“hey, apa kalian tak mendengarku
?” Tanya Victoria yg masih berusaha sabar karna kedatangannya tak di gubris
oleh dua gadis itu.
“kau berbicara dengan kami ?”
chaerin bertanya balik dan mampu menciptakan muka kekesalan dari wajah
Victoria.
“kau fikir aku berbicara dengan
siapa,heh gadis jelek ?” geram Victoria.
“kau bahkan tidak lebih cantik
dari pada aku !” cibir chaerin.
“memangnya ada apa kau menemui
kami ?” kata hana menengahi perdebatan antara chaerin dan Victoria.
“aku hanya mengingatkan kau saja
jika kita akan bertanding 5 hari lagi. Apa kau sudah siap kalah ?” Victoria
berkata seakan meremehkan hana.
“aku sudah siap kau kalahkan atau
pun melihat kau kalah.puas ?”
“baguslah kalau begitu,gadis yg
tak punya sopan-santun seperti kau memang sepantasnya kalah”
“HEY JAGA MULUTMU NONA SEBELUM
AKU MEROBEKNYA.” Bentak chaerin sambil
menggebrak meja. Ia tak terima jika
sahabatnya dihina sebegitu rendahnya oleh Victoria. Melihat kemarahan
chaerin,Victoria hanya terkekeh menertawakan. Masih tak terima dengan hal itu
chaerin bersiap menghampiri Victoria,namun sayang tangan hana menahan
langkahnya.
“selamat bertemu di arena nanti.
Bersiaplah menghadapi kematianmu!” ancam Victoria kemudian beranjak pergi.
Hana kembali duduk, begitu juga
chaerin yg tampak memasang ekspresi geram.
“kenapa kau menahanku ? aku
sangat jengkel dengannya.”protes chaerin.
“untuk apa kau meladeni orang
sepicik Victoria ? tidak akan membuatnya jera malah membuat masalah baru
untukmu.”
Chaerin hanya memanyunkan
bibirnya mendengar ucapan hana.
Beberapa hari kemudian,,,
“bagaimana catatan waktuku ?”
Tanya Hana seraya melepas helm hitamnya. Chaerin memperhatikan buku yg ada di
tangannya,mulai menghitung lalu menoleh kearah Hana.
“kau mampu mencapai finish 10
menit lebih awal dari beberapa hari yg lalu” sahut chaerin kemudian kembali
menekuni catatannya.
Hana tak merespon chaerin lagi,ia
hanya menatap kosong kearah jalan arena. Tiba-tiba seraut wajah donghae datang
menyapa fikirannya.
“kau kenapa ?” Tanya chaerin
mengejutkan Hana.
“eh,,eumm~anniya. Chaerin~ah,,
boleh aku bertanya sesuatu ?”
“tentu saja. Kau ingin bertanya
apa ?”
“menurutmu jika airmata dan cinta
bergabung menjadi satu apakah bisa memberi kehidupan ?”
“tergantung. Jika cinta itu
dilandasi ketulusan dan kepercayaan mungkin bisa. Memangnya kenapa ?”
“menurutmu donghae itu tulus ?”
“kau mencintainya ?”
“kau fikir ?”
“sudah ku katakan sebaiknya kau
memberikannya kesempatan.”
“bagaimana jika dia mempermainkanku
lagi ?”
“kau harus percaya
hana-ya,,donghae itu menurutku pria yg baik dan lembut”
“benarkah ?”
“ehem …”
“tapi aku masih tak bisa mengubah
rasa di hatiku,,ehmm,,,maksudku,,,eumm,, baiklah tak usah di bahas”
Hana melangkah masuk ke dalam
ruang ganti untuk mengganti bajunya,chaerin hanya tersenyum sambil menggeleng
pelan melihat tingkah sahabatnya itu.
*****
Chaerin melahap ramyeon di meja
makan. Sinetron tivi tak ada yg seru saat ini dan itu menimbulkan kebosanan di
hatinya. Sedangkan hana sedang sibuk tidur di kamar, dan sukses menambah
tingkat kebosanan seorang chaerin
Ting tong,, Ting tong,,, suara
bel apartemennya berbunyi. Dengan malas chaerin membuka pintu.begitu pintu di
buka, Ia terperanjat ketika melihat siapa yg datang. Segera orang itu menarik
chaerin keluar dan membawa chaerin menjauh dari pintu apartemennya.
“mau apa kau kesini ?” Tanya
chaerin heran.
“dimana hana ?” jawab laki-laki
yg ternyata donghae itu.
“dia ada di dalam. Kenapa ?”
“bolehkah aku menemuinya ?”
“aku rasa dia tak mungkin mau
menemuimu.”
“aisshh,,bagaimana ini ? kau bisa
membantuku ?”
“membantumu ? ehemmm,, bagaimana
caranya ?”
“tolong berikan surat ini kepada
hana,dan usahakan agar ia mau membacakannya. Jebal”
Donghae menyerahkan surat
berwarna merah muda dan chaerin pun menerimanya. Bagi chaerin menyuruh hana
membaca surat tidaklah susah karna hana merupakan gadis yg mempunyai kadar
penasaran yg tinggi.
“kamsahamnida chaerin~ah,,,” ucap
donghae kemudian menundukkan badannya.
“Ne,,, aku mempunyai informasi
tentang hana. Apa kau mau mendengarnya ?”
“tentu saja. Cepat katakan!”
“besok hana akan bertanding death
rise di arena victoria,,,”
“aisshh,,benarkah ? dimana arena
itu ?”
“nanti akan ku kabari. Mana no
ponselmu ?”
Donghae menyerahkan selembar
kartu namanya pada chaerin.
“ku harap kau bisa datang!” kata
chaerin sambil tersenyum.
“pasti! Aku akan datang” jawab
donghae.
Donghae melangkah meninggalkan apartemen
chaerin. Sedangkan chaerin masuk kembali ke dalam apartemennya.
********
Hana menggeliatkan badannya
begitu keluar dari kamar. Dilihatnya chaerin sedang sibuk dengan acara televisi
dan semangkuk ramyeon.
“kau sudah bangun ?”tegur chaerin
begitu melihat hana keluar dari kamar,hana hanya merespon dengan sedikit
anggukan seraya menguap.
“ini untukmu..” ujar chaerin
menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda. Hana mengernyitkan dahinya,
sesaat kemudian ia meraih amplop pemberian Chaerin kemudian duduk di samping
chaerin.
To : Jung HaNa
Hana~ya,,, mianhae. Jeongmal
mianhae, aku tak bermaksud membuatmu marah kemarin. Aku bersumpah
jika aku benar-benar menyesal. Kumohon
ma’afkan aku dan beri aku kesempatan lagi.
From : Lee Donghae
“donghae tadi kesini ?” Tanya
Hana.
“ehem,,, kau memberitahu dimana
apartemenku ?”
“anniya.”
“lalu dia tahu darimana ?”
“mollayo,, aku tak perduli.”
Hana meninggalkan Chaerin yg
masih sibuk dengan ramyeonnya,ia melangkah menuju dapur dan masuk ke kamar
mandi
Ke esokkan harinya,,,
Hana menatap ke sekeliling arena.
Tebing yg curam,jurang,dan jalanan yg berkelok-kelok tak sedikit pun menciutkan
nyalinya untuk menghadapi semua itu. Ini ia lakukan bukan karna ia ingin di
kenal sebagai pembalap yg berani,tapi karna semata-mata untuk kakaknya. Ia
ingin Jihoon bangga padanya walaupun jihoon belum tentu tahu apa yg kali ini
hana hadapi.
“kau sudah siap ?” Tanya
seseorang lalu mensejajarkan tubuhnya dengan hana. Hana menoleh kemudian
melongo terkejut ketika melihat seorang donghae berdiri di sampingnya.
“kau ?? untuk apa kau kesini ?”
Tanya hana ketus.
“ingin melihatmu bertanding .
.apa kau melarangku untuk itu ?”
“aku tak mengizinkan atau pun
melarangmu jadi terserah kau. .”
Hana berbalik dan bersiap
meninggalkan donghae. Reflex,tangan donghae menahan tangan hana. Donghae tak
ingin jika hana pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasannya terlebih
dahulu.
“apa aku boleh menjelaskannya
terlebih dahulu ?” Tanya donghae dengan tatapan dingin.
“menjelaskan apa lagi ? aku tak
ingin mendengar apapun!”
“jebal. Kau harus mendengar
penjelasanku dulu. Setelah itu,terserah kau mau melemparku ke jurang atau kau
ingin membunuhku,aku tak perduli”
“kau jangan gila,, aku tak punya
urusan apapun denganmu.”
Hana menepis tangan donghae lalu
berlari meninggalkannya. Balapan akan di mulai 20 menit lagi, waktu itu terasa
panjang bagi hana saat ini.
hana duduk di salah satu kursi yg ada di pos kelompoknya,ia meneguk secangkir
kopi yg di sediakan oleh panitia disana. Berharap bisa menenangkan fikirannya
yg sedang kacau,bahkan pada saat seperti ini pun harus ada masalah yg
menghampirinya. Tiba-tiba chaerin mencengkram tangan hana dan menyeretnya
paksa.
“yaakk chaerin-ah. Apa yg kau lakukan
?” Tanya hana terkejut.
“kau harus ikut aku,,,ini ada
hubungannya dengan donghae.” Jawab chaerin
Hana melepaskan tangannya dari
cengkraman chaerin dan menatap ketus kearah chaerin.
“kau fikir aku perduli dengan
laki-laki itu ?” Tanya hana sinis.
“tapi_”
“SUDAH KU KATAKAN AKU TAK PERDULI
DAN TAK ADA URUSAN APAPUN DENGANNYA” teriak hana dengan nada membentak.
“HANA-YA KAU TAHU DONGHAE
SEKARANG SEDANG MEMPERSIAPKAN MOBILNYA UNTUK IKUT BERTANDING DI BALAPAN
INI,BAHKAN DIA SUDAH MEMBERITAHU VICTORIA. SELAMA INI DIA TAK PERNAH ADA
LATIHAN,ITU BERARTI NYAWA DONGHAE SEDANG
TERANCAM. KAU TEGA MELIHATNYA MATI,HAH!” balas chaerin dengan emosi yg sama.
“mwo ?? maksudmu dia…”
“selamatkan dia sekarang atau kau
tidak akan melihatnya lagi. Aku tahu hana-ya,kau itu mencintainya tapi rasa
egomu sudah terlalu menguasai dirimu.”
Hana menggeleng tak percaya dan
segera pergi mencari donghae. Ia hampir
putus asa karena tak bisa menemukan donghae,namun di sela keputusasaan itu ia melihat sosok
donghae sedang duduk di depan mobilnya. Melihat itu semua,hana segera
menghampiri donghae.
“BABO!” bentak hana pada donghae.
“apa maksudmu ?” Tanya donghae
heran melihat kedatangan hana.
“kau fikir aku akan membiarkanmu
mati di tengah arena. BATALKAN NIATMU UNTUK IKUT BALAPAN INI.”
“shireo,,,untuk apa aku
mendengarkan apa katamu sedangkan kau saja tak pernah mau mendengarkan
kata-kataku.”
PLAK! Sebuah tamparan keras
melayang di wajah donghae.
“batalkan niatmu jika kau masih
mencintaiku.” Ucap hana pelan,hampir tak
terdengar.
“mwo ? kau bilang apa ?”
“anniya. Pokoknya kau harus
membatalkannya.”
“hufth,, baiklah asal kau
berjanji mau menjadi yeoja-ku.bagaimana ? jika tidak aku takkan membatalkan
niatku”
“yak! Kenapa kau mengancamku
seperti itu.”
“karna aku menyayangimu. .”
Hana tak menjawab . ia diam
membisu,tak ada kata apapun yg keluar dari mulutnya. Hening. Donghae berdiri
mensejajarkan dirinya dengan hana,diraihnya tangan hana dan ditatapnya hana
dengan pandangan teduh.
“hana-ya,,,mianhae. Jebal
!!” ucap donghae lembut. Hana memejamkan
matanya lalu mendesah pelan,mengeluarkan karbon dioksida yg sempat tersumbat
karna perdebatannya dengan donghae tadi. Ia menatap donghae dan tersenyum
kemudian mengangguk pelan.
Hati donghae terasa lega,ia melonjak girang di depan hana. Hana hanya menatap
donghae dengan pandangan risih.
“aku senang sekali
hana-ya,,eummm,,maksudku chaggiya !” kata donghae dengan senyum yg masih
mengembang di bibirnya.
“mwo ? kau memanggilku apa ?”
Tanya hana tak percaya.
“chaggiya. .apa itu salah ?”
“yak!! Aku bukan yeojachingumu.
.”
“memang bukan,tapi calon. Aku
bahkan bisa membaca saat selesai pertandingan nanti kau akan menerimaku.”
“siapa bilang begitu ?? percaya
diri sekali kau donghae-ya”
“heishh,kau tidak boleh
memanggilku donghae lagi. Kau harus memanggilku oppa. Arasseo ?”
“memangnya aku mau ?”
“aku tak perduli, kau harus mau.
Atau aku akan …”
Donghae mendekat kearah
hana,mengurung hana diantara mobil dan tubuhnya. hana menatap donghae dengan tatapan
mengancam.namun tampaknya tak dihiraukan sama sekali oleh donghae.
“baiklah oppa,, aku akan
memangilmu oppa. Kau puas ?? sekarang menjauhlah dariku.” Jawab hana mengalah.
Donghae mengeluarkan smirk
evilnya lalu mengecup bibir hana sekilas kemudian menjauh seraya tertawa dengan
penuh kemenangan.
“yakkk !! aku memanggilmu oppa
atau pun donghae kau tetap saja menciumku” protes hana
“tapi kau harus memanggilku oppa
sesuai janjimu. .” jawab donghae
“YAKKK !! HANA-YA !!!” teriak
chaerin yg tiba-tiba muncul. Hana menoleh. .
“mwo chaerin-ah ?” Tanya hana.
“mengganggu saja. .” kesal
donghae.
“balapan sudah mau dimulai.kau
harus masuk mobil sekarang,,kajja!” kata chaerin berapi-api.
Hana menatap kembali lelaki yg
ada dihadapanya. Lelaki yg bisa membuatnya luluh hanya dengan sekali menatap.
Walaupun hatinya masih bertanya siapa sebenarnya donghae.
donghae membelai kepala hana sambil tersenyum,menyiratkan jika ia mendukung apapun yg dilakukan oleh gadis itu.
donghae membelai kepala hana sambil tersenyum,menyiratkan jika ia mendukung apapun yg dilakukan oleh gadis itu.
“doakan aku oppa!” ucap hana
lembut lalu dibalas anggukan dari donghae.
“Fighting my panda.saranghae !”
“boleh aku mendengar panggilan
itu lagi ?”
“MY PANDA !!!”
“jangan pernah lupakan aku oppa
jika aku tak bisa menjadi pemenang hari ini !”
“shireo,, kau harus menang hari
ini. Aku tak ingin melihat kekalahanmu.berjanjilah”
“ne,aku berjanji !!”
Hana melangkah meninggalkan donghae
menuju arena. Jantungkan tak karuan saat ini,bayangan jihoon timbul di
fikirannya. Begitu pula hyekyo dan kedua orangtuanya.
‘lakukan semuanya dengan hati
hana-ya !!’ batin hana berkata demikian
Hana sudah sampai di depan
mobilnya. Ditatapnya lawannya yg berdiri di seberang, Victoria memandang hana
dengan tatapan yg penuh dendam. Ia segera masuk ke dalam mobilnya,melihat itu
hana pun masuk ke dalam mobilnya. Di pasangnya sabuk pengaman dan helm yg
selama ini menjadi sahabat bisunya.
“hana-ya…” donghae menggedor kaca
mobil hana. Kaca itu pun membuka.
“oppa…” lirih hana.
“SARANGHAE… SARANGHAE JUNG HANA.”
Hana meneteskan air matanya. Ia
memang juga sangat mencintai donghae,namun ia masih tak tahu nasibnya setelah
balapan ini. Ini bukan balapan sembarang,menang atau terlempar ke jurang.
“nado saranghae oppa. .” jawab
hana kemudian langsung menutup mobilnya.ia tak sanggup menangis lebih dari ini,Donghae
masih menggedor kaca mobil hana,berharap gadis itu membuka untuk kedua kalinya.
Namun itu takkan terjadi,karna di dalam mobil hana menangis.
Lampu arena sudah menunjukka
cahaya hijau dan mobil hana pun langsung melesat berjalan.
“saranghae hana-ya,,, kau harus
kembali untukku !!” teriak donghae.
Mobil hana sekarang berada di
depan mobil peach white milik Victoria. Keduanya melaju dengan ganasnya, namun
itu tak bertahan lama karna sepuluh menit kemudian mobil Victoria lah yg berada
di depan. Hana kalut saat itu,memori-memorinya bersama orantuanya kembali
muncul dan membuat kepalanya sakit. Ia berusaha menyelip Victoria,memang
berhasil namun sakit kepalanya semakin bertambah. Mobilnya pun oleng namun
syukurlah tak mengarah ke jurang. Donghae yg melihat itu melalu kamera cctv
hanya bisa tegang. Fikirannya juga tiba-tiba kalut. Sedangkan chaerin menyipitkan
kedua matanya untuk menghindari ketegangan yg berlebihan.
Hana terus melaju di tengah
arena,tikungan tajam di laluinya dengan mudah. Victoria yg melihat semua itu
tampak gusar. Ia bermaksud memanfaatkan keadaan olengnya mobil hana untuk
kemenangannya. Di injaknya gas mobilnya dengan ganas sehingga menabrak bagian
jok belakang mobil hana. Mobil Hana yg
tak siap menerima serangan itu terimpit ke pinggir menciptakan goresan-goresan
tajam di bagian kanannya. Victoria tetap melanjutkan keganasannya,ia terus menghimpit
mobil hana ke pinggir. Kondisi hana yg tak stabil karna sakit kepala yg
tiba-tiba datang membuatnya tak bisa melawan. Tak merasa ada perlawanan
Victoria menabrakan mobilnya ke mobil hana, dan BRAAAKKKK !!! mobil hana
terguling dan terbalik.
“ANDWEEEEE !!!!!…”teriak donghae
ketika menyaksikan pemandangan yg terjadi di kamera.
“hana-yaaa…” chaerin juga ikut
terkejut.
Di dalam mobil Victoria tertawa
keras karna berhasil menyingkirkan lawannya. Dendamnya terbalaskan sudah,ia
begitu puas. Namun kesenangan itu Nampak hanya datang sesaat sebab ia tak
menyadari jika mobilnya melaju ke arah jurang.
“ANDWEeeee..” teriak Victoria.
Sssttt .. BRAAAKKKKK,,,,DUMBBBBBB
. kobaran api Nampak terlihat di bawah jurang. Para petugas
segera melakukan
evakuasi terhadap mobil hana maupun mobil Victoria. Di pos kelompok hana Nampak
donghae tersandar di dinding. Ia memegang dadanya yg terasa sangat sesak.
Sedangkan chaerin,ia tertunduk membisu.
“doakan aku oppa!”
“jangan pernah lupakan aku oppa jika aku tak bisa menjadi pemenang hari
ini !”
“nado saranghae oppa. .”
Kata-kata hana sebelum balapan
tadi terngiang di telinga donghae. Ia mengacak acak rambutnya frustasi,gadis
berambut coklat itu gugur di arena. Akankah keajaiban datang kali ini ??
*******
Hana di larikan ke rumah sakit
untuk mendapat pertolongan pertama. Donghae dan chaerin datang menyusul setelah
hana masuk ruangan. Satu jam,dua jam,sudah hampir 3 jam,namun tak seorang
petugas pun yg Nampak keluar dari ruang UGD.
chaerin membisu saat itu,ia terus-terusan memijit kepalanya tanda jika fikirannya sedang kacau. Sampai pada akhirnya seorang dokter keluar dengan dari ruangan sambil melepas masker yg menutupi separuh wajahnya. Donghae dan chaerin langsung mendekati dokter itu.
chaerin membisu saat itu,ia terus-terusan memijit kepalanya tanda jika fikirannya sedang kacau. Sampai pada akhirnya seorang dokter keluar dengan dari ruangan sambil melepas masker yg menutupi separuh wajahnya. Donghae dan chaerin langsung mendekati dokter itu.
“Bagaimana keadaan pasien dok ?”
Tanya chaerin singkat namun memerlukan jawaban sesegera mungkin.
Dokter menunduk lesu menyiratkan
tanda kekecewaan dari hatinya. Ia menggeleng lemah dan menatap donghae-chaerin
bergantian.
“puji tuhan. Pasien telah melalui
masa kritisnya,tapi_” jawab dokter menggantung.
“tapi apa dok ?” Tanya donghae
tak sabar. Dia perlu kepastian saat ini.
Dokter menghela nafas panjang
sebelum menyampaikan sesuatu yg membuat keterkejutan di hati donghae dan
chaerin.
“dia terancam mengalami kebutaan.
.” jawab dokter.
Koor !!! tampaklah wajah-wajah
kecewa dari orang-orang yg ada disana. Terlebih dari wajah donghae dan chaerin.
Beberapa hari kemudian. .
“buka matamu pelan-pelan hana-ya”
ucap sang dokter.
Hana membuka matanya sedikit demi
sedikit. Donghae menatap nanar kepada hana. begitu pula chaerin, bahkan ia
sudah terisak sejak tadi.
“kenapa semuanya menjadi gelap
dokter ?” Tanya hana polos. Donghae menghambur ke pelukan hana,ia memeluk hana
begitu erat.
“hana-ya tenanglah,semuanya akan
baik-baik saja.” Bisik donghae lirih.
“apa yg terjadi oppa,kenapa aku
tak bisa melihat ? apa aku buta ?”
Donghae tak menjawab pertanyaan
hana,ia semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan kepalanya di bahu
hana.ia menangis dan menumpahkan emosinya di sana. Hana yg merasakan kesedihan
donghae akhirnya paham dengan apa yg terjadi. Ia mengalami kebutaan,meskipun
masih ada harapan untuk sembuh jika ada orang yg mendonorkan matanya untuk
hana.
Setahun Kemudian,,,
“chaggiya… kau dimana ?” teriak
donghae di sekitar taman.
“aw,,,” pekik seorang gadis yg
berada di bawah sebuah pohon. Donghae segera menghampiri gadis itu dan
membantunya berdiri.
“oppa ?? kau kah itu ?” Tanya
hana.
“ne, sudah ku katakan jangan
pernah pergi jika tak ada aku. Kalau terjadi apa-apa bagaimana ?”
“aku gadis yg kuat oppa.”
“kau selalu saja menganggap
dirimu seperti itu.”
Hana menunduk lesu setelah
mendengar perkataan donghae. Memang benar,dia selalu menganggap dirinya gadis
yg kuat. Ia tak pernah sadar akan kelemahannya saat ini. Donghae yg menyaksikan
hana berubah pun segera berusaha meralat ucapannya.
“chaggiya aku_”
“tak usah merasa bersalah oppa. Memang
benar apa yg kau katakan,aku selalu tak sadar dengan kelemahanku. Aku memang
gadis sombong yg tak tahu diri. Ma’afkan aku oppa”
“tapi chaggiya bukan itu maksudku. Aku hanya khawatir jika terjadi
sesuatu denganmu,aku tak ingin kehilanganmu lagi.,Walaupun hanya sementara.”
Hana tersenyum mendengar
perkataan donghae. Kemudian donghae mengajaknya duduk di sebuah kursi.
“oppa,apa kau bisa jelaskan
sekarang pemandangan apa yg ada di depan kita ?” Tanya hana.
“tentu. Di depan kita ada
kumpulan bunga tulip berwarna merah,dan di sebelah kanan kita ada jejeran pohon
cemara. Sekarang musim semi chaggiya dan pohon-pohon cemara itu sedang
berbunga. Sangat indah.”
“seandainya aku dapat menikmati
keindahan itu oppa. .”
“tentu saja bisa. Kau tinggal
memejamkan matamu lalu bayangkanlah gambaran bunga dan pohon-pohon itu.”
Hana mengangguk kemudian
memejamkan matanya. Menikmati sensasi yg timbul dari alam khayalnya. Sementara
itu donghae menatap wajah indah gadis yg sedang duduk di sebelahnya.
Uhuk…uhuk… donghae terbatuk. Ia
menutup mulutnya dan betapa terkejutnya ia melihat telapak tangannya penuh
dengan darah. Di rabanya bagian mulut dan hidungnya,penuh dengan benda berwarna
merah segar itu. Itu menghapusnya dengan syal yg kebetulan ia bawa. Dada
donghae terasa sesak ia menahannya agar hana tak tahu apa yg terjadi. Donghae
tak ingin mengganggu konsentrasi gadis itu.
*********
“anda menderita kanker darah
stadium 4 tuan Lee,apa anda tidak mengetahuinya selama ini ?” Tanya dokter yg
baru saja selesai mengambil tes kesehatan donghae di laboratorium. Donghae
hanya menggeleng pelan,menunjukkan jika tak tahu apa-apa selama ini.
“penyakitmu sudah terlalu
parah,ku tangguhkan umurmu hanya sisa beberapa minggu lagi. Ma’afkan kami yg
tak bisa berbuat apa-apa.” Ujar dokter dengan mimik wajah kecewa. Sembari
menyerahkan hasil tes kepada donghae. Donghae menerimanya dan melangkah lesu
keluar.
Donghae berjalan di pinggiran
kota seoul. Ia tak menyangka jika ia menderita penyakit seperti ini,karena
selama ini ia tak pernah mengalami keluhan apapun kecuali sesak nafas yg
beberapa kali datang mengganggunya. Donghae mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.
“yeoboseyo..” jawab orang yg di
hubungi donghae.
“chaerin-ah,,aku ingin bertemu
denganmu malam ini. Kau bisa ?”
“sebaiknya besok,karna malam ini
aku sedang menemani hana periksa ke rumah sakit.”
“baiklah. Besok ku tungggu di
kafe,usahakan jangan sampai hana tahu tentang pertemuan kita ini”
“kenapa ?”
“kau akan tahu nanti…”
“baiklah,,sudah dulu ya. Hana
sudah selesai,bye”
Tut.telpon terputus.
Besoknya. .
Chaerin melipat kedua tangannya
di depan dada. Sedangkan donghae terus-menerus melamun, ,
“apakah eommamu sudah
menegetahuinya ?” Tanya chaerin
memecahkan keheningan yg sejak tadi terjadi antara donghae dah dirinya. Donghae
menggeleng pelan dengan pandangan terus ke depan.
“chaerin-ah”
“hm?”
“bolehkah aku meminta bantuanmu
?”
“katakan saja. .”
“aku mohon jangan beritahu hana
tentang masalah ini,aku tak ingin melihatnya sedih.kumohon~!!”
“tapi dia harus tahu oppa, jika
tidak dia tak bisa menerima kau pergi nanti.”
“aku akan berusaha. Beberapa hari
lagi aku akan berangkat ke Jepang. Mudah-mudahan saja operasiku berjalan
lancar. Setidaknya aku masih bisa bertahan sampai tanggal 22 februari nanti.”
“tapi apa yg harus ku katakan
jika ia menanyakan kepergianmu ? aku tak janji bisa berbohong dengannya.”
“apapun,katakankanlah aku pergi
untuk mendatangi appaku disana. Atau kau boleh mengatakan jika aku kuliah di
sana.”
“kau GILA oppa,mana mungkin hana
percaya.”
“aku mohon. Bantulah aku
chaerin-ah!”
Chaerin menghela nafas berat. Ia
pasrah dengan keputusan donghae,baginya donghae sudah cukup dewasa untuk
menentukan jalan hidup yg menurutnya terbaik untuk hana dan donghae sendiri.
“hana-ya ..”
“hm? Kenapa oppa ?”
“saranghae,,,”
Hana tersenyum mendengar
kata-kata donghae. Sekarang ini mereka ada ditaman,tempat pertamakali mereka
pernah bertemu setahun yg lalu.
“kenapa kau tidak membalas
kata-kataku hana-ya ? apa kau tak mencintaiku ?” protes donghae.
“hehehe,, aku sangat mencintaimu
oppa. Aku akan selalu bersamamu sampai kapanpun,karna kau adalah laki-laki
terbaik yg kumiliki selain appaku dan jihoon oppa.”
“jihoon hyung ? astagaaa,,lama
sekali aku tak mendengar kabar tentang jihoon hyung. Dimana dia sekarang ?”
Mata hana mulai
berkaca-kaca,mungkin sebentar lagi aliran sungai kecil akan terbentuk dari
kedua bola matanya. Donghae menatap hana bingung,memang apa yg terjadi ?
“hana-ya,,mianhae.. aku tak
bermaksud membuatmu sedih !”
“anniyo oppa. Kau memang harus
tahu ini, sebenarnya jihoon oppa berangkat ke jepang setahun yg lalu untuk
menjalani operasi. Dia berangkat bersama hyekyo eonnie,,, namun sampai sekarang
mereka berdua tak pernah mengirim kabar padaku. Aku tidak tahu apakah mereka
masih disana atau sudah pulang ke korea.”
“memang jihoon hyung mempunyai
penyakit apa ?”
“seminggu sebelum aku ditantang
Victoria untuk bertanding death rise. Jihoon oppa di pukuli oleh sekelompok
lelaki suruhan Victoria. Mungkin saat itu ia tak bisa melawan, hingga ia pun
mengalami pendarahan di otak dan pinggangnya yg sebelah kanan robek.”
Hana terisak pelan,donghae
mencerna cerita hana dengan seksama. Donghae memeluk gadis yg sekarang ada di
sampingnya itu dengan erat. Memberikan semua kehangatan yg ia miliki untuk hana
seorang.
“kau yakin jika jihoon hyung
masih hidup ?” Tanya donghae.
“hm ? aku yakin oppa, aku tahu
jihoon oppa adalah laki-laki yg kuat. Hanya saja aku menunggu sebuah keajaiban
yg membuatku bisa bertemu dengannya.” Jawab hana.
“aku akan mencarinya ke jepang.”
“mwo ?? jangan oppa, aku tak
ingin kau tinggalkan sendiri disini.”
“anniyo. Aku hanya pergi
mencarinya dan setelah aku menemukannya aku akan membawanya pulang untuk bertemu
denganmu.”
“oppa_”
“ku mohon biarkanlah aku
membuatmu bahagia,itu semua ku lakukan karna aku mencintaimu hana-ya. Aku ingin
kau bahagia karna aku”
“bersama denganmu saja sudah
membuat kebahagiaan untukku oppa. Aku yakin jika nanti aku akan bertemu dengan
jihoon oppa,kami berdua tinggal menunggu waktu saja.”
“aku tak suka penolakan. Aku akan
tetap mencarinya.”
“baiklah jika kau bersikeras
untuk mencarinya. Kamsahamnida oppa, aku sungguh beruntung mendapatkan
laki-laki sepertimu oppa. Saranghae.”
“nado saranghae chaggiya !”
**********
Donghae menghempaskan tubuhnya ke
sofa berwarna putih di rumahnya. Sayup-sayup terdengar suara televisi dari
ruang keluarga. Ia beranjak dari sofa dan melangkah ke ruang keluarga.
“eomma, ,”
“hm ? ada apa donghae-ya ?”
“anni,aku hanya ingin menonton
tivi bersama eomma.”
“hahaha,,kau ini seperti anak
kecil donghae-ya. Astaga,, sudah jam berapa ini ? eomma harus kerumah park
ahjumma dulu ya ?”
Eomma donghae segera berlari ke
kamarnya dan mengganti pakaiannya. Donghae hanya menggeleng pelan melihat
kepanikan dari eommanya.
“Selamat siang pemirsa. Kali ini kami bersama dengan seorang warga Korea
bernama Jung JiHoon yg telah berhasil dan sukses menjadi seorang penyanyi solo
di Jepang. Selain itu,dalam 3 bulan terakhir dia berhasil membintangi beberapa
film garapan sutradara papan atas dari negeri pendidikan tersebut. ” ucap
host acara di channel televisi dari jepang.
Donghae memandang seakan tak
percaya dengan apa yg dia lihat. Bukankah itu jihoon kakak dari hana ?
“aku sangat senang dengan
keberhasilanku ini,ini semua tak lepas dari tuhan dan gadis yg sangat ku
cintai,Song Hyekyo. Selain itu aku juga mempunyai seorang gadis lagi yg sangat
berperan dalam karirku. Kegigihannya dalam mengarungi kehidupan membuatku
termotivasi untuk berbuat baik terhadap orang yg sudah memberiku semangat dalam
kehidupan ” ucap laki-laki gagah yg ada di layar televisi.
“siapa dia ? apakah yeojachingumu yg kedua ?” gurau host acara itu.
“anniyo,dia adalah Jung Hana. Adik kecilku yg ada di korea. Sudah
hampir setahun aku tak tahu bagaimana kabarnya. Rencananya dalam waktu dekat
ini aku akan menjenguknya ke korea.”
“benarkah ? apa yg akan kau lakukan pertamakali saat bertemu
dengannya.” Tanyanya lagi.
“entahlah,, yang pasti aku akan memeluknya dan menumpahkan semua
kerinduanku yg terpendam.”
“kira-kira kapan kau akan ke Korea ?”
“setelah launching album pertamaku di paris.”
“oooo,,, berarti kau tak launching di Jepang ?”
“sepertinya tidak,karna aku hanya melakukan comeback di jepang. Tapi
lihat saja nanti”
“kapan kau akan ke paris ? dan kapan launching albummu ?”
“aku akan keparis besok namun launching album 2 minggu lagi.”
“berarti masih ada waktu untuk para cloud yg ingin bertemu denganmu
sebelum launching.”
“mungkin iya,itu pun jika mereka bisa mengenaliku.hahahha ”
“jika boleh ku tahu kenapa kau memakai nama public Bi Rain ? kenapa
tidak Jung Jihoon saja ? bisa kau jelaskan ?”
“aku memilih nama Bi Rain karna rain berarti hujan,aku ingin seperti
hujan yg membawa rahmat dari tuhan. Aku ingin kehadiranku membawa kesejukan
bagi orang-orang yg mendengarkan laguku”
“ooo,begitu rupanya.baiklah,pemirsa di rumah itulah perbincangan saya
dan bintang tamu hari. Besok kami akan kembali dengan superstar lainnya. Sampai
jumpa”
Donghae tak berkedip memandang
layar televisi di depannya,sampai ia pun tak menyadari jika ibunya sudah pergi
beberapa menit yg lalu. Hembusan nafas pelan tampak keluar dari hidungnya.
Seulas senyum terukir di wajah donghae. Sekarang ia tahu bagaimana cara
mempertemukan Hana dan Jihoon.
********
“kau suka lagunya ?” Tanya
donghae seraya melepas headphonenya dari telinga hana.
“ehem,,,aku suka lagunya.
Suaranya sangat bagus oppa.” Komentar hana.
“kau tau itu suara siapa ?”
“tentu saja. Bukankah itu suara
Bi Rain ??”
“memang,, apa kau sudah tau siapa
Bi Rain ?”
“kau tenang saja oppa,aku tahu
siapa dia”
“Mwo ?? kau sudah tahu ?”
“kau tidak usah terlalu
berlebihan begitu oppa, tentu saja aku mengenalnya. Chaerin bilang ada seorang
penyanyi terkenal dari jepang bernama Bi Rain,dan kemarin dia menunjukkan lagu
ini padaku.”
“tapi kau tidak tahu siapa nama
asli Bi Rain itu ?”
“anniya,, yang ku tahu namanya Bi
Rain atau Rain Bi.”
“kau sudah pernah mendengar lagu
ini sebelumnya ?”
“baru kemarin…hehehe”
“kenapa tidak bilang padaku tadi
?”
“hahaha,,, aku hanya tidak ingin
mengecewakan oppa tadi. Jadi tetap saja ku dengarkan”
“kau mulai nakal nyonya Lee…”
“mwo nyonya Lee ? jangan
sembarangan mengganti nama margaku oppa.”
“aku tak menggantinya,bukankah
sekarang kau milikku ? jadi namaku sekarang bukan Jung HaNa melainkan Lee HaNa…
bagus,kan ?”
“tapi kita belum menikah
oppa,jadi namaku tetap Jung Hana”
Hana mencibir pada donghae.
Donghae mencubit kedua pipi hana karna gemas. Seandainya saja ia bisa lebih
lama bersama dengan hana.
“oppa..”
“hm ?”
“kau mau mengajariku bermain
piano ?”
“tentu saja my panda. Memangnya Kau
ingin diajari lagu apa ?”
“Love Song..lagu dari Bi Rain itu
oppa. Aku sangat suka dengannya,mungkin aku mengaguminya sekarang.”
“……..”
“kenapa oppa diam ?”
“aku cemburu ..”
“cemburu ? kenapa ?”
“aku cemburu jika yeojaku
menyukai laki-laki lain selain aku.”
“hahaha,jadi oppa cemburu dengan
Bi Rain itu ? ckck, oppa aku hanya menyukai dan mengaguminya bukan
mencintainya.”
“lalu kau mencintai siapa ?”
“siapapun … memangnya kenapa ?”
“kau selalu saja gengsi
mengatakan jika kau mencintaiku.”
“hahaha,,baiklah. Aku mencintaimu
oppa,saranghae”
“anniya,,,”
“wae ?”
“katakan jika kau mencintai
seorang Lee DongHae,lelaki paling tampan saat ini di kota seoul”
“kau terlalu berlebihan oppa”
“aku tak mau tau,kau harus
mengatakan itu”
“hufth,,,baiklah! Aku mencintai
seorang Lee DongHae,lelaki tertampan saat ini di kota seoul”
“hahaha,,,, bagus. Aku juga
mencintai seorang Jung HaNa,gadis tercantik saat ini di kota seoul”
Hana tertawa mendengar guyonan dari
donghae. Seorang lelaki berwajah dan berhati malaikat yg pernah di temuinya.
“ayo kita mulai bermain piano.
.!” ajak donghae.
“dimana oppa ?”
“di rumahku, aku punya piano di
rumah.”
“baiklah. .”
Donghae pun menuntun hana
berjalan kearah mobilnya dan membantu hana masuk. Mereka berdua pun melesat
menuju rumah donghae.
10 hari kemudian…
Dentingan lembut nada dari piano
memenuhi sudut kamar music donghae. Donghae berdiri disamping hana yg sedang
duduk sambil menekan tuts tuts piano dengan jarinya. Walaupun buta,ternyata
hana mampu menghapal dan mengingat nada-nada yg diajarkan donghae. Suara lembut
hana pun mulai terdengar.
Oneuldo seosongineun noye jib hwaga naneun
geol
Naneun himdeunde naneun himdeunde ireohke
Hajiman naneun eojjol su eobseo
Ni mameul dolligin neomu neujeun geol
Kkeutnaboryeosso eojjol su eobseo ijen
*Han sungan nae mome iksokhaetdeon ni sone nal
mironae
Naneun eotthoke,,,,naneun eotthoke
Oneuldo ddeonagan boye sumkyeor ajikdo neol
saranghae
Naneun eotthoke,,naneun eotthoke
Nawa majuchideon geu nunbicheuro
Geudaen nareuo dashi bwayo geu nunbit
Naege mareul haejullae,,, ajikdo
saranghandago
Jebal,,,oh~jebal,,dorawa
Prok prok prok… donghae menepuk kedua tangannya dengan
keras. Ia tersenyum senang dengan kemampuan gadisnya itu. Hana hanya bisa
tersipu malu begitu mendengar tepukan tangan donghae. Donghae merengkuh hana
dalam pelukannya,membiarkan yeoja itu memeluknya erat. Namun,tiba-tiba donghae
merasa ada yg mengalir keluar dari hidungnya. Sebuah cairan berwarna merah
segar,darah donghae keluar dengan derasnya dari lubang hidungnya. Seakan memberi
isyarat jika jatah hidupnya semakin pendek.
‘aku harus segera menemukan jihoon hyung sebelum semuanya
terlambat’ batin donghae.
*******
“hati-hati oppa,jaga dirimu baik-baik. Dan sampaikan salamku
pada jihoon oppa jika kau berhasil menemukannya. Katakan jika aku
merindukannya.arraseo ?” kata hana saat mengantar donghae ke bandara bersama
chaerin.
“pasti chaggiya. Kau juga hati-hati,oh iya ini ada selembar
surat yg ku buat malam tadi. Aku ingin kau buka jika aku tak kembali”
“oppa,kau harus kembali. Aku tak ingin kau pergi seperti
halnya jihoon oppa, aku tak ingin kehilangan untuk yg kedua kalinya.”
“arraseo. Lihat saja nanti,aku akan membuat jihoon hyung
kembali padamu.”
“hyekyo eonnie juga. .”
“akan ku usahakan chaggiya.”
Donghae mengecup puncak kepala hana dengan lembut,hana
merasakan ada kejanggalan yg dengan kecupan donghae kali ini. Donghae mengcup
keningnya seakan ini kecupan terakhir yg ia berikan. Dalam dan penuh dengan
kelembutan,perlahan hana merasakan ada setitik air membasahi keningnya. Donghae
menangis. .
“oppa menangis ?” Tanya hana.
“anniya. Oppa tidak menangis,,” jawab donghae menahan
mulutnya dengan tangannya agar suara tangisannya tak terdengar oleh hana.
‘perhatian kepada para
penumpang pesawat AirGold no 773 harap segera memasuki pintu bandara. Pesawat akan segera lepas landas. Terimakasih.’
Suara pemberitahuan dari petugas membuat donghae mau tidak mau melepaskan
genggamannya dari tangan hana.
“oppa… kau harus berjanji padaku jika kau akan pulang!” ucap
hana polos. Ia tak tahu jika ini adalah kebersamaannya yg terakhir bersama
donghae.
“ne, aku berjanji chaggiya. Saranghae,, neomu saranghae Jung
HaNa.” Ucap donghae kemudian mulai melangkah meninggalkan hana,namun beberapa
langkah ia terhenti dan berbalik menatap hana dan chaerin yg tetap berdiri pada
posisi masing-masing. Chaerin mengacungkan salah satu jari kelingkingnya symbol
jika ia berjanji akan menjaga hana.
*******
Next week,,,
“chaerin kau darimana saja ? aku mencarimu,,,” ucap hana
saat mendengar suara pintu apartemen dibuka oleh seseorang. Chaerin menggenggam
tangan hana dan terisak pelan.
“kau menangis ??” Tanya hana heran.
“aku menangis bahagia hana-ya,, ada seseorang yg ingin
mendonorkan matanya untukmu.” Jawab chaerin berbohong. Sebenarnya chaerin
menangis karna baru saja mendapat telpon dari jihoon jika donghae meninggal
dunia seusai bertemu dengan jihoon,donghae tak mampu bertahan sampai tanggal
ulang tahun hana karna penyakitnya yg sudah sangat terlalu parah. Ibu donghae
tadi menemui chaerin dan mengabarkan jika mayat anaknya akan dikirm besok.
“jinjja ? siapa dia chaerin-ah ?” Tanya hana senang.
“dia… ehmm.. dia lelaki yg paling baik hati hana-ya.”
“tentu saja,aku sangat berterimakasih padanya. Kapan
operasinya dilaksanakan ?”
“besok,kau besok sudah bisa operasi.”
“apa donghae oppa sudah tahu jika ada orang yg
inginmendonorkan matanya untukku ?”
“….”
“chaerin..chaerin-ah kenapa kau diam ??”
“anniya. Sudahlah,sebaiknya kau segera tidur. Persiapkan dirimu untuk besok dan
berdoalah.”
Hana mengangguk dan berjalan pelan ke kamarnya. Hatinya
sangat senang malam itu, ia tak menyadari jika sebenarnya lelaki yg baik hati
itu adalah donghae. Lelaki yg sangat dicintai oleh hana.
Lain dengan chaerin,malam itu chaerin menangis
sejadi-jadinya. Berulang kali chaerin tak sengaja terisak keras. Ia tak tahu
bagaimana perasaan hana ketika mengetahui jika donghae sudah pergi untuk
selamanya.
*******
Chaerin mendorong kursi hana ke ruang dokter. Dokter yg
melihat pasiennya tersenyum senang.
“operasi akan dimulai setengah jam lagi. Jadi kau masih
punya waktu untuk melakukan apa yg kau mau hana-ya.” Ucap sang dokter.
“terimakasih dokter. Oiya,aku mau bertanya apakah rumah
sakit ini mempunyai ruang music. Aku ingin bermain piano sebentar”
“ruang music memang tak ada. Tapi kami mempunyai aula yg
cukup besar di belakang rumah sakit ini,disana ada piano. Kau bisa
memainkannya.”
“baiklah.terimakasih dokter.”
Chaerin membawa hana ke aula belakang rumah sakit,aula
ini luas namun terlalu remang. Chaerin membantu hana duduk di depan piano.
Ddrrrttt ,,dddrrtt.. ponsel
chaerin bergetar.
From : JiHoon oppa
aku sudah ada di depan rumah sakit. Jenazah Donghae sudah masuk ruangan,kau dimana ?
aku sudah ada di depan rumah sakit. Jenazah Donghae sudah masuk ruangan,kau dimana ?
To : Jihoon oppa
di aula,, aku bersama hana disini
di aula,, aku bersama hana disini
Chaerin memencet tombol ‘send’ dan memastikan pesan itu
sampai ke ponsel jihoon. Ia menatap hana yg ada di depannya. Dentingan piano
mulai terdengar,nada-nada yg mengalun indah dan
tak berapa lama suara hana terdengar menyanyi.
Oneuldo seosongineun noye jib hwaga naneun
geol
Naneun himdeunde naneun himdeunde ireohke
Hajiman naneun eojjol su eobseo
Ni mameul dolligin neomu neujeun geol
Kkeutnaboryeosso eojjol su eobseo ijen
*Han sungan nae mome iksokhaetdeon ni sone nal
mironae
Naneun eotthoke,,,,naneun eotthoke
Oneuldo ddeonagan boye sumkyeor ajikdo neol
saranghae
Naneun eotthoke,,naneun eotthoke
Nawa majuchideon geu nunbicheuro
Geudaen nareuo dashi bwayo geu nunbit
Naege mareul haejullae,,, ajikdo
saranghandago
Jeb_
“CUKUPPPP !!!” teriak
suara berat seorang laki-laki. Hana menghaentikan dentingan pianonya.
Chaerin menoleh kearah pintu aula dan melihat jihoon dan hyekyo berdiri disana.
Jihoon terkejut melihat keadaan adiknya sekarang,walaupun ia sempat di
ceritakan oleh donghae sebelum donghae meninggal tetap saja ia merasa tak
menyangka jika nasibnya semalang ini.
“donghae oppa ? kau kah itu ?” tebak hana. Membuat hati
jihoon semakin teriris perih. Hyekyo berjalan ke arah chaerin dan memeluk
chaerin yg menangis sejak tadi.
“Han sungan nae mome iksokhaetdeon ni sone nal mironae
Naneun
eotthoke,,,,naneun eotthoke
Oneuldo ddeonagan
boye sumkyeor ajikdo neol saranghae
Naneun eotthoke,,naneun eotthoke” jihoon bernyanyi dengan
penuh penghayatan.
“Bi Rain !!” ucap hana seakan tak percaya jika idolanya
selama ini sedang berada di depannya.
“Ne,, aku Bi rain. Kau cloud ?” Tanya jihoon
“ne,,, aku sangat mengagumimu oppa.”
“kau mau tahu siapa namaku sebenarnya ?”
“tentu saja, aku belum tahu siapa namamu. Siapa nama
aslimu oppa ?”
“Jung JiHoon !!!!”
DEGH !!! jantung hana seakan melemah saat ini. Ia tak
percaya dengan takdir yg di hadapinya saat ini. Jung Jihoon,nama kakak
laki-lakinya yg sudah setahun meninggalkannya di korea.Senang dan bingung bergumul
jadi satu di dalam hatinya.
“kau bercanda…” kata hana pelan.
“anniya. Hana-ya apakah kau masih mengenali suaraku ?”
Tanya hyekyo dari kejauhan.
“Hyekyo eonnie” jawab hana mantap.
Tanpa banyak bicara lagi jihoon berlari memeluk hana. Ia
menumpah segala kerinduan yg di pendamnya saat ini. Begitu pula hana,ia memeluk
jihoon begitu erat. Rasa rindu di hatinya terbayar sudah,berulang kali ia
mengucap syukur kepada tuhan. Hana melepas pelukannya dan meraba wajah jihoon.
Tak ada kebohongan yg terasa saat hana meraba wajah kakaknya. Karna Bi Rain itu
memanglah JiHoon,dan JiHoon memanglah Bi Rain. Dan terungkap sudah jika selama
ini hana mengagumi kakaknya sendiri.
“kenapa oppa tak pernah mengirim kabar padaku ?” Tanya
hana dengan mimik wajah cemberut. Jihoon mencubit kedua pipi hana gemas.
“aku sudah sangat sering mengirimimu surat dan kiriman
barang padamu. Apa little rose-ku ini tak pernah menerimanya ?” Tanya jihoon
bingung.
“aku tak pernah menerima apapun darimu.”
“ya sudah. Yg penting semuanya berkumpul kita seharusnya
senang dengan ini semua.” Kata hyekyo.
“oiya.. apa oppa bertemu dengan donghae oppa ? bagaimana
keadaannya ?”
“……”
Diam.
Hening.
“oppa.. kenapa kau diam ?” Tanya hana lagi. Mendengar itu
airmata chaerin tak sengaja keluar,ia tak mampu membendungnya lebih lama dari
itu. Chaerin menghapus air matanya dan melangkah menghampiri Jihoon dan hana.
“donghae akan baik-baik saja hana-ya. Sekarang lebih baik
kita segera ke ruang operasi. Dokter pasti sudah menunggumu.”
“hm,, baiklah. Kajja !!!”
Chaerin pun membantu hana duduk di korsi roda kemudian
membawanya keluar. Jihoon mendatangi hyekyo dan meraih tangan kekasihnya itu.
“aku tak tahu bagaimana jadinya nanti.” Ucap jihoon
pelan.
“aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Karna setahuku
hana adalah gadis yg kuat” jawab hyekyo sambil tersenyum.
Jihoon meraih tangan hyekyo,mengajaknya menyusul chaerin
dan hana yg sudah lebih dulu ke ruang operasi.
Jihoon berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan.
Hatinya gelisah menunggu hasil operasi,sesekali dilihatnya pintu ruangan yg
sebenarnya ada disampingnya sejak tadi. Sudah hampir 2 jam hana memasuki
ruangan,namun tak satu pun petugas yg keluar. Chaerin duduk bersama hyekyo di
kursi yg terletak di tembok sebelah kanan ruang operasi. Dari tadi ia hanya
diam,ini adalah kali ketiga ia termenung di depan sebuah ruangan yg di dalamnya
hana berjuang untuk hidup. Chaerin teringat kembali dengan kejadian satu
setengah tahun yg lalu,saat ia menunggu operasi HaNa setelah ditikam oleh
Jihoon dan dimana ia dan donghae resah saat menunggu di depan ruang UGD
seusai hana mengalami kecelakaan di
arena balapan Victoria.
Dua jam kemudian,lampu hijau yg ada di atas pintu ruang
operasi tiba-tiba menyala. Secepat kilat jihoon menghampiri seorang dokter yg
keluar dari sana.
“bagaimana keadaan adik saya dok ?” Tanya jihoon singkat
namun jelas.
“selamat tuan Jung. Operasi berhasil,adik anda mampu
bertahan selama operasi. Dia memang gadis yg kuat.” Jawab dokter seraya
tersenyum sumringah.
Jihoon menatap hyekyo dan berlari ke pelukan hyekyo.
Chaerin tak henti-hentinya menghembuskan perasaan lega. Ia menangkupkan kedua
telapak tangannya dan meletakkannya di depan mulutnya. Awan hitam yg selama ini
menyelimuti hana seakan berganti menjadi awan biru yg cerah esok hari.
Mayat donghae Nampak di bawa keluar oleh petugas. Jihoon
yg melihat itu langsung menghampirinya. Disibaknya kain putih yg menutupi
seluruh tubuh donghae.
“gomawo,,jeongmal gomawo,,,kau telah memberi adikku
kehidupan yg indah. Aku takkan pernah melupakanmu.” Ucap jihoon tulus.
Tuan dan nyonya Lee datang dengan wajah yg lumayan
berantakan. Tangisan dan isakan mereka terus terdengar. Namun di sela-sela itu
mereka sempat melemparkan senyum kepada jihoon seakan mengatakan bahwa mereka
takkan marah kepada jihoon maupun hana,karna mereka tahu ini adalah keputusan
yg diambil donghae untuk orang yg dicintainya.
******
“buka matamu pelan-pelan hana-ya.” Kata dokter seusai
melepas lilitan perban yg menutupi mata hana. Hana membuka matanya pelan,dan
mengerjapkannya beberapa kali. Sekarang ia dapat melihat dengan jelas,di
ruangan itu ada jihoon,hyekyo,chaerin dan dua orang paruh baya yg tak
dikenalnya.
“sempurna. Kalau begitu saya permisi dulu” dokter pun
keluar ruangan.
“oh ternyata gadis cantik ini bernama Jung Hana.” Ucap
wanita paruh usia yg ada dikamar itu, ia pun mendekati hana dan membelai
rambutnya.
“tak salah jika donghae mencintamu sayang” lanjutnya
lagi.
“dimana donghae oppa ?” Tanya hana bingung karna ia tak
melihat donghae dari tadi. Keadaan kembali hening,jihoon dan hyekyo yg saling
bertatapan dan chaerin yg terus menunduk di sudut ruangan membuat hana semakin
penasaran dengan apa yg terjadi dengan donghae.
“aku harap kau tak terkejut hana-ya. .”kata chaerin
tiba-tiba. Semua mata yg ada disana langsung memandang chaerin.
“apa yg terjadi ?” Tanya hana untuk yg kesekian kalinya.
“sebenarnya,,, “ chaerin menggantungkan kalimat. Ia
memandang Jihoon,jihoon hanya bisa mengangguk pelan.
“jawab aku chaerin-ah..”
“sebenarnya mata yg menggantikan matamu itu adalah mata
donghae oppa. Di sudah pergi ke surga hana-ya”
JEGEEERRR !!!! petir seakan menembus kepala hana saat
ini. Bayangan donghae tiba-tiba muncul di fikirannya. Saat mereka tertawa,saat
donghae mengejar mobil hana di arena balapan,dan saat donghae mengecup kepala
hana waktu di bandara. Hana menatap jihoon,meminta kepastian atas hal yg sangat
dibencinya. Ia sangat membenci kebohongan.
Jihoon hanya mengangguk lesu,seakan mengatakan jika
chaerin tidak berbohong. Hana menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Ia
tak bisa menerima semua ini. Jihoon segera menghampiri hana,ia memeluk adik
perempuannya itu erat berharap hana bisa tenang dan melepaskan donghae dengan
ikhlas.
********
HaNa P.O.V
Aku membuka surat yg terakhir di berikan donghae oppa
padaku. Ku hembuskan nafasku pelan,menahan airmataku yg meminta keluar dari
tempatnya.
To :
My HaNa
Apa kabar sayang ? kau sehat ?? waktu kau
membaca surat ini mungkin aku sudah tersenyum di surga. Aku senang jika kau
bisa melihat lagi. Kau lihat kan dunia itu sangat indah ? awan yg biru
cerah,matahari yg tersenyum,dan chaerin yg menyebalkan. Hahaha…
Aku mohon selama tak ada penggantiku kau
harus jaga dirimu dan senyummu. Kau tak boleh banyak menangis lagi,arra ? aku
tak ingin matamu itu semakin tak kelihatan gara-gara terlalu banyak menangis.
Jangan salahkan siapapun atas kematianku,karna aku yg menyuruh chaerin
merahasiakan penyakitku. Bagaimana perasaanmu setelah bertemu dengan ‘Bi Rain’
?? hahaha… dia itu kakakmu chaggiya. Aku sudah lama tahu,hanya saja aku ingin
memberimu kejutan. Apa kau marah lagi karna kejutanku ini ? mianhae…. Oiya
terimakasih karna sudah menjadi gadis istimewa yg mengisi hari-hariku. Aku
senang karna bisa mewujudkan impian yg ku pendam sejak smp. Menghabiskan hari-hariku
dengan tawamu dan menjadikanmu milikku. Aku senang hana-ya. Kau ingat laki-laki
yg menabrakmu dengan sepeda warna merah saat pertama kita masuk sekolah ? itu
aku sayang, namaku Lee DongHae.kekekke.
Ya sudah. Ingat semua pesanku,tetap
tersenyum dan jangan menangis. Jadilah hana yg kuat,gadis berambut coklat yg
tegar. Karna dengan begitu berarti kau telah membuatku bahagia. Saranghae Jung
Hana,, neomu saranghanda my HaNa.
From : Your Love handsome, Lee DongHae*
Airmataku mengucur deras. Oppa … kenapa kau ingkar janji
padaku ? bukankah kau berjanji akan pulang ke sini lg ?? kenapa kau malah pergi
disaat aku senang karna ke pulangan Jihoon oppa ??
Aku mengusap air mataku dan memandang foto yg terselip
diantara surat donghae. Fotoku ketika buta,dan donghae yg tersenyum seraya
merangkulku. Dia mengambil foto ini diam-diam.
Aku sedikit tersenyum atas kekonyolan wajahnya di foto
ini. Langit biru nan cerah menjadi saksi bisu air mataku yg jatuh kali ini.
Bisakah aku menjalani kehidupan tanpa seorang Lee donghae ?? entahlah….
Ku langkahkan kakiku keluar dari kafe, menghirup oksigen
sebanyak mungkin sebelum suara chaerin terdengar memanggilku.
“Hana-ya,,,!!” teriak chaerin seraya bejalan ke arahku.
Di tak sendiri rupanya,seorang laki-laki dengan memakai swetter berwarna biru laut Nampak berjalan
mengikuti chaerin.
“kenalkan,,ini temanku ! Kim Ryeowook.” Ucap chaerin
sambil tersenyum.
“Johneun Kim Ryeowook imnida,,,bangaptja.” Ucap laki-laki
manis itu seraya menunduk.
“Naneun Jung HaNa imnida,nado Bangaptja” balasku.
“dia akan menjadi asistenmu Hana-ya,,,”
“MWO ???”
FIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar