Senin, 28 Mei 2012

[Fanfiction] Noona...Saranghae~




~~~
“Ryeowook~ah jangan letakan mayones di atas roti itu!”
“Kenapa wortelnya belum dipotong?”
“Ryeowook~ah pesanan meja nomor 14”
“Cuci peralatan masak sebelum dan sesudah memasak. Restoran itu terkenal dengan kebersihannya Ryeowook~ah”
“Astaga,,siapa yang menyuruhmu memotong tomat”
Teriakan demi teriakan itu kuterima dari koki atasanku dan sukses membuat telingaku pekak. Kalau saja dia bukan seorang wanita sudah kutendang dia keluar dari dapur. Kau bisa bayangkan betapa menyebalkannya jika memasak ditemani oleh suara cemprengnya itu. Huwaaa benar-benar membuatku kesal !!!
Han Jisu
Yah wanita yang sekarang menjadi koki utama di restoran milik ayahku. Sebenarnya dia tak terlalu buruk,tubuhnya lumayan ramping dengan garis wajah yang sempurna walaupun aku bisa melihat dengan jelas ada sedikit guratan keriput di antara kelopak matanya. Aku berani taruhan jika dia lebih tua setahun daripada aku !! Hahaha
Namun dibalik sisi kesempurnaan fisik yang dia miliki,wanita ini mempunyai sifat yang sangat menyebalkan. Kau tahu apa? Yah,dia sangat suka memerintah orang lain terlebih jika kau menjadi asisten barunya. Aku sempat heran kenapa ayahku memilih wanita galak ini menjadi koki utama di restorannya. Bahkan aku pernah merasa menyesal karna telah mengungkapkan keinginanku untuk menjadi seorang koki. Sebagai anak dari pemilik restoran seharusnya aku di tempatkan menjadi koki utama lagipula poin memasakku di sekolah juga sangat mengagumkan. Tapi keadaan malah berbalik,aku di tempatkan menjadi asisten koki wanita yang sangat menyebalkan ini. Yah dia sangat menyebalkan !! kadang terbesit di fikiranku untuk menelannya jika ia mulai berbicara.
“Ryeowook~ah sedang apa kau di sana? Tak ada waktu melamun sekarang. Ayo kembali bekerja,pelanggan sekarang mulai berdatangan. Ini sudah jam makan siang !!” Hardik Jisu noona sambil menepuk keras pundakku.Ya tuhan kalau saja aku tak mempunyai rasa takut terhadap ayahku mungkin sekarang aku sudah melepas seragam kokiku dan keluar dari ruangan mengerikan itu.
“Aku masih lelah. Apa kau tak melihat dari tadi yang memasak itu hanya aku saja?” Ucapku dengan ekspresi datar sambil sedikit menoleh padanya.
“Cepat bekerja atau kau mau merasakan lemparan spatula dariku.” Ancamnya. Dia fikir aku takut dengannya? Tak akan pernah nona Han !!
“Kau lempar saja !!” Tantangku pendek. Saat ini aku memang sangat lelah. Pengunjung restoran selalu membludak setiap waktunya dan itu membuatku serasa ingin bunuh diri sekarang juga.
TUK !!
Sebuah spatula melayang ke dahiku. Sesaat kemudian pandanganku terasa berkunang-kunang. Dalam hati aku sangat berharap agar aku pingsang saat itu,setidaknya aku mempunyai alasan untuk pulang lebih awal.
“RYEOWOOK~ah CEPAT BEKERJA ATAU KAU AKAN MATI”
Lagi-lagi suara cempreng Jisu noona menyadarkanku dari kunang-kunang yang tiba-tiba hinggap di kelopak mataku. Dengan setengah hati ku langkahkan kaki menuju kompor dan mulai memasak apa yang diperintahnya.
Sebenarnya aku sudah sering mengadukan penindasan diriku ini pada appa. Namun ekspresi appa selalu tak peduli dan terus menyuruhku untuk mengikuti kemauan noona itu. Aigooo mungkin appaku sudah termakan hasutannya !!
_____

“Menjadi koki itu bukan pekerjaan yang gampang. Kau harus mempunyai tekad untuk bisa memasak makanan terbaik bagi para pengunjung. Bukan hanya sekedar poin yang bagus di sekolah” Jelas Jisu noona di depan semua koki restoran. Inilah kegiatan rutin kami sebelum pulang ke rumah masing-masing. Mendengarkan penjelasan panjang-lebar dari si ketua koki disini dan pulang dengan fikiran yang dipenuhi uap kebingungan.
Aku menguap perlahan. Mataku sudah sangat berat saat ini. Perlu ku katakan juga jika aku sudah diserang kantuk sejak beberapa jam yang lalu. Sekarang sudah hampir tengah malam dan restoran baru saja bisa tutup dengan tenang. Padahal aku bekerja mulai pagi tadi. Ah~ sepertinya badanku akan remuk beberapa saat lagi.
“Kalau aku sedang berbicara dengarkan!!” Suara hardikan Jisu noona kembali terdengar. Aku hanya mengangguk lemah guna menjawab hardikannya. Aku tak ingin bertengkar saat ini, aku benar-benar mengantuk. Ayolah noona aku ingin pulang sekarang juga !!
“Aku mengantuk noona. Bisakah aku pulang sekarang?” Tanyaku dalam keadaan antara sadar dan tidak.
“Aku sedang mengantuk noona dan akan kembali segar setelah minum beberapa gelas wine nanti” Jawabnya dengan nada mengejek dan sukses membuat yang lain menertawakanku.
Dia bilang apa tadi? Astagaa sungguh orang tua yang menyebalkan !! Kalau saja dia bukan seorang wanita mungkin sudah ku tonjok wajahnya itu.
Jisu noona kembali berkicau panjang lebar. Entahlah,,aku tak tahu apa yang dia jelaskan karena aku kurang menyimak perkataannya kali ini. Setengah jam berselang dan kami pun diperbolehkan untuk pulang. Terima kasih tuhan !!
_____

Taksi berhenti tepat di depan pintu pagar rumahku. Setelah membayar ongkosnya aku pun segera masuk ke rumah. Ku lihat keadaan rumah sudah gelap. Lampu-lampu sudah banyak dimatikan. Ah~ pasti orang rumah sudah terlelap tidur. Mereka selalu saja tak bisa menungguku !! Aku mendengus pelan dan melangkah gontai menuju kamar.
“Ryeowook~ah kau baru saja pulang?” Suara seorang perempuan nampak menegurku dari belakang. Sontak aku pun menoleh dan mendapati sepupu perempuanku berdiri disana. Kapan dia datang???
“Moon~ah kapan kau datang?” Tanyaku antusias dan menghampirinya.
“Beberapa jam yang lalu. Ahjumma yang menjemputku di bandara.” Jawabnya lembut.
“Jinjja? Bagaimana kabar keluargamu setelah pindah ke Mokpo hm~? Oh iya apa kau masih mengincar laki-laki itu? Siapa namanya? Lee Donghae?” Tanyaku bertubi-tubi. Moon Hye hanya menggeleng pelan lalu menatap tajam. Tak berapa lama ia menhela nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan.
“Sejujurnya aku menyesal pindah ke Mokpo. Disana tidak menyenangkan,belakangan ini juga aku tahu bahwa Donghae sudah memiliki pacar” Ratapnya pelan.
“Bukankah kemarin kau yang sangat bersikeras tinggal di Mokpo? Lalu untuk apa kau datang ke Seoul?” Aku meledek sekaligus menggodanya.
Pletak!
Sebuah jitakan manis hinggap di kepalaku. Aigooo sekarang gadis ini sangat berbahaya rupanya.
“Jangan meledekku. Setidaknya aku sudah berhasil melupakan Donghae. Bahkan aku sudah menemukan penggantinya. Lalu kau fikir kau siapa bisa melarangku datang ke Seoul?” Tanyanya sambil mengerucutkan bibirnya. Ah~ dia lucu sekali !!
“Mianhae adikku yang manis. Aku kan hanya bercanda” Ucapku lembut sambil mengacak-acak rambutnya.
“Mwo?? Kau sebut aku apa tadi? Adik? Hey aku bukan adikmu” Hardik Moon Hye dengan wajah yang masih memasang ekspresi cemberut. Ini benar-benar menyenangkan !!
“Kau kan memang adikku” Ejekku.
“Kita hanya beda 2 tahun Ryeowook~ah” Protesnya. Ku akui jika Moon Hye lebih kelihatan manis jika sedang marah begini. Maka dari itu aku senang membuatnya marah. Haha,, kau hebat Kim Ryeowook !!
“Tapi tetap saja seharusnya kau memanggilku oppa. Kau tahu sopan santun kan gadis Donghae?” Godaku sambil mengatakan nama ‘Donghae’ dengan penuh penekanan kemudian berlari sebelum aku dimangsa oleh gadis jadi-jadian itu.
“Yakkk !! Kim Ryeowook kau memang cari mati hah?!!” Tanyanya gusar lalu berusaha mengejarku.

***

Aku menuruni tangga dan menuju meja makan. Kulihat di sana sudah ada Eomma,Appa,dan Moon Hye yang sedang asyik dengan sarapan masing-masing.
“Selamat pagi semuanya” Sapaku ceria sambil melirik Moon Hye. Ku pastikan dia sedang menatap tajam ke arahku. Haha,, apa dia masih marah karna kejadian semalam?
“Ryeowook~ah apa kau mau sarapan dulu sebelum berangkat?” Tawar eomma padaku.
“Anniya. Sebaiknya aku langsung berangkat eomma sebelum gadis galak itu menelanku” Sahutku sambil menunjuk ke arah Moon Hye.
“Yakkk !! Kau mau mati?” Ancam Moon Hye sambil mengacungkan pisau yang dari tadi digunakannya untuk memotong roti. Eomma dan appa hanya terkekeh pelan melihat tingkah kami berdua. Seperti inilah aku dan Moon Hye,sangat jarang terlihat akur. Namun jika kami sudah mulai dekat maka tak seorang pun yang bisa menyaingi kedekatan kami.
Aku mencibir ke arah Moon Hye dan segera berlari.Aku harus berangkat ke restoran sebelum terjebak macet yang bisa membuatku terlambat hingga setengah jam dari waktuku seharusnya. Dan tak perlu ku jelaskan apa yang diperbuat Jisu noona jika aku terlambat,mungkin ia akan memakanku saat itu juga. Ckck sangat mengerikan !!
_____

“Ryeowook~ah besok kita akan kedatangan tamu khusus dari pihak duta besar luar negeri Korea” Kata Jisu noona saat aku sedang asyik menggoreng kentang. Aku hanya berdehem pelan menanggapi perkataanya.
“Ku harap kau bisa datang lebih pagi dan… Yakkk apa yang kau lakukan?” Teriaknya tiba-tiba. Aku menoleh padanya,hei dia kenapa?
Jisu noona mengarahkan pandangannya ke wajanku. Aku mengikuti arah pandangannya dan mendapati kentang gorengku dalam keadaan menggenaskan. Dengan cepat ku angkat gorenganku dan tersipu malu. Ckck Kim Ryeowook bisa-bisanya kau melakukan hal memalukan seperti ini !!
“Benar-benar tidak bisa diandalkan” Dengus Jisu noona padaku.
“Tapi aku hanya sekali melakukan kesalahan selama bekerja denganmu” Protesku.
“Mwo? Kau senang melakukan kesalahan? Sekarang bagaimana nasib masakanmu itu?” Tanyanya gusar.
“Aku tinggal memotong kentang dan menggorengnya lagi. Apa menurutmu itu susah noona yang terhormat?” Balasku sambil menekan suaraku pada kata ‘terhormat’ tadi. Aku benar-benar kesal dengannya.
“Seharusnya kau tidak perlu melakukan kesalahan di setiap pekerjaanmu” Ocehnya lagi.
“Tapi aku juga manusia. Memang seperti kau?” Untuk selanjutnya aku tak tahu harus menyambung kalimatku dengan kata apalagi. Huh payah !! Sepertinya aku harus memanggil penyair untuk membantuku melawan noona tua ini.
“Memangnya aku kenapa?” Tanyanya tak mau kalah. Oh tuhan !! ku mohon segera keluarkan aku dari sini.
“Kau itu manusia es yang hanya bisa memerintah !!” Hardikku tanpa sadar dengan apa yang sebenarnya aku ucapkan.
Tadaaaa
Untuk selanjutnya Jisu noona mengambil kentang yang ada di tanganku dan mulai memotongnya dalam diam. Hei apa aku salah bicara? Kenapa dia tak melawan kata-kataku lagi?
“Noona,,, apa kau marah?” Tanyaku saat menyadari sikapnya berubah menjadi dingin. Jujur saja jika sehari saja aku tak mendengar ocehan mulutnya aku menjadi tidak semangat. Ckck..Tapi terkadang dia begitu menyebalkan untukku.
“Kau kerjakan masakan yang lain saja” Katanya dingin. Dia benar-benar berubah kali ini. Huwaa.. Noona maafkan aku. Aku tadi hanya bercanda.
“Kau marah padaku?” Tanyaku memastikan.
Jisu noona tak menjawab pertanyaanku lagi. Ia terus memotong kentangnya tanpa mengalihkan pandangan dari nampan. Kyaaa,, kenapa aku merasa bersalah seperti ini?
“Noona aku minta maaf” Rengekku pelan sambil menggoyang-goyangkan tubuhku seperti ular. Sebenarnya aku malu merengek seperti ini. Tapi apa boleh buat? Aku lebih takut appaku mengamuk jika Jisu noona mengadukan tentang ini padanya.
“Minta maaf untuk apa?” Tanyanya dingin.
“Aku sudah meledekmu manusia es. Aku tadi hanya bercanda noona” Kataku pelan sambil menunduk. Ku rasa Jisu noona memandangiku untuk beberapa saat sampai akhirnya ku dengar ia menghela nafas panjang lalu melepasnya begitu saja. Degh !! Nafasnya yang tak sengaja menerpa ujung kepalaku menimbulkan detak jantung yang tak karuan. Perasaan apa ini? Huwaaa jangan sampai perasaan yang ku khawatirkan itu tumbuh.
“Sebaiknya kau pulang” Katanya dingin. Kali ini tangannya sedang asik melumuri irisan kentang dengan bumbu. Aku sedikit mendongak guna memastikan pendengaranku terhadap kata-katanya tadi. Apa dia tadi mengusirku? Seharusnya aku senang saat tahu jika ia menyuruhku pulang. Bukankah aku memang ingin hal itu terjadi? Tapi…
“Kenapa aku harus pulang noona?” Tanyaku heran. Lagi-lagi Jisu noona memandangiku dengan pandangan aneh. Apa dia terpana dengan ketampananku? *plak* Baiklah.. ini bukan saatnya untuk bercanda !!
“Ku lihat setelah beberapa bulan menjadi koki kau tak bisa memasak dengan baik. Kau sering lupa menaruh mentimun,salah mengupas bawang,kurang tipis memotong wortel dan jamur,bahkan beberapa menit yang lalu kau hampir membuat pengunjung menunggu lebih lama. Kau terlalu ceroboh !!” Ucapnya dengan nada suara yang lebih tinggi lalu kembali pada pekerjaannya.
GLEK. Mati kau Kim Ryeowook !! Dia bahkan menyebut kesalahan-kesalahan yang tak pernah kau sadari sama sekali. Aigooo… Jisu noona memang terlalu teliti untuk ukuran seorang gadis.
“Maafkan aku noona. Aku berjanji takkan membuat kesalahan lagi. Beri aku kesempatan,aku tak ingin appa mengamuk padaku” Ucapku dengan nada memelas. Ayolah !!
Jisu noona kembali menghela nafas panjang. Mungkin sekarang ia sudah terlalu lelah dengan tingkahku. Tapi bukankah sebagai gadis yang lebih dewasa dan berpengalaman seharusnya Jisu noona bisa memahami hal ini. Aku fikir IQnya cukup tinggi untuk memikirkan kesalahan yang ku perbuat. Aku masih baru dan terlalu polos dengan dapur !!
_____

Mona(?) POV
Jisu mulai memakai mantel dinginnya. Hembusan nafas terdengar tenang keluar dari hidung bangir miliknya walaupun sebenarnya ia merasa begitu lelah setiap harinya. Restoran sudah tutup sejak beberapa menit yang lalu dan meninggalkan cahaya remang-remang yang menerangi sebagian ruangan di sana.
“Noona kau belum pulang?” Tanya seorang laki-laki bernama Ryeowook begitu melihatnya baru saja keluar dari ruang ganti koki. Jisu hanya mengangguk pelan tanpa menoleh pada laki-laki itu.
“Mau ku antar pulang? Kebetulan aku membawa mobil hari ini” Tawar Ryeowook ramah.
“Aku punya uang yang cukup untuk pulang naik bus. Sebaiknya kau segera pulang sebelum terkunci sendirian disini” jawab Jisu acuh kemudian melangkah meninggalkan Ryeowook. Namun langkah wanita itu terhenti begitu ia merasa ada yang menahan tangannya. Jisu pun berbalik dan menatap tangan yang menahan tangannya sebelum akhirnya ia menatap si empunya tangan.
“Mianhae~ noona” Kata Ryeowook lirih. Tangannya masih menggenggam erat tangan Jisu. Gadis itu mendengus pelan seusai mendengar lirihan kecil dari Ryeowook.
“Aku tak marah padamu. Sekarang lepaskan tanganku” Jawab Jisu dingin.
“Tapi kenapa kau menolak tumpangan yang ku tawarkan tadi?” Tanya Ryeowook.
Jisu hanya menghela nafas panjang saat mendengar pertanyaan Ryeowook tanpa bisa menjawab apapun. Pertanyaan yang terlalu sukar menurutnya !!
_____

Jisu keluar dari mobil sport berwarna putih milik Ryeowook,lelaki yang menawarkan tumpangan saat di restoran tadi.
“Senang mengantarmu sampai ke rumah noona” Kata Ryeowook sambil tersenyum renyah dari dalam mobilnya. Jisu hanya tersenyum kikuk menanggapi perkataan Ryeowook.
“Ya sudah aku pulang dulu. Annyeong” Pamit Ryeowook dan mulai menjalankan mobilnya.
Selanjutnya Jisu pun memasuki rumahnya. Rumah yang tidak terlalu besar namun tak berlebihan jika dikatakan indah. Tatanan budaya khas korea dan desain arsitektur khas italia *gua sih bingung ini rumah kaya gimana!*  membuat rumah itu semakin mengandung nilai abstrak yang mempesona. Sepanjang jalan menuju pintu bertabur batu-batu berwarna putih susu dan apabila terkena bias cahaya matahari akan terlihat berkilau. Pot-pot bunga yang tersusun rapi ditemani kehijauan pohon-pohon yang ada di sana menambah nilai tambah untuk rumah ini.
Jisu membuka kenop pintu dan memasuki rumahnya. Nampak cahaya lampu redup menyambut penglihatannya saat ini. Memang sudah kebiasaanya jika Jisu bekerja ia akan menyalakan lampu itu agar saat ia datang nanti rumahnya tak terlalu gelap.
“Aku lapar” Kata Jisu pada dirinya sendiri. Di rumah itu Jisu memang tinggal sendiri karna kedua orangtuanya sibuk mengurus perusahaan di luar negeri.
Jisu melangkah menghampiri kulkas dan membukanya. Matanya memandangi isi kulkas yang hampir terlihat kosong. Tak berapa lama terdengar desahan lelah keluar dari lipatan bibirnya.
‘bisa-bisanya aku meninggalkan kulkas dalam keadaan yang hampir kosong’ Gerutu Jisu dalam hati.
Gadis itu melirik jam yang berada di salah satu sisi dinding rumahnya. Sudah hampir jam 10 malam rupanya. Tak banyak bicara Jisu melangkah keluar dan menuju mini market yang terletak tak jauh dari rumahnya.
Angin malam menerpa lembut kulit wajah Jisu. Terasa dingin dan basah karna embun juga ikut terbang dalam keheningan malam. Untunglah supermarket yang dimaksudnya belum tutup,setidaknya malam ini Jisu berhasil keluar dari bahaya kelaparan. Dua kantong plastik bahan makanan nampak ditenteng oleh gadis itu. Kedua sudut bibirnya tertarik panjang hingga menciptakan sebuah senyuman yang hangat di malam sedingin itu.
BRAK !!
Tubuh Jisu menabrak seorang pria yang berjalan di sampingnya. Plastik bahan makanan yang ditentengnya pun jatuh dan menghamburkan isinya.
“Akkk.. Omo~ !!” Pekik Jisu keras. Ia langsung berlutut dan memunguti barang bawaannya.
“Maafkan aku noona” Kata laki-laki yang bertabrakan dengan Jisu tadi. Ia juga berlutut dan membantu Jisu memunguti barang-barang yang berhamburan. Tak disangka tangan mereka tak sengaja bertemu dan sontak membuat keduanya terperanjat dan saling memandang. Ada rasa keterkejutan di hati Jisu saat ia sadar siapa yang beradu pandangan dengan matanya saat ini.
“Jung Yonghwa?” Katanya memastikan. Yonghwa membantu Jisu berdiri kemudian tersenyum hangat.
“Aku tak menyangka jika kita bisa bertemu lagi Jisu~ssi” Katanya dengan semangat. Jisu hanya tersenyum simpul mendengar apa yang dikatakan Yonghwa barusan walaupun sebenarnya ada sebuah rasa sakit yang menghujam jantungnya tiba-tiba.
_____

“Kau tampak lebih cantik sekarang Jisu~ssi” Puji Yonghwa sambil menyerahkan satu cup hot coffe pada Jisu. Gadis itu hanya tersenyum kaku pada laki-laki yang memujinya barusan.
Jisu menyesap pelan minumannya dan membiarkan kopi itu meluncur mulus melewati kerongkongannya bercampur dengan berbagai enzim yang siap mencerna sebelum masuk ke dalam perutnya. Saat ini mereka sedang duduk di teras rumah Jisu. Setelah bertemu di jalan tadi,Yonghwa memaksa untuk mengantar gadis itu pulang ke rumah. Awalnya Jisu menolak namun Yonghwa terus memaksa hingga ia pun tak punya pilihan yang lain lagi selain menerima tawaran laki-laki itu.
“Ku dengar kau sekarang menjadi koki. Apa itu benar?” Tanya Yonghwa sambil tersenyum.
“Aku memang seorang koki” Jawab Jisu singkat. Sebenarnya ingin sekali ia mengungkapkan isi hatinya saat ini juga namun mulutnya terasa membeku sekarang. Bahkan untuk menjawab pertanyaan Yonghwa pun ia hampir tak sanggup. Benar-benar wanita yang lemah !!
“Yonghwa~ssi aku fikir hari sudah semakin larut. Aku juga sudah mulai mengantuk,apa kau tak ingin pulang?” Tanya Jisu dingin tanpa menatap Yonghwa. Ia benar-benar tak sanggup untuk saat ini.
“Hei kau mengusirku?” Yonghwa balik bertanya.
“Sebaiknya kau pulang sebelum benar-benar tengah malam. Banyak kejahatan di luar sana. Menurutku Seoul bukan kota yang aman” Saran Jisu pelan. Ia pun segera beranjak dari tempat duduknya dan bersiap melangkah ke dalam rumah. Namun tanpa ia duga salah satu tangan Yonghwa menahan langkahnya.
“Kenapa kau tak memanggilku dengan sebutan oppa lagi? Apa kau sudah benar-benar melupakanku?” Kali ini terdengar nada kesedihan keluar dari mulut Yonghwa. Laki-laki itu berdiri dan mensejajarkan tubuhnya dengan Jisu. Sekali lagi sebuah hujaman keras seakan kembali menyerang dada Jisu. Ingin rasanya ia menangis dan memeluk laki-laki itu namun ia tak bisa. Yonghwa sudah terlalu jauh dalam fikirannya dalam waktu beberapa tahun ini walaupun sebenarnya ukiran nama Yonghwa tetap tak bisa dihapus dalam lubuk hatinya.
“Mianhae~” Lirih Yonghwa pelan.
Telapak tangannya menangkup kedua pipi Jisu dan sekarang mata mereka kembali beradu. Menyampaikan isi hati masing-masing walaupun dalam bahasa isyarat. Menumpahkan kerinduan di hati mereka berdua dan memutar kembali memori indah yang pernah terjadi diantara mereka dahulu. Memang sudah sangat lama namun kenangan indah tentu tak bisa terhapus begitu saja,bukan? Itulah yang dirasakan oleh Jisu sekarang.
Yonghwa menarik tubuh Jisu dan mempersempit jarak antara tubuh mereka. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada wajah gadis yang sekarang juga menatapnya. Semakin dekat dan hembusan nafas masing-masing sudah saling bertemu. Hidung Yonghwa sudah menyentuh hidung Jisu namun beberapa saat Yonghwa berdiam. Membiarkan Jisu menenangkan degup jantungnya yang mungkin sudah tak karuan sekarang. Ada semacam penolakan di sini. Jisu menunduk kemudian mendorong tubuh Yonghwa agar menjauh darinya.
“Sebaiknya kau pulang. Maaf jika kata-kataku terkesan mengusirmu” Ucap Jisu pelan seraya meraih belanjaanya dan membawanya masuk ke dalam rumah.
‘Kenapa kau berubah Jisu~ssi?’ Tanya Yonghwa dalam hati.
Laki-laki itu menghela nafas panjang sambil tetap menatap ke arah pintu rumah Jisu. Berharap pintu itu terbuka dan Jisu berlari keluar untuk memeluknya dengan tangisan bahagia. Namun sepertinya itu hanya harapan mustahil yang hanya ada di otak Yonghwa. Yah,harapan yang hanya bisa diharapkan tanpa bisa diwujudkan olehnya.
‘Tidurlah dengan tenang Jisu~ssi. Aku masih berharap jika kau masih mau menjadi sahabatku’
Rintihan pelan hati Yonghwa nampak terbang seiring berhembusnya angin malam saat itu. Ia segera berjalan ke mobilnya dan mulai meninggalkan halaman rumah Jisu. Membawa harapan yang hancur karna sikap Jisu padanya tadi sambil menertawakan kebodohan yang ia lakukan beberapa tahun yang silam.

***

Jisu mengiris-iris bawang dengan keadaan diam. Sejak ia datang tadi tak satupun celotehan panjang yang biasanya ia keluarkan sebagai salam pembuka di dapur restoran. Kali ini keadaan benar-benar berbeda. Tak ada ocehan,tak ada protesan,tak ada perintah apapun. Bahkan ketika menyambut para tamu duta besar pun Jisu hanya tersenyum kikuk tanpa mengeluarkan kata-kata. Seusai menyambut para tamu pun ia kembali menghabiskan waktunya di dapur dan memasak dalam keadaan membisu.
“Kau kenapa noona?” Tanya Ryeowook yang kebetulan berdiri di samping Jisu. Gadis itu hanya menoleh pelan lalu kembali pada pekerjaannya tanpa menghiraukan pertanyaan Ryeowook.
“Kalau kau ada masalah kau bisa ceritakan padaku. Aku jamin aku bisa menjaga rahasiamu” Sambung Ryeowook lalu mulai memasak.
Seketika Jisu terhenyak mendengar kata-kata Ryeowook. Ia memandang laki-laki yang sedang asyik memasak di sampingnya dengan pandangan dipenuhi harapan. Harapan untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya dan harapan untuk dibahagiakan saat ini.
_____

Jisu duduk di luar restoran. Menikmati pemandangan di luar yang sedikit bisa menghibur hatinya. Beberapa menit yang lalu manager Kim yang tak lain adalah ayah Ryeowook menyuruhnya untuk menutup restoran lebih awal dari biasanya. Jisu tak tahu kenapa restoran harus tutup lebih awal karna memang ia tak menanyakan hal itu.
“Kau belum pulang noona~?” Tanya Ryeowook yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya. Jisu hanya mengangguk pelan sambil terus memandangi jalan raya yang ada di hadapan mereka berdua.
“Jangan mengeluarkan ekspresi seperti itu. Kau tampak semakin menakutkan noona~” Kata Ryeowook sambil terkekeh pelan.
“Apa maksudmu?” Tanya Jisu dingin. Kali ini ia menatap Ryeowook dengan tatapan tajam andalan matanya.
“Kau ini susah sekali diajak bercanda. Ayolah noona~,,hidup itu untuk dinikmati bukan diratapi” Hibur Ryeowook.
“Memang dinikmati tapi hanya bagi orang-orang yang tak memiliki bakat sukses seperti kau” Sahut Jisu lagi.
“Tetap saja hobi menghinamu itu masih ada walaupun kau berubah dingin seperti ini noona” Sungut Ryeowook. Keduanya lantas terdiam. Suara bising kendaraan yang sedari tadi berlalu lalang terdengar mulai mereda. Jalanan kembali sepi dan senyap seperti sediakala.
Ddrrrt.. Ponsel di saku Ryeowook bergetar. Laki-laki itu mengeluarkan sebuah benda persegi berwarna putih dari dalam sakunya.
“Yeoboseyo” Sapanya seusai menempelkan benda itu ke salah satu telinga cuping miliknya.
“……”
“Ne aku bersamanya. Kenapa?”
“……”
“Baiklah”
Ryeowook menutup telponnya dan meletakkan benda itu kembali ke dalam saku bajunya.
“Nugu?” Tanya Jisu. Kali ini gadis itu tak lagi menerawang ke depan. Ah~ mungkin khayalannya sudah berakhir.
“Appa. Dia menyuruhku membawamu ke rumah untuk makan malam bersama.” Jawab Ryeowook apa adanya.
“Baiklah. Kajja !!” Sahut Jisu riang seraya beranjak dari tempat duduknya.
“Kau mau ikut makan malam noona?” Tanya Ryeowook tak percaya jika Jisu menerima tawaran makan malam dari ayahnya begitu mudah.
“Aku bukan pengendali nafsu yang baik jika ditawari makanan gratis” Jawab Jisu sambil terkekeh pelan.
Ryeowook hanya bisa menahan tawanya yang mungkin sebentar lagi meledak. Pasalnya baru beberapa saat yang lalu Jisu bersikap dingin padanya namun keadaan langsung berubah saat ayahnya menawari gadis itu makan malam. Ckck,, gadis yang aneh !!
_____

Jisu melepas sabuk pengamannya saat Ryeowook memarkir mobilnya di depan sebuah rumah yang bisa dikatakan cukup besar. Kedua orang itu pun keluar bersamaan dari mobil yang telah membawa mereka ke rumah itu. Dua orang paruh baya nampak telah siap menyambut mereka di depan pintu. Mereka adalah tuan dan nyonya kim,orangtua dari Ryeowook.
“Annyeongjumuseyo” Sapa Jisu ramah sambil menundukan sedikit badannya.
“Annyeongjumuseyo.. Ah~ Jisu~ya sudah lama sekali aku tak melihatmu. Kau semakin cantik” Puji nyonya Kim sambil tersenyum hangat dan sukses membuat Jisu tersipu malu dalam waktu satu detik.
“Gomawo nyonya. Kau juga sangat cantik” Balas Jisu ramah.
“Baiklah.. Ayo silahkan masuk. Sebaiknya kita langsung saja,lagipula makanannya juga sudah siap” Kata tuan Kim.
Ke empat orang itu pun masuk secara beriringan menuju ruang makan. Ryeowook sedikit menyenggol lengan Jisu dan membuat gadis itu menoleh cepat.
“Makanlah yang banyak” Kata Ryeowook dengan nada menggoda. Jisu mengedipkan sebelah matanya dan lantas keduannya pun tertawa bersama.

“Kenalkan Jisu~ya ini sepupu Ryeowook. Namanya Kim Moon Hye,dia anak dari adikku” Kata tuan Kim memperkenalkan Moon Hye yang sudah menunggu mereka di ruang makan.
“Naneun Kim Moon Hye imnida” Kata Moon Hye ramah lalu menunduk-nundukan badannya.
“Ah~Ne.. Naneun Han Ji Su imnida” Balas Jisu lalu menundukkan badannya juga.
“Silahkan duduk Jisu~ya. Nikmati saja makanan ini. Memang terlihat sederhana namun kau jangan meragukan rasanya” Ucap tuan Kim sambil tertawa. Jisu hanya sedikit tersenyum kemudian duduk tepat disebelah Ryeowook.
Mereka pun mulai menyantap makanan masing-masing sambil diselingi oleh kekonyolan yang diciptakan oleh Ryeowook dan Moon Hye. Kalian tahu seperti apa jika seekor kucing dan tikus bertemu? Seperti itulah perumpaan yang pas untuk menggambarkan sifat Ryeowook dan Moon Hye jika saling bertemu. Terkadang ada senyuman lebar yang terulas di wajah indah Jisu. Hatinya sedikit merasa terhibur sekarang walaupun sebenarnya keadaan itu tak sepenuhnya membantu gadis itu melupakan kejadian kemarin malam
“Moon~ah dimana kekasihmu? Kenapa dia belum datang juga?” Tanya nyonya Kim pada keponakan perempuannya itu.
“Entahlah.. mungkin dia akan datang sebentar lagi” Sahut Moon Hye sebelum melahap roti isi yang menjadi santapannya sekarang.
“Moon Hye hanya berbohong eomma. Mana ada pria yang mau menjadi kekasih gadis galak sepertinya. Kalaupun ada mungkin dia juga terpaksa” Cibir Ryeowook
“Yakkk !! Kim Ryeowook kau memang sudah bosan hidup” Moon Hye menatap kesal ke arah Ryeowook dan menyebabkan semua yang ada di sana tertawa.
Ting Tong…
Suara bel terdengar menyapa telinga semua orang yang ada di ruang makan. Serentak semua orang yang ada di sana menoleh ke arah pintu luar.
“Lanjutkan saja makan kalian. Biar aku yang membukanya” Kata Moon Hye kemudian beranjak dari tempat duduknya dan melangkah ke luar. Beberapa saat kemudian terlihat Moon Hye menggandeng seorang pria masuk ke ruang makan.
“Annyeong.. perkenalkan ini Jung Yonghwa. Dia kekasihku” Kata Moon Hye girang seraya melayangkan tatapan mengejek ke arah Ryeowook.
Tuan dan nyonya Kim hanya melempar senyum ramah pada Yonghwa. Tak terkecuali Ryeowook dan Moon Hye sendiri. Hanya Jisu yang nampak terkejut karna kedatangan Yonghwa. Dadanya kembali terasa sesak sekarang. Mungkin rasa sakit yang ia rasakan kemarin malam tak sebanding apa yang ia rasakan saat ini. Jika saat itu Yonghwa hanya sendiri tanpa siapapun yang menemaninya maka kali ini berbeda, Jisu melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Yonghwa digandeng oleh seorang gadis yang saat ini mungkin menjadi kekasih Yonghwa. Segalanya memang terasa sangat menyakitkan bagi gadis itu.
Yonghwa memandang sayu ke arah Jisu. Sebenarnya laki-laki itu juga sangat terkejut dengan adanya Jisu di ruangan itu. Ia benar-benar tak menyangka semua ini terjadi secara kebetulan dan tak berlebihan jika kejadian ini tak diduga sama sekali. Mungkin Tuhan memang berniat untuk memperlihatkan apa yang seharusnya mereka lakukan sekarang.
_____

Jisu duduk di salah satu kursi yang ada di taman depan rumah Ryeowook. Seusai makan malam tadi semua orang berkumpul di ruang santai milik keluarga Kim namun Jisu lebih memilih untuk menyendiri di taman itu. Memikirkan perasaan yang sedang membelenggunya dan menarik sebuah kesimpulan yang membuat ia lelah dalam berfikir.
“Kau sedang apa noona~?” Tanya Ryeowook yang tiba-tiba muncul dan duduk di sebelah Jisu. Gadis itu hanya menoleh sebentar kemudian menghela nafas panjang.
“Aku sedikit merasa lelah”
“Lelah? Waeyo?”
Jisu menatap Ryeowook yang duduk di sampingnya kini. Matanya terlihat menunjukkan jika ia benar-benar lelah. Lelah dengan segala hal tentang hidup dan memori kenangan masa lalunya bersama Yonghwa. Semuanya seakan begitu pahit dan lebih menyakitkan jika terus menerus datang dan memaksa Jisu untuk mengingatnya.
 “Hidup itu memang terkadang tak adil noona. Tapi aku yakin jika tuhan tahu yang terbaik untuk kita” ucap Ryeowook seraya memberikan senyum terbaiknya dan berhasil membuat Jisu sedikit tersentak.
“Haruskah aku mempercayaimu?” Lirih Jisu pelan.
“Aku tak memaksamu untuk bercerita noona~. Tapi yang perlu kau tahu aku akan selalu ada untuk mendengar ceritamu. Yah walaupun ku akui jika kita tak terlalu akrab” Jawab Ryeowook seramah mungkin. Lagi-lagi Jisu menatap Ryeowook dengan tatapan penuh harapan. Keadaan menjadi hening beberapa saat sebelum Jisu kembali mengeluarkan suara.

“Dia datang saat aku sudah hampir berhasil melupakannya. Kenapa dia harus seperti itu padaku?” Tanya Jisu lemah. Perlahan dua bulir air mata keluar dari kelopak matanya. Tak begitu deras memang namun cukup menunjukkan betapa sakit hatinya saat ini.
“Noona~ Kenapa kau menangis?” Ryeowook mulai panik. Dihapusnya air mata yang terus mengalir di pipi putih Jisu dengan kedua jari jempolnya. Selanjutnya Ryeowook mengangkat dagu Jisu dan mensejajarkan wajah Jisu dengan wajahnya.
“Berceritalah padaku Noona~” Ucap Ryeowook pelan dan penuh keyakinan.

Flashback
“Jadi gadis yang selama ini mengirimiku surat cinta itu kau Jisu~ya !!” Kata seorang laki-laki bernama Yunho sambil tersenyum puas saat menangkap basah seorang gadis sedang membuka loker pribadinya tanpa permisi. Gadis yang tak lain adalah Han Jisu tersebut nampak terkejut. Sebuah kertas berwarna pink terlihat jatuh begitu saja tanpa disadarinya. Perlahan ia menunduk sambil menahan rasa malu yang tiba-tiba datang tanpa diundang.
“Mianhaeyo Yun~ah. Aku_”
“Puisi yang ada di suratmu itu bagus. Aku sangat kagum pada bakat menulismu” potong Yunho cepat sebelum Jisu menyelesaikan perkataannya tadi.
“Jinjja? Gomawo…” Lirih Jisu sambil terus menundukkan wajahnya yang semakin lama semakin memanas. Yunho berjalan ke arah Jisu kemudian memungut kertas pink yang terjatuh tadi. Dibacanya sejenak sebelum akhirnya laki-laki itu tertawa kecil.
“Kau benar-benar mencintaiku?” Tanya Yunho di sela tawanya.
“Maksudmu?” Jisu merasakan wajahnya tak ada lagi sekarang. Dia benar-benar malu dengan sikapnya yang terlalu bodoh karna telah berani mengirimi Yunho surat.
“Aku ingat kata-kata di salah satu suratmu. Kau mengatakan jika aku pangeran yang kau impikan dan sangat kau cintai dalam setiap senyum yang terlukis di wajahku. Aku sekarang sedang tersenyum. Apa kau mencintaiku saat ini? Jujur saja…” Ungkap Yunho sambil tersenyum dan menghentikan tawanya.
“Mungkin iya” Jawab Jisu sekenanya dan terdengar sangat pelan.
“Kalau begitu cium aku sekarang” PintaYunho dan sukses membuat Jisu membelalakan kedua bola matanya.
“Waeyo? Kau takut? Haha.. Sudah ku duga. Dasar gadis pengecut,beraninya hanya mengungkapkan isi hati dengan selembar surat. Memalukan” Ejek Yunho. Selanjutnya laki-laki itu pun tertawa penuh kemenangan.
PLAK
Sebuah tamparan manis melayang di salah satu pipi Yunho dan berhasil membuat ia meringis kesakitan. Jisu memandang geram ke arah Yunho dan mendesis pelan.
“Aku memang pengecut. Aku memang bodoh karna hanya berani mengungkapkan perasaanku lewat surat. Lalu apa urusanmu?” Tanya Jisu getir sambil menahan airmata yang berebut ingin keluar.
“Kau sadar? Baguslah kalau begitu” Lagi-lagi Yunho mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan bagi Jisu.
BUK
Sebuah kepalan tangan seorang pria tampak menyambar liar sudut pipi Yunho dan lantas membuat laki-laki itu jatuh tersungkur ke lantai.
“Mianhae hyung.. ku fikir kau sudah terlalu keterlaluan dengan Jisu” Ucap Yonghwa geram. Yunho mengusap sudut bibirnya yang terlihat mengeluarkan sedikit darah segar.
“Dongsaeng macam apa kau Jung Yonghwa?” Sinis Yunho pada adik kandungnya tersebut sambil berusaha untuk berdiri.
“Jisu adalah sahabatku dan aku akan selalu melindunginya” Balas Yonghwa tak kalah sinisnya dari Yunho.
“Benarkah? Katakan saja jika kau mencintainya” Ejek Yunho. Sejenak Jisu memandang Yonghwa dengan pandangan seakan tak percaya.
“Oh iya Jisu~ya perlu kau ketahui juga jika yang memberitahuku bahwa kau yang selalu mengirimkan surat-surat cinta itu adalah Yonghwa. Sahabatmu sendiri !! dia memang adik yang baik bagiku. Berkatnya aku tak perlu susah payah mencari tahu siapa secret admirerku sebenarnya” Yunho tertawa puas melihat reaksi kedua orang yang sedang berdiri di hadapannya.
“Itu benar?” Tanya Jisu lemas sambil terus memandangi Yonghwa dengan tatapan yang semakin terlihat lemah.
“Aku… Aku berani bersumpah aku hanya..hanya_”
“Jawab aku Jung Yonghwa !!” Perlahan airmata Jisu mulai tampak keluar dari tempat persembunyiaannya. Hatinya benar-benar sakit. Lebih sakit dari sekedar hinaan Yunho padanya tadi. Tak bisa digambarkan betapa perihnya jika orang yang dipercayainya selama ini begitu tega mengkhianati dirinya.
“Jisu~ya ku mohon dengarkan_”
PLAK
Refleks tangan kanan Jisu menampar pipi satu orang lelaki lagi. Ia tak mampu mengatakan apapun sekarang. Marah,sedih,kecewa,dan malu bercampur jadi satu dalam benaknya. Jika saja ia kuat melangkah ingin rasanya ia berlari dari tempat itu.
“Kau senang aku seperti ini,bukan? Kau hebat Yonghwa~ssi. Kau mampu membuatku mengingkari janjiku agar tak menangis sampai lulus dari universitas ini” Jisu tersenyum getir menahan sesak dalam dadanya yang semakin terasa. Airmatanya kembali mengalir mengisyaratkan jika ia benar-benar kecewa saat ini.
“Jisu~ya..Jeongmal Mianhaeyo” Lirih Yonghwa pelan.
Dada Jisu semakin sesak. Luka di hatinya semakin memberikan efek sakit yang begitu perih. Lirihan suara lembut Yonghwa semakin membuatnya kecewa. Jisu berbalik dan segera berlari dari sana. Tak ia perdulikan lagi kakinya yang semakin terasa melemas dan membuatnya beberapa kali hampir terjatuh.
“Jisu~ya neomu saranghanda !!” Teriak Yonghwa dari kejauhan namun tak diindahkan oleh Jisu. Gadis itu terlihat terus berlari menjauh sampai akhirnya bayangannya pun menghilang ditelan jarak yang ia tempuh.
“Kau puas hyung?” Tanya Yonghwa sambil menoleh ke arah Yunho kakaknya.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Yunho balik bertanya dengan wajah polosnya.
“Ini kan yang kau mau? Menghancurkan hubunganku dengan Jisu. Kau hebat hyung !! Kau berhasil mewujudkannya” Yonghwa berkata dengan airmata yang mulai jatuh satu persatu.
“Yong.. sadarlah. Dia itu bukan siapa-siapa di kampus ini. Dia hanya gadis yang bisa masuk karna beasiswa. Seharusnya kau bergaul dengan gadis-gadis yang setara dengan kita bukan gadis rendahan sepertinya” Kata Yunho menasehati adiknya itu.
Yonghwa tak membalas perkataan Yunho lagi. Jika tak memandang sebagai seorang kakak mungkin Yonghwa tak segan untuk memberi laki-laki sombong itu pelajaran fisik. Yonghwa segera menghapus airmatanya dan berjalan meninggalkan Yunho.
“Seharusnya kau berterimakasih padaku Jung Yonghwa” Yunho meneriaki Yonghwa yang berjalan meninggalkannya.
‘Benar-benar pria yang malang’ Sinis Yunho dalam hati.
Yonghwa berlari mencari sosok gadis yang beberapa menit lalu meninggalkannya. Matanya tak lepas melihat setiap sudut atau pun ruangan di kampus yang cukup besar itu. Ia terus berlari sampai matanya menangkap sosok Jisu sedang duduk di pinggir air mancur sambil menangis. Tubuh gadis itu terlihat bergetar hebat. Melihat itu semua Yonghwa berlari ke arah Jisu dan bermaksud menghampirinya.
Jisu tak sengaja melihat Yonghwa yang sedang berlari ke arahnya. Disekanya air mata yang hendak jatuh kembali. Ia berdiri dan ingin berlari dari tempat itu namun sayang Yonghwa lebih dahulu mendapatkan tangannya dan menariknya paksa. Yonghwa merengkuh Jisu ke dalam pelukannya. Gadis itu memukul-mukul dada Yonghwa sekeras yang ia bisa. Melampiaskan rasa kecewanya dalam pelukan erat laki-laki itu sampai akhirnya ia mulai kelelahan dan membalas pelukan Yonghwa. Jisu menangis sejadi-jadinya. Putaran cerita yang baru saja dialaminya tadi kembali terbayang dan membuat dada Jisu semakin sesak.
“Mianhae~” Lirih Yonghwa sambil terus mengeratkan pelukannya pada Jisu.
“Kenapa kau mengecewakanku oppa?” Tanya Jisu dalam tangisnya.
Yonghwa melonggarkan pelukannya dan mengangkat wajah Jisu yang semula menunduk kemudian menatapnya dalam. Mencoba untuk merasakan dan memahami apa yang ada di kedua bola mata gadis itu. Tak ada kebahagiaan apapun !! Yang terdapat di sana hanya luapan kekecewaan dan rintihan rasa sakit yang teramat perih.
“Aku tak ingin kau selalu sakit hati karna melihat Yunho hyung bersikap sinis padamu” Kata Yonghwa pelan dan berusaha meyakinkan Jisu.
“Kau lihat bagaimana sikapnya tadi terhadapku? Itu lebih menyakitkan. Kenapa kau melakukan ini semua?” Bentak Jisu dengan nada suara yang lebih nyaring dari semula.
“Karna aku mencintaimu !! Kau tak bisa melihat ketulusanku. Mata dan fikiranmu hanya dipenuhi oleh laki-laki bernama Jung Yunho. Kau selalu mengharapkannya walaupun kau sama sekali tak dianggap olehnya. Sadarlah Han Jisu.. ada aku yang bisa mencintaimu dengan tulus !!” Yonghwa balas membentak Jisu dan berhasil membuat gadis itu terperangah. Untuk selanjutnya Yonghwa mengacak rambutnya frustasi.
Kaki Jisu melemas dan tanpa disadarinya ia terduduk di tanah. Jisu menunduk lalu kembali mengeluarkan airmatanya. Untuk beberapa saat dadanya kembali terasa sesak bahkan lebih sesak dari yang tadi. Nafas Jisu terdengar bergemuruh dan sesekali terdengar isakan kecil keluar dari bibirnya.
‘Aku juga mencintaimu oppa~. Ini adalah hari terakhirku mengirimi Yunho oppa surat. Tapi kenapa kau malah mengacaukannya’ Ratap Jisu dalam hati.
Flasback End

“Jadi noona mengenal Yonghwa hyung?” Tanya Ryeowook terkejut. Jisu menghela nafas panjang dan menghembuskannya pelan kemudian mengangguk lemah sambil memandang ke arah laki-laki yang sekarang duduk di sampingnya tersebut.
“Kenapa bisa kebetulan seperti ini?” Ryeowook menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.
“Aku harap kau bisa menjaga rahasia ini. Anggap saja jika aku tak ada hubungan apapun dengan Yonghwa. Aku sudah cukup bahagia melihat sepupumu menjadi kekasihnya” Lirih Jisu kemudian menunduk.
Angin malam berhembus lembut. Menyibak tabir keheningan yang terjadi setelah Jisu menyelesaikan ceritanya tentang Yonghwa tadi. Dada gadis itu mulai terasa longgar setelah menumpahkan semuanya pada Ryeowook. Nafasnya bisa keluar-masuk lebih teratur dari biasanya. Sedikit senyuman hangat tercipta di wajah Jisu. Setidaknya ada sedikit harapan untuknya menjalani hari esok dengan seorang teman.
_____

Ryeowook terlihat berlari keluar dari mobil dan membukakan pintu di sebelahnya. Dalam waktu beberapa detik keluarlah Jisu dari dalam mobil berwarna putih tersebut.
“Gomawo Ryeowook~ah. Aku senang bisa menjadi temanmu” Kata Jisu ramah. Senyumnya terus mengembang seakan mengatakan jika saat ini dia benar-benar bahagia.
“Aku juga senang bisa berteman dengan gadis aneh sepertimu noona~” Ucap Ryeowook sambil terkekeh pelan dan berhasil membuat Jisu mempelototi laki-laki berwajah imut tersebut.
“Mwo?? Kau bilang apa?” Tanya Jisu garang dan Ryeowook hanya tertawa mengejek.
“Aku berkata memang sesuai dengan kenyataan noona~. Kau terlihat sangat tegas dan dingin di luar tapi ternyata kau sangat lembut di dalam. Bahkan saking terlalu lembut kau sampai bisa ku katakan rapuh” Ejek Ryeowook lagi.
“Dasar laki-laki kurang ajar !!” Sungut Jisu sambil menggembungkan kedua pipinya.
DEG
Jantung Ryeowook terasa berdebar tiba-tiba. Detakan jantungnya benar-benar tak teratur sekarang. Perasaan yang cukup aneh karna Ryeowook tak pernah merasakan ini sebelumnya. Dialihkannya pandangan dari semula dan lebih memilih menatap langit yang kelihatan berwarna gelap. Sebuah senyum yang entah milik siapa hadir difikiran laki-laki itu. Ryeowook memejamkan kedua matanya rapat-rapat,mencoba menetralisir keadaan jantungnya sekarang.
Jisu memandangi garis wajah Ryeowook yang teramat tampan. Kulit putih bersih dan tulang pipi yang sangat menonjol memiliki daya tarik tersendiri bagi laki-laki yang setahun lebih muda darinya itu. Perasaan itu datang lagi,perasaan yang dahulu pernah menyiksanya dan membuatnya dengan mudah mengeluarkan air mata. Perasaan yang pernah ia berikan untuk Yunho. Perasaan yang membuat hidupnya kacau dan jauh dari keteraturan. Dan perasaan yang pernah ia rasakan sebelum akhirnya ia memilih menjauhi Yonghwa.
“Aku masuk dulu” Kata Jisu pelan kemudian melangkah masuk.
“Noona~” suara panggilan dari Ryeowook menahan langkahnya. Lantas Jisu pun berbalik dan mendapati Ryeowook sedang tersenyum padanya.
“Tidurlah yang nyenyak” Kata Ryeowook sambil memperlebar senyumannya. Jisu tersenyum hangat dan mengangguk pelan.
***
Jisu meraih dan mengenakan tas punggungnya kemudian menatap penampilannya pada sebuah cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Sesaat kemudian sebuah senyuman lebar terukir manis membentuk lengkungan yang elastis di wajah indahnya.
‘Setidaknya aku tak kelihatan berantakan’ Kata Jisu dalam hati.
Gadis itu segera melangkah keluar dan bersiap pergi ke restoran. Cuaca memang tak begitu bersahabat hari ini. Matahari masih bersembunyi di balik gumpalan awan putih yang menghiasi langit. Jisu memutar knop pintu dan selanjutnya ia terperangah ketika melihat keadaan di luar rumahnya. Ryeowook terlihat bersandar di salah satu pohon yang tumbuh di halaman dengan mata terpejam. Tangan sebelah kanannya memegang sebuah balon bergambar hati berwarna biru muda dan tangan sebelahnya lagi memegang benda berbentuk kotak.
Tanpa banyak bicara Jisu menghampiri Ryeowook yang tertidur sambil duduk. Gadis itu berjongkok di depan Ryeowook dan memandang wajah laki-laki itu perlahan. Wajah Ryeowook terlihat sangat polos dan lugu saat tidur. Tampan !!
DEGH
Jantung Jisu berdetak tak karuan saat dirinya itu mencoba untuk menelusuri garis muka Ryeowook. Perasaan aneh itu datang lagi untuk yang kesekian kalinya. Jisu mencoba untuk menepis rasa itu sekuat yang ia bisa. Gadis itu sudah berjanji tak ingin mengulangi masa-masa pahitnya dulu bersama Yonghwa dan Yunho.
Ryeowook menggeliat pelan kemudian mengucek-ngucek sepasang mata sipitnya. Laki-laki itu tampak menguap beberapa kali sebelum akhirnya ia sadar dan terbangun dari tidurnya. Dilihatnya seorang gadis berdiri tegap di hadapannya sekarang. Ryeowook tersenyum sumringah kemudian segera berdiri dan tersenyum ke arah Jisu.
“Kenapa kau ada di sini?” Tanya Jisu heran dengan mimik wajah yang sangat serius.
“Saengil chukkaehamnida noona~” Ucap Ryeowook riang lalu menyerahkan kedua benda yang sedari tadi berdiam di kedua tangannya. Jisu mengerutkan alisnya mengingat-ngingat sesuatu sebelum pada akhirnya gadis itu tertawa terbahak-bahak. Ryeowook hanya bisa melongo melihat tingkah aneh Jisu dan ikut tertawa kaku bersama gadis itu.
“Siapa yang ulang tahun?” Tanya Jisu di sela-sela tawanya.
“Tentu saja kau. Memangnya siapa lagi? Sudah jangan pura-pura lagi noona~. Kau tahu aku sudah menunggumu diluar sejak jam 3 pagi” Gerutu Ryeowook.
“Aku? Ulang tahun? Ini masih bulan april. Aku berulang tahun tanggal 29 Mei.. Kau mengkhayal?” Jisu kembali tertawa puas. Ryeowook menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu.
“APRIL MOP !!” Pekik Ryeowook tiba-tiba. Jisu berhenti tertawa namun sedetik kemudian ia tertawa lagi.
“April mop? Kau yakin jika April Mop dirayakan tanggal 29,heh?” Ejek Jisu dan berhasil membuat Ryeowook kembali tersipu. Benar-benar memalukan !!
“Ya sudah aku kalah. Kau ambil saja ini,anggaplah aku memberimu supaya kau tak sedih lagi” Ucap Ryeowook dengan wajah cemberut sambil memaksa Jisu mengambil barang pemberiannya.
“Wajahmu sangat berantakan jika ditekuk seperti itu Ryeowook~ah” Komentar Jisu pada Ryeowook.
“Aku benci dengan orang yang menertawakanku !!” Ucap Ryeowook gusar lalu berbalik meninggalkan Jisu menuju mobilnya.
“Hei kau marah? Kau takkan diizinkan menjadi koki hari ini jika masih memasang tampang seperti itu” Teriak Jisu sambil menahan tawa yang sebenarnya ingin meledak keluar dari mulutnya.
“Terserah !!” Balas Ryeowook dengan lengkingan suara yang tak kalah nyaring dari Jisu kemudian menutup pintu mobilnya dengan kasar.
‘Dasar anak-anak !!’ Ucap Jisu dalam hatinya. Senyuman indah kembali terukir di wajahnya. Ia membuka kotak kecil yang diberikan Ryeowook tadi. Dua batang coklat berbentuk persegi menyambut penglihatan Jisu. Gadis itu kembali tertawa.
“Tak ku sangka kau begitu polos Ryeowook~ah. Untuk masalah seperti ini seharusnya kau bertanya dulu. Aku tak suka coklat !!” Kata Jisu sambil tersenyum membayangkan bagaimana ekspresi wajah Ryeowook seusai tahu jika dirinya tak suka coklat. Pasti sangat lucu !!
_____

Jisu memotong-motong tomat yang tersusun rapi di atas nampan. Di sebelahnya berdiri seorang lelaki yang sedang sibuk menata hidangan di atas piring dengan wajah yang terus-menerus cemberut. Sesekali lelaki itu mendengus kesal dan membanting pisau seusai memotong hiasan untuk makanan yang sedang ditatanya.
“Kalau kau terus-terusan seperti itu maka ku pastikan sebentar lagi akan ada beberapa piring yang pecah” Tegur Jisu dengan nada mengejek.
“Noona yang membuatku seperti ini” Jawab Ryeowook kesal.
“Aku? Waeyo?” Wajah polos Jisu keluar dengan sendirinya dan membuat Ryeowook semakin garang menatapnya.
“Seharusnya kau tak perlu mengejekku tadi. Aku sudah rela bangun pagi demi ke rumahmu”
“Aku tak menyuruhmu !!”
“Bisakah kau menghargai pengorbananku?”
Ryeowook kembali mendengus kesal kemudian mengangkat dua piring yang sedang ditatanya dari tadi. Lelaki itu melangkah keluar tanpa menoleh sedikit pun ke arah Jisu.
“Bagaimana sepulang bekerja nanti kita main game?” Tawar Jisu saat Ryeowook berlalu di hadapannya. Laki-laki itu berbalik dan menatap kesal ke arah Jisu.
“Noona menantangku?” Ryeowook berkata dengan angkuhnya.
“Kau menganggap ini sebuah tantangan?”
“Baiklah.. Sepulang kerja kau harus ke rumahku dan bermain game !!”
“Siapa takut”
Jisu mencibir ke arah Ryeowook dan membuat laki-laki itu sedikit menyeringai guna menanggapi cibirannya.
_____

“Yakk noona kau curang” Pekik Ryeowook sambil membanting remote controlnya. Jisu hanya terkekeh pelan sambil terus memainkan permainan gamenya.
“Noona hentikan !!” Bentak Ryeowook sambil melangkah ke depan televisinya dan mematikan game yang sejak tadi ia mainkan bersama Jisu. Selanjutnya lelaki itu kembali duduk di samping Jisu dengan wajah terlipat.
“Kau kenapa?” Tanya Jisu polos seraya menahan tawanya.
“Seharusnya kau jangan menghalangi lintasanku. Kau ini curang !!” Timpal Ryeowook kesal.
“Mwo? Aku curang? Bukankah tak ada perjanjiannya jika tak boleh menghalangi lawan” Ejek Jisu. Ryeowook mendengus kesal dengan kedua tangan yang terlipat di atas dada. Saat cemberut seperti ini laki-laki itu tampak lebih menggemaskan dari biasanya.
“Jangan cemberut lagi Ryeowook~ah. Setidaknya aku sudah menemanimu main game” Rengek Jisu sambil mencubit pipi Ryeowook keras.
“Aish.. Appo.. Yakk noona kau senang sekali menyiksaku” Bentak Ryeowook lagi. Laki-laki itu kembali dengan wajah cemberutnya.
“Ehmm bagaimana jika kita makan malam bersama? Tenang saja aku yang bayar !!” Ajak Jisu sambil mengerdip nakal.Laki-laki yang diajaknya tak bergeming. Ryeowook tetap melipat wajahnya dan mengacuhkan Jisu.
DEGH
Perasaan itu datang lagi di hati Ryeowook maupun Jisu. Detak jantung Jisu kembali tak terkontrol hingga menimbulkan semburat merah muda di kedua pipinya. Ryeowook melirik sedikit gadis yang sedang duduk di sebelahnya dengan lirikan misterius dan beberapa saat kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
“Kau kenapa?” Tanya Jisu heran.
“Wajahmu lucu sekali noona. Aigoo… pipimu memerah. Kau kenapa?” Tanya Ryeowook dengan wajah meledek.
PLETAK !!
Sebuah jitakan kecil dari Jisu mendarat mulus di kepala Ryeowook. Pria itu sedikit meringis kesakitan sambil mengusap-usap puncak kepalanya.
“Appo noona~” Ucap Ryeowook sambil sesekali mendesis pelan.
“Siapa yang menyuruhmu menertawakanku?” Tanya Jisu ketus. Ryeowook hanya mencibir lebar sambil terus mengusap kepalanya yang tadi terkena jitakan.
“Aku mau pulang” Kata Jisu dengan nada suara yang masih bisa dikatakan ketus. Ia meraih tasnya dan mulai melangkah keluar.
“Kita tak jadi makan malam?”
“Aku sudah tidak nafsu makan malam bersamamu”
“Baiklah.. Perlu ku antar pulang? Sekarang sudah hampir jam 11 malam”
“Tak usah !! aku bisa naik bus”
“Mana ada bus tengah malam seperti ini”
“Kalau tidak ada aku bisa jalan kaki”
Jisu kembali melanjutkan langkahnya namun saat gadis itu hampir membuka pintu kamar Ryeowook kembali bersuara.
“Noona di ruang tamu itu ada penunggunya. Dia akan menampakan diri sebagai seorang gadis berambut panjang dan akan muncul tiba-tiba. Berhati-hatilah” Teriak Ryeowook sambil tersenyum nakal. Mendengar ucapan Ryeowook,Jisu berbalik dan menatap Ryeowook garang.
“KIM RYEOWOOK !! MATI KAU !!”
_____

Ryeowook menghentikan mobilnya di depan rumah Jisu. Ia melepas sabuk pengamannya dan segera beranjak keluar dari dalam mobil.
“Gomawo !!” Ucap Jisu acuh sesaat setelah ia juga keluar dari mobil Ryeowook.
“Noona masih marah?” Tanya Ryeowook jahil sambil tertawa lepas.
“Yaaaa.. aku masih marah padaku. Sekarang cepat pulang sebelum aku membunuhmu” Ancam Jisu berapi-api.
“Baiklah..”
Chu~
Sebuah kecupan singkat dari bibir Ryeowook menyentuh hangat pipi Jisu. Sesaat kemudian Jisu mematung. Jantungnya kembali terasa akan berlari dari tempatnya sekarang. Ia ternganga sambil memegang sebelah pipinya dan membuat Ryeowook semakin ingin tertawa.
“Aku pulang dulu noona~ Jangan lupa mengajakku untuk mengunjungi mimpimu” Bisik Ryeowook kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Jisu masih saja berdiri mematung di tempat. Ia menatap kepergian mobil Ryeowook dengan tatapan tak percaya. Tak percaya jika laki-laki itu mencium pipinya beberapa menit yang lalu. Nafas Jisu tercekat,ia perlu pasokan oksigen yang lebih sekarang. Tubuhnya seakan terbang di udara dan menembus berjuta bintang yang menyaksikan kejadian tadi.
‘Kau bercanda’ Bisik Jisu dalam hati. Gadis itu tersenyum geli membayangkan peristiwa yang baru saja dialaminya.
Jisu melangkah masuk ke dalam pekarangan rumahnya yang nampak bercahaya redup. Hari ini ia memang lupa menyalakan lampu halaman sebelum pergi bekerja. Gadis itu membuka pagar dan melangkah masuk. Namun sedetik kemudian Jisu terperanjat karna melihat seorang lelaki yang tertidur pulas di depan pintu rumahnya. Ia segera menghampiri laki-laki itu dan berniat membangunkannya. Jisu semakin terkejut saat mengetahui siapa laki-laki itu. Pria yang bernama Jung Yonghwa itu nampak tenang dan hanyut dalam tidur lelapnya. Tak berapa lama kemudian sepasang mata Yonghwa terlihat mengerjap pelan.
“Jisu~ya” Yonghwa berusaha mengumpulkan kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih. Beberapa kali ia menguap lebar.
“Sedang apa kau di sini?” Tanya Jisu dingin. Yonghwa pun berusaha berdiri dari duduknya seraya menatap wajah Jisu.
“Menunggumu pulang!” Jawab Yonghwa singkat. Sesaat kemudian ia menguap lagi.
“Untuk apa menungguku?”
“Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan”
“Aku tak ingin mendengar apapun. Sekarang sebaiknya kau pulang”
“Tapi aku ingin__”
“Jung Yonghwa !!”
Yonghwa menatap Jisu lemah. Ia ingin jika gadis itu mendengarkan apa yang hendak ia jelaskan namun itu semua sia-sia,Jisu bahkan berniat mengusirnya. Ia tak perduli jika Yonghwa sudah terlalu lama menunggunya pulang. Memang ada rasa iba yang muncul di hati Jisu. Sebenarnya ia tak membenci Yonghwa begitu dalam namun ia tak ingin jika usahanya selama ini untuk melupakan Yonghwa pupus begitu saja. Ia sadar jika Yonghwa bukan untuknya. Separuh hatinya sudah berpaling dan berontak untuk mempertahankan nama Yonghwa dalam kehidupannya kini.
“Bertahun-tahun aku mencarimu Jisu~ya. Aku menunggu dan selalu berharap kita bisa bersama. Aku masih mencintaimu seperti tahun-tahun kemarin. Tapi kenapa kau sekarang berubah di saat aku menemukanmu?” Tanya Yonghwa lirih.
“Aku bukan Jisu yang dulu. Aku bukan gadis rapuh dan mudah menangis seperti yang kau kenal. Jisu yang dulu sudah tidak ada,sekarang hanya ada Jisu dengan kekuatan besar dan kehidupan yang indah. Kau harus bisa menerimanya” Jawab Jisu ketus
“Tapi aku mencintaimu Jisu~ya”
“Bagaimana dengan Moon Hye? Kau tega menyakitinya?”
“Aku dan Moon Hye dijodohkan. Jika kau mau,aku bisa membatalkan perjodohan itu untukmu.”
PLAK
Tanpa diduga telapak tangan kanan Jisu menyambar pipi mulus Yonghwa. Laki-laki itu mengerjap pelan tak percaya dengan apa yang dilakukan Jisu. Ia sedikit mendesis pelan atas sakit yang tiba-tiba menjalari sebelah pipinya.
“Dengan mudahnya kau berkata ingin membatalkan perjodohan itu, Kau fikir Moon Hye barang yang bisa kau gunakan lalu kau buang begitu saja? Berfikirlah Jung Yonghwa,mana sosok Yonghwa yang bertanggung jawab seperti dulu?” Kata Jisu geram.
“Kenapa kau tak pernah bisa mengerti perasaanku?” Rintih Yonghwa pelan.
“Dan kenapa kau tak pernah bisa pergi menjauh dari kehidupanku?” Tanya Jisu tetap dengan mimik wajah dinginnya.
“Bisakah kita ulang semuanya mulai awal?”
“Sebaiknya kau pulang. Aku sudah sangat mengantuk dan tak ingin membahas apapun dengan laki-laki bodoh sepertimu”
Jisu bersiap melangkah masuk namun tangannya ditahan oleh tangan kekar Yonghwa. Gadis itu memicingkan mata ke arah laki-laki yang menahannya. Ia menarik kasar tangannya namun Yonghwa menarik Jisu hingga tubuh mereka saling bertemu. Laki-laki itu mengangkat dagu Jisu kasar dan dalam hitungan detik bibir dingin Yonghwa menyentuh paksa bibir indah Jisu. Berharap jika Jisu bisa merasakan detak jantungnya kali ini.Namun keadaan berbeda,tak ada getaran apapun yang dirasakan oleh keduanya. Perasaan Yonghwa tak menggebu seperti dahulu dan jantungnya pun tak berpacu lebih cepat seperti yang selama ini ia rasakan. Semuanya berjalan teratur dan terkesan biasa saja.
“Oppa !!” Bentak suara serak seorang gadis yang melihat kejadian tersebut dan reflex membuat Yonghwa menoleh.
“Moon” Yonghwa memandang tak percaya siapa yang ada di hadapannya sekarang. Lantas Yonghwa pun melepaskan Jisu dan menatap Moon Hye sambil menggeleng pelan.
“Ryeowook~ah bagaimana kalian bisa ada di sini?” Tanya Jisu pada Ryeowook yang juga terlihat ada di sana.
“Mianhae~ aku mengganggu kalian. Mantelmu tertinggal di rumahku, aku berniat mengembalikannya  sekaligus menjemput Moon Hye yang baru saja pulang dari rumah temannya.” Jawab Ryeowook dingin lalu menyerahkan mantel yang ada di tangannya. Secepat kilat Ryeowook menarik tangan Moon Hye untuk meninggalkan tempat itu. Gadis itu terlihat sudah terisak sekarang.
“Tunggu !!” Suara Yonghwa menahan langkah kaki Ryeowook dan Moon Hye. Seketika keduanya pun berbalik dan menatap Yonghwa bersamaan.
“Ini tidak seperti yang kalian fikirkan” Sambung Yonghwa. Ryeowook hanya menatap sinis ke arah Yonghwa dan Jisu bergantian. Entah kenapa ada perasaan sesak dalam dadanya saat ini. Segalany terasa begitu menyakitkan baginya. Walaupun Ryeowook tak sampai mengeluarkan airmatanya namun tatapan sayu yang tergambar di kedua bola matanya sudah cukup menjelaskan suasana hatinya saat ini.
“Gomawo noona~ Gomawo hyung~ Kalian sangat baik padaku dan Moon Hye” Ucap Ryeowook getir dan pahit. Ia kembali menarik tangan Moon Hye dan membawa gadis itu pergi dari sana.
Jisu hanya bisa menatap nanar kepergian Ryeowook. Ada sedikit rasa kalut yang tiba-tiba muncul di fikirannya. Di satu sisi ia ingin mengejar Ryeowook dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi namun di sisi lain ia tak mempunyai alasan untuk melakukan itu semua.
“Kau benar Jisu~ya..” Lirih Yonghwa. Sontak Jisu menoleh dan menatap heran pada Yonghwa.
“Aku memang laki-laki yang tak bertanggung jawab” Yonghwa menunduk pelan. Ia merasa menjadi laki-laki paling bodoh saat ini. Hatinya terasa sakit begitu melihat Moon Hye yang terisak di hadapannya. Suasana mendadak hening seketika. Ini sudah tengah malam namun keduanya merasa tak bisa mengantuk.
“Kau bisa mengejarnya. Moon Hye pasti bisa memahami penjelasanmu” Kata Jisu pelan. Yonghwa menerawang jauh ke depan. Memikirkan perasaan hatinya yang bergejolak tak menentu. Sesaat kemudian ia mendesah pelan dan tersenyum manis kepada Jisu.
“Aku akan mengejarnya !!” Kata Yonghwa bersemangat. Jisu hanya tersenyum melihat semangat Yonghwa yang sangat tinggi. Yonghwa pun berlari keluar dan menjalankan mobilnya cepat.
‘Aku juga akan mengejarnya’ Lirih Jisu dalam hati.
***
Moon Hye memasukkan baju ke koper besar yang ada di atas ranjang untuk ke sekian kalinya. Sesekali isakan tangis terdengar keluar dari bibir tipis yang menghiasi garis wajah indahnya. Ia benar-benar tak paham dan tak percaya dengan peristiwa yang ia lihat kemarin malam. Dengan nyata Moon Hye menyaksikan jika Yonghwa,laki-laki yang sangat dicintainya mencium bibir Jisu di depan matanya. Dadanya terasa terhimpit,air matanya tak henti-hentinya mengalir deras. Selama ini Moon Hye yakin jika Yonghwa juga mencintainya walaupun sebenarnya pertemuan mereka hanya karna dijodohkan. Namun setelah melihat kejadian kemarin ia menyangsikan pendapatnya itu.
‘Persepsi yang salah’ Rintih Moon Hye dalam hati kecilnya. Ia tersenyum pahit menertawakan kebodohannya sendiri.
“Moon~ah kau yakin jika akan pulang sekarang? Waktu liburanmu masih banyak” Ucap Ryeowook saat dirinya memasuki kamar Moon Hye. Gadis itu hanya tersenyum getir lalu menyeka air matanya perlahan.
“Tak usah terlalu difikirkan Moon~ah. Aku tau seperti apa perasaanmu sekarang !! bahkan aku juga merasakannya” Sambung Ryeowook pelan. Moon Hye menoleh pada sepupunya itu dan memandang heran.
“Kau mencintainya?” Tanya Moon Hye dalam kebingungannya dan disambutan anggukan lemah dari Ryeowook.
“Aku baru menyadari jika aku mencintainya. Aku memang laki-laki bodoh !! seharusnya aku menyatakan perasaanku sebelum ini terjadi hingga kau pun takkan merasa sakit. Mianhae~”
“Ini bukan salahmu. Mungkin mereka memang saling mencintai”
“Lalu bagaimana dengan kita?”
“Kau benar-benar mencintainya?”
“Memangnya kenapa?”
“Pertahankan dia Ryeowook~ah. Aku yakin kau bisa”
“Bolehkah aku meminta sesuatu?”
“Mwo??”
“Jangan pulang sampai tanggal 29 mei. Aku ingin Yonghwa hyung juga kembali padamu”
Moon Hye tak menjawab lagi. Ia menunduk lemah dan duduk di ranjang yang ada di kamar itu. Gadis itu menatap Ryeowook yang memandang penuh harap padanya. Moon Hye menghela nafas yang sempat tercekat di lipatan tenggorokannya. Mencoba melepas semua beban bersama dengan karbon dioksida yang dikeluarkan dari tubuh rampingnya. Hatinya berangsur-angsur mulai tenang dan nyaman sekarang walaupun beberapa penggalan skenario kejadian kemarin malam masih terekam dengan jelas dalam memori otak gadis berumur 23 tahun tersebut.
_____

Jisu memotong daging di hadapannya dengan tidak bersemangat. Sesuatu hal terasa mengganjal dalam hatinya saat ini. Rasa penyesalan itu tiba-tiba muncul tanpa diundang dan membuatnya sangat tersiksa. Rasa itu semakin berkembang saat ia tahu jika Ryeowook tak masuk kerja beberapa minggu ini. Beberapa karyawan sempat bertanya dengannya kenapa laki-laki yang pandai melucu itu tak masuk. Memang sangat tidak wajar !!
“Noona~ Aku pulang dulu” Tegur salah satu temannya saat Jisu mulai melamun di dapur. Gadis itu hanya tersenyum kaku membalas teguran temannya tersebut. Sudah berminggu-minggu rasa bersalah menyelimuti hatinya. Rasa yang sangat aneh dan berbeda dari biasanya. Gadis itu tiba-tiba saja merindukan Ryeowook,merindukan kesalahan yang sering dibuat sengaja oleh laki-laki polo situ dan merindukan semua hal tentang dia.
“Sudahlah Jisu~ya tidak baik terlalu mengenang Ryeowook. Kau ini terlalu mencintainya” Ucap temannya yang lain saat berlalu di hadapan  Jisu.
“Sekali lagi kau berkata seperti itu akan ku penggal kepalamu” Geram Jisu dan berhasil membuat temannya terkekeh pelan.
“Noona~ kau dipanggil manager Kim” Kata salah seorang asistennya sambil membawa nampan memasuki dapur. Jisu terlonjak kaget,ia dipanggil ayah Ryeowook? Ya Tuhan.. bagaimana ini?? Berbagai pertanyaan logis mulai bermunculan di otaknya. Apa Ryeowook mengadukannya karna kejadian beberapa minggu yang lalu? Ah~ Hati Jisu kembali tak tenang.
Dengan langkah malas Jisu beranjak dari tempatnya dan melangkah keluar menuju ruangan manager Kim. Tak perlu waktu lama gadis itu akhirnya sampai di depan pintu ruangan managernya. Jantungnya kembali berdebar tak karuan. Sesaat ia menghela nafas panjang untuk menenangkan degup jantungnya. Mencoba bersikap sewajarnya walaupun sebenarnya gadis itu memang terlihat aneh hari ini.
Jisu mengetuk pintu ruangan dan terdengarlah suara manager Kim memerintahkannya masuk. Gadis itu membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Sesampai di ruangan ia nampak terkejut,pasalnya di ruangan tersebut juga ada Ryeowook. Lagi-lagi debar jantung Jisu semakin tak karuan. Seandainya ia bisa pingsan mungkin gadis itu akan pingsan saat ini juga.
“Duduklah” Titah tuan Kim. Pria paruh baya itu tampak membolak-balik berkas yang sedang dipegangnya.
“Beberapa hari lagi restoran kita akan merayakan anniversary yang ke 35 tahun. Aku menyuruhmu ke sini karena ingin mendengarkan apa usulanmu terhadap project itu” Sambung tuan Kim seusai menutup lembaran berkasnya yang terakhir. Untuk sejenak Jisu terdiam. Ia tak tahu harus mengatakan apa sekarang. Hatinya benar-benar grogi dengan keadaan Ryeowook di sana walaupun terlihat jika laki-laki itu duduk di sofa tanpa memperhatikannya.
“Memangnya apa tema yang akan kita gunakan?” Tanya Jisu pelan. Akhirnya pertanyaan itu bisa keluar di antara perasaan gugupnya sekarang.
“Birthday party” Jawab tuan Kim mantap.
“Birthday party?”
“Ryeowook memberitahuku jika kau berulang tahun pada tanggal 29 Mei dan itu artinya kita bisa merayakan anniversary restoran bersamaan dengan hari ulang tahunmu. Otthoke?”
“Jinjjayo? Yaa..gomawo Ryeowook~ah”
Jisu menoleh ke arah Ryeowook seraya tersenyum hangat. Namun laki-laki itu malah menutup telinganya dengan sepasang earphone dan menyibukkan dirinya dengan membaca. Ia sama sekali tak menghiraukan ucapan tulus dari Jisu. Tanpa diundang hadirlah  rasa sakit yang tiba-tiba menghujam jantung Jisu saat melihat tingkah Ryeowook saat ini padanya. Laki-laki itu benar-benar tak menatap atau melirik Jisu sama-sekali.
“Yaaa Kim Ryeowook!!” Pekik tuan Kim nyaring dan berhasil membuat Ryeowook terkejut. Ia melepas earphonenya dan menatap kesal pada ayahnya itu.
“Kau mendengar jika Jisu berbicara padamu?” Tegur tuan Kim.
“Tidak!” Jawab Ryeowook singkat
“Bagaimana bisa kau mendengar jika telingamu ditutup dengan earphone?”
“Aku tak berniat mendengarnya”
Ryeowook pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ayahnya yang memasang wajah keheranan terhadap tingkah anak laki-lakinya itu. Jisu menghela nafas panjang untuk yang ke sekian kalinya. Hatinya terlalu sakit membayangkan kejadian yang dialaminya saat ini. Sedikit membuat gadis itu lelah dan tak bersemangat namun pada akhirnya ia memutuskan jika tak terlalu berlarut-larut dalam suasana yang membuat hatinya kacau.

***

Jisu meletakkan pot bunga besar ke sudut ruangan. Beberapa rangkaian bunga mawar tampak menggatung di pintu masuk dan dinding restoran. Karpet merah telah selesai digelar. Beberapa meja panjang sudah tersusun rapi lengkap dengan kursi indah di tengah-tengah ruangan. Jisu menyeka keringat yang berguguran di sudut dahinya dan beberapa menit kemudian gadis itu tersenyum hangat. Dekorasi ruangan yang begitu indah baginya. Manager Kim sengaja menyuruhnya untuk menyulap restoran itu sendiri. Beberapa karyawan restoran memang ada yang membantunya namun semuanya sudah pulang ke rumah masing-masing dengan alasan mengantuk. Sekarang memang hampir tengah malam dan Jisu baru saja selesai mendekor ruangan itu. Ada sedikit rasa bahagia yang melekat di hatinya ketika melihat hasil pekerjaannya.
Besok merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Jisu. Restoran rencananya akan tutup seharian penuh dan hanya akan dibuka tepat jam 8 malam. Seumur-umur hanya kali ini Jisu merayakan ulang tahun semewah sekarang. Ayah dan ibunya tak mempunyai cukup waktu untuk membuatkan pesta bagi Jisu. Benar-benar kejutan yang manis menurutnya !!
“Saengil Chukkaehamnida” Ucap seorang laki-laki bernama Ryeowook yang sedang berdiri di belakang Jisu. Gadis itu menoleh dan berbalik ke belakang. Ia tersenyum manis ke arah Ryeowook namun laki-laki itu hanya memandang dingin pada Jisu.
“Ini belum memasuki hari ulang tahunku” Sahut Jisu. Hatinya benar-benar senang saat ia tahu jika Ryeowook menjadi pengucap pertama untuk ulang tahunnya walaupun dengan ekspresi yang masih belum ia mengerti. Begitu dingin dan misterius !!
“Besok pagi aku akan berangkat ke Jepang. Appa menyuruhku untuk menjalankan cabang restorannya di sana. Aku berharap kau bisa menikmati pestamu. Chukkae !!” Kata Ryeowook dan lagi-lagi dengan pandangan dingin.
“Jepang? Jadi besok kau tak ikut menyaksikan pestaku?”
“Aku tak ingin mengganggu acaramu dengan Yonghwa. Aku fikir pria itu pasti datang di acara ini”
“Aku tak ada hubungan apapun dengan Yonghwa. Kami hanya sekedar teman”
“Teman? Teman untuk ciuman,begitu maksudmu? Menarik sekali !!”
“Ryeowook~ah aku__”
“Selamat bersenang-senang besok noona. Aku pulang dulu”
Ryeowook berbalik dan melangkah keluar dari restoran. Sesaat kemudian air mata Jisu pecah. Kakinya melemas dan tak berapa lama kemudian ia jatuh berlutut. Tubuhnya bergetar hebat karna menahan tangis yang sebenarnya ingin jatuh berderai dari kedua bola matanya. Ia memandangi punggung Ryeowook yang membelakangi dirinya hingga bayangan laki-laki itu ditelan oleh kegelapan malam.

***

Rumah kediaman keluarga Kim terdengar diketuk oleh seorang pria tampan yang membawa beberapa kuntum bunga mawar segar. Moon Hye beranjak membukakan pintu. Seusai pintu dibuka Moon Hye terperangah ketika seorang Yonghwa tampak berdiri di hadapannya. Laki-laki itu kembali menemui Moon Hye setelah hampir sebulan mereka tak pernah lagi bertemu.
“Selamat pagi chaggiya” Sapa Yonghwa ramah. Laki-laki itu bahkan tak menunjukkan rasa bersalahnya pada Moon Hye.
“Untuk apa kau datang ke sini?” Tanya Moon Hye ketus.
“Untuk menemuimu. Apa itu tidak boleh?”
“Menemuiku? Kalau kau datang hanya ingin mengatakan jika kau mencintai Jisu sebaiknya tak usah. Aku sudah mengetahuinya. Dan tenang saja aku akan membatalkan acara pertunangan kita”
“Dulu aku memang mencintai Jisu. Aku bahkan berfikir bahwa Jisu adalah wanita yang ditakdirkan untukku. Tapi semuanya berubah saat aku bertemu denganmu. Aku menjalani hari-hariku dengan nyaman. Aku bertemu dengan Jisu dan aku sempat merasa jika aku ragu terhadap perasaanku padamu. Namun ternyata aku salah,saat aku menciumnya kemarin dan melihat tangisanmu aku sadar bahwa hatiku hanya milikmu”
“Kau mengatakan jika itu semua terjadi setelah kau melihat tangisanku. Itu berarti kau hanya kasihan padaku. Kau terlalu bodoh Jung Yonghwa !!”
“Aku memang bodoh. Aku terlalu buta untuk menyadari jika sebenarnya aku mencintaimu. Aku terlalu jauh berlarut dalam masa laluku. Aku mohon beri aku kesempatan”
“Sebaiknya kau pergi. Aku tak bisa terus menerus melihatmu”
Moon Hye bersiap menutup pintu rumah namun tangan kekar Yonghwa menahan kegiatannya. Laki-laki itu menggenggam tangan Moon Hye dan menarik gadis itu dalam pelukannya. Moon Hye memukul-mukul dada bidang Yonghwa sekuat yang ia bisa namun laki-laki itu tetap memeluk Moon Hye. Bahkan ia mempererat pelukannya hingga Moon Hye menghentikan aksinya. Gadis itu terisak pelan dalam pelukan Yonghwa. Air matanya mengucur deras tanpa bisa dihentikan olehnya.
“Mianhae~” Lirih Yonghwa pelan
“Kenapa kau tak bisa menerimaku oppa? Kenapa kau menyakitiku? Apa salahku?” Tanya Moon Hye di sela isakan tangisnya. Yonghwa semakin merasa bersalah. Airmata Yonghwa pun jatuh perlahan. Hatinya begitu sakit ketika mendengar pertanyaan Moon Hye tadi. Ia tahu jika Moon Hye tak bersalah sama sekali. Gadis itu sudah terlalu baik padanya. Laki-laki yang bodoh !!
“Mianhae~” Lagi-lagi Yonghwa melirih pelan. Sejenak ia melepaskan pelukannya dan menatap Moon Hye yang masih terisak.
“Bisakah kita memulainya dari awal?” Sambung Yonghwa dengan penuh pengharapan. Ia kembali memeluk Moon Hye dan menenangkan gadis yang sangat dicintainya itu. Moon Hye tak menjawab apapun ia masih terisak pelan. Namun tak berapa lama kemudian gadis itu membalas pelukan Yonghwa. Merasakan detak jantung Yonghwa yang menembus kulitnya dan merasakan kehangatan yang sangat ia rindukan.
‘Aku akan membahagiakanmu istriku’ Kata Yonghwa dalam hati. Ia mengecup puncak kepala Moon Hye dalam dan terus mengeratkan pelukannya.
_____

Lampu dengan cahaya warna-warni nampak berkelap-kelip di depan pintu masuk restoran. Ini memang sudah saatnya pesta,beberapa tamu undangan maupun pengunjung mulai berdatangan. Di sudut ruangan duduklah seorang gadis dengan gaun putih selutut dengan rangkaian bunga putih yang menghiasi kepalanya. Gadis itu menunduk terus menerus sejak pesta dimulai. Bunga putih yang menghiasi kepalanya sama sekali tak memberi makna indah apapun untuk pesta hari ini.
“Jisu~ya.. Kenapa kau tak ikut bergabung bersama mereka?” Tanya salah seorang gadis yang juga ikut berpesta.
“Nikmatilah pestamu Hani~ya” Jawab Jisu sambil tertawa kaku
“Hei senyum kakumu sangat kelihatan. Benar-benar tak pandai menyembunyikan perasaan” Ejek Hani lalu berjalan meninggalkan Jisu.
‘setidaknya aku masih bisa menyembunyikan kesedihanku’ Ratap Jisu dalam hati. Untuk sesaat ia tersenyum getir pada Hani yang berlalu di hadapannya.

“Baiklah.. kita telah sampai pada acara yang ditunggu-tunggu. Selain merayakan anniversary restoran,perlu diketahui bahwa koki andalan restoran ini juga merayakan ulang tahunnya yang ke 26. Nona Han Jisu silahkan kemari” Ucap MC acara sambil tersenyum ramah pada Jisu. Gadis itu juga tersenyum pelan namun terkesan dipaksakan. Ia melangkah menuju tempat MC berada kemudian menundukkan badannya beberapa kali.
“Terimakasih untuk semua yang ada di sini. Khususnya kepada manager Kim yang sudah sangat baik pada saya karna telah merayakan pesta semewah ini. Jika boleh jujur saya sangat bahagia dengan ulang tahun ke 26 ini. Saya berharap semoga saya tetap bisa memberikan yang terbaik untuk restoran Kim” Kata Jisu getir. Sesungguhnya ia sedang menahan tangis yang tersembunyi di balik sepasang matanya. Ini pesta !! ia bertekad untuk menikmati pestanya tanpa kesedihan apapun. Meskipun sebenarnya dadanya terlalu sesak untuk diajak berpesta tanpa seorang laki-laki yang diharapkannya saat ini.
“Adakah ucapan khusus untuk seseorang Noona~?” Suara MC kembali merasuk ke telinganya. Lantas Jisu terkejut kemudian menunduk perlahan. Dadanya semakin terasa sesak sekarang. Wajah polos laki-laki itu kembali menari dalam fikirannya yang sedang kalut.
“Noona~ kau mendengarku?” Tanya MC lagi saat menyadari jika Jisu tak meresponnya. Sesaat kemudian Jisu mendongak. Ia kembali mengumbar senyum,masih sama seperti yang tadi. Kaku dan terpaksa !!
“Aku mengharapkan kedatangan seseorang saat ini. Aku ingin dia ada disini dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku dengan wajah polosnya. Aku ingin dia membawa sekotak coklat yang tidak ku suka dan balon berbentuk hati. Bahkan aku ingin dia menungguku mulai dari jam 3 pagi hanya untuk melihatku keluar dari rumah. Aku baru menyadari jika aku mencintainya saat dia sudah pergi. Mungkin terdengar konyol jika seorang Han Jisu yang keras akan rapuh hanya karna ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Tapi itulah yang ada pada kenyataannya, aku mencintainya dan tak ingin ia pergi. Namun sayang aku tak bisa menahan langkahnya. Gadis sepertiku memang terlalu lemah” Ucap Jisu seraya berusaha untuk tetap tersenyum.
“Wah ternyata dibalik sikap tertutupmu itu kau juga bisa menyukai seorang pria. Kalau boleh tau siapa laki-laki itu?” Tanya MC itu untuk kesekian kalinya.
“Aku begitu dekat dengannya. Kami sering berdua dan tertawa bersama,sampai pada suatu saat aku menghancurkan segalanya. Aku memang wanita yang bodoh !!”
“KAU BAHKAN TERLALU BODOH MENYUSUN KATA-KATA UNTUK MENYATAKAN PERASAAN !!” Teriak seorang laki-laki diantara tamu undangan. Serentak semua orang yang ada di sana menoleh dan menatap laki-laki tersebut tak terkecuali Jisu.
“Ryeowook~ah?? Bukankah kau__?” Pekik Jisu tertahan.
“Sekarang katakan siapa nama laki-laki itu” Kata Ryeowook tegas dan masih dalam ekspresi dingin.
Rasa bahagia,bingung,dan haru bercampur dalam benak Jisu. Gadis itu terlalu merasa bahagia sekarang hingga tanpa disadarinya airmatanya jatuh meleleh. Ia menyeka airmatanya dengan salah satu jempolnya sembari tersenyum lembut.
“Kalau kau tak mengatakan nama laki-laki itu sekarang maka aku yang akan mengatakan namanya” Ucap Ryeowook dengan nada mengancam.
“Ryeowook~ah aku__”
“Noona~ aku mencintaimu” Kata Ryeowook tiba-tiba dan membuat hampir semua undangan shock dengan kata-kata yang baru saja ia katakan. Air mata Jisu kembali meleleh,gadis itu berlari ke arah Ryeowook yang membentangkan tangan padanya. Dalam waktu beberapa detik Jisu sudah ada dalam dekapan Ryeowook. Ia menangis terisak. Perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya terlalu sukar untuk dideskripsikan dengan kata-kata. Jisu seakan menemukan nafasnya kembali walaupun sebenarnya ia sadar jika semua orang yang ada di sana menatap heran padanya dan Ryeowook. Ia mengeratkan pelukannya pada Ryeowook saat ia merasa jika laki-laki itu mengecup lembut puncak kepalanya.
“Hei tak seharusnya Jisu menangis hari ini” Kata seorang laki-laki yang berdiri tak jauh dari sana. Ryeowook dan Jisu melepaskan pelukan mereka dan melihat ke arah sumber suara.
“Namaku Jung Yonghwa dan ini tunanganku” Yonghwa berkata cengengesan lalu merangkul Moon Hye yang berdiri di sampingnya. Moon Hye hanya sedikit tersenyum ke arah para undangan dan membuat level kebingunan disana semakin naik.
“Aku benar-benar tak mengerti” Ucap tuan Kim sambil menggaruk kepalanya. Ryeowook,Jisu,Yonghwa,dan Moon Hye tertawa terbahak-bahak hingga menimbulkan semakin banyak pertanyaan yang bergumul di benak tamu undangan.
“Sudahlah Appa.. seusai pesta aku akan menjelaskannya. Sekarang ayo kita nikmati pesta !!” Kata Ryeowook di sela bahakannya. Laki-laki itu menatap Jisu yang masih ada di dalam dekapannya.

“Noona~ Saranghae”

END