~~~
“Ryeowook~ah
jangan letakan mayones di atas roti itu!”
“Kenapa
wortelnya belum dipotong?”
“Ryeowook~ah pesanan
meja nomor 14”
“Cuci
peralatan masak sebelum dan sesudah memasak. Restoran itu terkenal dengan
kebersihannya Ryeowook~ah”
“Astaga,,siapa
yang menyuruhmu memotong tomat”
Teriakan demi
teriakan itu kuterima dari koki atasanku dan sukses membuat telingaku pekak.
Kalau saja dia bukan seorang wanita sudah kutendang dia keluar dari dapur. Kau
bisa bayangkan betapa menyebalkannya jika memasak ditemani oleh suara
cemprengnya itu. Huwaaa benar-benar membuatku kesal !!!
Han Jisu
Yah wanita yang sekarang menjadi koki utama di restoran milik ayahku. Sebenarnya dia tak terlalu buruk,tubuhnya lumayan ramping dengan garis wajah yang sempurna walaupun aku bisa melihat dengan jelas ada sedikit guratan keriput di antara kelopak matanya. Aku berani taruhan jika dia lebih tua setahun daripada aku !! Hahaha
Yah wanita yang sekarang menjadi koki utama di restoran milik ayahku. Sebenarnya dia tak terlalu buruk,tubuhnya lumayan ramping dengan garis wajah yang sempurna walaupun aku bisa melihat dengan jelas ada sedikit guratan keriput di antara kelopak matanya. Aku berani taruhan jika dia lebih tua setahun daripada aku !! Hahaha
Namun dibalik
sisi kesempurnaan fisik yang dia miliki,wanita ini mempunyai sifat yang sangat
menyebalkan. Kau tahu apa? Yah,dia sangat suka memerintah orang lain terlebih
jika kau menjadi asisten barunya. Aku sempat heran kenapa ayahku memilih wanita
galak ini menjadi koki utama di restorannya. Bahkan aku pernah merasa menyesal
karna telah mengungkapkan keinginanku untuk menjadi seorang koki. Sebagai anak
dari pemilik restoran seharusnya aku di tempatkan menjadi koki utama lagipula
poin memasakku di sekolah juga sangat mengagumkan. Tapi keadaan malah
berbalik,aku di tempatkan menjadi asisten koki wanita yang sangat menyebalkan
ini. Yah dia sangat menyebalkan !! kadang terbesit di fikiranku untuk
menelannya jika ia mulai berbicara.
“Ryeowook~ah sedang
apa kau di sana? Tak ada waktu melamun sekarang. Ayo kembali bekerja,pelanggan
sekarang mulai berdatangan. Ini sudah jam makan siang !!” Hardik Jisu noona
sambil menepuk keras pundakku.Ya tuhan kalau saja aku tak mempunyai rasa takut
terhadap ayahku mungkin sekarang aku sudah melepas seragam kokiku dan keluar
dari ruangan mengerikan itu.
“Aku masih
lelah. Apa kau tak melihat dari tadi yang memasak itu hanya aku saja?” Ucapku
dengan ekspresi datar sambil sedikit menoleh padanya.
“Cepat
bekerja atau kau mau merasakan lemparan spatula dariku.” Ancamnya. Dia fikir
aku takut dengannya? Tak akan pernah nona Han !!
“Kau lempar
saja !!” Tantangku pendek. Saat ini aku memang sangat lelah. Pengunjung
restoran selalu membludak setiap waktunya dan itu membuatku serasa ingin bunuh
diri sekarang juga.
TUK !!
Sebuah spatula melayang ke dahiku. Sesaat kemudian pandanganku terasa berkunang-kunang. Dalam hati aku sangat berharap agar aku pingsang saat itu,setidaknya aku mempunyai alasan untuk pulang lebih awal.
Sebuah spatula melayang ke dahiku. Sesaat kemudian pandanganku terasa berkunang-kunang. Dalam hati aku sangat berharap agar aku pingsang saat itu,setidaknya aku mempunyai alasan untuk pulang lebih awal.
“RYEOWOOK~ah
CEPAT BEKERJA ATAU KAU AKAN MATI”
Lagi-lagi
suara cempreng Jisu noona menyadarkanku dari kunang-kunang yang tiba-tiba hinggap
di kelopak mataku. Dengan setengah hati ku langkahkan kaki menuju kompor dan
mulai memasak apa yang diperintahnya.
Sebenarnya
aku sudah sering mengadukan penindasan diriku ini pada appa. Namun ekspresi
appa selalu tak peduli dan terus menyuruhku untuk mengikuti kemauan noona itu.
Aigooo mungkin appaku sudah termakan hasutannya !!
_____
_____
“Menjadi koki
itu bukan pekerjaan yang gampang. Kau harus mempunyai tekad untuk bisa memasak
makanan terbaik bagi para pengunjung. Bukan hanya sekedar poin yang bagus di
sekolah” Jelas Jisu noona di depan semua koki restoran. Inilah kegiatan rutin
kami sebelum pulang ke rumah masing-masing. Mendengarkan penjelasan
panjang-lebar dari si ketua koki disini dan pulang dengan fikiran yang dipenuhi
uap kebingungan.
Aku menguap
perlahan. Mataku sudah sangat berat saat ini. Perlu ku katakan juga jika aku
sudah diserang kantuk sejak beberapa jam yang lalu. Sekarang sudah hampir
tengah malam dan restoran baru saja bisa tutup dengan tenang. Padahal aku
bekerja mulai pagi tadi. Ah~ sepertinya badanku akan remuk beberapa saat lagi.
“Kalau aku
sedang berbicara dengarkan!!” Suara hardikan Jisu noona kembali terdengar. Aku
hanya mengangguk lemah guna menjawab hardikannya. Aku tak ingin bertengkar saat
ini, aku benar-benar mengantuk. Ayolah noona aku ingin pulang sekarang juga !!
“Aku
mengantuk noona. Bisakah aku pulang sekarang?” Tanyaku dalam keadaan antara
sadar dan tidak.
“Aku sedang mengantuk noona dan akan kembali segar setelah minum beberapa gelas wine nanti” Jawabnya dengan nada mengejek dan sukses membuat yang lain menertawakanku.
“Aku sedang mengantuk noona dan akan kembali segar setelah minum beberapa gelas wine nanti” Jawabnya dengan nada mengejek dan sukses membuat yang lain menertawakanku.
Dia bilang
apa tadi? Astagaa sungguh orang tua yang menyebalkan !! Kalau saja dia bukan
seorang wanita mungkin sudah ku tonjok wajahnya itu.
Jisu noona
kembali berkicau panjang lebar. Entahlah,,aku tak tahu apa yang dia jelaskan
karena aku kurang menyimak perkataannya kali ini. Setengah jam berselang dan
kami pun diperbolehkan untuk pulang. Terima kasih tuhan !!
_____
_____
Taksi
berhenti tepat di depan pintu pagar rumahku. Setelah membayar ongkosnya aku pun
segera masuk ke rumah. Ku lihat keadaan rumah sudah gelap. Lampu-lampu sudah
banyak dimatikan. Ah~ pasti orang rumah sudah terlelap tidur. Mereka selalu
saja tak bisa menungguku !! Aku mendengus pelan dan melangkah gontai menuju
kamar.
“Ryeowook~ah
kau baru saja pulang?” Suara seorang perempuan nampak menegurku dari belakang.
Sontak aku pun menoleh dan mendapati sepupu perempuanku berdiri disana. Kapan
dia datang???
“Moon~ah
kapan kau datang?” Tanyaku antusias dan menghampirinya.
“Beberapa jam yang lalu. Ahjumma yang menjemputku di bandara.” Jawabnya lembut.
“Jinjja? Bagaimana kabar keluargamu setelah pindah ke Mokpo hm~? Oh iya apa kau masih mengincar laki-laki itu? Siapa namanya? Lee Donghae?” Tanyaku bertubi-tubi. Moon Hye hanya menggeleng pelan lalu menatap tajam. Tak berapa lama ia menhela nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan.
“Sejujurnya aku menyesal pindah ke Mokpo. Disana tidak menyenangkan,belakangan ini juga aku tahu bahwa Donghae sudah memiliki pacar” Ratapnya pelan.
“Bukankah kemarin kau yang sangat bersikeras tinggal di Mokpo? Lalu untuk apa kau datang ke Seoul?” Aku meledek sekaligus menggodanya.
“Beberapa jam yang lalu. Ahjumma yang menjemputku di bandara.” Jawabnya lembut.
“Jinjja? Bagaimana kabar keluargamu setelah pindah ke Mokpo hm~? Oh iya apa kau masih mengincar laki-laki itu? Siapa namanya? Lee Donghae?” Tanyaku bertubi-tubi. Moon Hye hanya menggeleng pelan lalu menatap tajam. Tak berapa lama ia menhela nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan.
“Sejujurnya aku menyesal pindah ke Mokpo. Disana tidak menyenangkan,belakangan ini juga aku tahu bahwa Donghae sudah memiliki pacar” Ratapnya pelan.
“Bukankah kemarin kau yang sangat bersikeras tinggal di Mokpo? Lalu untuk apa kau datang ke Seoul?” Aku meledek sekaligus menggodanya.
Pletak!
Sebuah jitakan manis hinggap di kepalaku. Aigooo sekarang gadis ini sangat berbahaya rupanya.
Sebuah jitakan manis hinggap di kepalaku. Aigooo sekarang gadis ini sangat berbahaya rupanya.
“Jangan
meledekku. Setidaknya aku sudah berhasil melupakan Donghae. Bahkan aku sudah
menemukan penggantinya. Lalu kau fikir kau siapa bisa melarangku datang ke
Seoul?” Tanyanya sambil mengerucutkan bibirnya. Ah~ dia lucu sekali !!
“Mianhae adikku yang manis. Aku kan hanya bercanda” Ucapku lembut sambil mengacak-acak rambutnya.
“Mwo?? Kau sebut aku apa tadi? Adik? Hey aku bukan adikmu” Hardik Moon Hye dengan wajah yang masih memasang ekspresi cemberut. Ini benar-benar menyenangkan !!
“Kau kan memang adikku” Ejekku.
“Kita hanya beda 2 tahun Ryeowook~ah” Protesnya. Ku akui jika Moon Hye lebih kelihatan manis jika sedang marah begini. Maka dari itu aku senang membuatnya marah. Haha,, kau hebat Kim Ryeowook !!
“Tapi tetap saja seharusnya kau memanggilku oppa. Kau tahu sopan santun kan gadis Donghae?” Godaku sambil mengatakan nama ‘Donghae’ dengan penuh penekanan kemudian berlari sebelum aku dimangsa oleh gadis jadi-jadian itu.
“Yakkk !! Kim Ryeowook kau memang cari mati hah?!!” Tanyanya gusar lalu berusaha mengejarku.
“Mianhae adikku yang manis. Aku kan hanya bercanda” Ucapku lembut sambil mengacak-acak rambutnya.
“Mwo?? Kau sebut aku apa tadi? Adik? Hey aku bukan adikmu” Hardik Moon Hye dengan wajah yang masih memasang ekspresi cemberut. Ini benar-benar menyenangkan !!
“Kau kan memang adikku” Ejekku.
“Kita hanya beda 2 tahun Ryeowook~ah” Protesnya. Ku akui jika Moon Hye lebih kelihatan manis jika sedang marah begini. Maka dari itu aku senang membuatnya marah. Haha,, kau hebat Kim Ryeowook !!
“Tapi tetap saja seharusnya kau memanggilku oppa. Kau tahu sopan santun kan gadis Donghae?” Godaku sambil mengatakan nama ‘Donghae’ dengan penuh penekanan kemudian berlari sebelum aku dimangsa oleh gadis jadi-jadian itu.
“Yakkk !! Kim Ryeowook kau memang cari mati hah?!!” Tanyanya gusar lalu berusaha mengejarku.
***
Aku menuruni
tangga dan menuju meja makan. Kulihat di sana sudah ada Eomma,Appa,dan Moon Hye
yang sedang asyik dengan sarapan masing-masing.
“Selamat pagi
semuanya” Sapaku ceria sambil melirik Moon Hye. Ku pastikan dia sedang menatap
tajam ke arahku. Haha,, apa dia masih marah karna kejadian semalam?
“Ryeowook~ah apa kau mau sarapan dulu sebelum berangkat?” Tawar eomma padaku.
“Anniya. Sebaiknya aku langsung berangkat eomma sebelum gadis galak itu menelanku” Sahutku sambil menunjuk ke arah Moon Hye.
“Yakkk !! Kau mau mati?” Ancam Moon Hye sambil mengacungkan pisau yang dari tadi digunakannya untuk memotong roti. Eomma dan appa hanya terkekeh pelan melihat tingkah kami berdua. Seperti inilah aku dan Moon Hye,sangat jarang terlihat akur. Namun jika kami sudah mulai dekat maka tak seorang pun yang bisa menyaingi kedekatan kami.
“Ryeowook~ah apa kau mau sarapan dulu sebelum berangkat?” Tawar eomma padaku.
“Anniya. Sebaiknya aku langsung berangkat eomma sebelum gadis galak itu menelanku” Sahutku sambil menunjuk ke arah Moon Hye.
“Yakkk !! Kau mau mati?” Ancam Moon Hye sambil mengacungkan pisau yang dari tadi digunakannya untuk memotong roti. Eomma dan appa hanya terkekeh pelan melihat tingkah kami berdua. Seperti inilah aku dan Moon Hye,sangat jarang terlihat akur. Namun jika kami sudah mulai dekat maka tak seorang pun yang bisa menyaingi kedekatan kami.
Aku mencibir
ke arah Moon Hye dan segera berlari.Aku harus berangkat ke restoran sebelum
terjebak macet yang bisa membuatku terlambat hingga setengah jam dari waktuku
seharusnya. Dan tak perlu ku jelaskan apa yang diperbuat Jisu noona jika aku
terlambat,mungkin ia akan memakanku saat itu juga. Ckck sangat mengerikan !!
_____
_____
“Ryeowook~ah
besok kita akan kedatangan tamu khusus dari pihak duta besar luar negeri Korea”
Kata Jisu noona saat aku sedang asyik menggoreng kentang. Aku hanya berdehem
pelan menanggapi perkataanya.
“Ku harap kau
bisa datang lebih pagi dan… Yakkk apa yang kau lakukan?” Teriaknya tiba-tiba.
Aku menoleh padanya,hei dia kenapa?
Jisu noona
mengarahkan pandangannya ke wajanku. Aku mengikuti arah pandangannya dan
mendapati kentang gorengku dalam keadaan menggenaskan. Dengan cepat ku angkat
gorenganku dan tersipu malu. Ckck Kim Ryeowook bisa-bisanya kau melakukan hal
memalukan seperti ini !!
“Benar-benar
tidak bisa diandalkan” Dengus Jisu noona padaku.
“Tapi aku hanya sekali melakukan kesalahan selama bekerja denganmu” Protesku.
“Mwo? Kau senang melakukan kesalahan? Sekarang bagaimana nasib masakanmu itu?” Tanyanya gusar.
“Aku tinggal memotong kentang dan menggorengnya lagi. Apa menurutmu itu susah noona yang terhormat?” Balasku sambil menekan suaraku pada kata ‘terhormat’ tadi. Aku benar-benar kesal dengannya.
“Seharusnya kau tidak perlu melakukan kesalahan di setiap pekerjaanmu” Ocehnya lagi.
“Tapi aku juga manusia. Memang seperti kau?” Untuk selanjutnya aku tak tahu harus menyambung kalimatku dengan kata apalagi. Huh payah !! Sepertinya aku harus memanggil penyair untuk membantuku melawan noona tua ini.
“Memangnya aku kenapa?” Tanyanya tak mau kalah. Oh tuhan !! ku mohon segera keluarkan aku dari sini.
“Kau itu manusia es yang hanya bisa memerintah !!” Hardikku tanpa sadar dengan apa yang sebenarnya aku ucapkan.
“Tapi aku hanya sekali melakukan kesalahan selama bekerja denganmu” Protesku.
“Mwo? Kau senang melakukan kesalahan? Sekarang bagaimana nasib masakanmu itu?” Tanyanya gusar.
“Aku tinggal memotong kentang dan menggorengnya lagi. Apa menurutmu itu susah noona yang terhormat?” Balasku sambil menekan suaraku pada kata ‘terhormat’ tadi. Aku benar-benar kesal dengannya.
“Seharusnya kau tidak perlu melakukan kesalahan di setiap pekerjaanmu” Ocehnya lagi.
“Tapi aku juga manusia. Memang seperti kau?” Untuk selanjutnya aku tak tahu harus menyambung kalimatku dengan kata apalagi. Huh payah !! Sepertinya aku harus memanggil penyair untuk membantuku melawan noona tua ini.
“Memangnya aku kenapa?” Tanyanya tak mau kalah. Oh tuhan !! ku mohon segera keluarkan aku dari sini.
“Kau itu manusia es yang hanya bisa memerintah !!” Hardikku tanpa sadar dengan apa yang sebenarnya aku ucapkan.
Tadaaaa
Untuk selanjutnya Jisu noona mengambil kentang yang ada di tanganku dan mulai memotongnya dalam diam. Hei apa aku salah bicara? Kenapa dia tak melawan kata-kataku lagi?
Untuk selanjutnya Jisu noona mengambil kentang yang ada di tanganku dan mulai memotongnya dalam diam. Hei apa aku salah bicara? Kenapa dia tak melawan kata-kataku lagi?
“Noona,,, apa
kau marah?” Tanyaku saat menyadari sikapnya berubah menjadi dingin. Jujur saja
jika sehari saja aku tak mendengar ocehan mulutnya aku menjadi tidak semangat. Ckck..Tapi
terkadang dia begitu menyebalkan untukku.
“Kau kerjakan
masakan yang lain saja” Katanya dingin. Dia benar-benar berubah kali ini.
Huwaa.. Noona maafkan aku. Aku tadi hanya bercanda.
“Kau marah padaku?” Tanyaku memastikan.
“Kau marah padaku?” Tanyaku memastikan.
Jisu noona
tak menjawab pertanyaanku lagi. Ia terus memotong kentangnya tanpa mengalihkan
pandangan dari nampan. Kyaaa,, kenapa aku merasa bersalah seperti ini?
“Noona aku
minta maaf” Rengekku pelan sambil menggoyang-goyangkan tubuhku seperti ular.
Sebenarnya aku malu merengek seperti ini. Tapi apa boleh buat? Aku lebih takut
appaku mengamuk jika Jisu noona mengadukan tentang ini padanya.
“Minta maaf untuk apa?” Tanyanya dingin.
“Aku sudah meledekmu manusia es. Aku tadi hanya bercanda noona” Kataku pelan sambil menunduk. Ku rasa Jisu noona memandangiku untuk beberapa saat sampai akhirnya ku dengar ia menghela nafas panjang lalu melepasnya begitu saja. Degh !! Nafasnya yang tak sengaja menerpa ujung kepalaku menimbulkan detak jantung yang tak karuan. Perasaan apa ini? Huwaaa jangan sampai perasaan yang ku khawatirkan itu tumbuh.
“Minta maaf untuk apa?” Tanyanya dingin.
“Aku sudah meledekmu manusia es. Aku tadi hanya bercanda noona” Kataku pelan sambil menunduk. Ku rasa Jisu noona memandangiku untuk beberapa saat sampai akhirnya ku dengar ia menghela nafas panjang lalu melepasnya begitu saja. Degh !! Nafasnya yang tak sengaja menerpa ujung kepalaku menimbulkan detak jantung yang tak karuan. Perasaan apa ini? Huwaaa jangan sampai perasaan yang ku khawatirkan itu tumbuh.
“Sebaiknya
kau pulang” Katanya dingin. Kali ini tangannya sedang asik melumuri irisan
kentang dengan bumbu. Aku sedikit mendongak guna memastikan pendengaranku
terhadap kata-katanya tadi. Apa dia tadi mengusirku? Seharusnya aku senang saat
tahu jika ia menyuruhku pulang. Bukankah aku memang ingin hal itu terjadi?
Tapi…
“Kenapa aku
harus pulang noona?” Tanyaku heran. Lagi-lagi Jisu noona memandangiku dengan
pandangan aneh. Apa dia terpana dengan ketampananku? *plak* Baiklah.. ini bukan
saatnya untuk bercanda !!
“Ku lihat setelah beberapa bulan menjadi koki kau tak bisa memasak dengan baik. Kau sering lupa menaruh mentimun,salah mengupas bawang,kurang tipis memotong wortel dan jamur,bahkan beberapa menit yang lalu kau hampir membuat pengunjung menunggu lebih lama. Kau terlalu ceroboh !!” Ucapnya dengan nada suara yang lebih tinggi lalu kembali pada pekerjaannya.
“Ku lihat setelah beberapa bulan menjadi koki kau tak bisa memasak dengan baik. Kau sering lupa menaruh mentimun,salah mengupas bawang,kurang tipis memotong wortel dan jamur,bahkan beberapa menit yang lalu kau hampir membuat pengunjung menunggu lebih lama. Kau terlalu ceroboh !!” Ucapnya dengan nada suara yang lebih tinggi lalu kembali pada pekerjaannya.
GLEK. Mati
kau Kim Ryeowook !! Dia bahkan menyebut kesalahan-kesalahan yang tak pernah kau
sadari sama sekali. Aigooo… Jisu noona memang terlalu teliti untuk ukuran
seorang gadis.
“Maafkan aku
noona. Aku berjanji takkan membuat kesalahan lagi. Beri aku kesempatan,aku tak
ingin appa mengamuk padaku” Ucapku dengan nada memelas. Ayolah !!
Jisu noona
kembali menghela nafas panjang. Mungkin sekarang ia sudah terlalu lelah dengan
tingkahku. Tapi bukankah sebagai gadis yang lebih dewasa dan berpengalaman
seharusnya Jisu noona bisa memahami hal ini. Aku fikir IQnya cukup tinggi untuk
memikirkan kesalahan yang ku perbuat. Aku masih baru dan terlalu polos dengan
dapur !!
_____
_____
Mona(?) POV
Jisu mulai
memakai mantel dinginnya. Hembusan nafas terdengar tenang keluar dari hidung
bangir miliknya walaupun sebenarnya ia merasa begitu lelah setiap harinya.
Restoran sudah tutup sejak beberapa menit yang lalu dan meninggalkan cahaya
remang-remang yang menerangi sebagian ruangan di sana.
“Noona kau belum
pulang?” Tanya seorang laki-laki bernama Ryeowook begitu melihatnya baru saja
keluar dari ruang ganti koki. Jisu hanya mengangguk pelan tanpa menoleh pada
laki-laki itu.
“Mau ku antar pulang? Kebetulan aku membawa mobil hari ini” Tawar Ryeowook ramah.
“Aku punya uang yang cukup untuk pulang naik bus. Sebaiknya kau segera pulang sebelum terkunci sendirian disini” jawab Jisu acuh kemudian melangkah meninggalkan Ryeowook. Namun langkah wanita itu terhenti begitu ia merasa ada yang menahan tangannya. Jisu pun berbalik dan menatap tangan yang menahan tangannya sebelum akhirnya ia menatap si empunya tangan.
“Mau ku antar pulang? Kebetulan aku membawa mobil hari ini” Tawar Ryeowook ramah.
“Aku punya uang yang cukup untuk pulang naik bus. Sebaiknya kau segera pulang sebelum terkunci sendirian disini” jawab Jisu acuh kemudian melangkah meninggalkan Ryeowook. Namun langkah wanita itu terhenti begitu ia merasa ada yang menahan tangannya. Jisu pun berbalik dan menatap tangan yang menahan tangannya sebelum akhirnya ia menatap si empunya tangan.
“Mianhae~
noona” Kata Ryeowook lirih. Tangannya masih menggenggam erat tangan Jisu. Gadis
itu mendengus pelan seusai mendengar lirihan kecil dari Ryeowook.
“Aku tak marah padamu. Sekarang lepaskan tanganku” Jawab Jisu dingin.
“Tapi kenapa kau menolak tumpangan yang ku tawarkan tadi?” Tanya Ryeowook.
“Aku tak marah padamu. Sekarang lepaskan tanganku” Jawab Jisu dingin.
“Tapi kenapa kau menolak tumpangan yang ku tawarkan tadi?” Tanya Ryeowook.
Jisu hanya
menghela nafas panjang saat mendengar pertanyaan Ryeowook tanpa bisa menjawab
apapun. Pertanyaan yang terlalu sukar menurutnya !!
_____
_____
Jisu keluar
dari mobil sport berwarna putih milik Ryeowook,lelaki yang menawarkan tumpangan
saat di restoran tadi.
“Senang
mengantarmu sampai ke rumah noona” Kata Ryeowook sambil tersenyum renyah dari
dalam mobilnya. Jisu hanya tersenyum kikuk menanggapi perkataan Ryeowook.
“Ya sudah aku pulang dulu. Annyeong” Pamit Ryeowook dan mulai menjalankan mobilnya.
“Ya sudah aku pulang dulu. Annyeong” Pamit Ryeowook dan mulai menjalankan mobilnya.
Selanjutnya
Jisu pun memasuki rumahnya. Rumah yang tidak terlalu besar namun tak berlebihan
jika dikatakan indah. Tatanan budaya khas korea dan desain arsitektur khas
italia *gua sih bingung ini rumah kaya gimana!* membuat rumah itu semakin mengandung nilai
abstrak yang mempesona. Sepanjang jalan menuju pintu bertabur batu-batu
berwarna putih susu dan apabila terkena bias cahaya matahari akan terlihat
berkilau. Pot-pot bunga yang tersusun rapi ditemani kehijauan pohon-pohon yang
ada di sana menambah nilai tambah untuk rumah ini.
Jisu membuka
kenop pintu dan memasuki rumahnya. Nampak cahaya lampu redup menyambut
penglihatannya saat ini. Memang sudah kebiasaanya jika Jisu bekerja ia akan
menyalakan lampu itu agar saat ia datang nanti rumahnya tak terlalu gelap.
“Aku lapar”
Kata Jisu pada dirinya sendiri. Di rumah itu Jisu memang tinggal sendiri karna
kedua orangtuanya sibuk mengurus perusahaan di luar negeri.
Jisu melangkah menghampiri kulkas dan membukanya. Matanya memandangi isi kulkas yang hampir terlihat kosong. Tak berapa lama terdengar desahan lelah keluar dari lipatan bibirnya.
Jisu melangkah menghampiri kulkas dan membukanya. Matanya memandangi isi kulkas yang hampir terlihat kosong. Tak berapa lama terdengar desahan lelah keluar dari lipatan bibirnya.
‘bisa-bisanya
aku meninggalkan kulkas dalam keadaan yang hampir kosong’ Gerutu Jisu dalam
hati.
Gadis itu
melirik jam yang berada di salah satu sisi dinding rumahnya. Sudah hampir jam
10 malam rupanya. Tak banyak bicara Jisu melangkah keluar dan menuju mini
market yang terletak tak jauh dari rumahnya.
Angin malam menerpa lembut kulit wajah Jisu. Terasa dingin dan basah karna embun juga ikut terbang dalam keheningan malam. Untunglah supermarket yang dimaksudnya belum tutup,setidaknya malam ini Jisu berhasil keluar dari bahaya kelaparan. Dua kantong plastik bahan makanan nampak ditenteng oleh gadis itu. Kedua sudut bibirnya tertarik panjang hingga menciptakan sebuah senyuman yang hangat di malam sedingin itu.
Angin malam menerpa lembut kulit wajah Jisu. Terasa dingin dan basah karna embun juga ikut terbang dalam keheningan malam. Untunglah supermarket yang dimaksudnya belum tutup,setidaknya malam ini Jisu berhasil keluar dari bahaya kelaparan. Dua kantong plastik bahan makanan nampak ditenteng oleh gadis itu. Kedua sudut bibirnya tertarik panjang hingga menciptakan sebuah senyuman yang hangat di malam sedingin itu.
BRAK !!
Tubuh Jisu menabrak seorang pria yang berjalan di sampingnya. Plastik bahan makanan yang ditentengnya pun jatuh dan menghamburkan isinya.
Tubuh Jisu menabrak seorang pria yang berjalan di sampingnya. Plastik bahan makanan yang ditentengnya pun jatuh dan menghamburkan isinya.
“Akkk.. Omo~
!!” Pekik Jisu keras. Ia langsung berlutut dan memunguti barang bawaannya.
“Maafkan aku noona” Kata laki-laki yang bertabrakan dengan Jisu tadi. Ia juga berlutut dan membantu Jisu memunguti barang-barang yang berhamburan. Tak disangka tangan mereka tak sengaja bertemu dan sontak membuat keduanya terperanjat dan saling memandang. Ada rasa keterkejutan di hati Jisu saat ia sadar siapa yang beradu pandangan dengan matanya saat ini.
“Maafkan aku noona” Kata laki-laki yang bertabrakan dengan Jisu tadi. Ia juga berlutut dan membantu Jisu memunguti barang-barang yang berhamburan. Tak disangka tangan mereka tak sengaja bertemu dan sontak membuat keduanya terperanjat dan saling memandang. Ada rasa keterkejutan di hati Jisu saat ia sadar siapa yang beradu pandangan dengan matanya saat ini.
“Jung
Yonghwa?” Katanya memastikan. Yonghwa membantu Jisu berdiri kemudian tersenyum
hangat.
“Aku tak menyangka jika kita bisa bertemu lagi Jisu~ssi” Katanya dengan semangat. Jisu hanya tersenyum simpul mendengar apa yang dikatakan Yonghwa barusan walaupun sebenarnya ada sebuah rasa sakit yang menghujam jantungnya tiba-tiba.
“Aku tak menyangka jika kita bisa bertemu lagi Jisu~ssi” Katanya dengan semangat. Jisu hanya tersenyum simpul mendengar apa yang dikatakan Yonghwa barusan walaupun sebenarnya ada sebuah rasa sakit yang menghujam jantungnya tiba-tiba.
_____
“Kau tampak
lebih cantik sekarang Jisu~ssi” Puji Yonghwa sambil menyerahkan satu cup hot
coffe pada Jisu. Gadis itu hanya tersenyum kaku pada laki-laki yang memujinya
barusan.
Jisu menyesap
pelan minumannya dan membiarkan kopi itu meluncur mulus melewati
kerongkongannya bercampur dengan berbagai enzim yang siap mencerna sebelum
masuk ke dalam perutnya. Saat ini mereka sedang duduk di teras rumah Jisu.
Setelah bertemu di jalan tadi,Yonghwa memaksa untuk mengantar gadis itu pulang
ke rumah. Awalnya Jisu menolak namun Yonghwa terus memaksa hingga ia pun tak
punya pilihan yang lain lagi selain menerima tawaran laki-laki itu.
“Ku dengar
kau sekarang menjadi koki. Apa itu benar?” Tanya Yonghwa sambil tersenyum.
“Aku memang seorang koki” Jawab Jisu singkat. Sebenarnya ingin sekali ia mengungkapkan isi hatinya saat ini juga namun mulutnya terasa membeku sekarang. Bahkan untuk menjawab pertanyaan Yonghwa pun ia hampir tak sanggup. Benar-benar wanita yang lemah !!
“Aku memang seorang koki” Jawab Jisu singkat. Sebenarnya ingin sekali ia mengungkapkan isi hatinya saat ini juga namun mulutnya terasa membeku sekarang. Bahkan untuk menjawab pertanyaan Yonghwa pun ia hampir tak sanggup. Benar-benar wanita yang lemah !!
“Yonghwa~ssi
aku fikir hari sudah semakin larut. Aku juga sudah mulai mengantuk,apa kau tak
ingin pulang?” Tanya Jisu dingin tanpa menatap Yonghwa. Ia benar-benar tak
sanggup untuk saat ini.
“Hei kau mengusirku?” Yonghwa balik bertanya.
“Sebaiknya kau pulang sebelum benar-benar tengah malam. Banyak kejahatan di luar sana. Menurutku Seoul bukan kota yang aman” Saran Jisu pelan. Ia pun segera beranjak dari tempat duduknya dan bersiap melangkah ke dalam rumah. Namun tanpa ia duga salah satu tangan Yonghwa menahan langkahnya.
“Kenapa kau tak memanggilku dengan sebutan oppa lagi? Apa kau sudah benar-benar melupakanku?” Kali ini terdengar nada kesedihan keluar dari mulut Yonghwa. Laki-laki itu berdiri dan mensejajarkan tubuhnya dengan Jisu. Sekali lagi sebuah hujaman keras seakan kembali menyerang dada Jisu. Ingin rasanya ia menangis dan memeluk laki-laki itu namun ia tak bisa. Yonghwa sudah terlalu jauh dalam fikirannya dalam waktu beberapa tahun ini walaupun sebenarnya ukiran nama Yonghwa tetap tak bisa dihapus dalam lubuk hatinya.
“Hei kau mengusirku?” Yonghwa balik bertanya.
“Sebaiknya kau pulang sebelum benar-benar tengah malam. Banyak kejahatan di luar sana. Menurutku Seoul bukan kota yang aman” Saran Jisu pelan. Ia pun segera beranjak dari tempat duduknya dan bersiap melangkah ke dalam rumah. Namun tanpa ia duga salah satu tangan Yonghwa menahan langkahnya.
“Kenapa kau tak memanggilku dengan sebutan oppa lagi? Apa kau sudah benar-benar melupakanku?” Kali ini terdengar nada kesedihan keluar dari mulut Yonghwa. Laki-laki itu berdiri dan mensejajarkan tubuhnya dengan Jisu. Sekali lagi sebuah hujaman keras seakan kembali menyerang dada Jisu. Ingin rasanya ia menangis dan memeluk laki-laki itu namun ia tak bisa. Yonghwa sudah terlalu jauh dalam fikirannya dalam waktu beberapa tahun ini walaupun sebenarnya ukiran nama Yonghwa tetap tak bisa dihapus dalam lubuk hatinya.
“Mianhae~”
Lirih Yonghwa pelan.
Telapak
tangannya menangkup kedua pipi Jisu dan sekarang mata mereka kembali beradu. Menyampaikan
isi hati masing-masing walaupun dalam bahasa isyarat. Menumpahkan kerinduan di
hati mereka berdua dan memutar kembali memori indah yang pernah terjadi
diantara mereka dahulu. Memang sudah sangat lama namun kenangan indah tentu tak
bisa terhapus begitu saja,bukan? Itulah yang dirasakan oleh Jisu sekarang.
Yonghwa
menarik tubuh Jisu dan mempersempit jarak antara tubuh mereka. Laki-laki itu
mendekatkan wajahnya pada wajah gadis yang sekarang juga menatapnya. Semakin
dekat dan hembusan nafas masing-masing sudah saling bertemu. Hidung Yonghwa
sudah menyentuh hidung Jisu namun beberapa saat Yonghwa berdiam. Membiarkan
Jisu menenangkan degup jantungnya yang mungkin sudah tak karuan sekarang. Ada
semacam penolakan di sini. Jisu menunduk kemudian mendorong tubuh Yonghwa agar
menjauh darinya.
“Sebaiknya
kau pulang. Maaf jika kata-kataku terkesan mengusirmu” Ucap Jisu pelan seraya
meraih belanjaanya dan membawanya masuk ke dalam rumah.
‘Kenapa kau
berubah Jisu~ssi?’ Tanya Yonghwa dalam hati.
Laki-laki itu
menghela nafas panjang sambil tetap menatap ke arah pintu rumah Jisu. Berharap
pintu itu terbuka dan Jisu berlari keluar untuk memeluknya dengan tangisan
bahagia. Namun sepertinya itu hanya harapan mustahil yang hanya ada di otak
Yonghwa. Yah,harapan yang hanya bisa diharapkan tanpa bisa diwujudkan olehnya.
‘Tidurlah
dengan tenang Jisu~ssi. Aku masih berharap jika kau masih mau menjadi
sahabatku’
Rintihan
pelan hati Yonghwa nampak terbang seiring berhembusnya angin malam saat itu. Ia
segera berjalan ke mobilnya dan mulai meninggalkan halaman rumah Jisu. Membawa
harapan yang hancur karna sikap Jisu padanya tadi sambil menertawakan kebodohan
yang ia lakukan beberapa tahun yang silam.
***
Jisu
mengiris-iris bawang dengan keadaan diam. Sejak ia datang tadi tak satupun
celotehan panjang yang biasanya ia keluarkan sebagai salam pembuka di dapur
restoran. Kali ini keadaan benar-benar berbeda. Tak ada ocehan,tak ada
protesan,tak ada perintah apapun. Bahkan ketika menyambut para tamu duta besar
pun Jisu hanya tersenyum kikuk tanpa mengeluarkan kata-kata. Seusai menyambut
para tamu pun ia kembali menghabiskan waktunya di dapur dan memasak dalam
keadaan membisu.
“Kau kenapa
noona?” Tanya Ryeowook yang kebetulan berdiri di samping Jisu. Gadis itu hanya
menoleh pelan lalu kembali pada pekerjaannya tanpa menghiraukan pertanyaan
Ryeowook.
“Kalau kau
ada masalah kau bisa ceritakan padaku. Aku jamin aku bisa menjaga rahasiamu”
Sambung Ryeowook lalu mulai memasak.
Seketika Jisu
terhenyak mendengar kata-kata Ryeowook. Ia memandang laki-laki yang sedang
asyik memasak di sampingnya dengan pandangan dipenuhi harapan. Harapan untuk
menghilangkan rasa sakit di hatinya dan harapan untuk dibahagiakan saat ini.
_____
_____
Jisu duduk di
luar restoran. Menikmati pemandangan di luar yang sedikit bisa menghibur
hatinya. Beberapa menit yang lalu manager Kim yang tak lain adalah ayah
Ryeowook menyuruhnya untuk menutup restoran lebih awal dari biasanya. Jisu tak
tahu kenapa restoran harus tutup lebih awal karna memang ia tak menanyakan hal
itu.
“Kau belum
pulang noona~?” Tanya Ryeowook yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya.
Jisu hanya mengangguk pelan sambil terus memandangi jalan raya yang ada di
hadapan mereka berdua.
“Jangan
mengeluarkan ekspresi seperti itu. Kau tampak semakin menakutkan noona~” Kata
Ryeowook sambil terkekeh pelan.
“Apa maksudmu?” Tanya Jisu dingin. Kali ini ia menatap Ryeowook dengan tatapan tajam andalan matanya.
“Kau ini susah sekali diajak bercanda. Ayolah noona~,,hidup itu untuk dinikmati bukan diratapi” Hibur Ryeowook.
“Memang dinikmati tapi hanya bagi orang-orang yang tak memiliki bakat sukses seperti kau” Sahut Jisu lagi.
“Tetap saja hobi menghinamu itu masih ada walaupun kau berubah dingin seperti ini noona” Sungut Ryeowook. Keduanya lantas terdiam. Suara bising kendaraan yang sedari tadi berlalu lalang terdengar mulai mereda. Jalanan kembali sepi dan senyap seperti sediakala.
“Apa maksudmu?” Tanya Jisu dingin. Kali ini ia menatap Ryeowook dengan tatapan tajam andalan matanya.
“Kau ini susah sekali diajak bercanda. Ayolah noona~,,hidup itu untuk dinikmati bukan diratapi” Hibur Ryeowook.
“Memang dinikmati tapi hanya bagi orang-orang yang tak memiliki bakat sukses seperti kau” Sahut Jisu lagi.
“Tetap saja hobi menghinamu itu masih ada walaupun kau berubah dingin seperti ini noona” Sungut Ryeowook. Keduanya lantas terdiam. Suara bising kendaraan yang sedari tadi berlalu lalang terdengar mulai mereda. Jalanan kembali sepi dan senyap seperti sediakala.
Ddrrrt..
Ponsel di saku Ryeowook bergetar. Laki-laki itu mengeluarkan sebuah benda
persegi berwarna putih dari dalam sakunya.
“Yeoboseyo”
Sapanya seusai menempelkan benda itu ke salah satu telinga cuping miliknya.
“……”
“Ne aku bersamanya. Kenapa?”
“……”
“Baiklah”
“……”
“Ne aku bersamanya. Kenapa?”
“……”
“Baiklah”
Ryeowook menutup
telponnya dan meletakkan benda itu kembali ke dalam saku bajunya.
“Nugu?” Tanya
Jisu. Kali ini gadis itu tak lagi menerawang ke depan. Ah~ mungkin khayalannya
sudah berakhir.
“Appa. Dia menyuruhku membawamu ke rumah untuk makan malam bersama.” Jawab Ryeowook apa adanya.
“Baiklah. Kajja !!” Sahut Jisu riang seraya beranjak dari tempat duduknya.
“Appa. Dia menyuruhku membawamu ke rumah untuk makan malam bersama.” Jawab Ryeowook apa adanya.
“Baiklah. Kajja !!” Sahut Jisu riang seraya beranjak dari tempat duduknya.
“Kau mau ikut
makan malam noona?” Tanya Ryeowook tak percaya jika Jisu menerima tawaran makan
malam dari ayahnya begitu mudah.
“Aku bukan pengendali nafsu yang baik jika ditawari makanan gratis” Jawab Jisu sambil terkekeh pelan.
“Aku bukan pengendali nafsu yang baik jika ditawari makanan gratis” Jawab Jisu sambil terkekeh pelan.
Ryeowook
hanya bisa menahan tawanya yang mungkin sebentar lagi meledak. Pasalnya baru
beberapa saat yang lalu Jisu bersikap dingin padanya namun keadaan langsung
berubah saat ayahnya menawari gadis itu makan malam. Ckck,, gadis yang aneh !!
_____
_____
Jisu melepas
sabuk pengamannya saat Ryeowook memarkir mobilnya di depan sebuah rumah yang
bisa dikatakan cukup besar. Kedua orang itu pun keluar bersamaan dari mobil
yang telah membawa mereka ke rumah itu. Dua orang paruh baya nampak telah siap
menyambut mereka di depan pintu. Mereka adalah tuan dan nyonya kim,orangtua
dari Ryeowook.
“Annyeongjumuseyo”
Sapa Jisu ramah sambil menundukan sedikit badannya.
“Annyeongjumuseyo.. Ah~ Jisu~ya sudah lama sekali aku tak melihatmu. Kau semakin cantik” Puji nyonya Kim sambil tersenyum hangat dan sukses membuat Jisu tersipu malu dalam waktu satu detik.
“Gomawo nyonya. Kau juga sangat cantik” Balas Jisu ramah.
“Baiklah.. Ayo silahkan masuk. Sebaiknya kita langsung saja,lagipula makanannya juga sudah siap” Kata tuan Kim.
“Annyeongjumuseyo.. Ah~ Jisu~ya sudah lama sekali aku tak melihatmu. Kau semakin cantik” Puji nyonya Kim sambil tersenyum hangat dan sukses membuat Jisu tersipu malu dalam waktu satu detik.
“Gomawo nyonya. Kau juga sangat cantik” Balas Jisu ramah.
“Baiklah.. Ayo silahkan masuk. Sebaiknya kita langsung saja,lagipula makanannya juga sudah siap” Kata tuan Kim.
Ke empat
orang itu pun masuk secara beriringan menuju ruang makan. Ryeowook sedikit
menyenggol lengan Jisu dan membuat gadis itu menoleh cepat.
“Makanlah
yang banyak” Kata Ryeowook dengan nada menggoda. Jisu mengedipkan sebelah
matanya dan lantas keduannya pun tertawa bersama.
“Kenalkan
Jisu~ya ini sepupu Ryeowook. Namanya Kim Moon Hye,dia anak dari adikku” Kata
tuan Kim memperkenalkan Moon Hye yang sudah menunggu mereka di ruang makan.
“Naneun Kim Moon Hye imnida” Kata Moon Hye ramah lalu menunduk-nundukan badannya.
“Ah~Ne.. Naneun Han Ji Su imnida” Balas Jisu lalu menundukkan badannya juga.
“Silahkan duduk Jisu~ya. Nikmati saja makanan ini. Memang terlihat sederhana namun kau jangan meragukan rasanya” Ucap tuan Kim sambil tertawa. Jisu hanya sedikit tersenyum kemudian duduk tepat disebelah Ryeowook.
“Naneun Kim Moon Hye imnida” Kata Moon Hye ramah lalu menunduk-nundukan badannya.
“Ah~Ne.. Naneun Han Ji Su imnida” Balas Jisu lalu menundukkan badannya juga.
“Silahkan duduk Jisu~ya. Nikmati saja makanan ini. Memang terlihat sederhana namun kau jangan meragukan rasanya” Ucap tuan Kim sambil tertawa. Jisu hanya sedikit tersenyum kemudian duduk tepat disebelah Ryeowook.
Mereka pun
mulai menyantap makanan masing-masing sambil diselingi oleh kekonyolan yang
diciptakan oleh Ryeowook dan Moon Hye. Kalian tahu seperti apa jika seekor
kucing dan tikus bertemu? Seperti itulah perumpaan yang pas untuk menggambarkan
sifat Ryeowook dan Moon Hye jika saling bertemu. Terkadang ada senyuman lebar
yang terulas di wajah indah Jisu. Hatinya sedikit merasa terhibur sekarang
walaupun sebenarnya keadaan itu tak sepenuhnya membantu gadis itu melupakan
kejadian kemarin malam
“Moon~ah
dimana kekasihmu? Kenapa dia belum datang juga?” Tanya nyonya Kim pada
keponakan perempuannya itu.
“Entahlah.. mungkin dia akan datang sebentar lagi” Sahut Moon Hye sebelum melahap roti isi yang menjadi santapannya sekarang.
“Moon Hye hanya berbohong eomma. Mana ada pria yang mau menjadi kekasih gadis galak sepertinya. Kalaupun ada mungkin dia juga terpaksa” Cibir Ryeowook
“Yakkk !! Kim Ryeowook kau memang sudah bosan hidup” Moon Hye menatap kesal ke arah Ryeowook dan menyebabkan semua yang ada di sana tertawa.
“Entahlah.. mungkin dia akan datang sebentar lagi” Sahut Moon Hye sebelum melahap roti isi yang menjadi santapannya sekarang.
“Moon Hye hanya berbohong eomma. Mana ada pria yang mau menjadi kekasih gadis galak sepertinya. Kalaupun ada mungkin dia juga terpaksa” Cibir Ryeowook
“Yakkk !! Kim Ryeowook kau memang sudah bosan hidup” Moon Hye menatap kesal ke arah Ryeowook dan menyebabkan semua yang ada di sana tertawa.
Ting Tong…
Suara bel terdengar menyapa telinga semua orang yang ada di ruang makan. Serentak semua orang yang ada di sana menoleh ke arah pintu luar.
Suara bel terdengar menyapa telinga semua orang yang ada di ruang makan. Serentak semua orang yang ada di sana menoleh ke arah pintu luar.
“Lanjutkan
saja makan kalian. Biar aku yang membukanya” Kata Moon Hye kemudian beranjak
dari tempat duduknya dan melangkah ke luar. Beberapa saat kemudian terlihat
Moon Hye menggandeng seorang pria masuk ke ruang makan.
“Annyeong..
perkenalkan ini Jung Yonghwa. Dia kekasihku” Kata Moon Hye girang seraya
melayangkan tatapan mengejek ke arah Ryeowook.
Tuan dan
nyonya Kim hanya melempar senyum ramah pada Yonghwa. Tak terkecuali Ryeowook
dan Moon Hye sendiri. Hanya Jisu yang nampak terkejut karna kedatangan Yonghwa.
Dadanya kembali terasa sesak sekarang. Mungkin rasa sakit yang ia rasakan
kemarin malam tak sebanding apa yang ia rasakan saat ini. Jika saat itu Yonghwa
hanya sendiri tanpa siapapun yang menemaninya maka kali ini berbeda, Jisu
melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Yonghwa digandeng oleh seorang gadis
yang saat ini mungkin menjadi kekasih Yonghwa. Segalanya memang terasa sangat
menyakitkan bagi gadis itu.
Yonghwa memandang
sayu ke arah Jisu. Sebenarnya laki-laki itu juga sangat terkejut dengan adanya
Jisu di ruangan itu. Ia benar-benar tak menyangka semua ini terjadi secara
kebetulan dan tak berlebihan jika kejadian ini tak diduga sama sekali. Mungkin
Tuhan memang berniat untuk memperlihatkan apa yang seharusnya mereka lakukan
sekarang.
_____
_____
Jisu duduk di
salah satu kursi yang ada di taman depan rumah Ryeowook. Seusai makan malam
tadi semua orang berkumpul di ruang santai milik keluarga Kim namun Jisu lebih
memilih untuk menyendiri di taman itu. Memikirkan perasaan yang sedang membelenggunya
dan menarik sebuah kesimpulan yang membuat ia lelah dalam berfikir.
“Kau sedang
apa noona~?” Tanya Ryeowook yang tiba-tiba muncul dan duduk di sebelah Jisu.
Gadis itu hanya menoleh sebentar kemudian menghela nafas panjang.
“Aku sedikit merasa lelah”
“Lelah? Waeyo?”
“Aku sedikit merasa lelah”
“Lelah? Waeyo?”
Jisu menatap
Ryeowook yang duduk di sampingnya kini. Matanya terlihat menunjukkan jika ia
benar-benar lelah. Lelah dengan segala hal tentang hidup dan memori kenangan masa
lalunya bersama Yonghwa. Semuanya seakan begitu pahit dan lebih menyakitkan
jika terus menerus datang dan memaksa Jisu untuk mengingatnya.
“Hidup itu memang terkadang tak adil noona.
Tapi aku yakin jika tuhan tahu yang terbaik untuk kita” ucap Ryeowook seraya
memberikan senyum terbaiknya dan berhasil membuat Jisu sedikit tersentak.
“Haruskah aku mempercayaimu?” Lirih Jisu pelan.
“Aku tak memaksamu untuk bercerita noona~. Tapi yang perlu kau tahu aku akan selalu ada untuk mendengar ceritamu. Yah walaupun ku akui jika kita tak terlalu akrab” Jawab Ryeowook seramah mungkin. Lagi-lagi Jisu menatap Ryeowook dengan tatapan penuh harapan. Keadaan menjadi hening beberapa saat sebelum Jisu kembali mengeluarkan suara.
“Haruskah aku mempercayaimu?” Lirih Jisu pelan.
“Aku tak memaksamu untuk bercerita noona~. Tapi yang perlu kau tahu aku akan selalu ada untuk mendengar ceritamu. Yah walaupun ku akui jika kita tak terlalu akrab” Jawab Ryeowook seramah mungkin. Lagi-lagi Jisu menatap Ryeowook dengan tatapan penuh harapan. Keadaan menjadi hening beberapa saat sebelum Jisu kembali mengeluarkan suara.
“Dia datang saat aku sudah hampir berhasil melupakannya. Kenapa dia harus seperti itu padaku?” Tanya Jisu lemah. Perlahan dua bulir air mata keluar dari kelopak matanya. Tak begitu deras memang namun cukup menunjukkan betapa sakit hatinya saat ini.
“Noona~ Kenapa kau menangis?” Ryeowook mulai panik. Dihapusnya air mata yang terus mengalir di pipi putih Jisu dengan kedua jari jempolnya. Selanjutnya Ryeowook mengangkat dagu Jisu dan mensejajarkan wajah Jisu dengan wajahnya.
“Berceritalah padaku Noona~” Ucap Ryeowook pelan dan penuh keyakinan.
Flashback
“Jadi gadis
yang selama ini mengirimiku surat cinta itu kau Jisu~ya !!” Kata seorang
laki-laki bernama Yunho sambil tersenyum puas saat menangkap basah seorang
gadis sedang membuka loker pribadinya tanpa permisi. Gadis yang tak lain adalah
Han Jisu tersebut nampak terkejut. Sebuah kertas berwarna pink terlihat jatuh
begitu saja tanpa disadarinya. Perlahan ia menunduk sambil menahan rasa malu
yang tiba-tiba datang tanpa diundang.
“Mianhaeyo
Yun~ah. Aku_”
“Puisi yang ada di suratmu itu bagus. Aku sangat kagum pada bakat menulismu” potong Yunho cepat sebelum Jisu menyelesaikan perkataannya tadi.
“Jinjja? Gomawo…” Lirih Jisu sambil terus menundukkan wajahnya yang semakin lama semakin memanas. Yunho berjalan ke arah Jisu kemudian memungut kertas pink yang terjatuh tadi. Dibacanya sejenak sebelum akhirnya laki-laki itu tertawa kecil.
“Puisi yang ada di suratmu itu bagus. Aku sangat kagum pada bakat menulismu” potong Yunho cepat sebelum Jisu menyelesaikan perkataannya tadi.
“Jinjja? Gomawo…” Lirih Jisu sambil terus menundukkan wajahnya yang semakin lama semakin memanas. Yunho berjalan ke arah Jisu kemudian memungut kertas pink yang terjatuh tadi. Dibacanya sejenak sebelum akhirnya laki-laki itu tertawa kecil.
“Kau
benar-benar mencintaiku?” Tanya Yunho di sela tawanya.
“Maksudmu?” Jisu merasakan wajahnya tak ada lagi sekarang. Dia benar-benar malu dengan sikapnya yang terlalu bodoh karna telah berani mengirimi Yunho surat.
“Aku ingat kata-kata di salah satu suratmu. Kau mengatakan jika aku pangeran yang kau impikan dan sangat kau cintai dalam setiap senyum yang terlukis di wajahku. Aku sekarang sedang tersenyum. Apa kau mencintaiku saat ini? Jujur saja…” Ungkap Yunho sambil tersenyum dan menghentikan tawanya.
“Mungkin iya” Jawab Jisu sekenanya dan terdengar sangat pelan.
“Kalau begitu cium aku sekarang” PintaYunho dan sukses membuat Jisu membelalakan kedua bola matanya.
“Waeyo? Kau takut? Haha.. Sudah ku duga. Dasar gadis pengecut,beraninya hanya mengungkapkan isi hati dengan selembar surat. Memalukan” Ejek Yunho. Selanjutnya laki-laki itu pun tertawa penuh kemenangan.
“Maksudmu?” Jisu merasakan wajahnya tak ada lagi sekarang. Dia benar-benar malu dengan sikapnya yang terlalu bodoh karna telah berani mengirimi Yunho surat.
“Aku ingat kata-kata di salah satu suratmu. Kau mengatakan jika aku pangeran yang kau impikan dan sangat kau cintai dalam setiap senyum yang terlukis di wajahku. Aku sekarang sedang tersenyum. Apa kau mencintaiku saat ini? Jujur saja…” Ungkap Yunho sambil tersenyum dan menghentikan tawanya.
“Mungkin iya” Jawab Jisu sekenanya dan terdengar sangat pelan.
“Kalau begitu cium aku sekarang” PintaYunho dan sukses membuat Jisu membelalakan kedua bola matanya.
“Waeyo? Kau takut? Haha.. Sudah ku duga. Dasar gadis pengecut,beraninya hanya mengungkapkan isi hati dengan selembar surat. Memalukan” Ejek Yunho. Selanjutnya laki-laki itu pun tertawa penuh kemenangan.
PLAK
Sebuah tamparan manis melayang di salah satu pipi Yunho dan berhasil membuat ia meringis kesakitan. Jisu memandang geram ke arah Yunho dan mendesis pelan.
Sebuah tamparan manis melayang di salah satu pipi Yunho dan berhasil membuat ia meringis kesakitan. Jisu memandang geram ke arah Yunho dan mendesis pelan.
“Aku memang
pengecut. Aku memang bodoh karna hanya berani mengungkapkan perasaanku lewat
surat. Lalu apa urusanmu?” Tanya Jisu getir sambil menahan airmata yang berebut
ingin keluar.
“Kau sadar? Baguslah kalau begitu” Lagi-lagi Yunho mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan bagi Jisu.
“Kau sadar? Baguslah kalau begitu” Lagi-lagi Yunho mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan bagi Jisu.
BUK
Sebuah kepalan tangan seorang pria tampak menyambar liar sudut pipi Yunho dan lantas membuat laki-laki itu jatuh tersungkur ke lantai.
Sebuah kepalan tangan seorang pria tampak menyambar liar sudut pipi Yunho dan lantas membuat laki-laki itu jatuh tersungkur ke lantai.
“Mianhae
hyung.. ku fikir kau sudah terlalu keterlaluan dengan Jisu” Ucap Yonghwa geram.
Yunho mengusap sudut bibirnya yang terlihat mengeluarkan sedikit darah segar.
“Dongsaeng macam apa kau Jung Yonghwa?” Sinis Yunho pada adik kandungnya tersebut sambil berusaha untuk berdiri.
“Jisu adalah sahabatku dan aku akan selalu melindunginya” Balas Yonghwa tak kalah sinisnya dari Yunho.
“Benarkah? Katakan saja jika kau mencintainya” Ejek Yunho. Sejenak Jisu memandang Yonghwa dengan pandangan seakan tak percaya.
“Oh iya Jisu~ya perlu kau ketahui juga jika yang memberitahuku bahwa kau yang selalu mengirimkan surat-surat cinta itu adalah Yonghwa. Sahabatmu sendiri !! dia memang adik yang baik bagiku. Berkatnya aku tak perlu susah payah mencari tahu siapa secret admirerku sebenarnya” Yunho tertawa puas melihat reaksi kedua orang yang sedang berdiri di hadapannya.
“Dongsaeng macam apa kau Jung Yonghwa?” Sinis Yunho pada adik kandungnya tersebut sambil berusaha untuk berdiri.
“Jisu adalah sahabatku dan aku akan selalu melindunginya” Balas Yonghwa tak kalah sinisnya dari Yunho.
“Benarkah? Katakan saja jika kau mencintainya” Ejek Yunho. Sejenak Jisu memandang Yonghwa dengan pandangan seakan tak percaya.
“Oh iya Jisu~ya perlu kau ketahui juga jika yang memberitahuku bahwa kau yang selalu mengirimkan surat-surat cinta itu adalah Yonghwa. Sahabatmu sendiri !! dia memang adik yang baik bagiku. Berkatnya aku tak perlu susah payah mencari tahu siapa secret admirerku sebenarnya” Yunho tertawa puas melihat reaksi kedua orang yang sedang berdiri di hadapannya.
“Itu benar?”
Tanya Jisu lemas sambil terus memandangi Yonghwa dengan tatapan yang semakin
terlihat lemah.
“Aku… Aku berani bersumpah aku hanya..hanya_”
“Jawab aku Jung Yonghwa !!” Perlahan airmata Jisu mulai tampak keluar dari tempat persembunyiaannya. Hatinya benar-benar sakit. Lebih sakit dari sekedar hinaan Yunho padanya tadi. Tak bisa digambarkan betapa perihnya jika orang yang dipercayainya selama ini begitu tega mengkhianati dirinya.
“Jisu~ya ku mohon dengarkan_”
“Aku… Aku berani bersumpah aku hanya..hanya_”
“Jawab aku Jung Yonghwa !!” Perlahan airmata Jisu mulai tampak keluar dari tempat persembunyiaannya. Hatinya benar-benar sakit. Lebih sakit dari sekedar hinaan Yunho padanya tadi. Tak bisa digambarkan betapa perihnya jika orang yang dipercayainya selama ini begitu tega mengkhianati dirinya.
“Jisu~ya ku mohon dengarkan_”
PLAK
Refleks tangan kanan Jisu menampar pipi satu orang lelaki lagi. Ia tak mampu mengatakan apapun sekarang. Marah,sedih,kecewa,dan malu bercampur jadi satu dalam benaknya. Jika saja ia kuat melangkah ingin rasanya ia berlari dari tempat itu.
Refleks tangan kanan Jisu menampar pipi satu orang lelaki lagi. Ia tak mampu mengatakan apapun sekarang. Marah,sedih,kecewa,dan malu bercampur jadi satu dalam benaknya. Jika saja ia kuat melangkah ingin rasanya ia berlari dari tempat itu.
“Kau senang
aku seperti ini,bukan? Kau hebat Yonghwa~ssi. Kau mampu membuatku mengingkari
janjiku agar tak menangis sampai lulus dari universitas ini” Jisu tersenyum
getir menahan sesak dalam dadanya yang semakin terasa. Airmatanya kembali
mengalir mengisyaratkan jika ia benar-benar kecewa saat ini.
“Jisu~ya..Jeongmal Mianhaeyo” Lirih Yonghwa pelan.
Dada Jisu semakin sesak. Luka di hatinya semakin memberikan efek sakit yang begitu perih. Lirihan suara lembut Yonghwa semakin membuatnya kecewa. Jisu berbalik dan segera berlari dari sana. Tak ia perdulikan lagi kakinya yang semakin terasa melemas dan membuatnya beberapa kali hampir terjatuh.
“Jisu~ya neomu saranghanda !!” Teriak Yonghwa dari kejauhan namun tak diindahkan oleh Jisu. Gadis itu terlihat terus berlari menjauh sampai akhirnya bayangannya pun menghilang ditelan jarak yang ia tempuh.
“Kau puas hyung?” Tanya Yonghwa sambil menoleh ke arah Yunho kakaknya.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Yunho balik bertanya dengan wajah polosnya.
“Ini kan yang kau mau? Menghancurkan hubunganku dengan Jisu. Kau hebat hyung !! Kau berhasil mewujudkannya” Yonghwa berkata dengan airmata yang mulai jatuh satu persatu.
“Yong.. sadarlah. Dia itu bukan siapa-siapa di kampus ini. Dia hanya gadis yang bisa masuk karna beasiswa. Seharusnya kau bergaul dengan gadis-gadis yang setara dengan kita bukan gadis rendahan sepertinya” Kata Yunho menasehati adiknya itu.
“Jisu~ya..Jeongmal Mianhaeyo” Lirih Yonghwa pelan.
Dada Jisu semakin sesak. Luka di hatinya semakin memberikan efek sakit yang begitu perih. Lirihan suara lembut Yonghwa semakin membuatnya kecewa. Jisu berbalik dan segera berlari dari sana. Tak ia perdulikan lagi kakinya yang semakin terasa melemas dan membuatnya beberapa kali hampir terjatuh.
“Jisu~ya neomu saranghanda !!” Teriak Yonghwa dari kejauhan namun tak diindahkan oleh Jisu. Gadis itu terlihat terus berlari menjauh sampai akhirnya bayangannya pun menghilang ditelan jarak yang ia tempuh.
“Kau puas hyung?” Tanya Yonghwa sambil menoleh ke arah Yunho kakaknya.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Yunho balik bertanya dengan wajah polosnya.
“Ini kan yang kau mau? Menghancurkan hubunganku dengan Jisu. Kau hebat hyung !! Kau berhasil mewujudkannya” Yonghwa berkata dengan airmata yang mulai jatuh satu persatu.
“Yong.. sadarlah. Dia itu bukan siapa-siapa di kampus ini. Dia hanya gadis yang bisa masuk karna beasiswa. Seharusnya kau bergaul dengan gadis-gadis yang setara dengan kita bukan gadis rendahan sepertinya” Kata Yunho menasehati adiknya itu.
Yonghwa tak
membalas perkataan Yunho lagi. Jika tak memandang sebagai seorang kakak mungkin
Yonghwa tak segan untuk memberi laki-laki sombong itu pelajaran fisik. Yonghwa
segera menghapus airmatanya dan berjalan meninggalkan Yunho.
“Seharusnya
kau berterimakasih padaku Jung Yonghwa” Yunho meneriaki Yonghwa yang berjalan
meninggalkannya.
‘Benar-benar pria yang malang’ Sinis Yunho dalam hati.
‘Benar-benar pria yang malang’ Sinis Yunho dalam hati.
Yonghwa
berlari mencari sosok gadis yang beberapa menit lalu meninggalkannya. Matanya
tak lepas melihat setiap sudut atau pun ruangan di kampus yang cukup besar itu.
Ia terus berlari sampai matanya menangkap sosok Jisu sedang duduk di pinggir
air mancur sambil menangis. Tubuh gadis itu terlihat bergetar hebat. Melihat
itu semua Yonghwa berlari ke arah Jisu dan bermaksud menghampirinya.
Jisu tak
sengaja melihat Yonghwa yang sedang berlari ke arahnya. Disekanya air mata yang
hendak jatuh kembali. Ia berdiri dan ingin berlari dari tempat itu namun sayang
Yonghwa lebih dahulu mendapatkan tangannya dan menariknya paksa. Yonghwa
merengkuh Jisu ke dalam pelukannya. Gadis itu memukul-mukul dada Yonghwa
sekeras yang ia bisa. Melampiaskan rasa kecewanya dalam pelukan erat laki-laki
itu sampai akhirnya ia mulai kelelahan dan membalas pelukan Yonghwa. Jisu
menangis sejadi-jadinya. Putaran cerita yang baru saja dialaminya tadi kembali
terbayang dan membuat dada Jisu semakin sesak.
“Mianhae~”
Lirih Yonghwa sambil terus mengeratkan pelukannya pada Jisu.
“Kenapa kau mengecewakanku oppa?” Tanya Jisu dalam tangisnya.
“Kenapa kau mengecewakanku oppa?” Tanya Jisu dalam tangisnya.
Yonghwa
melonggarkan pelukannya dan mengangkat wajah Jisu yang semula menunduk kemudian
menatapnya dalam. Mencoba untuk merasakan dan memahami apa yang ada di kedua
bola mata gadis itu. Tak ada kebahagiaan apapun !! Yang terdapat di sana hanya
luapan kekecewaan dan rintihan rasa sakit yang teramat perih.
“Aku tak
ingin kau selalu sakit hati karna melihat Yunho hyung bersikap sinis padamu”
Kata Yonghwa pelan dan berusaha meyakinkan Jisu.
“Kau lihat bagaimana sikapnya tadi terhadapku? Itu lebih menyakitkan. Kenapa kau melakukan ini semua?” Bentak Jisu dengan nada suara yang lebih nyaring dari semula.
“Karna aku mencintaimu !! Kau tak bisa melihat ketulusanku. Mata dan fikiranmu hanya dipenuhi oleh laki-laki bernama Jung Yunho. Kau selalu mengharapkannya walaupun kau sama sekali tak dianggap olehnya. Sadarlah Han Jisu.. ada aku yang bisa mencintaimu dengan tulus !!” Yonghwa balas membentak Jisu dan berhasil membuat gadis itu terperangah. Untuk selanjutnya Yonghwa mengacak rambutnya frustasi.
“Kau lihat bagaimana sikapnya tadi terhadapku? Itu lebih menyakitkan. Kenapa kau melakukan ini semua?” Bentak Jisu dengan nada suara yang lebih nyaring dari semula.
“Karna aku mencintaimu !! Kau tak bisa melihat ketulusanku. Mata dan fikiranmu hanya dipenuhi oleh laki-laki bernama Jung Yunho. Kau selalu mengharapkannya walaupun kau sama sekali tak dianggap olehnya. Sadarlah Han Jisu.. ada aku yang bisa mencintaimu dengan tulus !!” Yonghwa balas membentak Jisu dan berhasil membuat gadis itu terperangah. Untuk selanjutnya Yonghwa mengacak rambutnya frustasi.
Kaki Jisu
melemas dan tanpa disadarinya ia terduduk di tanah. Jisu menunduk lalu kembali
mengeluarkan airmatanya. Untuk beberapa saat dadanya kembali terasa sesak
bahkan lebih sesak dari yang tadi. Nafas Jisu terdengar bergemuruh dan sesekali
terdengar isakan kecil keluar dari bibirnya.
‘Aku juga
mencintaimu oppa~. Ini adalah hari terakhirku mengirimi Yunho oppa surat. Tapi
kenapa kau malah mengacaukannya’ Ratap Jisu dalam hati.
Flasback End
“Jadi noona
mengenal Yonghwa hyung?” Tanya Ryeowook terkejut. Jisu menghela nafas panjang
dan menghembuskannya pelan kemudian mengangguk lemah sambil memandang ke arah
laki-laki yang sekarang duduk di sampingnya tersebut.
“Kenapa bisa
kebetulan seperti ini?” Ryeowook menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak
gatal.
“Aku harap kau bisa menjaga rahasia ini. Anggap saja jika aku tak ada hubungan apapun dengan Yonghwa. Aku sudah cukup bahagia melihat sepupumu menjadi kekasihnya” Lirih Jisu kemudian menunduk.
“Aku harap kau bisa menjaga rahasia ini. Anggap saja jika aku tak ada hubungan apapun dengan Yonghwa. Aku sudah cukup bahagia melihat sepupumu menjadi kekasihnya” Lirih Jisu kemudian menunduk.
Angin malam
berhembus lembut. Menyibak tabir keheningan yang terjadi setelah Jisu menyelesaikan
ceritanya tentang Yonghwa tadi. Dada gadis itu mulai terasa longgar setelah
menumpahkan semuanya pada Ryeowook. Nafasnya bisa keluar-masuk lebih teratur
dari biasanya. Sedikit senyuman hangat tercipta di wajah Jisu. Setidaknya ada
sedikit harapan untuknya menjalani hari esok dengan seorang teman.
_____
_____
Ryeowook
terlihat berlari keluar dari mobil dan membukakan pintu di sebelahnya. Dalam
waktu beberapa detik keluarlah Jisu dari dalam mobil berwarna putih tersebut.
“Gomawo
Ryeowook~ah. Aku senang bisa menjadi temanmu” Kata Jisu ramah. Senyumnya terus
mengembang seakan mengatakan jika saat ini dia benar-benar bahagia.
“Aku juga senang bisa berteman dengan gadis aneh sepertimu noona~” Ucap Ryeowook sambil terkekeh pelan dan berhasil membuat Jisu mempelototi laki-laki berwajah imut tersebut.
“Mwo?? Kau bilang apa?” Tanya Jisu garang dan Ryeowook hanya tertawa mengejek.
“Aku berkata memang sesuai dengan kenyataan noona~. Kau terlihat sangat tegas dan dingin di luar tapi ternyata kau sangat lembut di dalam. Bahkan saking terlalu lembut kau sampai bisa ku katakan rapuh” Ejek Ryeowook lagi.
“Dasar laki-laki kurang ajar !!” Sungut Jisu sambil menggembungkan kedua pipinya.
“Aku juga senang bisa berteman dengan gadis aneh sepertimu noona~” Ucap Ryeowook sambil terkekeh pelan dan berhasil membuat Jisu mempelototi laki-laki berwajah imut tersebut.
“Mwo?? Kau bilang apa?” Tanya Jisu garang dan Ryeowook hanya tertawa mengejek.
“Aku berkata memang sesuai dengan kenyataan noona~. Kau terlihat sangat tegas dan dingin di luar tapi ternyata kau sangat lembut di dalam. Bahkan saking terlalu lembut kau sampai bisa ku katakan rapuh” Ejek Ryeowook lagi.
“Dasar laki-laki kurang ajar !!” Sungut Jisu sambil menggembungkan kedua pipinya.
DEG
Jantung Ryeowook terasa berdebar tiba-tiba. Detakan jantungnya benar-benar tak teratur sekarang. Perasaan yang cukup aneh karna Ryeowook tak pernah merasakan ini sebelumnya. Dialihkannya pandangan dari semula dan lebih memilih menatap langit yang kelihatan berwarna gelap. Sebuah senyum yang entah milik siapa hadir difikiran laki-laki itu. Ryeowook memejamkan kedua matanya rapat-rapat,mencoba menetralisir keadaan jantungnya sekarang.
Jantung Ryeowook terasa berdebar tiba-tiba. Detakan jantungnya benar-benar tak teratur sekarang. Perasaan yang cukup aneh karna Ryeowook tak pernah merasakan ini sebelumnya. Dialihkannya pandangan dari semula dan lebih memilih menatap langit yang kelihatan berwarna gelap. Sebuah senyum yang entah milik siapa hadir difikiran laki-laki itu. Ryeowook memejamkan kedua matanya rapat-rapat,mencoba menetralisir keadaan jantungnya sekarang.
Jisu
memandangi garis wajah Ryeowook yang teramat tampan. Kulit putih bersih dan tulang
pipi yang sangat menonjol memiliki daya tarik tersendiri bagi laki-laki yang
setahun lebih muda darinya itu. Perasaan itu datang lagi,perasaan yang dahulu
pernah menyiksanya dan membuatnya dengan mudah mengeluarkan air mata. Perasaan
yang pernah ia berikan untuk Yunho. Perasaan yang membuat hidupnya kacau dan
jauh dari keteraturan. Dan perasaan yang pernah ia rasakan sebelum akhirnya ia
memilih menjauhi Yonghwa.
“Aku masuk
dulu” Kata Jisu pelan kemudian melangkah masuk.
“Noona~” suara panggilan dari Ryeowook menahan langkahnya. Lantas Jisu pun berbalik dan mendapati Ryeowook sedang tersenyum padanya.
“Tidurlah yang nyenyak” Kata Ryeowook sambil memperlebar senyumannya. Jisu tersenyum hangat dan mengangguk pelan.
“Noona~” suara panggilan dari Ryeowook menahan langkahnya. Lantas Jisu pun berbalik dan mendapati Ryeowook sedang tersenyum padanya.
“Tidurlah yang nyenyak” Kata Ryeowook sambil memperlebar senyumannya. Jisu tersenyum hangat dan mengangguk pelan.
***
Jisu meraih dan
mengenakan tas punggungnya kemudian menatap penampilannya pada sebuah cermin
besar yang ada di dalam kamarnya. Sesaat kemudian sebuah senyuman lebar terukir
manis membentuk lengkungan yang elastis di wajah indahnya.
‘Setidaknya
aku tak kelihatan berantakan’ Kata Jisu dalam hati.
Gadis itu
segera melangkah keluar dan bersiap pergi ke restoran. Cuaca memang tak begitu
bersahabat hari ini. Matahari masih bersembunyi di balik gumpalan awan putih
yang menghiasi langit. Jisu memutar knop pintu dan selanjutnya ia terperangah
ketika melihat keadaan di luar rumahnya. Ryeowook terlihat bersandar di salah
satu pohon yang tumbuh di halaman dengan mata terpejam. Tangan sebelah kanannya
memegang sebuah balon bergambar hati berwarna biru muda dan tangan sebelahnya
lagi memegang benda berbentuk kotak.
Tanpa banyak
bicara Jisu menghampiri Ryeowook yang tertidur sambil duduk. Gadis itu
berjongkok di depan Ryeowook dan memandang wajah laki-laki itu perlahan. Wajah
Ryeowook terlihat sangat polos dan lugu saat tidur. Tampan !!
DEGH
Jantung Jisu berdetak tak karuan saat dirinya itu mencoba untuk menelusuri garis muka Ryeowook. Perasaan aneh itu datang lagi untuk yang kesekian kalinya. Jisu mencoba untuk menepis rasa itu sekuat yang ia bisa. Gadis itu sudah berjanji tak ingin mengulangi masa-masa pahitnya dulu bersama Yonghwa dan Yunho.
Jantung Jisu berdetak tak karuan saat dirinya itu mencoba untuk menelusuri garis muka Ryeowook. Perasaan aneh itu datang lagi untuk yang kesekian kalinya. Jisu mencoba untuk menepis rasa itu sekuat yang ia bisa. Gadis itu sudah berjanji tak ingin mengulangi masa-masa pahitnya dulu bersama Yonghwa dan Yunho.
Ryeowook
menggeliat pelan kemudian mengucek-ngucek sepasang mata sipitnya. Laki-laki itu
tampak menguap beberapa kali sebelum akhirnya ia sadar dan terbangun dari
tidurnya. Dilihatnya seorang gadis berdiri tegap di hadapannya sekarang.
Ryeowook tersenyum sumringah kemudian segera berdiri dan tersenyum ke arah
Jisu.
“Kenapa kau
ada di sini?” Tanya Jisu heran dengan mimik wajah yang sangat serius.
“Saengil chukkaehamnida noona~” Ucap Ryeowook riang lalu menyerahkan kedua benda yang sedari tadi berdiam di kedua tangannya. Jisu mengerutkan alisnya mengingat-ngingat sesuatu sebelum pada akhirnya gadis itu tertawa terbahak-bahak. Ryeowook hanya bisa melongo melihat tingkah aneh Jisu dan ikut tertawa kaku bersama gadis itu.
“Siapa yang ulang tahun?” Tanya Jisu di sela-sela tawanya.
“Tentu saja kau. Memangnya siapa lagi? Sudah jangan pura-pura lagi noona~. Kau tahu aku sudah menunggumu diluar sejak jam 3 pagi” Gerutu Ryeowook.
“Aku? Ulang tahun? Ini masih bulan april. Aku berulang tahun tanggal 29 Mei.. Kau mengkhayal?” Jisu kembali tertawa puas. Ryeowook menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu.
“APRIL MOP !!” Pekik Ryeowook tiba-tiba. Jisu berhenti tertawa namun sedetik kemudian ia tertawa lagi.
“April mop? Kau yakin jika April Mop dirayakan tanggal 29,heh?” Ejek Jisu dan berhasil membuat Ryeowook kembali tersipu. Benar-benar memalukan !!
“Ya sudah aku kalah. Kau ambil saja ini,anggaplah aku memberimu supaya kau tak sedih lagi” Ucap Ryeowook dengan wajah cemberut sambil memaksa Jisu mengambil barang pemberiannya.
“Wajahmu sangat berantakan jika ditekuk seperti itu Ryeowook~ah” Komentar Jisu pada Ryeowook.
“Aku benci dengan orang yang menertawakanku !!” Ucap Ryeowook gusar lalu berbalik meninggalkan Jisu menuju mobilnya.
“Hei kau marah? Kau takkan diizinkan menjadi koki hari ini jika masih memasang tampang seperti itu” Teriak Jisu sambil menahan tawa yang sebenarnya ingin meledak keluar dari mulutnya.
“Terserah !!” Balas Ryeowook dengan lengkingan suara yang tak kalah nyaring dari Jisu kemudian menutup pintu mobilnya dengan kasar.
“Saengil chukkaehamnida noona~” Ucap Ryeowook riang lalu menyerahkan kedua benda yang sedari tadi berdiam di kedua tangannya. Jisu mengerutkan alisnya mengingat-ngingat sesuatu sebelum pada akhirnya gadis itu tertawa terbahak-bahak. Ryeowook hanya bisa melongo melihat tingkah aneh Jisu dan ikut tertawa kaku bersama gadis itu.
“Siapa yang ulang tahun?” Tanya Jisu di sela-sela tawanya.
“Tentu saja kau. Memangnya siapa lagi? Sudah jangan pura-pura lagi noona~. Kau tahu aku sudah menunggumu diluar sejak jam 3 pagi” Gerutu Ryeowook.
“Aku? Ulang tahun? Ini masih bulan april. Aku berulang tahun tanggal 29 Mei.. Kau mengkhayal?” Jisu kembali tertawa puas. Ryeowook menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu.
“APRIL MOP !!” Pekik Ryeowook tiba-tiba. Jisu berhenti tertawa namun sedetik kemudian ia tertawa lagi.
“April mop? Kau yakin jika April Mop dirayakan tanggal 29,heh?” Ejek Jisu dan berhasil membuat Ryeowook kembali tersipu. Benar-benar memalukan !!
“Ya sudah aku kalah. Kau ambil saja ini,anggaplah aku memberimu supaya kau tak sedih lagi” Ucap Ryeowook dengan wajah cemberut sambil memaksa Jisu mengambil barang pemberiannya.
“Wajahmu sangat berantakan jika ditekuk seperti itu Ryeowook~ah” Komentar Jisu pada Ryeowook.
“Aku benci dengan orang yang menertawakanku !!” Ucap Ryeowook gusar lalu berbalik meninggalkan Jisu menuju mobilnya.
“Hei kau marah? Kau takkan diizinkan menjadi koki hari ini jika masih memasang tampang seperti itu” Teriak Jisu sambil menahan tawa yang sebenarnya ingin meledak keluar dari mulutnya.
“Terserah !!” Balas Ryeowook dengan lengkingan suara yang tak kalah nyaring dari Jisu kemudian menutup pintu mobilnya dengan kasar.
‘Dasar
anak-anak !!’ Ucap Jisu dalam hatinya. Senyuman indah kembali terukir di
wajahnya. Ia membuka kotak kecil yang diberikan Ryeowook tadi. Dua batang
coklat berbentuk persegi menyambut penglihatan Jisu. Gadis itu kembali tertawa.
“Tak ku sangka
kau begitu polos Ryeowook~ah. Untuk masalah seperti ini seharusnya kau bertanya
dulu. Aku tak suka coklat !!” Kata Jisu sambil tersenyum membayangkan bagaimana
ekspresi wajah Ryeowook seusai tahu jika dirinya tak suka coklat. Pasti sangat
lucu !!
_____
_____
Jisu
memotong-motong tomat yang tersusun rapi di atas nampan. Di sebelahnya berdiri
seorang lelaki yang sedang sibuk menata hidangan di atas piring dengan wajah
yang terus-menerus cemberut. Sesekali lelaki itu mendengus kesal dan membanting
pisau seusai memotong hiasan untuk makanan yang sedang ditatanya.
“Kalau kau
terus-terusan seperti itu maka ku pastikan sebentar lagi akan ada beberapa
piring yang pecah” Tegur Jisu dengan nada mengejek.
“Noona yang membuatku seperti ini” Jawab Ryeowook kesal.
“Aku? Waeyo?” Wajah polos Jisu keluar dengan sendirinya dan membuat Ryeowook semakin garang menatapnya.
“Seharusnya kau tak perlu mengejekku tadi. Aku sudah rela bangun pagi demi ke rumahmu”
“Aku tak menyuruhmu !!”
“Bisakah kau menghargai pengorbananku?”
“Noona yang membuatku seperti ini” Jawab Ryeowook kesal.
“Aku? Waeyo?” Wajah polos Jisu keluar dengan sendirinya dan membuat Ryeowook semakin garang menatapnya.
“Seharusnya kau tak perlu mengejekku tadi. Aku sudah rela bangun pagi demi ke rumahmu”
“Aku tak menyuruhmu !!”
“Bisakah kau menghargai pengorbananku?”
Ryeowook kembali
mendengus kesal kemudian mengangkat dua piring yang sedang ditatanya dari tadi.
Lelaki itu melangkah keluar tanpa menoleh sedikit pun ke arah Jisu.
“Bagaimana
sepulang bekerja nanti kita main game?” Tawar Jisu saat Ryeowook berlalu di
hadapannya. Laki-laki itu berbalik dan menatap kesal ke arah Jisu.
“Noona menantangku?” Ryeowook berkata dengan angkuhnya.
“Kau menganggap ini sebuah tantangan?”
“Baiklah.. Sepulang kerja kau harus ke rumahku dan bermain game !!”
“Siapa takut”
“Noona menantangku?” Ryeowook berkata dengan angkuhnya.
“Kau menganggap ini sebuah tantangan?”
“Baiklah.. Sepulang kerja kau harus ke rumahku dan bermain game !!”
“Siapa takut”
Jisu mencibir
ke arah Ryeowook dan membuat laki-laki itu sedikit menyeringai guna menanggapi
cibirannya.
_____
_____
“Yakk noona
kau curang” Pekik Ryeowook sambil membanting remote controlnya. Jisu hanya
terkekeh pelan sambil terus memainkan permainan gamenya.
“Noona hentikan !!” Bentak Ryeowook sambil melangkah ke depan televisinya dan mematikan game yang sejak tadi ia mainkan bersama Jisu. Selanjutnya lelaki itu kembali duduk di samping Jisu dengan wajah terlipat.
“Kau kenapa?” Tanya Jisu polos seraya menahan tawanya.
“Seharusnya kau jangan menghalangi lintasanku. Kau ini curang !!” Timpal Ryeowook kesal.
“Mwo? Aku curang? Bukankah tak ada perjanjiannya jika tak boleh menghalangi lawan” Ejek Jisu. Ryeowook mendengus kesal dengan kedua tangan yang terlipat di atas dada. Saat cemberut seperti ini laki-laki itu tampak lebih menggemaskan dari biasanya.
“Jangan cemberut lagi Ryeowook~ah. Setidaknya aku sudah menemanimu main game” Rengek Jisu sambil mencubit pipi Ryeowook keras.
“Aish.. Appo.. Yakk noona kau senang sekali menyiksaku” Bentak Ryeowook lagi. Laki-laki itu kembali dengan wajah cemberutnya.
“Ehmm bagaimana jika kita makan malam bersama? Tenang saja aku yang bayar !!” Ajak Jisu sambil mengerdip nakal.Laki-laki yang diajaknya tak bergeming. Ryeowook tetap melipat wajahnya dan mengacuhkan Jisu.
“Noona hentikan !!” Bentak Ryeowook sambil melangkah ke depan televisinya dan mematikan game yang sejak tadi ia mainkan bersama Jisu. Selanjutnya lelaki itu kembali duduk di samping Jisu dengan wajah terlipat.
“Kau kenapa?” Tanya Jisu polos seraya menahan tawanya.
“Seharusnya kau jangan menghalangi lintasanku. Kau ini curang !!” Timpal Ryeowook kesal.
“Mwo? Aku curang? Bukankah tak ada perjanjiannya jika tak boleh menghalangi lawan” Ejek Jisu. Ryeowook mendengus kesal dengan kedua tangan yang terlipat di atas dada. Saat cemberut seperti ini laki-laki itu tampak lebih menggemaskan dari biasanya.
“Jangan cemberut lagi Ryeowook~ah. Setidaknya aku sudah menemanimu main game” Rengek Jisu sambil mencubit pipi Ryeowook keras.
“Aish.. Appo.. Yakk noona kau senang sekali menyiksaku” Bentak Ryeowook lagi. Laki-laki itu kembali dengan wajah cemberutnya.
“Ehmm bagaimana jika kita makan malam bersama? Tenang saja aku yang bayar !!” Ajak Jisu sambil mengerdip nakal.Laki-laki yang diajaknya tak bergeming. Ryeowook tetap melipat wajahnya dan mengacuhkan Jisu.
DEGH
Perasaan itu datang lagi di hati Ryeowook maupun Jisu. Detak jantung Jisu kembali tak terkontrol hingga menimbulkan semburat merah muda di kedua pipinya. Ryeowook melirik sedikit gadis yang sedang duduk di sebelahnya dengan lirikan misterius dan beberapa saat kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
“Kau kenapa?” Tanya Jisu heran.
“Wajahmu lucu sekali noona. Aigoo… pipimu memerah. Kau kenapa?” Tanya Ryeowook dengan wajah meledek.
Perasaan itu datang lagi di hati Ryeowook maupun Jisu. Detak jantung Jisu kembali tak terkontrol hingga menimbulkan semburat merah muda di kedua pipinya. Ryeowook melirik sedikit gadis yang sedang duduk di sebelahnya dengan lirikan misterius dan beberapa saat kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
“Kau kenapa?” Tanya Jisu heran.
“Wajahmu lucu sekali noona. Aigoo… pipimu memerah. Kau kenapa?” Tanya Ryeowook dengan wajah meledek.
PLETAK !!
Sebuah jitakan kecil dari Jisu mendarat mulus di kepala Ryeowook. Pria itu sedikit meringis kesakitan sambil mengusap-usap puncak kepalanya.
Sebuah jitakan kecil dari Jisu mendarat mulus di kepala Ryeowook. Pria itu sedikit meringis kesakitan sambil mengusap-usap puncak kepalanya.
“Appo noona~”
Ucap Ryeowook sambil sesekali mendesis pelan.
“Siapa yang menyuruhmu menertawakanku?” Tanya Jisu ketus. Ryeowook hanya mencibir lebar sambil terus mengusap kepalanya yang tadi terkena jitakan.
“Aku mau pulang” Kata Jisu dengan nada suara yang masih bisa dikatakan ketus. Ia meraih tasnya dan mulai melangkah keluar.
“Kita tak jadi makan malam?”
“Aku sudah tidak nafsu makan malam bersamamu”
“Baiklah.. Perlu ku antar pulang? Sekarang sudah hampir jam 11 malam”
“Tak usah !! aku bisa naik bus”
“Mana ada bus tengah malam seperti ini”
“Kalau tidak ada aku bisa jalan kaki”
“Siapa yang menyuruhmu menertawakanku?” Tanya Jisu ketus. Ryeowook hanya mencibir lebar sambil terus mengusap kepalanya yang tadi terkena jitakan.
“Aku mau pulang” Kata Jisu dengan nada suara yang masih bisa dikatakan ketus. Ia meraih tasnya dan mulai melangkah keluar.
“Kita tak jadi makan malam?”
“Aku sudah tidak nafsu makan malam bersamamu”
“Baiklah.. Perlu ku antar pulang? Sekarang sudah hampir jam 11 malam”
“Tak usah !! aku bisa naik bus”
“Mana ada bus tengah malam seperti ini”
“Kalau tidak ada aku bisa jalan kaki”
Jisu kembali
melanjutkan langkahnya namun saat gadis itu hampir membuka pintu kamar Ryeowook
kembali bersuara.
“Noona di
ruang tamu itu ada penunggunya. Dia akan menampakan diri sebagai seorang gadis
berambut panjang dan akan muncul tiba-tiba. Berhati-hatilah” Teriak Ryeowook
sambil tersenyum nakal. Mendengar ucapan Ryeowook,Jisu berbalik dan menatap
Ryeowook garang.
“KIM RYEOWOOK
!! MATI KAU !!”
_____
Ryeowook
menghentikan mobilnya di depan rumah Jisu. Ia melepas sabuk pengamannya dan
segera beranjak keluar dari dalam mobil.
“Gomawo !!” Ucap Jisu acuh sesaat setelah ia juga keluar dari mobil Ryeowook.
“Noona masih marah?” Tanya Ryeowook jahil sambil tertawa lepas.
“Yaaaa.. aku masih marah padaku. Sekarang cepat pulang sebelum aku membunuhmu” Ancam Jisu berapi-api.
“Baiklah..”
“Gomawo !!” Ucap Jisu acuh sesaat setelah ia juga keluar dari mobil Ryeowook.
“Noona masih marah?” Tanya Ryeowook jahil sambil tertawa lepas.
“Yaaaa.. aku masih marah padaku. Sekarang cepat pulang sebelum aku membunuhmu” Ancam Jisu berapi-api.
“Baiklah..”
Chu~
Sebuah kecupan singkat dari bibir Ryeowook menyentuh hangat pipi Jisu. Sesaat kemudian Jisu mematung. Jantungnya kembali terasa akan berlari dari tempatnya sekarang. Ia ternganga sambil memegang sebelah pipinya dan membuat Ryeowook semakin ingin tertawa.
Sebuah kecupan singkat dari bibir Ryeowook menyentuh hangat pipi Jisu. Sesaat kemudian Jisu mematung. Jantungnya kembali terasa akan berlari dari tempatnya sekarang. Ia ternganga sambil memegang sebelah pipinya dan membuat Ryeowook semakin ingin tertawa.
“Aku pulang
dulu noona~ Jangan lupa mengajakku untuk mengunjungi mimpimu” Bisik Ryeowook
kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Jisu masih
saja berdiri mematung di tempat. Ia menatap kepergian mobil Ryeowook dengan
tatapan tak percaya. Tak percaya jika laki-laki itu mencium pipinya beberapa
menit yang lalu. Nafas Jisu tercekat,ia perlu pasokan oksigen yang lebih
sekarang. Tubuhnya seakan terbang di udara dan menembus berjuta bintang yang
menyaksikan kejadian tadi.
‘Kau
bercanda’ Bisik Jisu dalam hati. Gadis itu tersenyum geli membayangkan
peristiwa yang baru saja dialaminya.
Jisu
melangkah masuk ke dalam pekarangan rumahnya yang nampak bercahaya redup. Hari
ini ia memang lupa menyalakan lampu halaman sebelum pergi bekerja. Gadis itu
membuka pagar dan melangkah masuk. Namun sedetik kemudian Jisu terperanjat
karna melihat seorang lelaki yang tertidur pulas di depan pintu rumahnya. Ia
segera menghampiri laki-laki itu dan berniat membangunkannya. Jisu semakin
terkejut saat mengetahui siapa laki-laki itu. Pria yang bernama Jung Yonghwa
itu nampak tenang dan hanyut dalam tidur lelapnya. Tak berapa lama kemudian
sepasang mata Yonghwa terlihat mengerjap pelan.
“Jisu~ya”
Yonghwa berusaha mengumpulkan kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih.
Beberapa kali ia menguap lebar.
“Sedang apa kau di sini?” Tanya Jisu dingin. Yonghwa pun berusaha berdiri dari duduknya seraya menatap wajah Jisu.
“Menunggumu pulang!” Jawab Yonghwa singkat. Sesaat kemudian ia menguap lagi.
“Untuk apa menungguku?”
“Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan”
“Aku tak ingin mendengar apapun. Sekarang sebaiknya kau pulang”
“Tapi aku ingin__”
“Jung Yonghwa !!”
“Sedang apa kau di sini?” Tanya Jisu dingin. Yonghwa pun berusaha berdiri dari duduknya seraya menatap wajah Jisu.
“Menunggumu pulang!” Jawab Yonghwa singkat. Sesaat kemudian ia menguap lagi.
“Untuk apa menungguku?”
“Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan”
“Aku tak ingin mendengar apapun. Sekarang sebaiknya kau pulang”
“Tapi aku ingin__”
“Jung Yonghwa !!”
Yonghwa
menatap Jisu lemah. Ia ingin jika gadis itu mendengarkan apa yang hendak ia
jelaskan namun itu semua sia-sia,Jisu bahkan berniat mengusirnya. Ia tak
perduli jika Yonghwa sudah terlalu lama menunggunya pulang. Memang ada rasa iba
yang muncul di hati Jisu. Sebenarnya ia tak membenci Yonghwa begitu dalam namun
ia tak ingin jika usahanya selama ini untuk melupakan Yonghwa pupus begitu
saja. Ia sadar jika Yonghwa bukan untuknya. Separuh hatinya sudah berpaling dan
berontak untuk mempertahankan nama Yonghwa dalam kehidupannya kini.
“Bertahun-tahun
aku mencarimu Jisu~ya. Aku menunggu dan selalu berharap kita bisa bersama. Aku
masih mencintaimu seperti tahun-tahun kemarin. Tapi kenapa kau sekarang berubah
di saat aku menemukanmu?” Tanya Yonghwa lirih.
“Aku bukan Jisu yang dulu. Aku bukan gadis rapuh dan mudah menangis seperti yang kau kenal. Jisu yang dulu sudah tidak ada,sekarang hanya ada Jisu dengan kekuatan besar dan kehidupan yang indah. Kau harus bisa menerimanya” Jawab Jisu ketus
“Tapi aku mencintaimu Jisu~ya”
“Bagaimana dengan Moon Hye? Kau tega menyakitinya?”
“Aku dan Moon Hye dijodohkan. Jika kau mau,aku bisa membatalkan perjodohan itu untukmu.”
“Aku bukan Jisu yang dulu. Aku bukan gadis rapuh dan mudah menangis seperti yang kau kenal. Jisu yang dulu sudah tidak ada,sekarang hanya ada Jisu dengan kekuatan besar dan kehidupan yang indah. Kau harus bisa menerimanya” Jawab Jisu ketus
“Tapi aku mencintaimu Jisu~ya”
“Bagaimana dengan Moon Hye? Kau tega menyakitinya?”
“Aku dan Moon Hye dijodohkan. Jika kau mau,aku bisa membatalkan perjodohan itu untukmu.”
PLAK
Tanpa diduga telapak tangan kanan Jisu menyambar pipi mulus Yonghwa. Laki-laki itu mengerjap pelan tak percaya dengan apa yang dilakukan Jisu. Ia sedikit mendesis pelan atas sakit yang tiba-tiba menjalari sebelah pipinya.
Tanpa diduga telapak tangan kanan Jisu menyambar pipi mulus Yonghwa. Laki-laki itu mengerjap pelan tak percaya dengan apa yang dilakukan Jisu. Ia sedikit mendesis pelan atas sakit yang tiba-tiba menjalari sebelah pipinya.
“Dengan
mudahnya kau berkata ingin membatalkan perjodohan itu, Kau fikir Moon Hye
barang yang bisa kau gunakan lalu kau buang begitu saja? Berfikirlah Jung
Yonghwa,mana sosok Yonghwa yang bertanggung jawab seperti dulu?” Kata Jisu
geram.
“Kenapa kau
tak pernah bisa mengerti perasaanku?” Rintih Yonghwa pelan.
“Dan kenapa kau tak pernah bisa pergi menjauh dari kehidupanku?” Tanya Jisu tetap dengan mimik wajah dinginnya.
“Bisakah kita ulang semuanya mulai awal?”
“Sebaiknya kau pulang. Aku sudah sangat mengantuk dan tak ingin membahas apapun dengan laki-laki bodoh sepertimu”
“Dan kenapa kau tak pernah bisa pergi menjauh dari kehidupanku?” Tanya Jisu tetap dengan mimik wajah dinginnya.
“Bisakah kita ulang semuanya mulai awal?”
“Sebaiknya kau pulang. Aku sudah sangat mengantuk dan tak ingin membahas apapun dengan laki-laki bodoh sepertimu”
Jisu bersiap
melangkah masuk namun tangannya ditahan oleh tangan kekar Yonghwa. Gadis itu
memicingkan mata ke arah laki-laki yang menahannya. Ia menarik kasar tangannya
namun Yonghwa menarik Jisu hingga tubuh mereka saling bertemu. Laki-laki itu
mengangkat dagu Jisu kasar dan dalam hitungan detik bibir dingin Yonghwa
menyentuh paksa bibir indah Jisu. Berharap jika Jisu bisa merasakan detak
jantungnya kali ini.Namun keadaan berbeda,tak ada getaran apapun yang dirasakan
oleh keduanya. Perasaan Yonghwa tak menggebu seperti dahulu dan jantungnya pun
tak berpacu lebih cepat seperti yang selama ini ia rasakan. Semuanya berjalan
teratur dan terkesan biasa saja.
“Oppa !!”
Bentak suara serak seorang gadis yang melihat kejadian tersebut dan reflex membuat
Yonghwa menoleh.
“Moon” Yonghwa memandang tak percaya siapa yang ada di hadapannya sekarang. Lantas Yonghwa pun melepaskan Jisu dan menatap Moon Hye sambil menggeleng pelan.
“Moon” Yonghwa memandang tak percaya siapa yang ada di hadapannya sekarang. Lantas Yonghwa pun melepaskan Jisu dan menatap Moon Hye sambil menggeleng pelan.
“Ryeowook~ah
bagaimana kalian bisa ada di sini?” Tanya Jisu pada Ryeowook yang juga terlihat
ada di sana.
“Mianhae~ aku mengganggu kalian. Mantelmu tertinggal di rumahku, aku berniat mengembalikannya sekaligus menjemput Moon Hye yang baru saja pulang dari rumah temannya.” Jawab Ryeowook dingin lalu menyerahkan mantel yang ada di tangannya. Secepat kilat Ryeowook menarik tangan Moon Hye untuk meninggalkan tempat itu. Gadis itu terlihat sudah terisak sekarang.
“Mianhae~ aku mengganggu kalian. Mantelmu tertinggal di rumahku, aku berniat mengembalikannya sekaligus menjemput Moon Hye yang baru saja pulang dari rumah temannya.” Jawab Ryeowook dingin lalu menyerahkan mantel yang ada di tangannya. Secepat kilat Ryeowook menarik tangan Moon Hye untuk meninggalkan tempat itu. Gadis itu terlihat sudah terisak sekarang.
“Tunggu !!”
Suara Yonghwa menahan langkah kaki Ryeowook dan Moon Hye. Seketika keduanya pun
berbalik dan menatap Yonghwa bersamaan.
“Ini tidak seperti yang kalian fikirkan” Sambung Yonghwa. Ryeowook hanya menatap sinis ke arah Yonghwa dan Jisu bergantian. Entah kenapa ada perasaan sesak dalam dadanya saat ini. Segalany terasa begitu menyakitkan baginya. Walaupun Ryeowook tak sampai mengeluarkan airmatanya namun tatapan sayu yang tergambar di kedua bola matanya sudah cukup menjelaskan suasana hatinya saat ini.
“Ini tidak seperti yang kalian fikirkan” Sambung Yonghwa. Ryeowook hanya menatap sinis ke arah Yonghwa dan Jisu bergantian. Entah kenapa ada perasaan sesak dalam dadanya saat ini. Segalany terasa begitu menyakitkan baginya. Walaupun Ryeowook tak sampai mengeluarkan airmatanya namun tatapan sayu yang tergambar di kedua bola matanya sudah cukup menjelaskan suasana hatinya saat ini.
“Gomawo
noona~ Gomawo hyung~ Kalian sangat baik padaku dan Moon Hye” Ucap Ryeowook
getir dan pahit. Ia kembali menarik tangan Moon Hye dan membawa gadis itu pergi
dari sana.
Jisu hanya
bisa menatap nanar kepergian Ryeowook. Ada sedikit rasa kalut yang tiba-tiba
muncul di fikirannya. Di satu sisi ia ingin mengejar Ryeowook dan menjelaskan
apa yang sebenarnya terjadi namun di sisi lain ia tak mempunyai alasan untuk
melakukan itu semua.
“Kau benar
Jisu~ya..” Lirih Yonghwa. Sontak Jisu menoleh dan menatap heran pada Yonghwa.
“Aku memang laki-laki yang tak bertanggung jawab” Yonghwa menunduk pelan. Ia merasa menjadi laki-laki paling bodoh saat ini. Hatinya terasa sakit begitu melihat Moon Hye yang terisak di hadapannya. Suasana mendadak hening seketika. Ini sudah tengah malam namun keduanya merasa tak bisa mengantuk.
“Aku memang laki-laki yang tak bertanggung jawab” Yonghwa menunduk pelan. Ia merasa menjadi laki-laki paling bodoh saat ini. Hatinya terasa sakit begitu melihat Moon Hye yang terisak di hadapannya. Suasana mendadak hening seketika. Ini sudah tengah malam namun keduanya merasa tak bisa mengantuk.
“Kau bisa
mengejarnya. Moon Hye pasti bisa memahami penjelasanmu” Kata Jisu pelan.
Yonghwa menerawang jauh ke depan. Memikirkan perasaan hatinya yang bergejolak
tak menentu. Sesaat kemudian ia mendesah pelan dan tersenyum manis kepada Jisu.
“Aku akan
mengejarnya !!” Kata Yonghwa bersemangat. Jisu hanya tersenyum melihat semangat
Yonghwa yang sangat tinggi. Yonghwa pun berlari keluar dan menjalankan mobilnya
cepat.
‘Aku juga
akan mengejarnya’ Lirih Jisu dalam hati.
***
Moon Hye
memasukkan baju ke koper besar yang ada di atas ranjang untuk ke sekian
kalinya. Sesekali isakan tangis terdengar keluar dari bibir tipis yang
menghiasi garis wajah indahnya. Ia benar-benar tak paham dan tak percaya dengan
peristiwa yang ia lihat kemarin malam. Dengan nyata Moon Hye menyaksikan jika
Yonghwa,laki-laki yang sangat dicintainya mencium bibir Jisu di depan matanya.
Dadanya terasa terhimpit,air matanya tak henti-hentinya mengalir deras. Selama
ini Moon Hye yakin jika Yonghwa juga mencintainya walaupun sebenarnya pertemuan
mereka hanya karna dijodohkan. Namun setelah melihat kejadian kemarin ia
menyangsikan pendapatnya itu.
‘Persepsi
yang salah’ Rintih Moon Hye dalam hati kecilnya. Ia tersenyum pahit
menertawakan kebodohannya sendiri.
“Moon~ah kau
yakin jika akan pulang sekarang? Waktu liburanmu masih banyak” Ucap Ryeowook
saat dirinya memasuki kamar Moon Hye. Gadis itu hanya tersenyum getir lalu
menyeka air matanya perlahan.
“Tak usah terlalu difikirkan Moon~ah. Aku tau seperti apa perasaanmu sekarang !! bahkan aku juga merasakannya” Sambung Ryeowook pelan. Moon Hye menoleh pada sepupunya itu dan memandang heran.
“Kau mencintainya?” Tanya Moon Hye dalam kebingungannya dan disambutan anggukan lemah dari Ryeowook.
“Aku baru menyadari jika aku mencintainya. Aku memang laki-laki bodoh !! seharusnya aku menyatakan perasaanku sebelum ini terjadi hingga kau pun takkan merasa sakit. Mianhae~”
“Ini bukan salahmu. Mungkin mereka memang saling mencintai”
“Lalu bagaimana dengan kita?”
“Kau benar-benar mencintainya?”
“Memangnya kenapa?”
“Pertahankan dia Ryeowook~ah. Aku yakin kau bisa”
“Bolehkah aku meminta sesuatu?”
“Mwo??”
“Jangan pulang sampai tanggal 29 mei. Aku ingin Yonghwa hyung juga kembali padamu”
“Tak usah terlalu difikirkan Moon~ah. Aku tau seperti apa perasaanmu sekarang !! bahkan aku juga merasakannya” Sambung Ryeowook pelan. Moon Hye menoleh pada sepupunya itu dan memandang heran.
“Kau mencintainya?” Tanya Moon Hye dalam kebingungannya dan disambutan anggukan lemah dari Ryeowook.
“Aku baru menyadari jika aku mencintainya. Aku memang laki-laki bodoh !! seharusnya aku menyatakan perasaanku sebelum ini terjadi hingga kau pun takkan merasa sakit. Mianhae~”
“Ini bukan salahmu. Mungkin mereka memang saling mencintai”
“Lalu bagaimana dengan kita?”
“Kau benar-benar mencintainya?”
“Memangnya kenapa?”
“Pertahankan dia Ryeowook~ah. Aku yakin kau bisa”
“Bolehkah aku meminta sesuatu?”
“Mwo??”
“Jangan pulang sampai tanggal 29 mei. Aku ingin Yonghwa hyung juga kembali padamu”
Moon Hye tak
menjawab lagi. Ia menunduk lemah dan duduk di ranjang yang ada di kamar itu.
Gadis itu menatap Ryeowook yang memandang penuh harap padanya. Moon Hye
menghela nafas yang sempat tercekat di lipatan tenggorokannya. Mencoba melepas
semua beban bersama dengan karbon dioksida yang dikeluarkan dari tubuh rampingnya.
Hatinya berangsur-angsur mulai tenang dan nyaman sekarang walaupun beberapa
penggalan skenario kejadian kemarin malam masih terekam dengan jelas dalam
memori otak gadis berumur 23 tahun tersebut.
_____
_____
Jisu memotong
daging di hadapannya dengan tidak bersemangat. Sesuatu hal terasa mengganjal
dalam hatinya saat ini. Rasa penyesalan itu tiba-tiba muncul tanpa diundang dan
membuatnya sangat tersiksa. Rasa itu semakin berkembang saat ia tahu jika
Ryeowook tak masuk kerja beberapa minggu ini. Beberapa karyawan sempat bertanya
dengannya kenapa laki-laki yang pandai melucu itu tak masuk. Memang sangat
tidak wajar !!
“Noona~ Aku
pulang dulu” Tegur salah satu temannya saat Jisu mulai melamun di dapur. Gadis
itu hanya tersenyum kaku membalas teguran temannya tersebut. Sudah
berminggu-minggu rasa bersalah menyelimuti hatinya. Rasa yang sangat aneh dan
berbeda dari biasanya. Gadis itu tiba-tiba saja merindukan Ryeowook,merindukan
kesalahan yang sering dibuat sengaja oleh laki-laki polo situ dan merindukan
semua hal tentang dia.
“Sudahlah Jisu~ya tidak baik terlalu mengenang Ryeowook. Kau ini terlalu mencintainya” Ucap temannya yang lain saat berlalu di hadapan Jisu.
“Sekali lagi kau berkata seperti itu akan ku penggal kepalamu” Geram Jisu dan berhasil membuat temannya terkekeh pelan.
“Sudahlah Jisu~ya tidak baik terlalu mengenang Ryeowook. Kau ini terlalu mencintainya” Ucap temannya yang lain saat berlalu di hadapan Jisu.
“Sekali lagi kau berkata seperti itu akan ku penggal kepalamu” Geram Jisu dan berhasil membuat temannya terkekeh pelan.
“Noona~ kau
dipanggil manager Kim” Kata salah seorang asistennya sambil membawa nampan
memasuki dapur. Jisu terlonjak kaget,ia dipanggil ayah Ryeowook? Ya Tuhan..
bagaimana ini?? Berbagai pertanyaan logis mulai bermunculan di otaknya. Apa
Ryeowook mengadukannya karna kejadian beberapa minggu yang lalu? Ah~ Hati Jisu
kembali tak tenang.
Dengan
langkah malas Jisu beranjak dari tempatnya dan melangkah keluar menuju ruangan
manager Kim. Tak perlu waktu lama gadis itu akhirnya sampai di depan pintu
ruangan managernya. Jantungnya kembali berdebar tak karuan. Sesaat ia menghela
nafas panjang untuk menenangkan degup jantungnya. Mencoba bersikap sewajarnya
walaupun sebenarnya gadis itu memang terlihat aneh hari ini.
Jisu mengetuk pintu ruangan dan terdengarlah suara manager Kim memerintahkannya masuk. Gadis itu membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Sesampai di ruangan ia nampak terkejut,pasalnya di ruangan tersebut juga ada Ryeowook. Lagi-lagi debar jantung Jisu semakin tak karuan. Seandainya ia bisa pingsan mungkin gadis itu akan pingsan saat ini juga.
Jisu mengetuk pintu ruangan dan terdengarlah suara manager Kim memerintahkannya masuk. Gadis itu membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Sesampai di ruangan ia nampak terkejut,pasalnya di ruangan tersebut juga ada Ryeowook. Lagi-lagi debar jantung Jisu semakin tak karuan. Seandainya ia bisa pingsan mungkin gadis itu akan pingsan saat ini juga.
“Duduklah”
Titah tuan Kim. Pria paruh baya itu tampak membolak-balik berkas yang sedang
dipegangnya.
“Beberapa hari lagi restoran kita akan merayakan anniversary yang ke 35 tahun. Aku menyuruhmu ke sini karena ingin mendengarkan apa usulanmu terhadap project itu” Sambung tuan Kim seusai menutup lembaran berkasnya yang terakhir. Untuk sejenak Jisu terdiam. Ia tak tahu harus mengatakan apa sekarang. Hatinya benar-benar grogi dengan keadaan Ryeowook di sana walaupun terlihat jika laki-laki itu duduk di sofa tanpa memperhatikannya.
“Beberapa hari lagi restoran kita akan merayakan anniversary yang ke 35 tahun. Aku menyuruhmu ke sini karena ingin mendengarkan apa usulanmu terhadap project itu” Sambung tuan Kim seusai menutup lembaran berkasnya yang terakhir. Untuk sejenak Jisu terdiam. Ia tak tahu harus mengatakan apa sekarang. Hatinya benar-benar grogi dengan keadaan Ryeowook di sana walaupun terlihat jika laki-laki itu duduk di sofa tanpa memperhatikannya.
“Memangnya
apa tema yang akan kita gunakan?” Tanya Jisu pelan. Akhirnya pertanyaan itu
bisa keluar di antara perasaan gugupnya sekarang.
“Birthday party” Jawab tuan Kim mantap.
“Birthday party?”
“Ryeowook memberitahuku jika kau berulang tahun pada tanggal 29 Mei dan itu artinya kita bisa merayakan anniversary restoran bersamaan dengan hari ulang tahunmu. Otthoke?”
“Jinjjayo? Yaa..gomawo Ryeowook~ah”
“Birthday party” Jawab tuan Kim mantap.
“Birthday party?”
“Ryeowook memberitahuku jika kau berulang tahun pada tanggal 29 Mei dan itu artinya kita bisa merayakan anniversary restoran bersamaan dengan hari ulang tahunmu. Otthoke?”
“Jinjjayo? Yaa..gomawo Ryeowook~ah”
Jisu menoleh
ke arah Ryeowook seraya tersenyum hangat. Namun laki-laki itu malah menutup
telinganya dengan sepasang earphone dan menyibukkan dirinya dengan membaca. Ia
sama sekali tak menghiraukan ucapan tulus dari Jisu. Tanpa diundang hadirlah rasa sakit yang tiba-tiba menghujam jantung
Jisu saat melihat tingkah Ryeowook saat ini padanya. Laki-laki itu benar-benar
tak menatap atau melirik Jisu sama-sekali.
“Yaaa Kim
Ryeowook!!” Pekik tuan Kim nyaring dan berhasil membuat Ryeowook terkejut. Ia
melepas earphonenya dan menatap kesal pada ayahnya itu.
“Kau mendengar jika Jisu berbicara padamu?” Tegur tuan Kim.
“Tidak!” Jawab Ryeowook singkat
“Bagaimana bisa kau mendengar jika telingamu ditutup dengan earphone?”
“Aku tak berniat mendengarnya”
“Kau mendengar jika Jisu berbicara padamu?” Tegur tuan Kim.
“Tidak!” Jawab Ryeowook singkat
“Bagaimana bisa kau mendengar jika telingamu ditutup dengan earphone?”
“Aku tak berniat mendengarnya”
Ryeowook pun
beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ayahnya yang memasang wajah
keheranan terhadap tingkah anak laki-lakinya itu. Jisu menghela nafas panjang
untuk yang ke sekian kalinya. Hatinya terlalu sakit membayangkan kejadian yang
dialaminya saat ini. Sedikit membuat gadis itu lelah dan tak bersemangat namun
pada akhirnya ia memutuskan jika tak terlalu berlarut-larut dalam suasana yang
membuat hatinya kacau.
***
Jisu
meletakkan pot bunga besar ke sudut ruangan. Beberapa rangkaian bunga mawar
tampak menggatung di pintu masuk dan dinding restoran. Karpet merah telah
selesai digelar. Beberapa meja panjang sudah tersusun rapi lengkap dengan kursi
indah di tengah-tengah ruangan. Jisu menyeka keringat yang berguguran di sudut
dahinya dan beberapa menit kemudian gadis itu tersenyum hangat. Dekorasi
ruangan yang begitu indah baginya. Manager Kim sengaja menyuruhnya untuk
menyulap restoran itu sendiri. Beberapa karyawan restoran memang ada yang
membantunya namun semuanya sudah pulang ke rumah masing-masing dengan alasan
mengantuk. Sekarang memang hampir tengah malam dan Jisu baru saja selesai mendekor
ruangan itu. Ada sedikit rasa bahagia yang melekat di hatinya ketika melihat
hasil pekerjaannya.
Besok
merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Jisu. Restoran rencananya akan tutup
seharian penuh dan hanya akan dibuka tepat jam 8 malam. Seumur-umur hanya kali
ini Jisu merayakan ulang tahun semewah sekarang. Ayah dan ibunya tak mempunyai cukup
waktu untuk membuatkan pesta bagi Jisu. Benar-benar kejutan yang manis
menurutnya !!
“Saengil
Chukkaehamnida” Ucap seorang laki-laki bernama Ryeowook yang sedang berdiri di
belakang Jisu. Gadis itu menoleh dan berbalik ke belakang. Ia tersenyum manis
ke arah Ryeowook namun laki-laki itu hanya memandang dingin pada Jisu.
“Ini belum
memasuki hari ulang tahunku” Sahut Jisu. Hatinya benar-benar senang saat ia
tahu jika Ryeowook menjadi pengucap pertama untuk ulang tahunnya walaupun
dengan ekspresi yang masih belum ia mengerti. Begitu dingin dan misterius !!
“Besok pagi aku akan berangkat ke Jepang. Appa menyuruhku untuk menjalankan cabang restorannya di sana. Aku berharap kau bisa menikmati pestamu. Chukkae !!” Kata Ryeowook dan lagi-lagi dengan pandangan dingin.
“Jepang? Jadi besok kau tak ikut menyaksikan pestaku?”
“Aku tak ingin mengganggu acaramu dengan Yonghwa. Aku fikir pria itu pasti datang di acara ini”
“Aku tak ada hubungan apapun dengan Yonghwa. Kami hanya sekedar teman”
“Teman? Teman untuk ciuman,begitu maksudmu? Menarik sekali !!”
“Ryeowook~ah aku__”
“Selamat bersenang-senang besok noona. Aku pulang dulu”
“Besok pagi aku akan berangkat ke Jepang. Appa menyuruhku untuk menjalankan cabang restorannya di sana. Aku berharap kau bisa menikmati pestamu. Chukkae !!” Kata Ryeowook dan lagi-lagi dengan pandangan dingin.
“Jepang? Jadi besok kau tak ikut menyaksikan pestaku?”
“Aku tak ingin mengganggu acaramu dengan Yonghwa. Aku fikir pria itu pasti datang di acara ini”
“Aku tak ada hubungan apapun dengan Yonghwa. Kami hanya sekedar teman”
“Teman? Teman untuk ciuman,begitu maksudmu? Menarik sekali !!”
“Ryeowook~ah aku__”
“Selamat bersenang-senang besok noona. Aku pulang dulu”
Ryeowook
berbalik dan melangkah keluar dari restoran. Sesaat kemudian air mata Jisu
pecah. Kakinya melemas dan tak berapa lama kemudian ia jatuh berlutut. Tubuhnya
bergetar hebat karna menahan tangis yang sebenarnya ingin jatuh berderai dari
kedua bola matanya. Ia memandangi punggung Ryeowook yang membelakangi dirinya
hingga bayangan laki-laki itu ditelan oleh kegelapan malam.
***
Rumah
kediaman keluarga Kim terdengar diketuk oleh seorang pria tampan yang membawa
beberapa kuntum bunga mawar segar. Moon Hye beranjak membukakan pintu. Seusai
pintu dibuka Moon Hye terperangah ketika seorang Yonghwa tampak berdiri di
hadapannya. Laki-laki itu kembali menemui Moon Hye setelah hampir sebulan
mereka tak pernah lagi bertemu.
“Selamat pagi
chaggiya” Sapa Yonghwa ramah. Laki-laki itu bahkan tak menunjukkan rasa
bersalahnya pada Moon Hye.
“Untuk apa kau datang ke sini?” Tanya Moon Hye ketus.
“Untuk menemuimu. Apa itu tidak boleh?”
“Menemuiku? Kalau kau datang hanya ingin mengatakan jika kau mencintai Jisu sebaiknya tak usah. Aku sudah mengetahuinya. Dan tenang saja aku akan membatalkan acara pertunangan kita”
“Dulu aku memang mencintai Jisu. Aku bahkan berfikir bahwa Jisu adalah wanita yang ditakdirkan untukku. Tapi semuanya berubah saat aku bertemu denganmu. Aku menjalani hari-hariku dengan nyaman. Aku bertemu dengan Jisu dan aku sempat merasa jika aku ragu terhadap perasaanku padamu. Namun ternyata aku salah,saat aku menciumnya kemarin dan melihat tangisanmu aku sadar bahwa hatiku hanya milikmu”
“Untuk apa kau datang ke sini?” Tanya Moon Hye ketus.
“Untuk menemuimu. Apa itu tidak boleh?”
“Menemuiku? Kalau kau datang hanya ingin mengatakan jika kau mencintai Jisu sebaiknya tak usah. Aku sudah mengetahuinya. Dan tenang saja aku akan membatalkan acara pertunangan kita”
“Dulu aku memang mencintai Jisu. Aku bahkan berfikir bahwa Jisu adalah wanita yang ditakdirkan untukku. Tapi semuanya berubah saat aku bertemu denganmu. Aku menjalani hari-hariku dengan nyaman. Aku bertemu dengan Jisu dan aku sempat merasa jika aku ragu terhadap perasaanku padamu. Namun ternyata aku salah,saat aku menciumnya kemarin dan melihat tangisanmu aku sadar bahwa hatiku hanya milikmu”
“Kau
mengatakan jika itu semua terjadi setelah kau melihat tangisanku. Itu berarti
kau hanya kasihan padaku. Kau terlalu bodoh Jung Yonghwa !!”
“Aku memang bodoh. Aku terlalu buta untuk menyadari jika sebenarnya aku mencintaimu. Aku terlalu jauh berlarut dalam masa laluku. Aku mohon beri aku kesempatan”
“Sebaiknya kau pergi. Aku tak bisa terus menerus melihatmu”
“Aku memang bodoh. Aku terlalu buta untuk menyadari jika sebenarnya aku mencintaimu. Aku terlalu jauh berlarut dalam masa laluku. Aku mohon beri aku kesempatan”
“Sebaiknya kau pergi. Aku tak bisa terus menerus melihatmu”
Moon Hye
bersiap menutup pintu rumah namun tangan kekar Yonghwa menahan kegiatannya.
Laki-laki itu menggenggam tangan Moon Hye dan menarik gadis itu dalam
pelukannya. Moon Hye memukul-mukul dada bidang Yonghwa sekuat yang ia bisa
namun laki-laki itu tetap memeluk Moon Hye. Bahkan ia mempererat pelukannya
hingga Moon Hye menghentikan aksinya. Gadis itu terisak pelan dalam pelukan
Yonghwa. Air matanya mengucur deras tanpa bisa dihentikan olehnya.
“Mianhae~”
Lirih Yonghwa pelan
“Kenapa kau tak bisa menerimaku oppa? Kenapa kau menyakitiku? Apa salahku?” Tanya Moon Hye di sela isakan tangisnya. Yonghwa semakin merasa bersalah. Airmata Yonghwa pun jatuh perlahan. Hatinya begitu sakit ketika mendengar pertanyaan Moon Hye tadi. Ia tahu jika Moon Hye tak bersalah sama sekali. Gadis itu sudah terlalu baik padanya. Laki-laki yang bodoh !!
“Kenapa kau tak bisa menerimaku oppa? Kenapa kau menyakitiku? Apa salahku?” Tanya Moon Hye di sela isakan tangisnya. Yonghwa semakin merasa bersalah. Airmata Yonghwa pun jatuh perlahan. Hatinya begitu sakit ketika mendengar pertanyaan Moon Hye tadi. Ia tahu jika Moon Hye tak bersalah sama sekali. Gadis itu sudah terlalu baik padanya. Laki-laki yang bodoh !!
“Mianhae~”
Lagi-lagi Yonghwa melirih pelan. Sejenak ia melepaskan pelukannya dan menatap
Moon Hye yang masih terisak.
“Bisakah kita memulainya dari awal?” Sambung Yonghwa dengan penuh pengharapan. Ia kembali memeluk Moon Hye dan menenangkan gadis yang sangat dicintainya itu. Moon Hye tak menjawab apapun ia masih terisak pelan. Namun tak berapa lama kemudian gadis itu membalas pelukan Yonghwa. Merasakan detak jantung Yonghwa yang menembus kulitnya dan merasakan kehangatan yang sangat ia rindukan.
“Bisakah kita memulainya dari awal?” Sambung Yonghwa dengan penuh pengharapan. Ia kembali memeluk Moon Hye dan menenangkan gadis yang sangat dicintainya itu. Moon Hye tak menjawab apapun ia masih terisak pelan. Namun tak berapa lama kemudian gadis itu membalas pelukan Yonghwa. Merasakan detak jantung Yonghwa yang menembus kulitnya dan merasakan kehangatan yang sangat ia rindukan.
‘Aku akan
membahagiakanmu istriku’ Kata Yonghwa dalam hati. Ia mengecup puncak kepala
Moon Hye dalam dan terus mengeratkan pelukannya.
_____
_____
Lampu dengan
cahaya warna-warni nampak berkelap-kelip di depan pintu masuk restoran. Ini
memang sudah saatnya pesta,beberapa tamu undangan maupun pengunjung mulai
berdatangan. Di sudut ruangan duduklah seorang gadis dengan gaun putih selutut
dengan rangkaian bunga putih yang menghiasi kepalanya. Gadis itu menunduk terus
menerus sejak pesta dimulai. Bunga putih yang menghiasi kepalanya sama sekali tak
memberi makna indah apapun untuk pesta hari ini.
“Jisu~ya..
Kenapa kau tak ikut bergabung bersama mereka?” Tanya salah seorang gadis yang
juga ikut berpesta.
“Nikmatilah pestamu Hani~ya” Jawab Jisu sambil tertawa kaku
“Hei senyum kakumu sangat kelihatan. Benar-benar tak pandai menyembunyikan perasaan” Ejek Hani lalu berjalan meninggalkan Jisu.
“Nikmatilah pestamu Hani~ya” Jawab Jisu sambil tertawa kaku
“Hei senyum kakumu sangat kelihatan. Benar-benar tak pandai menyembunyikan perasaan” Ejek Hani lalu berjalan meninggalkan Jisu.
‘setidaknya
aku masih bisa menyembunyikan kesedihanku’ Ratap Jisu dalam hati. Untuk sesaat
ia tersenyum getir pada Hani yang berlalu di hadapannya.
“Baiklah..
kita telah sampai pada acara yang ditunggu-tunggu. Selain merayakan anniversary
restoran,perlu diketahui bahwa koki andalan restoran ini juga merayakan ulang
tahunnya yang ke 26. Nona Han Jisu silahkan kemari” Ucap MC acara sambil
tersenyum ramah pada Jisu. Gadis itu juga tersenyum pelan namun terkesan
dipaksakan. Ia melangkah menuju tempat MC berada kemudian menundukkan badannya
beberapa kali.
“Terimakasih
untuk semua yang ada di sini. Khususnya kepada manager Kim yang sudah sangat
baik pada saya karna telah merayakan pesta semewah ini. Jika boleh jujur saya
sangat bahagia dengan ulang tahun ke 26 ini. Saya berharap semoga saya tetap bisa
memberikan yang terbaik untuk restoran Kim” Kata Jisu getir. Sesungguhnya ia
sedang menahan tangis yang tersembunyi di balik sepasang matanya. Ini pesta !!
ia bertekad untuk menikmati pestanya tanpa kesedihan apapun. Meskipun
sebenarnya dadanya terlalu sesak untuk diajak berpesta tanpa seorang laki-laki
yang diharapkannya saat ini.
“Adakah
ucapan khusus untuk seseorang Noona~?” Suara MC kembali merasuk ke telinganya.
Lantas Jisu terkejut kemudian menunduk perlahan. Dadanya semakin terasa sesak
sekarang. Wajah polos laki-laki itu kembali menari dalam fikirannya yang sedang
kalut.
“Noona~ kau
mendengarku?” Tanya MC lagi saat menyadari jika Jisu tak meresponnya. Sesaat
kemudian Jisu mendongak. Ia kembali mengumbar senyum,masih sama seperti yang
tadi. Kaku dan terpaksa !!
“Aku
mengharapkan kedatangan seseorang saat ini. Aku ingin dia ada disini dan
mengucapkan selamat ulang tahun padaku dengan wajah polosnya. Aku ingin dia
membawa sekotak coklat yang tidak ku suka dan balon berbentuk hati. Bahkan aku
ingin dia menungguku mulai dari jam 3 pagi hanya untuk melihatku keluar dari
rumah. Aku baru menyadari jika aku mencintainya saat dia sudah pergi. Mungkin
terdengar konyol jika seorang Han Jisu yang keras akan rapuh hanya karna
ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Tapi itulah yang ada pada
kenyataannya, aku mencintainya dan tak ingin ia pergi. Namun sayang aku tak
bisa menahan langkahnya. Gadis sepertiku memang terlalu lemah” Ucap Jisu seraya
berusaha untuk tetap tersenyum.
“Wah ternyata
dibalik sikap tertutupmu itu kau juga bisa menyukai seorang pria. Kalau boleh
tau siapa laki-laki itu?” Tanya MC itu untuk kesekian kalinya.
“Aku begitu
dekat dengannya. Kami sering berdua dan tertawa bersama,sampai pada suatu saat
aku menghancurkan segalanya. Aku memang wanita yang bodoh !!”
“KAU BAHKAN
TERLALU BODOH MENYUSUN KATA-KATA UNTUK MENYATAKAN PERASAAN !!” Teriak seorang
laki-laki diantara tamu undangan. Serentak semua orang yang ada di sana menoleh
dan menatap laki-laki tersebut tak terkecuali Jisu.
“Ryeowook~ah??
Bukankah kau__?” Pekik Jisu tertahan.
“Sekarang katakan siapa nama laki-laki itu” Kata Ryeowook tegas dan masih dalam ekspresi dingin.
“Sekarang katakan siapa nama laki-laki itu” Kata Ryeowook tegas dan masih dalam ekspresi dingin.
Rasa
bahagia,bingung,dan haru bercampur dalam benak Jisu. Gadis itu terlalu merasa
bahagia sekarang hingga tanpa disadarinya airmatanya jatuh meleleh. Ia menyeka
airmatanya dengan salah satu jempolnya sembari tersenyum lembut.
“Kalau kau
tak mengatakan nama laki-laki itu sekarang maka aku yang akan mengatakan
namanya” Ucap Ryeowook dengan nada mengancam.
“Ryeowook~ah aku__”
“Noona~ aku mencintaimu” Kata Ryeowook tiba-tiba dan membuat hampir semua undangan shock dengan kata-kata yang baru saja ia katakan. Air mata Jisu kembali meleleh,gadis itu berlari ke arah Ryeowook yang membentangkan tangan padanya. Dalam waktu beberapa detik Jisu sudah ada dalam dekapan Ryeowook. Ia menangis terisak. Perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya terlalu sukar untuk dideskripsikan dengan kata-kata. Jisu seakan menemukan nafasnya kembali walaupun sebenarnya ia sadar jika semua orang yang ada di sana menatap heran padanya dan Ryeowook. Ia mengeratkan pelukannya pada Ryeowook saat ia merasa jika laki-laki itu mengecup lembut puncak kepalanya.
“Ryeowook~ah aku__”
“Noona~ aku mencintaimu” Kata Ryeowook tiba-tiba dan membuat hampir semua undangan shock dengan kata-kata yang baru saja ia katakan. Air mata Jisu kembali meleleh,gadis itu berlari ke arah Ryeowook yang membentangkan tangan padanya. Dalam waktu beberapa detik Jisu sudah ada dalam dekapan Ryeowook. Ia menangis terisak. Perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya terlalu sukar untuk dideskripsikan dengan kata-kata. Jisu seakan menemukan nafasnya kembali walaupun sebenarnya ia sadar jika semua orang yang ada di sana menatap heran padanya dan Ryeowook. Ia mengeratkan pelukannya pada Ryeowook saat ia merasa jika laki-laki itu mengecup lembut puncak kepalanya.
“Hei tak
seharusnya Jisu menangis hari ini” Kata seorang laki-laki yang berdiri tak jauh
dari sana. Ryeowook dan Jisu melepaskan pelukan mereka dan melihat ke arah
sumber suara.
“Namaku Jung Yonghwa dan ini tunanganku” Yonghwa berkata cengengesan lalu merangkul Moon Hye yang berdiri di sampingnya. Moon Hye hanya sedikit tersenyum ke arah para undangan dan membuat level kebingunan disana semakin naik.
“Aku benar-benar tak mengerti” Ucap tuan Kim sambil menggaruk kepalanya. Ryeowook,Jisu,Yonghwa,dan Moon Hye tertawa terbahak-bahak hingga menimbulkan semakin banyak pertanyaan yang bergumul di benak tamu undangan.
“Namaku Jung Yonghwa dan ini tunanganku” Yonghwa berkata cengengesan lalu merangkul Moon Hye yang berdiri di sampingnya. Moon Hye hanya sedikit tersenyum ke arah para undangan dan membuat level kebingunan disana semakin naik.
“Aku benar-benar tak mengerti” Ucap tuan Kim sambil menggaruk kepalanya. Ryeowook,Jisu,Yonghwa,dan Moon Hye tertawa terbahak-bahak hingga menimbulkan semakin banyak pertanyaan yang bergumul di benak tamu undangan.
“Sudahlah
Appa.. seusai pesta aku akan menjelaskannya. Sekarang ayo kita nikmati pesta !!”
Kata Ryeowook di sela bahakannya. Laki-laki itu menatap Jisu yang masih ada di
dalam dekapannya.
“Noona~
Saranghae”
END